Beristirahat di alam terbuka memang menyegarkan, tapi suasana yang mereka dapatkan tidak sesegar yang mereka kira. Monster dan zombie mengintai di gelapnya malam. Udara dingin yang berhembus kencang merambat ke sela-sela tubuh setiap orang yang memberikan rasa dingin dan ngeri hingga membuat bulu kuduk mereka berdiri. Di malam yang sepi dan sunyi, mereka mengelilingi api unggun dan duduk sambil mengawasi situasi sekitar.
Pada waktu tersebut, Bawono serta Leman menyerahkan benda-benda yang mereka dapatkan dari pertarungan yang mereka lalui. Menerima benda-benda yang berharga tersebut. Barata merasa mendapatkan angin segar. Memang dia mendapatkan beberapa pusaka sebelumnya, tapi lebih banyak pusaka yang dia terima akan meningkatkan kekuatannya. Entah bagaimana, saat ini dia cukup terobsesi dengan pusaka dan Energi Kehidupan.
“Sampai detik ini, setiap Kontraktor yang aku hadapi atau temui selalu memiliki pusaka lebih dari satu, dan semuanya merupakan pusaka tingkat
Beberapa hari setelah pertarungan itu, mereka tiba di wilayah Kota Brawali. Dalam perjalanan yang mereka lalui, mereka menghadapi beberapa monster yang terbilang kuat. Namun, sesampainya mereka di Kota Brawali. Mereka melihat sebuah tempat yang benar-benar kosong. Beberapa bangunan berdiri dengan kokoh, tapi sebagian dari mereka juga hancur lebur. Hanya saja, dari kejauhan tempat itu terlihat artistik dan menarik perhatian dalam cara tertentu.“Suasana di tempat ini cukup berat. Beberapa titik arah mata angin dari posisi kita saat ini memiliki sebuah potensi untuk menjadi tempat pengintaian. Aku tidak tahu apakah mereka sudah memantau kita atau tidak. Namun, perasaan berat ini tidak datang dari wilayah kota itu melainkan dari sesuatu yang tak berada di dalam sana,” ucap Barata saat dia mengamati sekelilingnya.Keadaan di sekitarnya pasti tidaklah baik karena Barata merasakan sesuatu yang tak biasa. Intuisinya terkadang benar dan tepat, tapi mempercayai sesu
Seorang pria yang memiliki kekuatan besar dan mempunyai wajah yang seram melayang di udara mendekati Barata dan kelompoknya. Dia memancarkan sesuatu hal yang sangat mengancam dan membuat siapapun yang berada di sekitarnya ataupun yang melihatnya pasti merasa tidak nyaman. Sosok pria itu melayang di udara dan rambut putihnya yang panjang tersapu oleh angin dan berkibat laksana sebuah bendera.Barata tidak bisa menetapkan apa yang ada di depan matanya sebagai sesuatu yang tidak biasa. Namun, apa yang ada di depan matanya merupakan sesuatu yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Kemampuan pria itu benar-benar berada di atasnya dan aura yang dikeluarkannya membuat dia merasa tak karuan. Hanya dari kejauhan saja, Barata sudah merasakan tekanan yang tak terkira dan dia benar-benar mengerti apa yang membuat dia merasa tak begitu nyaman saat pria itu mendekat.Semua itu berasal dari tatapan mata dan aura yang dikeluarkan pria itu. Keduanya bertabrakan dan membentuk sebuah tekan
Merasakan tekanan dari kekuatan yang dimiliki Sabarang, dia tidak bisa bergerak gegabah. Entah karena firasatnya atau memang kejadian sebelumnya, Barata merasa bila Sabarang memilki kemampuan yang unik dan tidak mudah untuk dihadapi. Dia mencari titik lemahnya saat mengamatinya, tapi sampai detik ini, dia belum mendapatkan apa-apa bahkan dia tidak tahu apa dia bisa melakukannya atau tidak.Menengok ke beberapa titik di sekitar tubuh Sabarang, dia melihat udara di titik-titik tersebut mengalami perubahan seolah-olah mendapatkan sebuah beban dan membuatnya menjadi sebuah kesatuan. Merasakan hal tersebut, Barata segera bergerak mundur. Dia merasakan bahaya besar tengah mengintainya saat dia melihat keadaan lawannya yang benar-benar berbeda dari beberapa waktu lalu.“Oh ... Kau mundur? Ini tidak seperti dirimu, Barata. Apakah kau takut denganku? Sungguh suatu hal yang mengejutkan. Siapa sangka aku akan menemukan hal semacam ini. Sosok yang dulu selalu menerjang apapu
