Sesudah tidak bisa mengambil keputusan dan terus mengawasi ratusan prajurit Yuan yang tengah menjaga pintu keluar, Tat Mo melihat panglima Arkun datang bersama beberapa perwira setelah mendapat laporan dari prajurit yang berhasil menemukan sebuah goa.Diam-diam Tat Mo menjauh karena takut panglima Arkun tahu ia ada di sekitar situ dan itu sangat berbahaya.Di tempat baru yang lebih tersembunyi, Tat Mo mendengarkan percakapan prajurit dengan sang panglima.“Apa kalian sudah selidiki goa ini, apa ada yang bersembunyi di dalam? Tanya Panglima Arkun.“Belum panglima, kami memberitahu terlebih dahulu dan siap melaksanakan apa yang di perintahkan oleh panglima,” jawab seorang perwira.Panglima Arkun anggukan kepala, kemudian memerintahkan prajurit nya untuk memeriksa di dalam goa.Tat Mo terus melihat dan mendengarkan perkataan panglima Arkun.Di dalam goa terdapat beberapa jalan, tetapi jalan yang tembus ke atas menuju kuil Siauw Lim Pai tertutup pintu batu yang hanya bisa di buka dari ara
Mendengar pertanyaan Tat Mo, Kui Bo berpaling dan menatap Thian Sin.“Kau saja yang jawab, karena kau lebih tahu daripada aku,” Kui Bo berkata.Thian Sin anggukan kepala, setelah menarik napas dalam-dalam Thian Sin akhirnya mulai bicara.Thian Sin menceritakan bagaimana puluhan prajurit Yuan berdatangan bahkan sampai ratusan menuju ke selatan tempat dimana mereka mencari pintu jalan rahasian, sesudah para prajurit berhasil di pukul mundur baru di ketahu jika para prajurit tersebut datang karena di pancing seseorang untuk bergerak menuju selatan.Thian Sin belum memberitahu nama 2 orang yang menjadi penghianat, karena khawatir para pendekar berbalik memusuhi perkumpulan topeng merah.“Pantas saja kami di utara walau sudah teriak teriak dan membiarkan prajurit Yuan melarikan diri agar memanggil kawan mereka, tetapi tidak ada yang datang, jadi kami memutuskan kembali ke kuil,” Dewa Tongkat Merah angkat bicara setelah mendengar cerita Thian Sin.“Taihiap tadi mengatakan ada 2 penghianat y
Bab : 47 Kesepakatan Dua KetuaKetua Siauw Lim Pai serta Wu Tien saling pandang melihat kepergian rombongan Topeng Merah.“Bagaimana menurut Sicu? Tanya ketua Siauw Lim Pai kepada Wu Tien.“Terus terang jika tidak ada Ban Tok Kui Bo, Pinto merasa kita tidak akan kuat melawan serbuan prajurit Panglima Arkun, belum lagi para pendekar yang ada di belakang panglima Arkun.“Menghadapi Ngo Beng Kui Ong saja kita belum tentu menang, belum lagi pendekar yang lain,” balas Wu Tien sambil menarik napas dalam-dalam.“Jadi menurutmu bagaimana? Tanya Chie Su.“Kita butuh tenaga mereka sekarang, karena banyak nyawa yang harus di pertaruhkan di sini,” jawab Wu Tien.Chie Su bersama para pendekar berembug, sesudah mendapat persetujuan dan para pendekar tidak mempersalahkan Thian Sin membunuh 2 Rasul langit yang di anggap berkhianat, Ketua Siauw Lim Pai bersama para pendekar bergegas keluar dari ruangan mengejar rombongan Topeng Merah.“Tunggu….tunggu dulu Pangcu! Seru Chie Su ketika melihat rombongan
“Pedang pusaka Racun Merah adalah pusaka leluhur perguruan, tidak sembarang orang bisa menggunakan pedang tersebut, karena pedang pusaka racun merah mempunyai jiwa,” Kui Bo menjelaskan kepada So In Hwa.“Kita lihat saja nanti, apa anakmu pantas memegang pedang racun merah,” lanjut perkataan Kui Bo yang di balas oleh anggukan kepala So In Hwa.Keduanya hentikan percakapan ketika melihat Khong Su mendekat.“Pangcu! Kita sudah sampai di dekat pos penjagaan Prajurit Yuan,” Khong Su memberi laporan.“Suruh kawan kawan berkumpul,” balas So In Hwa.“Baik Pangcu,” ucap Khong Su.Tidak lama kemudian semua pendekar serta anggota Topeng Merah berkumpul.“Rencana berubah, kita akan menyerang prajurit Yuan dan membantu para pendekar yang ada di kuil untuk melarikan diri,” So In Hwa memberitahu rencananya.Seruan kaget terdengar dari mulut para pendekar, banyak yang tidak setuju dengan So In Hwa,“Kakak ipar! Elmaut berwajah merah di desak oleh para pendekar karena sudah membunuh 2 rasul langit, ap
