Thian Sin kembali ke kota lama, kuda di tinggalkan di luar.Thian Sin masuk kembali ke dalam kamar penginapan lewat jendela yang masih terbuka.Perlahan topeng hitam di buka, Thian Sin langsung pergi ke tempat tidur untuk istirahat.Mata Thian Sin terbuka ketika mendengar suara ketukan pintu.Thian Sin membuka pintu kamar, dua orang pelayan berdiri dan salah seorang sambil membawa sebaskom air.Thian Sin mengambil kain pembersih muka dan membasuh wajahnya dengan air hangat.“Tuan sudah dengar kabar buruk yang menimpa rombongan Tabib Yu? Tanya si pelayan.“Mana aku tahu, aku baru saja bangun.“Bukannya kemarin kau bilang tabib Yuan pulang ke Cheng Du,” jawab Thian Sin.“Ternyata rombongan tabib Yu tidak ke Cheng Du, mereka semua di temukan tewas oleh rombongan pedagang yang hendak ke kota lama, di Padang ilalang wilayah Tayli,” si pelayan memberi tahu. Thian Sin menatap si pelayan, kemudian gelengkan kepala sambil berkata.“Susah payah aku kesini ingin menjual bahan obat, tabib Yu mal
Can Houw terus menahan rasa sakit akibat racun ular merah yang sedikit demi sedikit mulai menyebar ke seluruh tubuh.“Aku menyerah….aku menyerah!? Teriak Can Houw.Mendengar teriakan Can Houw, Thian Sin lalu memegang tangan Harimau besi dan menarik racun yang mulai menyebar.Tidak butuh waktu lama buat Thian Sin untuk menarik racun dari tubuh Can Houw, pemimpin kota lama tersebut duduk lemas di kursinya setelah racun berhasil di tarik.Raut wajah gentar terlihat di mata Can Houw sambil sesekali melirik ke arah Thian Sin.“Tuan muda, apa sebenarnya yang tuan muda inginkan dari aku? Tanya Can Houw.“Aku tidak butuh tenagamu untuk bertempur, tetapi aku butuh mata dan telinga dari kau serta anak buahmu untuk mengabarkan semua gerak gerik serta informasi apapun dari pasukan Yuan,” jawab Thian Sin.Can Houw menarik napas panjang mendengar perkataan Thian Sin.Posisi kota lama dari dulu terkenal netral dan itu yang membuat kota lama masih bertahan sampai saat ini.Tetapi sekarang ada permint
Can Houw menunggang kuda dengan tatapan mata kosong, dalam hatinya Can Houw sudah tahu apa yang bakal terjadi terhadap dirinya jika sampai panglima Arkun tahu kalau ia ada main dengan tabib Yu perihal bahan obat yang seharusnya di peruntukan bagi pasukan Yuan yang hendak bertempur.Melihat kakek tua yang menjemput dirinya, Can Houw hanya bisa pasrah, karena ia tahu kakek tersebut adalah salah satu pendekar andalan panglima Arkun.Walau ia bisa melawan, tetapi tetap saja ia akan tewas dan imbas dari perlawanannya Kota Lama akan di hancurkan atau di ambil alih oleh pihak pemerintah Yuan.Membayangkan dirinya akan di hukum dengan kaki dan tangan di tarik oleh kuda yang akan membuat tubuhnya tercabik menjadi empat bagian.Can Houw nekat menggebrak kudanya berusaha melarikan diri.Suara dengusan keluar dari hidung setan kelima melihat Can Houw berusaha melarikan diri.Sinar putih melesat dari punggung ke arah kuda Can Houw yang tengah berlari.Sret!Suara ringkik kuda terdengar dan kuda la
