So So khawatir karena sudah menunggu lama, tetapi Thian Sin dan Khong Su belum juga datang, sedangkan pos penjagaan di utara sudah berhasil mereka ambil alih.“Guru! Kita sudah lama menunggu di sini tetapi Thian Sin sera Khong Su belum juga kembali, aku khawatir terjadi apa-apa terhadap mereka,” So In Hwa berkata.“Aku juga berpikir yang sama denganmu,” balas Ban Tok Kui Bo sambil lanjut berkata.“Kalau kita tidak segera mencari anakmu, aku takut terlambat.”Mendengar perkataan sang guru, dengan nada khawatir So In Hwa memberitahu kepada Bu Ceng Kui serta Dewa Tongkat merah, bahwa mereka akan mencari Thian Sin.“Kakak ipar! Thian Sin juga keponakanku, aku bersama para pendekar golongan hitam akan ikut dengan Tongkat Merah,” ucap Bu Ceng Kui.Kelima Dewi dari Gobi juga menyatakan ikut, apalagi Dewi pertama serta kelima yang diam-diam menaruh hati kepada Thian Sin.“Benar….benar! Elmaut berwajah merah adalah kawan kami, apalagi dia sudah membunuh 2 rasul langit, jasanya sangat besar ba
“Jadi kau orangnya yang sudah membunuh suamiku? Tanya Pek I Siancu dengan nada dingin sambil menatap Setan ketiga. “Kalau iya kau mau apa? Jawab Setan ketiga sambil balik bertanya. “Aku tahu kau hanya seorang pesuruh, cepat katakan siapa otak di balik kerusuhan si puncak gunung Thian San? Tanya Pek I Siancu. “Jika kau mau bergabung dengan kami dan membasmi para pendekar yang sudah memusuhi bangsa Yuan, ketua kami pasti akan memberitahu,” jawab Ngo Toa. “Ngo Beng Kui Ong! Aku tidak Butuh jawaban dari ketua kalian, yang jelas semua ini tak lepas dari tanggung jawab pemerintah Yuan, tetapi saat ini aku hanya ingin kau membayar hutang nyawa suamiku dan perkampungan merah yang sudah kalian hancurkan,” balas Pek I Siancu. Ha Ha Ha “Kalian pikir hanya mengandalkan Ban Tok Kui Bo kalian bisa mengalahkan kami? Di belakang kami masih ada pendekar-pendekar yang seangkatan dengan Ban Tok Kui Bo. “Tidak lama lagi, gurumu akan menjadi hantu yang sesungguhnya,” Ngo Toa berkata. “Aku tidak ped
Melihat kematian adik ketiga mereka, Ngo Beng Kui Ong sangat marah dan terus menyerang Ban Tok Kui Bo tanpa henti, tetapi dengan banyaknya macam racun yang ada di di bawa Kui Bo membuatnya masih bertahan dan mampu balas mendesak ke empat Setan.Ke empat Setan setelah berhasil keluar dari gempuran Kui Bo langsung menghampiri sang adik ketiga yang tewas dengan luka sobek di pinggang.“Adik….adik! Teriak Ngo Toa sambil mengguncang tubuh adik ketiganya.“Sudahlah kak! Kakak ketiga sudah tewas oleh perempuan keparat itu, kita harus balaskan dendam kakak ketiga,” ucap Setan kelima melihat kakak pertamanya begitu sedih.Mendengar perkataan adik kelima, Setan pertama langsung melesat dan cakarnya menyambar ke arah kepala So So.Whut….Trak!Sambaran cakar besi Setan pertama belum sampai, serangannya berhasil di tangkis oleh Kui Bo.“Kau adalah lawanku, jangan coba-coba beralih ke yang lain,” ucap Kui Bo sambil sentakan tongkatnya.Setan pertama mundur akibat sentakan Kui Bo, tatapan matanya ta
Thian Sin menatap pedang berwarna merah di depannya, kemudian mengambil pedang.Baru saja Thian Sin memegang pedang tersebut, satu kekuatan yang berasal dari dalam pedang berusaha menyedot dan menarik kekuatan dari dalam tubuhnya.Thian Sin terkejut dan langsung melepaskan kembali pedang pusaka racun merah sambil menatap Ban Tok Kui Bo.“Nenek guru! Pedang ini seperti ingin mengambil seluruh kekuatan ku,” ucap Thian Sin.“Itu sebabnya kau harus hati-hati, selain pedang ini beracun, pedang ini juga mempunyai jiwa di dalam pedang, jiwa dari pembuat serta orang-orang yang mati dan tersedot kekuatannya ke dalam pedang,” balas Ban Tok Kui Bo.“Kau tahu kenapa pedang ini ku simpan dalam Kayu besi dan kujadikan tongkat kepala setan? Tanya Ban Tok Kui Bo.Thian Sin gelengkan kepala.“Karena aku tidak mau jiwaku di makan oleh pedang pusaka racun merah,” Ban Tok Kui Bo berkata.“Kalau nenek guru saja tidak bisa memegang, apalagi aku? Tanya Thian Sin, terlihat ada keraguan di wajahnya ketika men