Di pemukiman, mereka menemukan ada banyak orang yang bekerja keras membangun sebuah pagar kayu dengan bagian-bagian depan yang dibuat runcing seperti halnya sebuah paku terbalik. Barata mengamati raut wajah para penghuni tempat tersebut dan dia tidak menemukan adanya tanda-tanda pelecehan atau penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh Sabarang. Pemandangan itu membuat dia merasa kacau dan tidak tahu harus bereaksi seperti apa, karena sosok yang dia tahu dari Sabarang tidaklah seperti saat ini.Dia mengamati semuanya lekat-lekat dan tidak melewatkan satu adegan pun dari para penghuni di pemukiman tersebut. Merasakan energi yang menggelembung di tempat itu, dia mengerti jika Sabarang telah melakukan sesuatu yang berbeda dari sebelumnya. Apa yang dia lihat saat ini merupakan keselarasan dan kesatu-paduan yang tidak goyah walau ada guncangan sekalipun. Perasaan semacam itu tidak mudah untuk dijaga ataupun dibuat, tapi hal semacam itu memang ada.“Tempat ini terasa
“Sepertinya angin berpihak pada kita, bukan, Barata? Kau dan aku, kita yang dulunya tak menyatu dipertemukan kembali dalam situasi tak biasa. Yah ... Meski tidak buruk juga untuk bekerja sama denganmu, tapi apakah aku harus melakukannya tanpa mendapatkan sesuatu. Selama kau menerima permintaanku, aku akan menganggapmu sebagai sekutu! Bagaimana?” Sabarang tidak segera memberikan jawaban. Dia berhati-hati terhadap Barata yang tidak bisa dia anggap remeh.Dia cukup teliti saat mengambil sebuah keputusan dan tentunya hal ini ia lakukan untuk meminimalisir sebuah rasa sesal yang tak nyaman. Sabarang melihat dan mengamati ekspresi wajah Barata. Namun, tak sedikitpun ia melihat perubahan di wajah Barata. Ia hanya melihat sebuah wajah yang dingin dan tak berperasaan. Selain itu, dia merasa tidak nyaman ketika melihat Barata. Alangkah menyenangkannya jika Barata menerima tawarannya.Sabarang membiarkan semua yang ada di depannya berlalu dengan sealami mungkin. Jika
Selama sehari lebih mereka melakukan perjalanan dari Kota Brawali hingga ke sebuah hutan yang memiliki sebuah danau di tengah-tengahnya. Ketika mereka sampai di hutan dan memasuki area danau, mereka segera berhenti karena merasakan sebuah gelombang energi yang kuat di tengah-tengah danau. Di sana, terdapat sebuah batu berukuran besar, dua kali ukuran rumah biasa dan di tengah-tengahnya ada seorang pria yang hanya mengenakan celana dan bertelanjang dada tengah duduk.Pria itu duduk di atas batu dan mengabaikan semua yang ada di sekitarnya. Menariknya, air yang ada di danau itu mengelilingi batu dan membentuk sebuah medan penghalang sekaligus pelindung. Pria itu tetap tak beranjak dari posisinya meskipun air itu mulai mengelilingi tubuhnya secara nyata dan membentuk sebuah aliran yang terlihat seperti melilitnya.Ketika mereka tiba di tempat itu dan melihat sosok yang begitu memukau, mereka tidak bisa tidak merasa tertekan. Apa yang mereka lihat benar-benar sama seperti
