Suara terompet serta tambur semakin mendekat ke arah kuil Siauw Lim Pai, tidak lama kemudian puluhan orang bergerak mengaman kan jalan yang akan di lalui. Se ekor kuda putih bergerak menuju kuil tempat dimana para pendekar berkumpul. Ngo Beng Kui Ong langsung bergerak ke arah kuda yang di tunggangi seorang panglima perang pemerintah Yuan. Pendekar dari golongan putih, hitam serta gabungan lima partai besar melihat siapa yang datang, langsung berkumpul menjadi satu. Kuda putih berhenti di depan para pendekar, seorang pria paruh baya dengan pakaian kebesaran turun dari kuda di kawal oleh jendral Kurqi. Bibirnya tersenyum menatap satu persatu pendekar bangsa Han yang ada di depannya. “Selamat bertemu, Taihiap dan Lihiap! Perkenalkan namaku panglima Arkun, aku di utus oleh Khan Agung untuk bicara dengan para pendekar yang berkumpul di kuil Siauw Lim Pai,” pria yang menyebut dirinya panglima Arkun berkata. Pek I Siancu menoleh ke arah tuan rumah, Biksu Chi Su. Sang Biksu anggukan kep
Mendengar perkataan Ban Tok Kui Bo, raut wajah Thian Sin berubah dan matanya tajam menatap mata bening di balik Topeng merah, kemudian pandangannya beralih kepada Ban Tok Kui Bo.“Kenapa kau menatapku seperti itu, kau mau di racun? Tanya Ban Tok Kui Bo.“Ap….apa benar yang di katakan oleh nenek guru? Tanya Thian Sin.“Walau orang menyebutku tokoh sesat, tetapi aku tidak pernah berbohong,” jawab Ban Tok Kui Bo.Mendengar perkataan Kui Bo, tanpa banyak bicara, Thian Sin langsung melangkah ke hadapan Siancu dan langsung menjatuhkan diri bersujud di depan sang Ibu sambil ber urai air mata dan berkata.“Ibu! Maafkan putramu yang tidak berbakti.”Siancu memegang bahu sang putra dan mengangkat tubuh Thian Sin.“Bangkitlah nak! Ibu juga tidak menyangka bisa bertemu lagi denganmu setelah apa yang terjadi di perkampungan merah,”“Tahun demi tahun setelah di selamatkan oleh guru, ibu mencarimu tetapi kau seperti lenyap di telan bumi.“Ibu baru tahu kau masih hidup setelah mendapat kabar munculny
Yu Lai dan Sin Kun memutuskan untuk memancing prajurit Yuan untuk bergerak ke arah selatan, setelah mereka berpikir rombongan Dewa Tongkat Merah hanya untuk menarik perhatian agar berkumpul di utara.Dendam di hati Yu Lai serta Sin Kun sudah membuat dua orang dari rasul langit tersebut memutuskan untuk mengacaukan rencana yang sudah di susun tanpa melibatkan mereka.Yu Lai memberi isyarat kepada Sin Kun ketika melihat puluhan prajurit tengah berkumpul tidak jauh dari tenda prajurit.Sin Kun mengambil ranting kering, kemudian melemparkan ranting tersebut ke arah tenda prajurit.Shing….Trak!Tiang bendera Yuan yang berkibar di atas tenda langsung patah terkena lemparan Sin Kun.Prajurit yang tengah berkumpul di dekat tenda langsung menoleh, ketika melihat tiang bendera patah, para prajurit langsung menoleh.Sring….Sring….Sring!Prajurit Yuan langsung mencabut senjata, seorang perwira memerintahkan dua kelompok prajurit untuk menyelidiki daerah sekitar tempat mereka berjaga untuk mencari
Bayangan yang terlihat oleh Thian Sin dan Ban Tok Kui Bo yang tadinya mendekat, langsung berbalik dan menjauh.“Mencurigakan, coba kau kejar! Perintah Ban Tok Kui Bo.Thian Sin anggukan kepala, kemudian melesat mengejar bayangan tersebut,Hmm!“Boleh juga ilmu meringankan tubuhnya,” batin Kui Bo melihat Thian Sin bergerak cepat.“Kalau dia mau, aku bisa menjadikannya Raja Racun dan tidak akan ada yang bisa mengalahkannya,” lanjut perkataan Kui Bo.Thian Sin mengejar bayangan yang terlihat, bayangan itu tidak lain adalah Sin Kun yang berusaha memancing prajurit Yuan bergerak ke selatan.Thian Sin menambah tenaga dalamnya berusaha mengejar, tetapi Thian Sin terkejut melihat puluhan prajurit Yuan bergerak ke arahnya.“Itu….itu dia! Teriak prajurit Yuan melihat Thian Sin mendekat.“Celaka! Aku di jebak,” batin Thian Sin.Shing….Shing!Dua batang anak panah melesat ke arah Thian Sin, Thian Sin lompat dan bergerak ke arah batang pohon besar.Crep….Crep!Dua anak panah menancap di batang poh
