Setelah mengalahkan Silamut yang memiliki kekuatan besar, Barata tidak bergegas menemui bawahannya melainkan pergi ke Kota Brawali. Dia merasa ada sesuatu yang salah dalam kesepakatan yang telah dia buat dengan Sabarang. Dia tidak mengharapkan lawan yang dihadapinya akan sedemikian mengerikannya. Namun, tanpa dia ketahui sosok yang dia lawan bukanlah orang yang dimaksud oleh Sabarang, melainkan ada sosok lainnya.
Ketika berada di dalam tempat persembunyiannya. Barata memikirkan keseluruhan kejadian yang dia alami dan lewati dalam beberapa waktu belakangan ini, termasuk ketika dia membuat kesepakatan dengan Sabarang. Dia tidak bisa melupakan raut wajah yang ditunjukkan oleh Sabarang setelah kesepakatan terbentuk. Tidak mungkin dia tidak merasakan ada yang janggal dengan sikap yang ditunjukkan oleh Sabarang waktu itu.
“Apa yang terjadi sebenarnya dan apa yang dipikirkan oleh Sabarang saat memutuskan untuk bekerja sama denganku. Aku tidak bisa memikirkan hal lain ke
Beberapa hari perjalanan pasti melelahkan dan Barata mengalaminya ketika dia tiba di markas Sabarang. Sesampainya dia di sana dia tidak bisa memikirkan beberapa masalah yang terbesit di benaknya, sosok yang menguasai zombie, Ki saprang, dan Sabarang yang saat ini sedang dia temui. Barata merasakan getaran kengerian saat berada di depan Sabarang karena dia masih bisa mencium bau darah segar darinya. Di sisi lain, dia mengkhawatirkan bawahannya yang belum juga kembali.“Entah ini hanya perasaanku saja atau tempatmu semakin ramai, Sabarang. Hmmm … sepertinya kau menaklukkan beberapa kelompok setelah aku pergi, kan? Sungguh menarik, sekarang apa yang ingin kau lakukan pada kerja sama kita, Sabarang? Aku yakin, kau memiliki beberapa pemikiran tentang hal ini bukan? Menyebalkan sebenarnya untuk mengatakan ini. Namun, kau tumbuh dengan berbeda!” Barata mengatakannya tepat di depan wajah Sabarang dan tidak mengubah ekspresi wajahnya.Sabarang tersenyum penuh
Barata merasakan ada sesuatu yang tak menyenangkan saat mereka berada di tepi hutan dan sebelum mereka masuk ke dalam hutan. Perasaan itu menguat saat dia mengarahkan pandangan matanya ke arah tertentu, terutama pepohonan yang lebat. Ketika matanya tertuju ke arah tersebut, dia merasakan aura yang kuat menyerebak keluar seperti sebuah bunga yang mekar memancarkan aura yang kuat.Perasaan tidak enak dan ketidaknyamanan segera memenuhi benaknya. Barata yang memperhatikan gerakan-gerakan aneh dari titik-titik tersebut mulai merasa ada sesuatu yang sangat mengganggu dan perasaan itu semakin menguat setiap detiknya dan Barata tidak bisa membiarkan perasaan ini berkembang lebih dari yang bisa dia kendalikan.“Bersiaplah!! Mereka akan keluar, aku bisa merasakan hawa keberadaan mereka dan sebagian dari mereka merupakan Kontraktor. Ini tidak diharapkan, tapi pertempuran pasti terjadi. Mereka tidak mudah dihadapi dan aku rasa mereka sudah mempersiapkannya. Tidak ... Ini su
Barata mengacungkan pedangnya ke leher pria yang baru saja dia hancurkan. Dia mengarahkan matanya yang tajam nan dingin ke arah pria tersebut, dia menunjukkan sikap yang menggetarkan jiwanya. Barata mengancamnya dengan serius, ia merasakan kekuatan yang dimiliki oleh pria di depannya berasal dari klan bukan hanya belajar sendiri, terutama caranya bergerak dan menghindari serangan. Dia tertarik dengan pria itu dan ingin tahu siapa yang mengirimnya.“Bilah dingin pedang ini sudah merasa haus akan darah. Aku tidak bisa menahannya lebih lama dari ini. Katakan padaku, siapa pemimpinmu? Alasan apa yang membawamu kemari dan menyiapkan serangan kejutan ini? Jangan menutup mulutmu karena itu tak akan berguna. Dia tidak akan menyelamatkanmu meski kau membungkam mulutmu, hidupmu berada di tanganmu dan pastinya ada di tanganku. Sekarang, terserah padamu, menutup mulutmu hanya akan membawa petaka!” ancam Barata pada pria itu. Dia melepaskan niat membunuh yang kuat.Mesk
