Melihat ketua Siauw Lim Pai melesat ke tengah arena, perwakilan dari ke empat partai serta para pendekar dari golongan putih juga ikut bergerak.Perkumpulan Topeng Merah, Bu Ceng Kui serta pendekar dari golongan hitam melesat dan berdiri di belakang Thian Sin.Kedua kubu yang saling berseberangan kini saling berhadapan.Yu Lai yang juga berada tidak jauh dari Tat Mo mulai ikut bicara.“Tidak usah kau pakai topeng mu, aku sudah tahu siapa kau?“Kalau kau sudah tahu, lantas mau apa? Tanya Thian Sin dengan nada dingin.“Kembalikan dulu kitab Hud Kong Sinkang, baru kita selesaikan urusan kita,” jawab Yu Lai.“Biksu Chi! Apa kau ingin kuil mu menjadi tempat pertumpahan darah? Tanya Dewa Tongkat Merah berusaha mengalihkan perhatian para pendekar dari omongan Yu Lai.“Jika Elmaut berwajah merah mau mengembalikan kitab Hud Kong Singkang dan bersedia mengeluarkan ilmu tersebut dari dalam tubuhnya, kami pihak Siauw Lim Pai akan melepaskan Elmaut Berwajah Merah serta tidak lagi mempersoalkan sia
Perhatian para pendekar terpusat kepada Ngo Beng Kui Ong serta Pek I Siancu dan Ban Tok Kui Bo.Para tokoh tua mengenal mereka yang ada di tengah arena, tetapi sebagian besar tidak kenal, itu sebabnya anggota golongan putih melihat Ngo Beng Kui Ong geram, karena banyak kawan mereka yang tewas akibat suara tawa kelima raja setan tersebut.Shu Jin perwakilan dari Hosanpai geram, karena beberapa anak buahnya tewas, Shu Jin langsung bergerak dengan pedang menebas ke arah salah satu Ngo Beng Kui Ong.Shing!Raja setan yang di serang hanya miringkan sedikit kepala, menghindari tebasan pedang.Tangan kiri bergerak naik menghantam ke arah dada Shu Jin.Buk!Shu Jin terpental beberapa tombak saat dadanya terkena hantaman telapak lawan.Setelah muntahkan darah segar berwarna hitam, Shu Jin terkulai dan tewas seketika dengan tulang dada remuk.Anak murid Hosanpai terkejut melihat pemimpin mereka tewas, sekitar 15 orang yang tersisa langsung menyerang Ngo Beng Kui Ong.“Tahan!” Seru Chi Su, tetap
Suara terompet serta tambur semakin mendekat ke arah kuil Siauw Lim Pai, tidak lama kemudian puluhan orang bergerak mengaman kan jalan yang akan di lalui. Se ekor kuda putih bergerak menuju kuil tempat dimana para pendekar berkumpul. Ngo Beng Kui Ong langsung bergerak ke arah kuda yang di tunggangi seorang panglima perang pemerintah Yuan. Pendekar dari golongan putih, hitam serta gabungan lima partai besar melihat siapa yang datang, langsung berkumpul menjadi satu. Kuda putih berhenti di depan para pendekar, seorang pria paruh baya dengan pakaian kebesaran turun dari kuda di kawal oleh jendral Kurqi. Bibirnya tersenyum menatap satu persatu pendekar bangsa Han yang ada di depannya. “Selamat bertemu, Taihiap dan Lihiap! Perkenalkan namaku panglima Arkun, aku di utus oleh Khan Agung untuk bicara dengan para pendekar yang berkumpul di kuil Siauw Lim Pai,” pria yang menyebut dirinya panglima Arkun berkata. Pek I Siancu menoleh ke arah tuan rumah, Biksu Chi Su. Sang Biksu anggukan kep
Mendengar perkataan Ban Tok Kui Bo, raut wajah Thian Sin berubah dan matanya tajam menatap mata bening di balik Topeng merah, kemudian pandangannya beralih kepada Ban Tok Kui Bo.“Kenapa kau menatapku seperti itu, kau mau di racun? Tanya Ban Tok Kui Bo.“Ap….apa benar yang di katakan oleh nenek guru? Tanya Thian Sin.“Walau orang menyebutku tokoh sesat, tetapi aku tidak pernah berbohong,” jawab Ban Tok Kui Bo.Mendengar perkataan Kui Bo, tanpa banyak bicara, Thian Sin langsung melangkah ke hadapan Siancu dan langsung menjatuhkan diri bersujud di depan sang Ibu sambil ber urai air mata dan berkata.“Ibu! Maafkan putramu yang tidak berbakti.”Siancu memegang bahu sang putra dan mengangkat tubuh Thian Sin.“Bangkitlah nak! Ibu juga tidak menyangka bisa bertemu lagi denganmu setelah apa yang terjadi di perkampungan merah,”“Tahun demi tahun setelah di selamatkan oleh guru, ibu mencarimu tetapi kau seperti lenyap di telan bumi.“Ibu baru tahu kau masih hidup setelah mendapat kabar munculny
