Thian Sin memang sengaja mengunci kekuatannya agar tidak di ketahui, itu sebabnya ketika di totok oleh Qin Qin, Thian Sin tidak bisa berbuat apa-apa.Thian Sin memutuskan ikut keluarga bangsawan Qiao Ming untuk mengetahui tindak tanduk Bu Ceng Kui yang di kabarkan sahabat sang ayah.Thian Sin penasaran apa Bu Ceng Kui terlibat dengan kematian sang ayah dan hancurnya perkampungan merah.Apalagi Thian Sin bertemu dengan Bu Ceng Kui di dekat Perkampungan Merah dan Thian Sin yakin bayangan yang ia kejar di Perkampungan Merah kalau bukan gadis ini, pasti Bu Ceng Kui.Lamunan Thian Sin terhenti ketika mendengar perkataan Qin Qin, “kau sudah makan belum? “Belum,” jawab Thian Sin.Qin Qin membawa Thian Sin ke gudang kecil, “kau tidur di sini untuk sementara,” setelah berkata Qin Qin keluar dan memerintahkan salah seorang pelayan untuk membawa makanan.Tidak lama kemudian sang gadis dan seorang pelayan datang membawa makanan.Tanpa basa basi, Thian Sin langsung melahap makanan yang tersaji.S
“Kurang ajar! Rupanya kau mencuri curi kesempatan untuk membunuhku,” Bu Ceng Kui berkata dengan nada penuh hawa pembunuh.Huang Ho Sinkai serta Pek Ciang Busu melihat lawan beralih kepada pemuda yang di anggap sudah membokong Bu Ceng Kui, keduanya memberi isyarat kepada anak buah mereka untuk pergi, karena puluhan prajurit Yuan di kota Henan mulai berdatangan.Bu Ceng Kui mengambil paku hitam yang menancap di tanah, matanya menatap tajam paku hitam tersebut, tidak lama kemudian raut wajahnya berubah ketika mengenali paku yang sangat ia kenal, karena paku tersebut pernah melukai dirinya dan membunuh saudara angkatnya.“Rupanya tidak cukup kau membunuh saudaraku!? Teriak Bu Ceng Kui sambil melesat ke arah Thian Sin.Kedua tangan langsung bergerak menyambar kepala Thian Sin.“Guru! Jangan bunuh dia,” teriak Qin Qin.Bu Ceng Kui tidak memperdulikan teriakan Qin Qin dan terus menyerang Thian Sin.Thian Sin mundur satu tombak menghindari serangan dan tidak membalas karena tidak ingin bertem
Melihat Bu Ceng Kui mundur, dengan cepat Thian Sin menarik kembali racun ular merah ke titik jalan darah dan langsung mengunci dengan tenaga dalam Hud Kong Sing kang. Perlahan raut wajah Thian Sin berubah kembali seperti semula. Karena posisi Thian Sin terhalang oleh tubuh Bu Ceng Kui tidak ada yang melihat perubahan yang terjadi terhadap Thian Sin, Qin Qin juga terkejut serta bingung dan tak bisa berkata kata ketika melihat gurunya mundur Bu Ceng Kui setelah sadar bahwa yang ada di depannya bukan kakak angkatnya, kemudian bertanya kepada Thian Sin. Kali ini nada bicaranya pelan tidak seperti tadi. “Anak muda! Siapa nama ayah dan ibumu? Dengan nada pelan agar tidak di dengar oleh orang lain selain Bu Ceng Kui, Thian Sin menjawab, “ayahku bernama Thian Bu dan ibu ku bernama So In Hwa.” Mendengar jawaban Thian Sin, mata Bu Ceng Kui berkaca kaca, tangan kanannya bergerak ke arah Thian Sin. Thian Sin tersenyum dan meraih tangan Bu Ceng Kui, Thian Sin lalu berdiri di bantu oleh tari
Qin Qin, Bu Ceng Kui serta Thian Sin langsung menuju ke tempat berkumpul. Di satu ruangan besar, sudah banyak para tamu berkumpul. Melihat Bu Ceng Kui, Thian Sin serta Qin Qin datang, bangsawan Qiao Ming berdiri sambil berkata. “Silahkan….Silahkan duduk Taihiap.” Bu Ceng Kui, Thian Sin serta Qin Qin duduk satu meja, sepasang mata seorang pemuda menatap penuh rasa cemburu melihat Qin Qin duduk terpisah dengan sang ayah. Gubernur Aryan Temur setelah Bu Ceng Kui duduk, tidak lama kemudian langsung berdiri, setelah memberi hormat kepada Bu Ceng Kui. Gubernur Aryan berkata. “Satu kehormatan bagi Aryan Temur bisa bertemu dengan salah satu tokoh yang di segani di dunia persilatan bangsa Han.” Bu Ceng Kui tidak berdiri, hanya terdengar suara dengusan dari hidungnya mendengar perkataan Gubernur kota Henan tersebut. Aryan Temur walau hatinya kesal karena perkataannya tidak di tanggapi, tetapi berusaha menutupi kekesalannya dan berkata kembali. “Sungguh suatu keberuntungan bagi bangsa Yu