Begitu dia sampai di bagian terdepan Lembah Kehidupan, dia melihat sebuah dinding dengan sebuah gerbang masuk serta dua menara pemanah. Sebelumnya dia memang menginginkan bentuk pertahanan seperti ini sebelum memasuki area utama dari wilayahnya. Namun, sebelum dia pergi dia tak memikirkan hal ini akan terjadi. Bagusnya, orang-orangnya melakukan pekerjaan dengan sangat teramat baik dan membangun sebuah pertahanan yang cukup kuat.“Bagus sekali, pertahanan ini cukup kuat dan sulit untuk ditembus. Namun, itu hanya berlaku untuk menghadapi ataupun menahan prajurit biasa. Sedangkan, untuk para Kontraktor pertahanan semacam ini tidak terlalu begitu berguna. Mereka bisa menghancurkannya dengan mudah. Jika tidak ada seseorang yang melindungi tempat ini maka sulit untuk mempertahankannya!”Saat Barata memasuki lembah, dia melihat dua prajurit berbadan cukup kekar membawa sebuah tongkat serta perisai dan sebuah pedang di pinggangnya. Dua prajurit itu mengenali Barata
“Sudah berat untukmu, Bowo, tangan kananku,” ucap Barata saat dia melihat Bowo yang dipenuhi dengan kerutan di wajahnya.“Tidak, Tuanku. Sebuah kehormatan besar dan kebanggaan untukku bisa membantu mewujudkan keinginan, Tuanku. Membangun kembali tatanan masyarakat yang sudah hancur. Meski belum sepenuhnya pulih, paling tidak kita sudah melihat cahaya itu, Tuanku,” balas Bowo dengan senyum merekah. Dia yang kelelahan juga merasa puas atas pujian yang Barata berikan saat kembali. Apalagi, ketika dia melihat kuda. Dia merasa lebih senang.“Tempat ini sudah berubah menjadi lebih baik. Belum mencapai tingkat kota, tapi menuju ke Kadipaten. Sudah baik. Ini lebih baik dari mayoritas desa. Kau melakukan pekerjaan yang baik. Kau memisahkan area tempat tinggal dan tempat kerja. Aku juga melihat ada asap di beberapa bangunan yang mengartikan kalian sudah membangun bengkel pandai besi. Bagus sekali, lalu apa kau menemukan tambang besi atau perunggu?&r
“Jadi begitu rupanya, kalian berhasil menganeksasi wilayah di barat dan timur Lembah Kehidupan, termasuk Hutan Jalungporo. Namun, kalian belum sepenuhnya menguasai Hutan Jalungporo dan baru memasuki langkah pertama untuk menjelajahi sisi selatan. Tidak buruk, hanya saja kenapa kalian tidak pergi ke arah utara? Bukankah itu merupakan pilihan terbaik yang membuat kalian bertemu denganku, bukan? Adakah alasan khusus yang membuat kalian memilih sisi selatan?” tanya Barata setelah dia mengetahui bagaimana perkembangan yang terjadi di wilayahnya.Barata menatap mereka dengan serius, melihat ada Supono, Surip, Walujeng, Sopo Barungan, Jagarsa, Bowo, Wero, Waroco, Bawono, Leman, serta beberapa orang baru. Dia benar-benar menunjukkan sikap yang membuat mereka terdiam. Auranya tidak ia tahan saat mempertanyakan mereka. Pada awal rapat dia biasa saja dan mendengarkan mereka semua termasuk saran untuk memperluas area wilayah dengan membangun pemukiman lain di sisi barat maupu
