Merasakan tekanan dari kekuatan yang dimiliki Sabarang, dia tidak bisa bergerak gegabah. Entah karena firasatnya atau memang kejadian sebelumnya, Barata merasa bila Sabarang memilki kemampuan yang unik dan tidak mudah untuk dihadapi. Dia mencari titik lemahnya saat mengamatinya, tapi sampai detik ini, dia belum mendapatkan apa-apa bahkan dia tidak tahu apa dia bisa melakukannya atau tidak.
Menengok ke beberapa titik di sekitar tubuh Sabarang, dia melihat udara di titik-titik tersebut mengalami perubahan seolah-olah mendapatkan sebuah beban dan membuatnya menjadi sebuah kesatuan. Merasakan hal tersebut, Barata segera bergerak mundur. Dia merasakan bahaya besar tengah mengintainya saat dia melihat keadaan lawannya yang benar-benar berbeda dari beberapa waktu lalu.
“Oh ... Kau mundur? Ini tidak seperti dirimu, Barata. Apakah kau takut denganku? Sungguh suatu hal yang mengejutkan. Siapa sangka aku akan menemukan hal semacam ini. Sosok yang dulu selalu menerjang apapu
Di pemukiman, mereka menemukan ada banyak orang yang bekerja keras membangun sebuah pagar kayu dengan bagian-bagian depan yang dibuat runcing seperti halnya sebuah paku terbalik. Barata mengamati raut wajah para penghuni tempat tersebut dan dia tidak menemukan adanya tanda-tanda pelecehan atau penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh Sabarang. Pemandangan itu membuat dia merasa kacau dan tidak tahu harus bereaksi seperti apa, karena sosok yang dia tahu dari Sabarang tidaklah seperti saat ini.Dia mengamati semuanya lekat-lekat dan tidak melewatkan satu adegan pun dari para penghuni di pemukiman tersebut. Merasakan energi yang menggelembung di tempat itu, dia mengerti jika Sabarang telah melakukan sesuatu yang berbeda dari sebelumnya. Apa yang dia lihat saat ini merupakan keselarasan dan kesatu-paduan yang tidak goyah walau ada guncangan sekalipun. Perasaan semacam itu tidak mudah untuk dijaga ataupun dibuat, tapi hal semacam itu memang ada.“Tempat ini terasa
“Sepertinya angin berpihak pada kita, bukan, Barata? Kau dan aku, kita yang dulunya tak menyatu dipertemukan kembali dalam situasi tak biasa. Yah ... Meski tidak buruk juga untuk bekerja sama denganmu, tapi apakah aku harus melakukannya tanpa mendapatkan sesuatu. Selama kau menerima permintaanku, aku akan menganggapmu sebagai sekutu! Bagaimana?” Sabarang tidak segera memberikan jawaban. Dia berhati-hati terhadap Barata yang tidak bisa dia anggap remeh.Dia cukup teliti saat mengambil sebuah keputusan dan tentunya hal ini ia lakukan untuk meminimalisir sebuah rasa sesal yang tak nyaman. Sabarang melihat dan mengamati ekspresi wajah Barata. Namun, tak sedikitpun ia melihat perubahan di wajah Barata. Ia hanya melihat sebuah wajah yang dingin dan tak berperasaan. Selain itu, dia merasa tidak nyaman ketika melihat Barata. Alangkah menyenangkannya jika Barata menerima tawarannya.Sabarang membiarkan semua yang ada di depannya berlalu dengan sealami mungkin. Jika
Selama sehari lebih mereka melakukan perjalanan dari Kota Brawali hingga ke sebuah hutan yang memiliki sebuah danau di tengah-tengahnya. Ketika mereka sampai di hutan dan memasuki area danau, mereka segera berhenti karena merasakan sebuah gelombang energi yang kuat di tengah-tengah danau. Di sana, terdapat sebuah batu berukuran besar, dua kali ukuran rumah biasa dan di tengah-tengahnya ada seorang pria yang hanya mengenakan celana dan bertelanjang dada tengah duduk.Pria itu duduk di atas batu dan mengabaikan semua yang ada di sekitarnya. Menariknya, air yang ada di danau itu mengelilingi batu dan membentuk sebuah medan penghalang sekaligus pelindung. Pria itu tetap tak beranjak dari posisinya meskipun air itu mulai mengelilingi tubuhnya secara nyata dan membentuk sebuah aliran yang terlihat seperti melilitnya.Ketika mereka tiba di tempat itu dan melihat sosok yang begitu memukau, mereka tidak bisa tidak merasa tertekan. Apa yang mereka lihat benar-benar sama seperti
