DesirePart 1 Luka Masa Lalu 1"Aku belum tertarik lagi dengan pernikahan, Git," kata Fariq pada Sigit. Rekan kerja sekaligus sahabatnya ketika mereka makan siang bersama di sebuah restoran depan kantor."Nggak ada salahnya memulai lagi sebuah hubungan. Mahika tampaknya ngebet banget pengen deketin kamu."Fariq tersenyum hambar sambil mengaduk minumannya di gelas. Bayangan perempuan itu melintas. Sosok cantik, cerdas, dan energik. Keponakan bosnya sendiri. Perempuan itu juga tahu kisah kelam hidupnya. "Apa kamu ingin menua sendirian? Sudahlah hilangkan trauma itu? Sekali gagal, dua kali gagal, belum tentu kali ketiga bakalan gagal juga. Cobalah berdamai dengan perasaan sendiri. Memulai lagi hubungan baru. Percaya bahwa kamu bisa bahagia."Panjang lebar Sigit bicara di depan sahabatnya, tapi Fariq hanya diam memperhatikan tanpa menanggapi. Tiga tahun setelah perceraiannya yang kedua, ia lebih fokus untuk menjaga mamanya. Berulang kali wanita yang telah melahirkannya itu memintanya lag
DesirePart 2 Luka Masa Lalu 2Jingga hanya diam memperhatikan dua wanita yang usianya jauh di atas dirinya itu bicara. Sejak kecil gadis itu sudah tidak heran dengan tabiat Kang Lamidi dan Yu Lastri. Para tetangga sudah tidak pernah heboh jika mereka kejar-kejaran di jalanan depan rumah. Sudah menjadi hal biasa. Tidak ada yang mau melerai lagi. Bahkan dijadikan tontonan gratis oleh warga. "Kamu kok udah pulang ngajar, Nduk?" Yu Lastri bertanya pada Jingga."Iya, Yu."Mereka bertiga memandang ke luar saat mendengar bunyi motor Kang Lamidi. Lelaki berkulit gelap dengan tubuh kekar itu melaju pergi ke arah kanan."Eh, iya. Aku belum jemur baju, Ras. Aku pulang dulu ya." Yu Lastri berdiri. Wanita itu mengambil sandal jepitnya ke belakang dan menentengnya lewat pintu depan.Laras dan Jingga hanya memperhatikan wanita itu hingga menyeberang jalan, tanpa berniat mencegahnya. "Nggak takut apa kalau Kang Lamidi pulang lagi," kata Jingga."Heleh, nggak lama lagi baikan. Lihat saja, besok pag
DesirePart 3 Kembang Gunung Wilis I"Itu rumahnya Pak Lurah, Mas." Jingga menunjuk rumah paling besar dan paling mewah untuk ukuran orang desa. Jauh berbeda dengan rumah-rumah di sekitarnya. Di depan rumah utama ada bangunan joglo dengan pilar kayu jati yang kokoh dan berplitur cokelat mengkilap. Lantainya tampak bersih berkilauan. Di tengah joglo ada satu set meja kursi berukir untuk menerima tamu.Lelaki pengemudi mobil yang berhenti di sebelah Jingga memandang ke arah yang ditunjuk gadis itu. Bahkan seluruh penumpang juga menatap ke arah seberang jalan kecil tengah desa."Saya permisi dulu!" pamit Jingga langsung pergi dengan motornya. Gadis itu sudah tidak mendengar lagi teriakan terima kasih dari laki-laki yang pegang kemudi. Lelaki berusia dua puluh tujuh tahun itu asisten pribadi Fariq."Kita langsung turun semua, Pak Fariq? Atau yang lain menunggu di mobil saja?" tanya Mahika."Biar saya dan Pak Restu saja yang turun, Mbak. Kita hanya akan memberitahu sekaligus izin sama Pak
DesirePart 4 Kembang Gunung Wilis IIBanyak informasi yang Fariq dapat dari Mbok Legi. Tentang kebiasaan masyarakat desa itu dan adanya sebuah makam keramat yang sering di ziarahi oleh orang-orang dari luar kota. Makam Ki Ageng Ngaliman. Tokoh yang menyebarkan agama Islam di wilayah Sawahan. Juga di sebut sebagai cikal bakal adanya desa Ngliman. Beliau di makamkan di area tanah yang tinggi dan teduh, karena banyak pohon-pohon besar menaungi tempat itu. Beliau di makamkan dalam satu kawasan bersama dengan beberapa pengikut setianya.Mbok Legi menutup warungnya ketika rombongan Fariq telah pergi. Lelaki itu mengajak timnya untuk mampir Salat Asar sekaligus menunggu waktu Salat Maghrib di sebuah masjid pinggir jalan. Mereka ingin menikmati suasana malam di lereng Wilis yang menyimpan banyak kisah cerita sejarah. Ada juga kisah Mpu Sindok yang menjadi cikal bakal berdirinya kota Nganjuk."Di sini nggak ada signal, Pak Fariq." Mahika bicara sambil memandangi layar ponselnya. Dua orang i