Thian Sin bergerak mengikuti kemauan pedang pusaka racun merah, terkadang terlihat seperti sedang tarik menarik antara Thian Sin dengan pedang racun merah.Ban Tok Kui Bo melihat Thian Sin kerepotan mengatasi pedang, bibirnya tersenyum.“Ini baru permulaan saja, nanti kau akan di buat lebih repot lagi oleh pedang itu,” batin Kui Bo.“Kalau saja racun Raja ular merah bisa bersemayam di tubuh wanita, kau tidak perlu repot-repot dengan pedang pusaka leluhur kami,” lanjut perkataan Kui Bo dalam hati.Thian Sin terus mengikuti gerakan gerakan pedang, sambil berusaha menahan kekuatan dari dalam pedang dengan Hud Kong Sinkang.Pedang racun merah bergerak menyambar kepala Iblis hitam.Shing!Iblis Hitam tundukan kepala merasakan sambaran angin ke arahnya.Pedang racun merah sesudah menyambar Iblis Hitam bergerak ke arah Iblis putih.Iblis putih bergerak memutar ketika melihat sinar merah bergerak ke arahnya, setelah berhasil memutar tubuh, Iblis Putih menghantam badan pedang racun merah.Plak
Chie Su beserta para pendekar golongan putih masuk ke dalam terowongan rahasia yang menuju ke bawah gunung, sementara Tat Mo beserta Wu Tien mengamankan pintu jalan rahasia yang berasal dari kuil Siauw Lim Pai. Tat Mo serta Wu Tien sebenarnya tidak yakin dengan cerita Chie Su tentang perjanjiannya dengan Pangcu perkumpulan Tongkat Merah, tetapi keyakinan mereka goyah saat mereka sampai di pintu goa jalan rahasia. Tidak banyak prajurit yang menjaga goa seperti yang kemarin di lihat oleh Tat Mo. Tat Mo serta Wu Tien melumpuhkan beberapa prajurit yang menjaga goa dan menanyai prajurit tersebut. Menurut keterangan prajurit, panglima Arkun bersama seluruh tentara di kerahkan ke arah utara, karena tenda-tenda mereka di serang, itu sebabnya tidak banyak yang menjaga goa yang di curigai ada jalan rahasia. Tanpa buang waktu, Tat Mo masuk ke dalam goa, sementara Wu Tien naik kembali memberitahu Chie Su agar cepat masuk ke jalan rahasia dan turun gunung. Setelah semua murid serta pendekar g
So So tidak mau berlama lama tinggal di gunung Fujian.Sesudah para pendekar yang gugur di makamkan dan bercakap cakap sebentar, So So pamit kepada Biksu Chie Su untuk kembali ke markas perkumpulan Topeng Merah.Chie Su sebenarnya masih ingin bercakap cakap dengan So So, tetapi melihat sang Pangcu sepertinya tidak begitu antusias menerima tawarannya untuk berkunjung ke kuil Siauw Lim Pai, Chie Su hanya bisa memandang kepergian perkumpulan Topeng Merah.Tidak banyak pendekar yang tersisa, hanya mereka yang mempunyai tenaga dalam tinggi yang selamat dari kepungan prajurit Yuan.Para pendekar tersebut akhirnya menyatakan bergabung dengan Topeng Merah setelah melalui perjuangan berat bersama sama, termasuk Bu Ceng Kui.Di kota Yunan, Khong Su berputar putar untuk melihat situasi, setelah di rasa aman dan tidak ada prajurit Yuan Di bawah pimpinan Panglima Arkun, perkumpulan Topeng Merah bisa istirahat dengan tenang.Khong Su serta Bu Ceng Kui di perintahkan mencari tempat penginapan, ketik
Rombongan Topeng Merah langsung berangkat menuju penginapan yang di pilih oleh Bu Ceng Kui, penginapan yang berada di pinggir pantai dan menghadap ke laut, membuat mereka bisa melihat aktivitas penduduk serta pendekar yang berada di sekitar pantai.So So memuji pilihan Bu Ceng Kui, karena menginap di penginapan yang berada di bibir pantai, mereka bisa melihat situasi laut serta kapal kapal yang datang dan pergi.Ban Tok Kui Bo terus mengurung diri dalam kamar sambil membuat sarung pedang pusaka racun merah.Sarung pedang racun merah tidak boleh asal, karena racun merah yang terkandung di dalam pedang bisa meracuni benda yang menempel di pedang tersebut.Kayu besi hitam bekas tongkat setan menjadi pilihan Ban Tok Kui Bo, karena hanya kayu besi hitam tersebut yang tidak bisa terkontaminasi oleh racun merah.Karena bahan kayu besi hitam sangat susah di cari, sisa hancuran kayu besi hitam berusia ratusan tahun yang berasal dari tongkat setan di olah kembali oleh Ban Tok Kui Bo untuk sarun