Pria itu memberi rasa tak nyaman saat membuka matanya dan menunjukkan perubahan besar ketika matanya terbuka. Perasaan itu mengalir dengan kuatnya, rasa teror yang dibawa oleh pria itu terlalu kuat. Meski penampilannya begitu lusuh dan tidak karuan, dia tetap memancarkan wibawa yang tak tergoyahkan. Hawa keberadaan semacam itu tidak bisa dimiliki oleh setiap orang. Hanya mereka yang memiliki pengaruh atau kekuasaan yang memiliki wibawa seperti itu.Barata tak mengenali pria itu, tapi perasaannya tidak begitu baik ketika menatapnya. Pertemuan itu memberikan dampak tak terkira pada rasa percaya dirinya. Barata tak mengambil sikap bertarung maupun bertahan, tapi kewaspadaannya tidak pernah ia hapus. Dengan menatap sosok itu, dia merasakan ancaman yang besar, terutama saat pria itu melompat dan melintasi danau dengan cepatnya dan tak membutuhkan waktu lama untuk pria itu tiba di depan Barata.“Siapa gerangan kau? Mengganggu waktu tenangku! Sudah berapa lama? Seminggu
Silamut menggerakkan air di sekitarnya dan juga angin yang berada sangat dekat dengannya. Dua pemandangan segera hadir di depan mata Barata, sebuah gelombang air berbentuk naga segera mengelilingi tubuh Silamut di sertai dengan sebuah pusaran angin di sekitarnya. Melihat dua hal tersebut, Barata menduga kemampuan milik Silamut terkait dengan pengendalian angin dan air.Saat dia melihat pemandangan tersebut, Barata tahu jika api yang dia kuasai tidak akan banyak membantu. Apalagi, dia telah merasakan penguasaan Silamut akan pusakanya. Dia tak lagi memiliki keunggulan dalam menggunakan api, hal itu juga karena serangan sebelumnya dimentahkan begitu saja oleh Silamut. Dia tak memiliki pilihan lain selain menghadapinya dengan menggunakan pusaka lain.“{Pemanggilan Golem}!” Barata menggunakan pusaka gelangnya lantas dia mundur dan menarik keluar sabit serta pedang besar berukir dari cincin penyimpanan. Begitu dua senjata itu keluar, dia segera menggunakan teknik
Waktu mereka masuk ke dalam alam ketiadaan. Barata merasakan sensasi kesemutan dan getaran hebat di sekujur tubuhnya. Bagian-bagian tubuh yang sebelumnya tak berfungsi menunjukkan sedikit peningkatan yang membuat dia menjadi semangat. Di sisi lain, Hyang Barakala tidak hanya mengompres seluruh energi yang mengitari tubuhnya. Dengan satu tatapan yang serius serta mematikan, dia menarik seluruh energi tersebut dan menyatukannya dengan tubuhnya. Lantas, dengan sebuah gerakan sederhana, Hyang Barakala melesat maju ke arah Barata. Keadaan segera berubah saat Hyang Barakala mengambil langkah. Tidak hanya tekanan besar yang datang tapi juga sebuah ancaman yang langsung membuat Barata melipat gandakan kewaspadaannya. Walau begitu, dia tetap mengelak dari Hyang Barakala dan tidak menangkis maupun menahan serangannya. Ia tahu betul seberapa merusaknya serangan yang Hyang Barakala lepaskan barusan. Energi yang besar dan merusak saling bertemu. Baik energi yang Barata miliki mau
Semuanya berjalan sesuai dengan keinginan Hyang Barakala. Barata yang mengalami peningkatan drastis menjadi sesuatu hal yang memberi Hyang Barakala sebuah rasa takut. Dia memang menginginkan hal ini kembali, rasa takut yang sudah lama tak dia rasakan. Bagaimana dia tidak merasa senang saat dia menyaksikan perubahan pada Barata yang benar-benar jauh dari ekspektasinya dan sekarang dia merasa lebih segar.“Kau masih bisa bertahan, bukan? Kau membuat aku bersemangat dan semangat ini semakin lama menjadi semakin besar. Aku benar-benar bahagia sekarang. Pertarungan ini akan terus kukenang! Barata, kau benar-benar sosok penantang yang hebat dan aku senang. Aku senang kaulah yang berhasil mendapatkan semua benda itu, jika itu orang lain. Entah bagaimana akhirnya, mungkin aku tidak akan sesemangat ini!” ujar Hyang Barakala ketika dia melihat tubuh Barata mengalami perubahan dimana energi dalam jumlah besar mengelilinginya.Barata mendengar sebuah hal yang tak ingin