Thian Sin mengamuk di tengah kepungan ratusan Prajurit, sementara Khong Su selalu berkelit dan keluar dari kepungan sambil menghabisi prajurit Yuan yang berada di dekatnya.Khong Su beradu punggung dengan Thian Sin di tengah kepungan.“Punggung mu beracun tidak? Tanya Khong Su.“Paman tidak sudah khawatir, aku bisa mengatur racun dalam tubuhku,” jawab Thian Sin.“Kalau seperti ini terus kita bisa kehabisan tenaga,” Khong Su berkata dengan nada khawatir.“Tetapi kita belum melihat Panglima Arkun, nanti kalau dia datang baru kita pergi,” Thian Sin membalas.“Kalau dia ada di sini, kalau tidak bagaimana? Tanya Khong Su.Thian Sin dalam hati membenarkan perkataan Khong Su, kemudian membalas.“Paman pergi saja dulu, nanti aku menyusul.”Prajurit Yuan melihat orang yang tengah mereka kepung malah bercakap cakap, melemparkan tombak ke arah Thian Sin serta Khong Su.Shing….Shing!“Aku pergi dulu,” ucap Khong Su sambil lompat, kaki kanannya menginjak batang tombak yang di lempar sebagai tumpua
Thian Sin mendengus mendengar jawaban Khong Su.“Walau harus mati yang penting kita sudah berusaha,” ucap Thian Sin sambil menyalurkan Hud Kong Singkang ke seluruh tubuh.Aura emas keluar menyelimuti tubuh setelah tenaga dalam Hud Kong Singkang di kerahkan.Melihat aura emas keluar dari tubuh Thian Sin, Ngo Toa berkata.“Jika ingin selamat, berikan kitab Hud Kong Singkang dan bergabung dengan kami.”“Kalau kitab itu ada padaku sudah ku berikan ke Siauw Lim Pai bukan kepada kalian dan aku bukan penghianat seperti kalian, jadi tidak bisa bergabung,” balas Thian Sin.“Keparat….serang!? Teriak pemimpin lima setan sambil melesat, kemudian cakar besi menyambar perut Thian Sin.Thian Sin mundur dua langkah, sedangkan Khong Su pejamkan mata saat merasa angin dingin bergerak menuju punggungnya.Thian Sin tahu serangan dari Setan kelima, setelah mundur kaki nya langsung bergerak ke kanan menghindari sabetan pedang yang akan membelah tubuh Khong Su.Belum sempat Thian Sin menarik napas sesudah m
So So khawatir karena sudah menunggu lama, tetapi Thian Sin dan Khong Su belum juga datang, sedangkan pos penjagaan di utara sudah berhasil mereka ambil alih.“Guru! Kita sudah lama menunggu di sini tetapi Thian Sin sera Khong Su belum juga kembali, aku khawatir terjadi apa-apa terhadap mereka,” So In Hwa berkata.“Aku juga berpikir yang sama denganmu,” balas Ban Tok Kui Bo sambil lanjut berkata.“Kalau kita tidak segera mencari anakmu, aku takut terlambat.”Mendengar perkataan sang guru, dengan nada khawatir So In Hwa memberitahu kepada Bu Ceng Kui serta Dewa Tongkat merah, bahwa mereka akan mencari Thian Sin.“Kakak ipar! Thian Sin juga keponakanku, aku bersama para pendekar golongan hitam akan ikut dengan Tongkat Merah,” ucap Bu Ceng Kui.Kelima Dewi dari Gobi juga menyatakan ikut, apalagi Dewi pertama serta kelima yang diam-diam menaruh hati kepada Thian Sin.“Benar….benar! Elmaut berwajah merah adalah kawan kami, apalagi dia sudah membunuh 2 rasul langit, jasanya sangat besar ba
“Jadi kau orangnya yang sudah membunuh suamiku? Tanya Pek I Siancu dengan nada dingin sambil menatap Setan ketiga. “Kalau iya kau mau apa? Jawab Setan ketiga sambil balik bertanya. “Aku tahu kau hanya seorang pesuruh, cepat katakan siapa otak di balik kerusuhan si puncak gunung Thian San? Tanya Pek I Siancu. “Jika kau mau bergabung dengan kami dan membasmi para pendekar yang sudah memusuhi bangsa Yuan, ketua kami pasti akan memberitahu,” jawab Ngo Toa. “Ngo Beng Kui Ong! Aku tidak Butuh jawaban dari ketua kalian, yang jelas semua ini tak lepas dari tanggung jawab pemerintah Yuan, tetapi saat ini aku hanya ingin kau membayar hutang nyawa suamiku dan perkampungan merah yang sudah kalian hancurkan,” balas Pek I Siancu. Ha Ha Ha “Kalian pikir hanya mengandalkan Ban Tok Kui Bo kalian bisa mengalahkan kami? Di belakang kami masih ada pendekar-pendekar yang seangkatan dengan Ban Tok Kui Bo. “Tidak lama lagi, gurumu akan menjadi hantu yang sesungguhnya,” Ngo Toa berkata. “Aku tidak ped