Thian Sin senang mendengar perkataan Can Houw dan menarik bahu Can Houw yang tengah bersujud untuk berdiri, lalu berkata.“Terima kasih paman Can sudah mau bergabung dengan kami.”“Seharusnya Can Houw yang mengucapkan terima kasih, karena Tuan muda sudah menyelamatkan saya,” balas Can Houw.“Sudahlah,” ucap Thian Sin tidak mau membahas lagi, kemudian lanjut berkata, “tetapi ada akibat dari tewasnya Setan kelima dan Tabib Yu.“Kota lama jadi kota yang berbahaya untuk di diami selama perang berlangsung.”“Tuan muda benar, kalau kabar tewasnya salah satu pengawal panglima Arkun sampai ke kota Cheng Du, aku yakin panglima Arkun akan mengerahkan pasukannya untuk menyelidiki kematian mereka berdua dan kecurigaan mereka tertuju kepada satu orang, yakni aku.“Karena dari awal kedatangan Setan kelima untuk menangkapku atas perintah panglima Arkun,” balas Can Houw.“Apa langkah paman selanjutnya? Tanya Thian Sin.“Apa Tayli akan menerima aku jika aku bersama anak buahku pergi ke Tayli? Tanya Ca
Thian Sin diam menunggu wanita yang berteriak menyebut nama anak Kim.Tidak lama kemudian di sisi gadis cantik, berdiri seorang wanita paruh baya yang sisa sisa kecantikannya masih terlihat.“Ibu! Suruh dia pergi….suruh dia pergi,” kembali gadis itu berkata dengan raut wajah cemas.“Maaf! Saya tidak berniat mengganggu nona, saya hanya ingin bertanya jalan menuju kota Cheng Du.“Kau dengar perkataan anak Kim? Tanya wanita paruh baya dengan nada dingin.“Saya dengar, tetapi apa salah saya? Tanya Thian Sin dengan nada penasaran, karena gadis cantik itu terus menyuruhnya pergi.“Anak Kim terlalu baik, itu sebabnya menyuruh kau pergi, kalau kau tidak pergi kau akan mati di sini,” balas wanita paruh baya tersebut.“Tidak….tidak! Teriak gadis itu sambil lari menjauh dari Thian Sin.“Kenapa gadis itu? Batin Thian Sin melihat gadis itu lari meninggalkan ibunya.Sang ibu hanya bisa gelengkan kepala dengan nada sedih.“Maafkan aku! Karena kau datang di saat yang tidak tepat, terpaksa darahmu aka
Thian Sin terkejut mendengar perkataan wanita paruh baya tersebut dan mundur dua langkah menjauh dari si wanita yang masih duduk bersimpuh.Gadis berwajah cantik yang di panggil anak Kim telah sadarkan diri, ketika melihat sang ibu duduk bersimpuh, gadis cantik tersebut langsung menubruk dan memeluk sang ibu dan keduanya menangis bersama.Wanita paruh baya tersebut menoleh ke arah Thian Sin.“Aku tahu dari suaramu kau masih muda, jelek atau buruknya wajahmu aku tidak peduli asal kan anakku bisa terbebas dari racun ratu ular merah di dalam tubuhnya, aku akan menikahkan kau dengan putriku, karena menurut kakek gurumu, satu-satunya cara membersihkan racun di tubuh putriku hanya lewat persetubuhan,” perempuan paruh baya itu berkata kembali, kali ini sambil memeluk putrinya.“Anak Kim! Suka atau tidak suka, nyawa lebih penting dari apapun, anak Kim tidak bisa terus menerus menghisap darah manusia atau binatang untuk mengganti darah mu yang keracunan, sebab jika anak Kim tidak mengganti dar
Thian Sin buka topi jerami dan menarik napas panjang, Kim Hwa terkejut melihat ketampanan wajah Thian Sin dan tersenyum kepada Kim Mi.Kim Mi tundukkan kepala, raut wajahnya merah melihat calon suaminya berwajah tampan, dada Kim Mi berdebar sambil sesekali melirik ke arah Thian Sin.Thian Sin tidak banyak bicara dan menyetujui permintaan Kim Hwa demi kemanusiaan.Thian Sin akhirnya melakukan pernikahan dengan Kim Mi di saksikan oleh Kim Hwa.Dua hari Thian Sin diam di rumah Kim Hwa yang berada tidak jauh dari telaga dan dua hari itu pula Thian Sin meniduri Kim Mi, sambil menarik racun Ratu ular merah yang berada di dalam tubuh Kim Mi.Setelah melakukan persetubuhan, Thian Sin merasa tenaga dalam serta racunnya bertambah beberapa kali lipat, tetapi hal tersebut tidak ia ceritakan kepada Kim Hwa.“Apa racun di tubuh adik Kim Sudah berkurang? Tanya Thian Sin.“Sepertinya berkurang, tetapi bintik merah masih ada di sekitar tubuh Kim Mi,” jawab istri kedua Thian Sin.“Sepertinya kau harus