Pria itu memberi rasa tak nyaman saat membuka matanya dan menunjukkan perubahan besar ketika matanya terbuka. Perasaan itu mengalir dengan kuatnya, rasa teror yang dibawa oleh pria itu terlalu kuat. Meski penampilannya begitu lusuh dan tidak karuan, dia tetap memancarkan wibawa yang tak tergoyahkan. Hawa keberadaan semacam itu tidak bisa dimiliki oleh setiap orang. Hanya mereka yang memiliki pengaruh atau kekuasaan yang memiliki wibawa seperti itu.Barata tak mengenali pria itu, tapi perasaannya tidak begitu baik ketika menatapnya. Pertemuan itu memberikan dampak tak terkira pada rasa percaya dirinya. Barata tak mengambil sikap bertarung maupun bertahan, tapi kewaspadaannya tidak pernah ia hapus. Dengan menatap sosok itu, dia merasakan ancaman yang besar, terutama saat pria itu melompat dan melintasi danau dengan cepatnya dan tak membutuhkan waktu lama untuk pria itu tiba di depan Barata.“Siapa gerangan kau? Mengganggu waktu tenangku! Sudah berapa lama? Seminggu
Silamut menggerakkan air di sekitarnya dan juga angin yang berada sangat dekat dengannya. Dua pemandangan segera hadir di depan mata Barata, sebuah gelombang air berbentuk naga segera mengelilingi tubuh Silamut di sertai dengan sebuah pusaran angin di sekitarnya. Melihat dua hal tersebut, Barata menduga kemampuan milik Silamut terkait dengan pengendalian angin dan air.Saat dia melihat pemandangan tersebut, Barata tahu jika api yang dia kuasai tidak akan banyak membantu. Apalagi, dia telah merasakan penguasaan Silamut akan pusakanya. Dia tak lagi memiliki keunggulan dalam menggunakan api, hal itu juga karena serangan sebelumnya dimentahkan begitu saja oleh Silamut. Dia tak memiliki pilihan lain selain menghadapinya dengan menggunakan pusaka lain.“{Pemanggilan Golem}!” Barata menggunakan pusaka gelangnya lantas dia mundur dan menarik keluar sabit serta pedang besar berukir dari cincin penyimpanan. Begitu dua senjata itu keluar, dia segera menggunakan teknik
Tidak masalah sekuat apa lawannya, selama mereka terpengaruh oleh ilusinya. Mereka sudah tak memiliki harapan lagi, terutama jika kegelapan di dalam hati mereka sudah terlalu kuat. Baru-baru ini Barata merasakan adanya peningkatan dalam penguasaan Pusaka Kalimedeni. Hal itu terjadi saat dia sedang beristirahat. Ketika dia sedang terlelap dalam tidurnya, Sang Ratu atau roh pusaka yang berada di dalam Ruang Jiwa menghampirinya dan berbincang dengannya cukup lama. Sayangnya, hal itu tak dia ingat setelah ia terbangun.Namun, saat dia menyaksikan kejadian di depannya. Dia mengerti jika ada sebuah perubahan tak terduga dalam kekuatannya dan itu merupakan hal yang sangat baik. Tentu saja, perkembangan ini membuat Barata lebih memahami kekuatannya lebih dari sebelumnya. Silamut yang terus melayangkan serangan ke udara kosong membuktikan jika kekuatannya telah mengalami peningkatan. Hanya saja, tubuhnya terasa mati rasa saat itu dan keringat dingin memenuhi tubuhnya.Silamut y
Bawono dan Leman tidak hanya meninggalkan tempat itu dan menghindari pertarungan yang menyakitkan itu. Mereka mendapatkan tugas untuk mencari tahu keadaan di wilayah barat. Ketika mereka berada di sana. Mereka menyaksikan sebuah area yang lapang, terlalu lapang bahkan untuka area lapang. Tak ada apa-apa di sana, hanya sebuah tanah tandus yang terkoyak-koyak dengan berbagai macam retakan.Tempat itu tidak begitu enak untuk dipandang dan berada di sana membuat perasaan mereka menjadi buruk. Seolah-olah mereka terhimpit oleh sesuatu yang membuat mereka merasakan perasaan sesak di benak mereka. Sulit untuk melihat sebuah area yang begitu gersang, apalagi tak jauh dari tempat tersebut terdapat hutan yang cukup lebat dan dipenuhi dengan warna hijau yang menyegarkan.Bawono dan Leman mengamati sekelilingnya dengan saksama tanpa melewatkan apapun. Mereka merasa kesal dengan apa yang mereka saksikan di tempat itu. Sungguh pemandangan yang menyedihkan sekaligus menyiksa. Tidak m
Setelah mengalahkan Silamut yang memiliki kekuatan besar, Barata tidak bergegas menemui bawahannya melainkan pergi ke Kota Brawali. Dia merasa ada sesuatu yang salah dalam kesepakatan yang telah dia buat dengan Sabarang. Dia tidak mengharapkan lawan yang dihadapinya akan sedemikian mengerikannya. Namun, tanpa dia ketahui sosok yang dia lawan bukanlah orang yang dimaksud oleh Sabarang, melainkan ada sosok lainnya.Ketika berada di dalam tempat persembunyiannya. Barata memikirkan keseluruhan kejadian yang dia alami dan lewati dalam beberapa waktu belakangan ini, termasuk ketika dia membuat kesepakatan dengan Sabarang. Dia tidak bisa melupakan raut wajah yang ditunjukkan oleh Sabarang setelah kesepakatan terbentuk. Tidak mungkin dia tidak merasakan ada yang janggal dengan sikap yang ditunjukkan oleh Sabarang waktu itu.“Apa yang terjadi sebenarnya dan apa yang dipikirkan oleh Sabarang saat memutuskan untuk bekerja sama denganku. Aku tidak bisa memikirkan hal lain ke