DesirePart 5 Rencana Perjodohan IPesta, makan malam, dan pembicaraan penuh basa-basi di luar masalah pekerjaan sangat ingin dihindari Fariq belakangan ini. Dan papanya Mahika baru saja menelepon mengajaknya dinner akhir pekan. Pesis seperti yang dibicarakan Mahika tadi. Padahal jika bertemu, Pak Raul selalu suka membahas tentang politik. Dan itu tidak disukai Fariq, ia tidak tertarik dengan dunia penuh intrik.Hendak menolak rasanya tidak enak, karena sudah beberapa kali tawaran Pak Raul ditolak dengan beberapa alasan. Kecuali pertemuan mereka dilakukan saat jam kerja dan membicarakan mengenai pekerjaan. Pak Raul termasuk pemegang saham terbesar di perusahaan tempatnya bekerja.Mahika menerima kembali ponselnya. "Kayanya papa ada bisnis baru yang ingin dibicarakan dengan, Pak Fariq.""Bisnis apa?""Saya kurang tahu. Datanglah ke rumah, siapa tahu Pak Fariq tertarik.""Insya Allah," jawab Fariq sambil tersenyum, lantas mengalihkan perhatian pada gelapnya sisi jalan di sepanjang jalu
DesirePart 6 Rencana Perjodohan IIMeski terkejut, Fariq tetap bersikap tenang. Dia tidak menyangka saja jika maksud Pak Raul mengundangnya untuk membicarakan tentang perjodohan Mahika dengannya. Tapi kenapa memilihnya, pria yang pernah gagal menikah dua kali. Pria yang belum tentu bisa memberikan keturunan pada putrinya. Mahika bukan wanita biasa. Dia punya karir, cerdas, dan berpengalaman. Bisa saja kan, memilih lelaki yang lebih muda darinya. Setidaknya seumuran dengan Mahika sendiri. Banyak eksekutif muda yang lebih pantas menjadi pendamping gadis itu."Pak Raul, sudah tahu bagaimana masa lalu saya? Rasanya Mahika terlalu baik buat saya. Mahika bisa mendapatkan lelaki yang jauh lebih baik dari saya, Pak."Lelaki setengah baya itu menunduk. Tampak ada sesuatu yang dipikirkannya hingga membuat keningnya berkerut tajam. Entah bagaimana harus memulai, tapi Pak Raul ingin sekali memberitahu Fariq sesuatu. Namun kata-katanya hanya tersekat di tenggorokan. Pria itu bingung juga, apa har
DesirePart 7 Gadis Itu IGadis itu tidak gentar sedikitpun. Ia hanya tersenyum sinis pada lelaki yang hampir saja menjadi mertuanya. Lelaki yang dulu sangat baik padanya. Dia pikir mudah mau menjebloskan orang ke penjara. Semua ada prosesnya. Tapi apa yang tidak bisa ia lakukan. Dia punya kuasa dan uang. Dulu jadi lurah pun karena uangnya banyak. Menyesal dulu ia membiarkan kakaknya membantu lelaki itu."Kamu ini nggak bisa terima karena Aditya memutuskan menikahi Mawar." Sekarang Bu Lurah yang mengeluarkan suara."Maaf, Bu. Jangan kalian pikir kami nggak tahu apa yang sebenarnya terjadi di balik pernikahan Aditya dan Mawar." Kali ini Laras yang menjawabnya. Membuat Bu Lurah kaget lantas terdiam.Bahkan Jingga pun heran dengan ucapan iparnya. Apa yang Laras ketahui tapi tidak diketahuinya."Ayo, Ga. Kita pulang!" Laras menarik tangan iparnya. Jingga pun langsung berdiri. "Saya tunggu kabarnya, Pak Lurah," ucap Jingga kemudian melangkah ke arah sepeda motornya yang terparkir di sebela
DesirePart 8 Gadis Itu IIKabut pagi melayang di awang-awang. Puncak Wilis juga masih berselimut kabut tebal. Padahal sekarang sudah jam tujuh pagi, tapi suasana masih agak gelap. Tidak seperti di kota yang sudah terang benderang. Beberapa hari tinggal di Ngliman, Fariq mulai terbiasa dengan suasana dan udara dinginnya. Siangnya datang lebih lambat dan sorenya datang lebih cepat. Meski sinar matahari terik di siang hari. Tapi udara tetap saja terasa sejuk.Pagi itu Fariq, Erwin, dan beberapa pekerjanya sarapan di warung Mbok Legi. Nasi pecel dengan segelas kopi atau teh. Sarapan khas orang desa.Fariq menatap Toko Ceria yang masih tertutup rapat. Beberapa hari kemarin jam seperti ini sudah buka. Seorang gadis pasti sedang menyapu. Mulai dari dalam toko kemudian hingga halaman luar. Apa karena peristiwa kemarin sore yang membuat toko belum juga di buka? Fariq jadi cemas memikirkan hal yang mungkin saja terjadi dengan gadis berkulit eksotis itu.Mbok Legi sendiri sambil membungkus nas