Mendengar keterangan dari Kim Mi, Thian Sin langsung terduduk lemas dan tidak bisa berkata apa-apa.“Jadi aku menikahi dua putri Raja Ong Thian, satu anak permaisuri dan satu lagi anak selir,” batin Thian Sin.“Aku harus bilang apa kepada Kim Mi dan Lie Hwa,” lanjut perkataan Thian Sin dalam hati sambil tangan kanan Thian Sin menepak kening.“Thian Sin Gege pusing? Tanya Kim Mi sambil mendekat dan mulai memijit kepala Thian Sin.“Kau kaget mendengar ibu mertuamu bekas selir Raja Ong Thian? Tanya Kim Hwa.“Benar! Anak Thian sama sekali tidak menyangka kalau Ibu bekas selir Yang Mulia Ong Thian, sebab anak Thian tidak pernah mendengar cerita tentang ibu di Tayli,” jawab Thian Sin yang masih bingung, ia harus berterus terang atau tidak kalau istri pertamanya adalah putri Lie Hwa.“Aku keluar dari istana Tayli di saat tengah mengandung Kim Mi.Banyak mentri yang menghasut permaisuri bahwa aku akan mengambil alih posisinya sehingga aku di kucilkan.“Apalagi aku memiliki kepandaian diatas r
Dua bayangan memakai tutup kepala melesat cepat menembus kegelapan malam menuju ke arah tenda tempat di mana pasukan Yuan.Kedua bayangan tersebut tidak lain adalah Thian Sin dan Qin Qin.Thian Sin memutuskan hanya mereka berdua yang berangkat menuju tenda pasukan Yuan, walau di tentang oleh jenderal Zhou Chu karena sang jenderal menyarankan agar sang pemimpin membawa beberapa orang dari perkumpulan topeng merah, jenderal Zhou Chu khawatir karena misi yang di jalankan oleh sang pemimpin sangat berbahaya, menyelinap ke sarang musuh hanya di temani oleh Qin Qin, tetapi Thian Sin tetap dengan keputusannya bahwa mereka lebih baik berdua, karena jika banyak orang yang bergerak akan lebih berbahaya dan pergerakan mereka mudah tercium oleh prajurit Yuan.Setibanya di tenda pasukan Panglima Arkun, Thian Sin memberi isyarat tangan kepada Qin Qin agar hati-hati dan tidak menimbulkan suara.Qin Qin anggukan kepala dan langsung merapat kepada sang kekasih ketika mendapat isyarat tangan.Thian Sin
Tanpa di ketahui oleh Thian Sin, semua pasukan yang berkumpul di dekat telaga, kini mulai bergerak di pimpin oleh sang ibu.Di sisi lain hati panglima Arkun mulai cemas karena Iblis putih bersama anak buahnya belum juga kembali, begitu pula dengan Gurma yang belum juga memberi kabar, apa misinya berhasil menyergap pasukan lawan.“Panglima….Panglima! Mata-mata musuh yang tertangkap sudah kita habisi, apa langkah kita selanjutnya? Tanya seorang perwira ketika melihat Panglima Arkun tengah melamun.Pertanyaan sang anak buah membuyarkan lamunan Panglima Arkun.“Sebelum di habisi, apa kau sudah mendapat informasi dari mata-mata tersebut? Panglima Arkun balik bertanya kepada anak buahnya.“Menurut informasi yang di dapat, ada satu kelompok pasukan berada di dekat pasukan kita dan kelompok tersebut di pimpin oleh Raja muda Thian sin sendiri, Panglima,” si perwira menjawab pertanyaan Panglima Arkun.Panglima Arkun anggukan kepala mendengar perkataan anak buahnya, kemudian membalas.“Apa Iblis