Yu Lai dan Sin Kun memutuskan untuk memancing prajurit Yuan untuk bergerak ke arah selatan, setelah mereka berpikir rombongan Dewa Tongkat Merah hanya untuk menarik perhatian agar berkumpul di utara.Dendam di hati Yu Lai serta Sin Kun sudah membuat dua orang dari rasul langit tersebut memutuskan untuk mengacaukan rencana yang sudah di susun tanpa melibatkan mereka.Yu Lai memberi isyarat kepada Sin Kun ketika melihat puluhan prajurit tengah berkumpul tidak jauh dari tenda prajurit.Sin Kun mengambil ranting kering, kemudian melemparkan ranting tersebut ke arah tenda prajurit.Shing….Trak!Tiang bendera Yuan yang berkibar di atas tenda langsung patah terkena lemparan Sin Kun.Prajurit yang tengah berkumpul di dekat tenda langsung menoleh, ketika melihat tiang bendera patah, para prajurit langsung menoleh.Sring….Sring….Sring!Prajurit Yuan langsung mencabut senjata, seorang perwira memerintahkan dua kelompok prajurit untuk menyelidiki daerah sekitar tempat mereka berjaga untuk mencari
Bayangan yang terlihat oleh Thian Sin dan Ban Tok Kui Bo yang tadinya mendekat, langsung berbalik dan menjauh.“Mencurigakan, coba kau kejar! Perintah Ban Tok Kui Bo.Thian Sin anggukan kepala, kemudian melesat mengejar bayangan tersebut,Hmm!“Boleh juga ilmu meringankan tubuhnya,” batin Kui Bo melihat Thian Sin bergerak cepat.“Kalau dia mau, aku bisa menjadikannya Raja Racun dan tidak akan ada yang bisa mengalahkannya,” lanjut perkataan Kui Bo.Thian Sin mengejar bayangan yang terlihat, bayangan itu tidak lain adalah Sin Kun yang berusaha memancing prajurit Yuan bergerak ke selatan.Thian Sin menambah tenaga dalamnya berusaha mengejar, tetapi Thian Sin terkejut melihat puluhan prajurit Yuan bergerak ke arahnya.“Itu….itu dia! Teriak prajurit Yuan melihat Thian Sin mendekat.“Celaka! Aku di jebak,” batin Thian Sin.Shing….Shing!Dua batang anak panah melesat ke arah Thian Sin, Thian Sin lompat dan bergerak ke arah batang pohon besar.Crep….Crep!Dua anak panah menancap di batang poh
Bukan main terkejutnya Yu Lai serta Sin Kun ketika mendengar suara dan melihat Ban Tok Kui Bo keluar dari balik tumpukan mayat prajurit Yuan.“Ini….ini!” Ucap Sin Kun dengan nada gagap, melihat raut wajah Ban Tok Kui Bo yang tidak sedap di pandang mata.Yu Lai menatap Sin Kun, dari tatapan matanya terlihat Yu Lai sangat kesal karena merasa tertipu dengan Sin Kun.Kalau hanya Thian Sin sendiri ia masih sanggup menghadapi Thian Sin, tetapi dengan adanya Ban Tok Kui Bo, walau ia berdua dengan si Telapak Sakti, Yu Lai tidak yakin akan mampu menghadapi mereka berdua.“Menurut ibumu, si muka pucat ini yang sudah membuat ayah mu tewas? Tanya Kui Bo dengan nada dingin.“Benar Nek,” Jawab Thian Sin sambil terus menatap Sin Kun.“Tetapi ibu melarangku membunuh dia ketika berada di dalam kuil Siauw Lim Pai, karena para pendekar dari golongan putih akan berbalik memusuhi perkumpulan Topeng Merah,” lanjut perkataan Thian Sin.Chuih!“Kenapa harus takut di musuhi? Kalau mau bunuh, bunuh saja tidak
“Ban Tok Kui Bo sudah janji akan melepaskan aku,” ucap Sin Kun mendengar perkataan Thian Sin.“Kapan aku janji padamu? Tanya Kui Bo.“Kau….kau hendak mengingkari janji yang sudah kita buat jika aku tidak membantuYu Lai,” balas Sin Kun.Chuih!“Dasar pengecut! Orang seperti mu tidak pantas menjadi salah satu dari 4 rasul,” Kui Bo berkata sambil meludah.“Kau cepat bunuh dia! Muak aku melihat wajahnya,” lanjut perkataan Kui Bo.Tanpa banyak bicara, Thian Sin melesat ke arah Sin Kun.Mata Sin Kun menatap Kui Bo dan Thian Sin bergantian.Sin Kun tidak mau di racun oleh Kui Bo, oleh karena itu dia harus waspada.Melihat Kui Bo tidak melakukan gerakan, Sin Kun miringkan kepala menghindari serangan Thian Sin.Setelah menghindar, tangan kiri Sin Kun balas menghantam ke arah pinggang Thian Sin.Thian Sin geser tubuhnya menghindari hantaman.Blar!Suara ledakan terdengar dari telapak tangan Sin Kun.Sin Kun tahu bahwa anggota badan Thian Sin mengandung racun seperti Ang Bin Moko dan ia tidak bi