Dalam mempersiapkan perjalanan tidaklah mudah, terutama saat mempersiapkan militer. Barata menekankan semua persiapan pada Bowo dan Sopo Barungan. Dia sendiri memaksimalkan waktu senggangnya untuk beristirahat dan memulihkan dirinya. Dia tidak terlalu memedulikan yang lain selain dari pemulihan diri. Tidak ada hal lain selain membuat dirinya menjadi lebih baik. Memiliki orang-orang yang cakap memang sangat membantu di waktu-waktu seperti ini.Persiapan memerlukan waktu beberapa hari, terutama untuk mempersiapkan pertahanan. Tidak mungkin untuk mereka tidak menyiapkan pertahanan. Melindungi penduduk dan anggota biasa dari Paviliun Lembah Kehidupan merupakan tindakan terpenting untuk mereka. Mereka tidak bisa kehilangan orang-orang tersebut karena pada akhirnya keberadaan merekalah yang menjadi penopang dari Paviliun Lembah Kehidupan. Tanpa mereka, tidak mungkin paviliun ada.Oleh karena itu, membangun pertahanan yang kokoh merupakan satu langkah penting. Pertahanan tida
Hari selanjutnya, saat matahari menampakkan kemegahannya dan menyinari seluruh wilayah. Barata memimpin dua divisi serta regu pembunuh. Dengan menunggangi kuda serta membawa enam petinggi militer, dia pergi menuju ke Kota Surungan dan bergerak dalam kecepatan tinggi. Barata tidak ingin menunda-nunda waktu lagi dan bergegas secepat mungkin ke Kota Surungan. Dia tidak memikirkan wilayah tersebut melainkan sumber daya yang ada di tempat itu yang menariknya.Bukan hanya para penghuni saja, tapi cadangan makanan maupun persenjataan juga menjadi daya tarik yang memikat. Barata mengharapkan semua hal itu dan ingin membawanya ke sisinya. Namun, setelah beberapa hari tak melakukan tindakan lain, selain dari mengirim pengintai menuju ke sisi selatan dan juga Kota Surungan, dia tak melakukan tindakan lain. Oleh karena itu, ada perasaan tak nyaman di benaknya ketika mereka berangkat. Hal itu menyangkut Kota Surungan. Dia merasa tempat itu pasti mengalami perombakan besar-besaran selama b
Waktu mereka masuk ke dalam alam ketiadaan. Barata merasakan sensasi kesemutan dan getaran hebat di sekujur tubuhnya. Bagian-bagian tubuh yang sebelumnya tak berfungsi menunjukkan sedikit peningkatan yang membuat dia menjadi semangat. Di sisi lain, Hyang Barakala tidak hanya mengompres seluruh energi yang mengitari tubuhnya. Dengan satu tatapan yang serius serta mematikan, dia menarik seluruh energi tersebut dan menyatukannya dengan tubuhnya. Lantas, dengan sebuah gerakan sederhana, Hyang Barakala melesat maju ke arah Barata. Keadaan segera berubah saat Hyang Barakala mengambil langkah. Tidak hanya tekanan besar yang datang tapi juga sebuah ancaman yang langsung membuat Barata melipat gandakan kewaspadaannya. Walau begitu, dia tetap mengelak dari Hyang Barakala dan tidak menangkis maupun menahan serangannya. Ia tahu betul seberapa merusaknya serangan yang Hyang Barakala lepaskan barusan. Energi yang besar dan merusak saling bertemu. Baik energi yang Barata miliki mau
Semuanya berjalan sesuai dengan keinginan Hyang Barakala. Barata yang mengalami peningkatan drastis menjadi sesuatu hal yang memberi Hyang Barakala sebuah rasa takut. Dia memang menginginkan hal ini kembali, rasa takut yang sudah lama tak dia rasakan. Bagaimana dia tidak merasa senang saat dia menyaksikan perubahan pada Barata yang benar-benar jauh dari ekspektasinya dan sekarang dia merasa lebih segar.“Kau masih bisa bertahan, bukan? Kau membuat aku bersemangat dan semangat ini semakin lama menjadi semakin besar. Aku benar-benar bahagia sekarang. Pertarungan ini akan terus kukenang! Barata, kau benar-benar sosok penantang yang hebat dan aku senang. Aku senang kaulah yang berhasil mendapatkan semua benda itu, jika itu orang lain. Entah bagaimana akhirnya, mungkin aku tidak akan sesemangat ini!” ujar Hyang Barakala ketika dia melihat tubuh Barata mengalami perubahan dimana energi dalam jumlah besar mengelilinginya.Barata mendengar sebuah hal yang tak ingin