Thian Sin merasakan hawa dingin yang mengelilingi tubuhnya perlahan mulai hilang dan di gantikan hawa panas, mengetahui keadaan tersebut, Thian Sin semakin bersemangat.Apalagi di tambah pedang pusaka racun merah terus bergetar di genggamannya serta gejolak tenaga dalam yang ia rasakan di dalam tubuh, membuat Thian Sin semakin yakin bahwa tenaga dalam racun api yang di maksud oleh Jiwa pedang mulai bangkit.Tanpa ragu Thian Sin langsung melesat ke arah Iblis putih sambil sabetkan pedang pusaka racun merah ke arah tubuh lawan.Shing!Walau terkejut dengan perubahan yang terjadi Iblis putih tetap waspada, melihat serangan Thian Sin, sang Iblis langsung kibaskan tangan kanan ke arah pedang.Sinar putih berhawa sangat dingin melesat berusaha menahan tebasan.Tetapi sebelum pukulan inti es mengenai pedang, sinar putih berhawa dingin lenyap terhisap oleh aura api yang keluar dari dalam tubuh Thian Sin.Kejut bukan kepalang sang Iblis melihat pukulan andalannya lenyap tak berbekas, tanpa pik
Semangat tempur Thian Sin langsung berkobar ketika mendapat petunjuk dari jiwa pedang, perlahan semua tenaga dalam yang terkumpul di perut langsung di salurkan keseluruh tubuh.Iblis putih kini lebih berhati hati menghadapi serangan Thian Sin, tubuhnya bergerak menjauh sambil kibaskan tangan kanan saat pedang bergerak menyerang.Shing!Jurus inti es bergerak cepat menyerang Thian Sin, dengan cepat Thian Sin memutar kedua tangan berusaha menahan jurus lawan.Blar!Suara ledakan terdengar saat kedua tenaga dalam tingkat tinggi bertemu.“Kenapa hawa dingin masih saja terasa olehku? Padahal aku sudah mengerahkan semua tenaga dalam yang kumiliki,” batin Thian Sin bertanya tanya dalam hati.“Pakai pedang dengan tanganmu untuk menyerang, kalau kau gunakan tehnik pedang terbang, bagaimana jurus racun api bisa kau gunakan?” Jiwa pedang berkata seakan tahu apa yang terkandung dalam isi hati Thian Sin.Mendengar perkataan Jiwa pedang, dua jari Thian Sin bergerak menarik pedang yang berputar puta
Thian Sin terus berusaha menggerakkan pedang pusaka racun merah yang membeku di udara, tetapi walau sudah mengerahkan sebagian tenaga dalamnya, pedang pusaka racun merah tetap tak bergerak.Sementara di sisi lain, Qin Qin bersama anggota topeng merah langsung pergi menjauh dari tempat pertempuran setelah melihat keganasan jurus Iblis Putih, begitu pula dengan prajurit Yuan, mereka tidak mau mati konyol terkena imbas dari jurus sang pemimpin.Setelah tahu pedang pusaka racun merah terkunci oleh bongkahan es, Thian Sin kibaskan tangan ke arah Iblis Putih, lalu melesat ke arah pedang pusaka racun merah.Sinar merah dari jurus Ban Tok Ciang melesat cepat menyerang Iblis putih.Bibir Iblis putih tersenyum penuh ejekan melihat jurus lawan menyerang dirinya, sambil lalu sang Iblis kerahkan tangan untuk menahan pukulan sambil lompat, berusaha menghalangi niat Thian Sin.Iblis Putih tahu jika Thian Sin ingin menghancurkan bongkahan es yang membekukan pedang agar bisa ia gunakan, karena jurus s
“Sungguh hebat nama jurus mu, apa jurus itu mampu membunuhku? Tanya Thian Sin dengan nada penuh ejekan.“Jangan sombong anak muda, aku tahu racun Raja ular merah tidak tahan terhadap hawa dingin, itu sebanya waktu itu kau hampir mampus di tangan Ong Thian,” Iblis putih membalas perkataan Thian Sin, kemudian tertawa.Ha Ha Ha“Memang ku akui kalau pukulan beracun serta racun di dalam tubuhku mempunyai kelemahan terhadap tenaga dalam berhawa dingin, itu sebabnya aku mempelajari jurus selain pukulan beracun untuk menghadapi orang-orang sepertimu,” Thian Sin menanggapi perkataan Iblis putih, kemudian lanjut berkata.“Kau mau coba?”Raut wajah Iblis putih tampak kelam mendengar perkataan Thian Sin, tetapi dalam hati sang Iblis ragu, apa benar perkataan pemuda yang sudah membunuh saudaranya tersebut.“Kalian mundur dan beritahu Panglima Arkun agar bergegas karena musuh sudah berada tidak jauh,” Iblis Putih beri perintah kepada prajurit Yuan yang ikut bersamanya.Seorang perwira anggukan kep
