Walau berat untuk berpisah tapi hal tersebut harus terjadi dan putri Lie Hwa tidak kuasa menahan air matanya agar tidak jatuh membasahi pipi.Thian Sin mengusap air mata sang istri dengan jari sambil berkata.“Kenapa Cici menangis? Seperti tidak akan bertemu lagi dengan ku? Tanya Thian Sin.“Thian Sin Gege! Kita baru saja menikah dan belum merasakan suka duka sebagai suami istri, itu sebabnya Lie Hwa merasa perpisahan ini sangat berat walau Thian Sin gege janji akan kembali,” jawab Putri Lie Hwa sambil menangis di dada Thian Sin.“Seharusnya aku yang sedih karena Cici berjuang tanpa aku, Cici yang harus berhati hati walau berada di dalam istana Tayli, karena musuh yang kita hadapi kali ini adalah musuh yang sangat berbahaya.“Cici tidak perlu mengkhawatirkan kan diriku, musuh tidak akan mudah membunuh suami mu.”Putri Lie Hwa anggukan kepala mendengar perkataan sang suami, kini hatinya sudah mulai tenang.Ma Kinta tersenyum sambil membuang muka, ia tahu perkataan Thian Sin hanya untuk
Tabib Yu setelah gagal membeli Ren Shen dari Ma Kinta langsung pulang dan menghubungi seorang perwira di rumah tugas kota lama yang memang di sediakan untuk tabib Yu.“Belum ada bahan obat yang di beli tuan tabib? Tanya Tao Tu nama perwira Yuan yang bertugas mengawal tabib Yu.Tabib Yu pagi-pagi sudah pergi meninggalkan Tao Tu, karena jika Tao Tu ikut bersamanya dan tahu harga obat yang ia beli, tabib Yu harus membagi keuntungan dengan Tao Tu.“Harusnya ada, tetapi di berikan ke orang lain,” jawab Tabib Yu.“Siapa yang berani menolak menjual kepada Tabib Yu? Tanya Tao Tu.“Siapa lagi kalau bukan Phoenik suci, si Ma Kinta keparat,” jawab Tabib Yu dengan nada kesal.“Memangnya obat apa yang mereka punya? Tanya Tao Tu.“3 gerobak Ren Shen, seharga 10000 tail perak,” jawab Yu Kan.“Apa….” Balas Tao Tu terkejut mendengar perkataan Tabib Yu Kan.“Kenapa tabib Yu tidak segera memberitahu aku,” lanjut perkataan Tao Tu.“Kerjaan mu tidur terus jadi selalu ketinggalan,” bentak tabib Yu dengan n
Tao Tu angkat tangannya saat melihat jalan yang membelah Padang rumput.Rombongan berhenti melihat isyarat tangan Tao Tu.“Kenapa berhenti? Tanya Tabib Yu.“Kita harus cepat melewati Padang ilalang ini, firasatku tidak enak,” jawab Tao Tu.“Kalau terus berhenti kita tidak bisa mengejar mereka,” balas Tabib Yu.Sejak melihat sinar merah dari mata Thian Sin, hati Tao Tu selalu tidak tenang.Tao Tu merasa rombongan mereka seperti ada yang mengawasi.Mendengar suara dengusan dari tabib Yu, Tao Tu langsung menggebrak kudanya.Kuda melesat di jalan yang membelah ilalang di ikuti oleh 20 orang prajurit.Thian Sin yang masih berdiri di atas pohon bibirnya tersenyum melihat rombongan prajurit anak buah tabib Yu.Karena tidak mau lama menghabisi lawan, Thian Sin cabut pedang racun merahSring!Setelah mencabut pedang, Thian Sin lompat ke arah ilalang, di saat kakinya menyentuh ujung ilalang, tubuh Thian Sin melesat kembali.Thian Sin dengan ilmu meringankan tubuh setan tanpa bayangan melesat be
Thian Sin kembali ke kota lama, kuda di tinggalkan di luar.Thian Sin masuk kembali ke dalam kamar penginapan lewat jendela yang masih terbuka.Perlahan topeng hitam di buka, Thian Sin langsung pergi ke tempat tidur untuk istirahat.Mata Thian Sin terbuka ketika mendengar suara ketukan pintu.Thian Sin membuka pintu kamar, dua orang pelayan berdiri dan salah seorang sambil membawa sebaskom air.Thian Sin mengambil kain pembersih muka dan membasuh wajahnya dengan air hangat.“Tuan sudah dengar kabar buruk yang menimpa rombongan Tabib Yu? Tanya si pelayan.“Mana aku tahu, aku baru saja bangun.“Bukannya kemarin kau bilang tabib Yuan pulang ke Cheng Du,” jawab Thian Sin.“Ternyata rombongan tabib Yu tidak ke Cheng Du, mereka semua di temukan tewas oleh rombongan pedagang yang hendak ke kota lama, di Padang ilalang wilayah Tayli,” si pelayan memberi tahu. Thian Sin menatap si pelayan, kemudian gelengkan kepala sambil berkata.“Susah payah aku kesini ingin menjual bahan obat, tabib Yu mal