Pukulan itu melayang dengan kecepatan tinggi dan sangat menekan. Seluruh energi berkumpul dalam kepalan tangan Barata yang melesat ke arah Hyang Barakala. Udara terpecah belah dan berbagai pusaran angin dalam bermacam-macam ukuran muncul saat pukulan itu mendekati tubuh Hyang Barakala.Sewaktu pukulan itu menghantam tubuh Hyang Barakala sontak sebuah gelombang kejut muncul dari benturan itu. Hyang Barakala cukup terkejut dengan kemampuan Barata yang begitu mengerikan terutama daya ledak dari pukulannya. Energinya sungguh besar dan dampak dari pukulannya langsung terasa. Tidak ada sedikitpun celah dalam serangan itu dan Hyang Barakala melihatnya dalam cahaya berbeda, seolah serangan itu merupakan serangan terkuat yang Barata lepaskan sejak pertarungan pertama.“Uagh!!” Hyang Barakala terdorong mundur dan memuntahkan seteguk darah serta di dadanya ada sebuah luka yang berbentuk seperti kepalan tangan. Tatapannya sedikit menunjukkan rasa takut saat Barata meny
Hyang Barakala menembakkan bola energi yang sudah dia kompresi hingga ke titik terbaik. Bola energi yang seharusnya sangat besar ia kompresi menjadi sedemikian rupa. Lantas dengan satu gerakkan telunjuknya, dia menembakkan bola energi itu ke arah Barata yang juga melakukan hal yang sama dengannya. Kumpulan bola energi saling bertabrakan dan berbenturan. Sebuah gelombang kejut yang sangat kuat menghantam seluruh area.Barata terdorong mundur dan memiliki berbagai macam luka di tubuhnya hingga mengeluarkan darah yang tak terhitung jumlahnya. Hanya saja, Barata memiliki kemampuan untuk menyembuhkan diri dan kemampuan itu berkembang dengan cepat, sehingga ketika luka itu muncul di waktu yang sama luka itu segera pulih. Kejadian itu tak luput dari mata Hyang Barakala dan dia merasa bila kemampuan Barata semakin membaik di setiap detiknya.“Hahahaha … sungguh pertarungan yang menyenangkan. Aku tidak pernah berharap kau bisa mengeluarkan kekuatan yang sama dengan
Tubuhnya melenting saat Barata menyerap seluruh energi yang ada di sekitarnya. Baik Hyang Barakala maupun Barata saling menyerap energi di sekitarnya hingga menyebabkan fluktuasi menakutkan di lingkungan sekitarnya dan membuat ruang serta udaranya terdistorsi dengan hebatnya. Barata melayang dan energi di sekitarnya bergerak menuju ke dirinya dengan kecepatan tinggi membuat dia menjadi lebih berbahaya.Hyang Barakala tersenyum puas ketika dia menyaksikan perubahan pada Barata. Walaupun hal itu akan membuatnya makin berbahaya dan mengancamnyam Hyang Barakala tetap merasa senang karena dia tidak bisa menghadapi lawan yang setara selama ini. Dengan adanya Barata yang mulai berkembang dan bertambah kuat seiring mereka bertarung, Hyang Barakala menjadi semakin bersemangat hingga wajahnya berseri-seri.“Aku melakukan apapun yang aku inginkan tanpa ada makhluk yang bisa menahanku dan kau bisa datang ke tempat ini juga karenaku. Kau bertambah kuat atas izinku. Tidak ada