Pukulan itu melayang dengan kecepatan tinggi dan sangat menekan. Seluruh energi berkumpul dalam kepalan tangan Barata yang melesat ke arah Hyang Barakala. Udara terpecah belah dan berbagai pusaran angin dalam bermacam-macam ukuran muncul saat pukulan itu mendekati tubuh Hyang Barakala.Sewaktu pukulan itu menghantam tubuh Hyang Barakala sontak sebuah gelombang kejut muncul dari benturan itu. Hyang Barakala cukup terkejut dengan kemampuan Barata yang begitu mengerikan terutama daya ledak dari pukulannya. Energinya sungguh besar dan dampak dari pukulannya langsung terasa. Tidak ada sedikitpun celah dalam serangan itu dan Hyang Barakala melihatnya dalam cahaya berbeda, seolah serangan itu merupakan serangan terkuat yang Barata lepaskan sejak pertarungan pertama.“Uagh!!” Hyang Barakala terdorong mundur dan memuntahkan seteguk darah serta di dadanya ada sebuah luka yang berbentuk seperti kepalan tangan. Tatapannya sedikit menunjukkan rasa takut saat Barata meny
Hyang Barakala menembakkan bola energi yang sudah dia kompresi hingga ke titik terbaik. Bola energi yang seharusnya sangat besar ia kompresi menjadi sedemikian rupa. Lantas dengan satu gerakkan telunjuknya, dia menembakkan bola energi itu ke arah Barata yang juga melakukan hal yang sama dengannya. Kumpulan bola energi saling bertabrakan dan berbenturan. Sebuah gelombang kejut yang sangat kuat menghantam seluruh area.Barata terdorong mundur dan memiliki berbagai macam luka di tubuhnya hingga mengeluarkan darah yang tak terhitung jumlahnya. Hanya saja, Barata memiliki kemampuan untuk menyembuhkan diri dan kemampuan itu berkembang dengan cepat, sehingga ketika luka itu muncul di waktu yang sama luka itu segera pulih. Kejadian itu tak luput dari mata Hyang Barakala dan dia merasa bila kemampuan Barata semakin membaik di setiap detiknya.“Hahahaha … sungguh pertarungan yang menyenangkan. Aku tidak pernah berharap kau bisa mengeluarkan kekuatan yang sama dengan
Tubuhnya melenting saat Barata menyerap seluruh energi yang ada di sekitarnya. Baik Hyang Barakala maupun Barata saling menyerap energi di sekitarnya hingga menyebabkan fluktuasi menakutkan di lingkungan sekitarnya dan membuat ruang serta udaranya terdistorsi dengan hebatnya. Barata melayang dan energi di sekitarnya bergerak menuju ke dirinya dengan kecepatan tinggi membuat dia menjadi lebih berbahaya.Hyang Barakala tersenyum puas ketika dia menyaksikan perubahan pada Barata. Walaupun hal itu akan membuatnya makin berbahaya dan mengancamnyam Hyang Barakala tetap merasa senang karena dia tidak bisa menghadapi lawan yang setara selama ini. Dengan adanya Barata yang mulai berkembang dan bertambah kuat seiring mereka bertarung, Hyang Barakala menjadi semakin bersemangat hingga wajahnya berseri-seri.“Aku melakukan apapun yang aku inginkan tanpa ada makhluk yang bisa menahanku dan kau bisa datang ke tempat ini juga karenaku. Kau bertambah kuat atas izinku. Tidak ada