Can Houw terus menahan rasa sakit akibat racun ular merah yang sedikit demi sedikit mulai menyebar ke seluruh tubuh.“Aku menyerah….aku menyerah!? Teriak Can Houw.Mendengar teriakan Can Houw, Thian Sin lalu memegang tangan Harimau besi dan menarik racun yang mulai menyebar.Tidak butuh waktu lama buat Thian Sin untuk menarik racun dari tubuh Can Houw, pemimpin kota lama tersebut duduk lemas di kursinya setelah racun berhasil di tarik.Raut wajah gentar terlihat di mata Can Houw sambil sesekali melirik ke arah Thian Sin.“Tuan muda, apa sebenarnya yang tuan muda inginkan dari aku? Tanya Can Houw.“Aku tidak butuh tenagamu untuk bertempur, tetapi aku butuh mata dan telinga dari kau serta anak buahmu untuk mengabarkan semua gerak gerik serta informasi apapun dari pasukan Yuan,” jawab Thian Sin.Can Houw menarik napas panjang mendengar perkataan Thian Sin.Posisi kota lama dari dulu terkenal netral dan itu yang membuat kota lama masih bertahan sampai saat ini.Tetapi sekarang ada permint
Can Houw menunggang kuda dengan tatapan mata kosong, dalam hatinya Can Houw sudah tahu apa yang bakal terjadi terhadap dirinya jika sampai panglima Arkun tahu kalau ia ada main dengan tabib Yu perihal bahan obat yang seharusnya di peruntukan bagi pasukan Yuan yang hendak bertempur.Melihat kakek tua yang menjemput dirinya, Can Houw hanya bisa pasrah, karena ia tahu kakek tersebut adalah salah satu pendekar andalan panglima Arkun.Walau ia bisa melawan, tetapi tetap saja ia akan tewas dan imbas dari perlawanannya Kota Lama akan di hancurkan atau di ambil alih oleh pihak pemerintah Yuan.Membayangkan dirinya akan di hukum dengan kaki dan tangan di tarik oleh kuda yang akan membuat tubuhnya tercabik menjadi empat bagian.Can Houw nekat menggebrak kudanya berusaha melarikan diri.Suara dengusan keluar dari hidung setan kelima melihat Can Houw berusaha melarikan diri.Sinar putih melesat dari punggung ke arah kuda Can Houw yang tengah berlari.Sret!Suara ringkik kuda terdengar dan kuda la
Thian Sin senang mendengar perkataan Can Houw dan menarik bahu Can Houw yang tengah bersujud untuk berdiri, lalu berkata.“Terima kasih paman Can sudah mau bergabung dengan kami.”“Seharusnya Can Houw yang mengucapkan terima kasih, karena Tuan muda sudah menyelamatkan saya,” balas Can Houw.“Sudahlah,” ucap Thian Sin tidak mau membahas lagi, kemudian lanjut berkata, “tetapi ada akibat dari tewasnya Setan kelima dan Tabib Yu.“Kota lama jadi kota yang berbahaya untuk di diami selama perang berlangsung.”“Tuan muda benar, kalau kabar tewasnya salah satu pengawal panglima Arkun sampai ke kota Cheng Du, aku yakin panglima Arkun akan mengerahkan pasukannya untuk menyelidiki kematian mereka berdua dan kecurigaan mereka tertuju kepada satu orang, yakni aku.“Karena dari awal kedatangan Setan kelima untuk menangkapku atas perintah panglima Arkun,” balas Can Houw.“Apa langkah paman selanjutnya? Tanya Thian Sin.“Apa Tayli akan menerima aku jika aku bersama anak buahku pergi ke Tayli? Tanya Ca
Thian Sin diam menunggu wanita yang berteriak menyebut nama anak Kim.Tidak lama kemudian di sisi gadis cantik, berdiri seorang wanita paruh baya yang sisa sisa kecantikannya masih terlihat.“Ibu! Suruh dia pergi….suruh dia pergi,” kembali gadis itu berkata dengan raut wajah cemas.“Maaf! Saya tidak berniat mengganggu nona, saya hanya ingin bertanya jalan menuju kota Cheng Du.“Kau dengar perkataan anak Kim? Tanya wanita paruh baya dengan nada dingin.“Saya dengar, tetapi apa salah saya? Tanya Thian Sin dengan nada penasaran, karena gadis cantik itu terus menyuruhnya pergi.“Anak Kim terlalu baik, itu sebabnya menyuruh kau pergi, kalau kau tidak pergi kau akan mati di sini,” balas wanita paruh baya tersebut.“Tidak….tidak! Teriak gadis itu sambil lari menjauh dari Thian Sin.“Kenapa gadis itu? Batin Thian Sin melihat gadis itu lari meninggalkan ibunya.Sang ibu hanya bisa gelengkan kepala dengan nada sedih.“Maafkan aku! Karena kau datang di saat yang tidak tepat, terpaksa darahmu aka