Setelah Ban Tok Kui Bo bersama Tabib Yok pergi, Thian Sin langsung mengambil alih pimpinan anggota topeng merah yang menunggu pasukan Panglima Arkun di pintu masuk hutan Liu.Tidak ada satu pun dari anggota topeng merah yang menolak kepemimpinan Thian Sin, karena mereka tahu kapasitas dari anak Pek I Siancu.Maling sakti di perintahkan oleh Thian Sin pergi ke telaga Liu dan memberitahu kalau mereka akan menyerang Pasukan Panglima Arkun, Thian Sin juga menyampaikan pesan agar semua pasukan berkumpul untuk menghabisi pasukan Yuan dan membebaskan Tayli dari ancaman.Maling sakti bersama Mi Xue tanpa banyak bicara langsung bergerak menuju telaga dimana sang ketua berada untuk menyampaikan pesan Thian Sin.Setelah Maling sakti serta cucunya pergi, Qin Qin tidak mau jauh dari Thian Sin sehingga membuat Jendral Zhou Chu bertanya tanya siapa sebenarnya Qin Qin dan ada hubungan apa antara gadis itu dengan suami dari putri Lie Hwa, untuk bertanya Jendral Zhou Chu tidak berani, akhirnya sang Jen
Thian Sin hentikan larinya ketika melihat dan mendengar suara yang ia kenal.“Nek! Mana ibuku? Tanya Thian Sin ketika sudah berhadapan dengan Ban Tok Kui Bo.“Ibumu sedang berada di telaga Liu bersama kedua orang istri mu,” jawab Ban Tok Kui Bo.Thian Sin tersenyum mendengar perkataan sang nenek.“Apa kau tahu dimana Yok Kwi gege? Tanya Ban Tok Kui Bo.Thian Sin menjawab dengan gelengkan kepala.“Sesudah menewaskan Sepasang Badai Utara aku langsung pergi mengambil jalan lain agar tidak di ketahui oleh pasukan Panglima Arkun, jadi aku tidak tahu dimana kakek Yok, karena beliau berangkat lebih dulu bersama pasukan Tayli,” jawab Thian Sin.“Aku tahu itu dari cerita salah seorang istrimu, tetapi menurut mertua mu, Yok Kwi gege pergi bersama Jendral Zhou Chu mengawasi pergerakan pasukan Panglima Arkun,” balas Ban Tok Kui Bo.“Rupanya begitu,” ucap Thian Sin mendengar perkataan Ban Tok Kui Bo, kemudian lanjut berkata.“Apa di telaga Liu, Ibu bersama anggota Topeng merah?“Tidak, hanya aku
“Tidak peduli kau Dewi berbaju putih, hitam atau merah, kau harus mati karena telah membunuh prajurit Tayli,” Lie Hwa berkata dengan raut wajah penuh nafsu membunuh.“Kurang ajar! Anak masih ingusan berani memaki, kau ingin mati dengan cara apa? Tanya Ban Tok Kui Bo dengan nada gusar sambil melotot ke arah Lie Hwa.“Nenek peot! Aku lihat wajah serta penampilan mu seram, tetapi apa ilmu yang kau miliki sama menyeramkan? Balas Lie Hwa sambil tersenyum mengejek.Raut wajah Ban Tok Kui Bo berubah kelam mendengar ejekan Lie Hwa, tongkat kepala setan di tangan kanan terangkat naik dan siap menyerang.Kim Hwa yang diam karena berusaha mengingat tokoh bergelar Pek I Siancu, ketika teringat kembali kalau anak buahnya sering berkata bahwa ketua kelompok topeng merah adalah wanita yang selalu memakai pakaian putih, langsung bergerak maju dan berkata.“Anak Lie, jaga bahasamu!“Maaf kan kami yang tidak tahu tingginya gunung dan dalamnya lautan,” ucap Kim Hwa sambil memberi hormat, kemudian lanjut