Bukan main terkejutnya Yu Lai serta Sin Kun ketika mendengar suara dan melihat Ban Tok Kui Bo keluar dari balik tumpukan mayat prajurit Yuan.“Ini….ini!” Ucap Sin Kun dengan nada gagap, melihat raut wajah Ban Tok Kui Bo yang tidak sedap di pandang mata.Yu Lai menatap Sin Kun, dari tatapan matanya terlihat Yu Lai sangat kesal karena merasa tertipu dengan Sin Kun.Kalau hanya Thian Sin sendiri ia masih sanggup menghadapi Thian Sin, tetapi dengan adanya Ban Tok Kui Bo, walau ia berdua dengan si Telapak Sakti, Yu Lai tidak yakin akan mampu menghadapi mereka berdua.“Menurut ibumu, si muka pucat ini yang sudah membuat ayah mu tewas? Tanya Kui Bo dengan nada dingin.“Benar Nek,” Jawab Thian Sin sambil terus menatap Sin Kun.“Tetapi ibu melarangku membunuh dia ketika berada di dalam kuil Siauw Lim Pai, karena para pendekar dari golongan putih akan berbalik memusuhi perkumpulan Topeng Merah,” lanjut perkataan Thian Sin.Chuih!“Kenapa harus takut di musuhi? Kalau mau bunuh, bunuh saja tidak
“Ban Tok Kui Bo sudah janji akan melepaskan aku,” ucap Sin Kun mendengar perkataan Thian Sin.“Kapan aku janji padamu? Tanya Kui Bo.“Kau….kau hendak mengingkari janji yang sudah kita buat jika aku tidak membantuYu Lai,” balas Sin Kun.Chuih!“Dasar pengecut! Orang seperti mu tidak pantas menjadi salah satu dari 4 rasul,” Kui Bo berkata sambil meludah.“Kau cepat bunuh dia! Muak aku melihat wajahnya,” lanjut perkataan Kui Bo.Tanpa banyak bicara, Thian Sin melesat ke arah Sin Kun.Mata Sin Kun menatap Kui Bo dan Thian Sin bergantian.Sin Kun tidak mau di racun oleh Kui Bo, oleh karena itu dia harus waspada.Melihat Kui Bo tidak melakukan gerakan, Sin Kun miringkan kepala menghindari serangan Thian Sin.Setelah menghindar, tangan kiri Sin Kun balas menghantam ke arah pinggang Thian Sin.Thian Sin geser tubuhnya menghindari hantaman.Blar!Suara ledakan terdengar dari telapak tangan Sin Kun.Sin Kun tahu bahwa anggota badan Thian Sin mengandung racun seperti Ang Bin Moko dan ia tidak bi
Sesudah tidak bisa mengambil keputusan dan terus mengawasi ratusan prajurit Yuan yang tengah menjaga pintu keluar, Tat Mo melihat panglima Arkun datang bersama beberapa perwira setelah mendapat laporan dari prajurit yang berhasil menemukan sebuah goa.Diam-diam Tat Mo menjauh karena takut panglima Arkun tahu ia ada di sekitar situ dan itu sangat berbahaya.Di tempat baru yang lebih tersembunyi, Tat Mo mendengarkan percakapan prajurit dengan sang panglima.“Apa kalian sudah selidiki goa ini, apa ada yang bersembunyi di dalam? Tanya Panglima Arkun.“Belum panglima, kami memberitahu terlebih dahulu dan siap melaksanakan apa yang di perintahkan oleh panglima,” jawab seorang perwira.Panglima Arkun anggukan kepala, kemudian memerintahkan prajurit nya untuk memeriksa di dalam goa.Tat Mo terus melihat dan mendengarkan perkataan panglima Arkun.Di dalam goa terdapat beberapa jalan, tetapi jalan yang tembus ke atas menuju kuil Siauw Lim Pai tertutup pintu batu yang hanya bisa di buka dari ara
Mendengar pertanyaan Tat Mo, Kui Bo berpaling dan menatap Thian Sin.“Kau saja yang jawab, karena kau lebih tahu daripada aku,” Kui Bo berkata.Thian Sin anggukan kepala, setelah menarik napas dalam-dalam Thian Sin akhirnya mulai bicara.Thian Sin menceritakan bagaimana puluhan prajurit Yuan berdatangan bahkan sampai ratusan menuju ke selatan tempat dimana mereka mencari pintu jalan rahasian, sesudah para prajurit berhasil di pukul mundur baru di ketahu jika para prajurit tersebut datang karena di pancing seseorang untuk bergerak menuju selatan.Thian Sin belum memberitahu nama 2 orang yang menjadi penghianat, karena khawatir para pendekar berbalik memusuhi perkumpulan topeng merah.“Pantas saja kami di utara walau sudah teriak teriak dan membiarkan prajurit Yuan melarikan diri agar memanggil kawan mereka, tetapi tidak ada yang datang, jadi kami memutuskan kembali ke kuil,” Dewa Tongkat Merah angkat bicara setelah mendengar cerita Thian Sin.“Taihiap tadi mengatakan ada 2 penghianat y