Hyang Barakala kembali mengirimkan sebuah bola energi yang jauh lebih kuat. Saat dilihat lebih dekat dan teliti, bola energi itu dipenuhi dengan kandungan elemen alam. Barata memperkuat pertahanannya dengan menebalkan dinding pertahanan dari energi di sekitar tubuhnya. Tatapan matanya terus tertuju dan terpaku pada Hyang Barakala yang melakukan gerakan yang sama tapi dengan tekanan serta momentum yang jauh lebih kuat dari sebelumnya.Serangan kedua datang dengan kekuatan yang jauh lebih besar. Barata tidak menahan diri saat dia melihat gerakan yang dilakukan oleh Hyang Barakala. Bola energi itu datang dengan kecepatan tinggi. Barata yang begitu fokus melihat arah serangan itu dan secepat mungkin dia bergerak ke samping untuk menghindarinya, akan tetapi begitu dia hendak bergerak. Tatapan mata Hyang Barakala segera tertuju padanya dan memiliki dominasi tertentu hingga membuat Barata terpaku diam untuk beberapa saat.Pada waktu Barata hendak menghindar, dia benar-benar d
Tanpa menunggu Hyang Barakala bertindak, Barata mengambil langkah pertama dengan melancarkan sebuah serangan yang didasari akan seluruh kekuatan serta emosinya. Hasilnya, serangannya memberikan tekanan yang begitu besar. Di sekitar kepalan tangannya muncul retakan ruang dan tampak waktu terhenti karena tak ada hembusan apapun, lalu disertai dengan ilusi sebuah makhluk kuat. Ada beberapa elemen alam yang menyatu dalam kepalan tangannya yang membuat sebuah luka dari kepalan tangannya hingga bahunya, tapi pulih dengan sendirinya.Hyang Barakala tersenyum ketika dia merasakan kekuatan yang ada dalam pukulan Barata. Dia tidak menghindarinya ataupun membuat suatu gerakan tertentu untuk menahan pukulan itu. Hyang Barakala membiarkan serangan itu menghantam tubuhnya dan pukulan itu menabrak langsung ke dadanya hingga memicu sebuah dentuman yang memekakkan telinga serta mendorongnya mundur. Sorot matanya sedikit berubah saat dia terdorong mundur.Ada rasa tidak percaya dalam so
Barata meresapi perkataan Kalia dan menatap sosok yang menyebut dirinya Hyang Barakala sekaligus mengatakan dirinya sebagai Dewa ataupun Tuhan. Sulit untuknya menerima hal itu begitu saja. Dia sendiri tidak yakin akan keberadaan Dewa, tapi dihadapannya saat ini muncul sesosok makhluk yang mengatasnamakan dirinya sebagai Dewa. Sesuatu hal yang cukup aneh sebenarnya. Sayangnya, apa yang terjadi sebelumnya dan keadaan saat ini membuka mata Barata lebar-lebar. Sehingga, mau tidak mau dia harus mengakui bila ucapan sosok itu benar adanya.Mengenai apa yang dikatakan dan dilakukan oleh sosok itu, Barata tak begitu memikirkannya pada awalnya. Hanya saja, setelah dia mendengar ucapan Kalia. Dia menjadi lebih sadar akan keberadaan serta kekuatan yang dimiliki oleh Hyang Barakala. Selain itu, di sepanjang waktu pembicaraan terjadi, Barata bisa melihat ada sedikit rasa senang dari sorot mata serta wajah yang Hyang Barakala tunjukkan seolah dia sudah menanti pertemuan ini sejak lama.
Sosok yang melepaskan dominasi menakutkan itu tak bergerak. Dia juga tidak merespons pertanyaan Barata. Sosok itu hanya menatapnya dan terus mengawasinya seolah-olah dia sedang mengukur kemampuannya. Tatapan itu mengandung tekanan yang jauh melampaui segala tekanan yang pernah Barata rasakan. Penampilannya yang begitu agung tampak seperti manusia tapi jauh lebih menawan dari manusia biasa dan memiliki beberapa tanduk di kepalanya dengan rambut panjang yang terurai serta taring yang menjulur keluar dari mulutnya. Matanya besar dengan pupil menonjol. Saat dia tersenyum dunia tampak berhenti.Pandangan matanya terus menyapu sekitarnya dan sosok itu perlahan-lahan menunjukkan senyuman dinginnya. Tatapannya juga mulai mengalami perubahan saat menatap Barata yang mencoba untuk menahan segala tekanan yang dia keluarkan. Bagaimanapun situasi saat ini ada karena tindakannya dan dia menyukai sikap yang Barata tunjukkan.Sosok itu menatap Barata dengan dingin seraya berujar, &ldq