Hyang Barakala kembali mengirimkan sebuah bola energi yang jauh lebih kuat. Saat dilihat lebih dekat dan teliti, bola energi itu dipenuhi dengan kandungan elemen alam. Barata memperkuat pertahanannya dengan menebalkan dinding pertahanan dari energi di sekitar tubuhnya. Tatapan matanya terus tertuju dan terpaku pada Hyang Barakala yang melakukan gerakan yang sama tapi dengan tekanan serta momentum yang jauh lebih kuat dari sebelumnya.Serangan kedua datang dengan kekuatan yang jauh lebih besar. Barata tidak menahan diri saat dia melihat gerakan yang dilakukan oleh Hyang Barakala. Bola energi itu datang dengan kecepatan tinggi. Barata yang begitu fokus melihat arah serangan itu dan secepat mungkin dia bergerak ke samping untuk menghindarinya, akan tetapi begitu dia hendak bergerak. Tatapan mata Hyang Barakala segera tertuju padanya dan memiliki dominasi tertentu hingga membuat Barata terpaku diam untuk beberapa saat.Pada waktu Barata hendak menghindar, dia benar-benar d
Tanpa menunggu Hyang Barakala bertindak, Barata mengambil langkah pertama dengan melancarkan sebuah serangan yang didasari akan seluruh kekuatan serta emosinya. Hasilnya, serangannya memberikan tekanan yang begitu besar. Di sekitar kepalan tangannya muncul retakan ruang dan tampak waktu terhenti karena tak ada hembusan apapun, lalu disertai dengan ilusi sebuah makhluk kuat. Ada beberapa elemen alam yang menyatu dalam kepalan tangannya yang membuat sebuah luka dari kepalan tangannya hingga bahunya, tapi pulih dengan sendirinya.Hyang Barakala tersenyum ketika dia merasakan kekuatan yang ada dalam pukulan Barata. Dia tidak menghindarinya ataupun membuat suatu gerakan tertentu untuk menahan pukulan itu. Hyang Barakala membiarkan serangan itu menghantam tubuhnya dan pukulan itu menabrak langsung ke dadanya hingga memicu sebuah dentuman yang memekakkan telinga serta mendorongnya mundur. Sorot matanya sedikit berubah saat dia terdorong mundur.Ada rasa tidak percaya dalam so
Barata meresapi perkataan Kalia dan menatap sosok yang menyebut dirinya Hyang Barakala sekaligus mengatakan dirinya sebagai Dewa ataupun Tuhan. Sulit untuknya menerima hal itu begitu saja. Dia sendiri tidak yakin akan keberadaan Dewa, tapi dihadapannya saat ini muncul sesosok makhluk yang mengatasnamakan dirinya sebagai Dewa. Sesuatu hal yang cukup aneh sebenarnya. Sayangnya, apa yang terjadi sebelumnya dan keadaan saat ini membuka mata Barata lebar-lebar. Sehingga, mau tidak mau dia harus mengakui bila ucapan sosok itu benar adanya.Mengenai apa yang dikatakan dan dilakukan oleh sosok itu, Barata tak begitu memikirkannya pada awalnya. Hanya saja, setelah dia mendengar ucapan Kalia. Dia menjadi lebih sadar akan keberadaan serta kekuatan yang dimiliki oleh Hyang Barakala. Selain itu, di sepanjang waktu pembicaraan terjadi, Barata bisa melihat ada sedikit rasa senang dari sorot mata serta wajah yang Hyang Barakala tunjukkan seolah dia sudah menanti pertemuan ini sejak lama.
Sosok yang melepaskan dominasi menakutkan itu tak bergerak. Dia juga tidak merespons pertanyaan Barata. Sosok itu hanya menatapnya dan terus mengawasinya seolah-olah dia sedang mengukur kemampuannya. Tatapan itu mengandung tekanan yang jauh melampaui segala tekanan yang pernah Barata rasakan. Penampilannya yang begitu agung tampak seperti manusia tapi jauh lebih menawan dari manusia biasa dan memiliki beberapa tanduk di kepalanya dengan rambut panjang yang terurai serta taring yang menjulur keluar dari mulutnya. Matanya besar dengan pupil menonjol. Saat dia tersenyum dunia tampak berhenti.Pandangan matanya terus menyapu sekitarnya dan sosok itu perlahan-lahan menunjukkan senyuman dinginnya. Tatapannya juga mulai mengalami perubahan saat menatap Barata yang mencoba untuk menahan segala tekanan yang dia keluarkan. Bagaimanapun situasi saat ini ada karena tindakannya dan dia menyukai sikap yang Barata tunjukkan.Sosok itu menatap Barata dengan dingin seraya berujar, &ldq