Barata tidak mengerti dengan senyuman yang diberikan oleh Sang Ratu. Ketika dia melihat senyuman itu, dia merasakan ada sebuah ledakan energi di dalam tubuhnya. Entah apa yang sebenarnya terjadi dengan tubuhnya, tapi dia merasa keadaannya sama seperti ketika dia akan menembus batas kekuatannya dan memperluasnya. Ini sama seperti ketika dia menembus tahapan selanjutnya ketika dia masih memiliki kekuatan tenaga dalam.
“Huft … huft … huft … apa yang terjadi dengan tubuhku? Perasaan dipenuhi energi tapi begitu menyakitkan seperti tubuhku dipaksa menguat dan meluas. Apakah ini terkait dengan pusaka ini? Juga, ada apa dengan senyuman roh itu. Sialan!!!” Barata cukup kesal dengan situasi yang dia alami saat ini. Tanpa tahu apa yang dia hadapi dan keadaan yang dia alami, bagaimana dia bisa bersikap tenang dan mengabaikan hal itu?
Dia berkutat dengan rasa sakit itu dalam waktu yang tidak sebentar, selagi dia menghadapi rasa sakit yang muncul dar
Setelah menatap Sang Ratu di dalam Ruang Jiwa, Barata berbicara dengannya. Saat mereka berbincang, Barata mendapatkan sebuah perasaan yang tidak mengenakkan. Setiap kali dia berbicara dengan Sang Ratu pasti akan menghasilkan sesuatu yang tidak baik. Namun, Barata tidak bisa menjauhinya atau mendiamkannya. Hanya Sang Ratu seorang yang bisa memberitahunya banyak hal tentang perubahan serta semua hal yang dia temui meskipun hal itu cukup jarang untuk dia dapatkan.“Apa maksudmu? Aku baru melewati tahap pertama dari rasa sakit itu? Apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana Ruang Jiwa ini bertambah luas? Selain itu, kenapa kau mengatakan ini hanya fase awal dari rasa sakit yang aku rasakan beberapa saat lalu?” tanya Barata saat dia berkomunikasi dengan Sang Ratu yang duduk di singgasana di dalam Ruang Jiwanya.Sang Ratu menatap Barata dengan tatapan heran, dia berpikir jika Barata harusnya tahu akan hal semacam ini karena kejadian seperti ini bukan sesuatu yang
Ketika Barata dikejutkan dengan guncangan dari dalam dirinya, dan luapan energi yang begitu besar mengalir ke seluruh tubuhnya. Energi itu memaksa masuk dan menghancurkan setiap usaha yang coba Barata lakukan. Beberapa jam lamanya dia harus merasakan rasa sakit itu sampai dia benar-benar melakukan terobosan. Tentu saja, rasa sakit itu tidaklah menyenangkan, tapi tetap membuat di menjadi lebih baik.Begitu Barata membuka matanya, seluruh pemandangan di depannya menjadi lebih terang seolah ada kabut yang menghilang di matanya. Barata menatap seluruh area dengan tenang dan memikirkan kembali kata-kata Sang Ratu, dan dia juga melihat pasukan serta Bawono yang berada tidak jauh darinya. Melihat mereka khawatir dan cemas membuat Barata merasa senang sekaligus tak siap.Barata tidak tahu sudah berapa lama dia berada dalam posisi itu dan sebeapa lama waktu yang dia habiskan untuk melakukan terobosan itu. Tentu saja, dia merasa tubuhnya segar meski menyakitkan, dan dia tidak me
Semua tidak merasa nyaman dengan ucapan pria itu. Mereka memang melihat kekuatannya, tapi situasi waktu itu dan saat ini sangat berbeda. Hanya ada kemalangan jika mereka menyerang Kadipaten Surung. Mereka yang mengikuti pria itu bukan hanya prajurit atau pejuang biasa yang menuruti segala ucapan sang pemimpin. Dia menggunakan kepala mereka untuk memutuskan keadaan yang ada di depannya dan menimbang perintah yang diberikan.“Kalian tidak perlu khawatir. Selama kalian mengikuti perintahku, tidak akan ada yang terjadi. Jika kita tidak mengambil tindakan saat ini, kelompok lain yang lebih berpengaruh akan mengambilnya. Di tempat itu ada senjata, makanan, dan sumber daya lainnya. Dengan segala hal baik di tempat itu, bagaimana aku tidak tertarik? Sumber daya di Kadipaten Surung harus menjadi milik kita!!”Pria itu mengarahkan matanya kea rah Kadipaten Surung dan menunjukkan tekad yang tidak main-main. Dengan tombak kuat di punggungnya, dia berjalan di depan dan
Arah yang ditunjuk Barata tidak lain tidak bukan merupakan Kadipaten Surung. Mereka sudah dekat dengan tempat tujuan meskipun jaraknya masih lumayan. Barata tidak bisa mengabaikan monster atau zombie yang ada di sekitarnya sehingga setiap makhluk yang berada dalam cakupan area pandangannya akan dia habisi. Dia tidak membiarkan pasukannya mengatasi mereka karena keadaan yang tidak terlalu mendukung.Namun, di setiap dia bertarung melawan monster yang muncul, dia selalu mengerahkan serangan biasa. Jadi, tidak ada sedikitpun kekuatan dari Energi Kehidupan yang dia pakai. Barata menggunakan kemampuannya dengan mengolah serangannya. Hanya dengan gerakan-gerakan yang pernah dia pelajari, Barata membunuh cukup banyak monster. Tentu saja tubuhnya juga seddikit berbeda dari beberapa waktu lalu yang mana makin meningkatkan peluang keunggulannya.“Daerah dekat Kadipaten Surung dipenuhi dengan monster dan zombie. Berarti di sana ada makhluk yang kuat juga. Mungkin saja aku a
Barata dan pasukannya masih berada dalam perjalanan sehingga mereka tidak tahu akan keadaan yang ada di Kadipaten Surung. Mereka hanya menggunakan sebagian kekuatannya untuk berjalan dan menghemat cukup banyak tenaga untuk menghadapi situasi yang lebih rumit. Dengan begitu mereka dapat mengeluarkan seluruh kekuatannya ketika dihadapkan dengan situasi yang berbahaya. Tentu saja, mereka tidak bisa lengah di waktu apapun jua.“Bersiaplah untuk bertarung. Kita sudah memasuki wilayah musuh. Aku tidak tahu apakah mereka akan keluar atau tidak, tapi alangkah baiknya untuk berjaga-jaga, bukan?” Barata memperingatkan seluruh pasukannya agar berhati-hati dan siaga di segala situasi.Dia tidak bisa memastikan musuh akan keluar kapan dan menyerang atau tidak. Oleh karena itu, dia memberitahu mereka agar siaga, bagaimanapun juga saat mereka tiba di sekitaran area Kadipaten Surung. Udara yang ada di tempat itu terasa padat dan pekat. Tanpa adanya monster di wilayah terse
Sulit untuk mengatakan bagaimana keadaan bisa sampai pada tingkat seperti ini. Bawono yang berhadapan dengan monster-monster itu tidak bisa tidak tersenyum sepanjang waktu. Meski kakinya sibuk melangkah menghindar dari jangkauan monster-monster itu, dan kedua tinjunya tidak pernah berhenti bergerak dan melepaskan kekuatan yang tidak terbendung.Bawono merasakan adanya riak-riak energi dari pusat kota dan dia tidak bisa memikirkan sebuah lawan yang sangat kuat lagi mengerikan tengah berada di pusat kadipaten. Ketika dia memikirkan hal tersebut, perasaannya semakin menguat. Berada dalam antusiasme yang tinggi, dia mengayunkan tinjunya dengan gila dan menghantamkannya ke setiap monster yang masih bernafas dan berada di sekitarnya.Dengan kekuatannya yang sungguh tidak biasa, Bawono menghabisi semua monster itu dalam waktu yang singkat. Dia benar-benar membuat siapa saja yang berada dalam pandangannya terbunuh, apalagi ketika amarah yang tertahan di dalam tubuhnya meledak
Meski Barata belum tiba di pusat kadipaten, dia sudah merasakan adanya kekuatan besar yang sedang mendiami wilayah tersebut. Entah karena perasaan apa, Barata tidak dapat mendekati pusat itu dengan cepat. Dia juga merasakan bila situasi di sekitarnya telah berubah sepenuhnya. Zombie yang semula hanya berjumlah sedikit terus mengalami peningkatan kuantitas. Mereka tidak berhenti-henti keluar dari dalam pusat kadipaten seolah-olah tempat itu menjadi sarangnya.Dengan situasi yang seperti itu, Barata menggunakan Teknik {Pemanggilan Golem} dan memimpin pasukannya seraya membebaskan Bawono dalam bertindak. Dia tidak mempedulikan apa yang akan dilakukan Bawono. Hanya saja, dia terus membiarkan semuanya dalam pantauannya. Pedang di tangannya tidak berhenti berayun meski hanya dalam waktu satu detik saja.Barata mengamati pergerakan pasukannya dan mencegah mereka masuk terlalu dalam di pertempuran ini. Dia mencoba untuk mengantisipasi pasukannya terkepung atau terjebak dalam l
Monster berbentuk humanoid dengan sebuah tanduk di kepalanya serta tatapan sinis yang meremehkan kehidupan. Monster dengan tubuh penuh retakan dan kedua tangan yang sedikit lebih besar ketimbang manusia pada umumnya, ya dua kali lebih besar. Tingginya tidak kurang dari tiga meter dan dia memiliki rambut berwarna coklat yang mengambang di udara. Giginya tajam dan memiliki taring yang jumlahnya banyak.Meski memiliki bentuk humanoid tidak berarti dia bisa berbicara menggunakan bahasa manusia. Sungguh tidak masuk akal bila dia bisa berbicara dengan bahasa tersebut, pria yang menghadapinya tidak bisa tidak merasa jengah. Dia benar-benar tidak tahu harus bagaimana menghadapinya. Monster ini tidak hanya kuat secara fisik tapi kemampuannya dalam mengendalikan tanah menjadi sebuah malapetaka yang tak bisa dia tebak.Pria yang membawa tombak ini tidak bisa melihat kegelisahan atau ketakutan dari monster itu. Dia sudah melukainya dan membuat salah satu lubang di lengan monster i