Raut wajah Rin Temur langsung berubah kelam mendengar perkataan Thian sin, suara riuh dari para tamu langsung terhenti ketika ikut mendengar perkataan Thian Sin.“Bangsat! Kau ingin mampus!? Bentak Golok maut sambil melesat ke tengah arena.“Guru! Biar Rin yang hajar pemuda ingusan ini,” ucap Rin kepada Golok Maut.“Rin Kongcu lebih baik mundur, karena aku yang di tantang oleh keparat ini,” balas Golok Maut dengan nada gusar.Tanpa banyak bicara, Rin langsung mundur dan duduk di sebelah sang ayah.“Bu Ceng Kui! Apa kau tidak menyesal jika keponakanmu tewas di tanganku? Tanya Golok maut dengan nada dingin.“Kalau dia tewas! Itu karena ketololannya sendiri, untuk apa aku peduli, tetapi bagaimana jika kau yang tewas? Tanya Bu Ceng Kui sambil tersenyum penuh ejek.Phuih!Golok maut meludah mendengar perkataan Bu Ceng Kui, darahnya meluap dan amarahnya sudah tak terbendung lagi.Sring!Sepasang golok kembar keluar dari pinggang dan berputar di kedua tangan.“Hati-hati! Jangan katakan Yi Pi
Bab : 19 Terjebak Di Dalam Rumah Gubernur AryanYi Pin terus mundur, hatinya gentar melihat tatapan mata Thian Sin.Bukan hanya Yi Pin, suasana di dalam ruangan juga ikut gempar, sebagian tamu berlarian ke keluar ruangan.Gubernur Aryan serta Rin bersembunyi di belakang Bangsawan Qiao, karena mereka berpikir bahwa orang yang menyeramkan tersebut adalah anak buah bangsawan Qiao, sedangkan Qin Qin hanya bisa menatap tak percaya melihat perubahan yang terjadi terhadap pemuda gagah yang perlahan mulai mencuri hatinya.Thian Sin melesat, tangan nya menyambar ke arah kepala Yi Pin dengan jurus Tangan Selaksa Racun.Tanpa berpikir panjang Yi Pin mundur menghindari serangan sambil goloknya di lempar ke arah tubuh Thian Sin.Melihat golok lawan melesat cepat ke arahnya, Thian Sin angkat tangan kanan, kemudian dua jari menunjuk ke arah golok Yi Pin.Sinar ke emasan keluar dari dua jari Thian Sin dan melesat menghantam ke arah golok Yi Pin.Shing….trang!Raut wajah Yi Pin kembali pucat, tanpa sa
Jendral Kurqi memang geram terhadap pemberontak Han, apalagi belakangan ini di perbatasan kota Henan sering terjadi pertempuran antara prajuritnya dengan para pemberontak.Mendengar perkataan Rin Temur, Jendral Kurqi langsung memerintahkan prajuritnya untuk menyerang.Ratusan anak panah langsung melesat dari berbagai arah menghujani rumah Gubernur Aryan.Shing….Shing….Trang….Trak!Thian Sin serta Bu Ceng Kui terkejut melihat puluhan anak panah menerobos masuk dari jendelaSerta pintu uang terbuka.Tanpa banyak bicara keduanya menendang kursi serta meja yang ada di hadapan mereka.Buk….Whut….Crep….Crep!Anak panah menancap di kursi serta meja yang di tendang tetapi anak panah yang masuk semakin lama semakin banyak.Beberapa tamu yang belum sempat melarikan diri tewas terkena anak panah prajurit Jendral Kurqi.“Keparat,” kenapa mereka terus menyerang kita? apa anak Gubernur itu serta Qiao Ming tidak memberitahu kalau kita ada di dalam,” gerutu Bu Ceng Kui sambil jongkok di balik meja b
Melihat musuh memburu ke arahnya, kedua tangan Bu Ceng Kui berubah menjadi putih, Tangan Pengejar Roh langsung di gunakan.Syuut….tap!Satu tombak melesat, Bu Ceng Kui geser tubuhnya dan menangkap batang tombak, kemudian menarik batang tombak tersebut dengan tangan kanan, setelah prajurit ikut tertarik, tangan kiri Bu Ceng Kui menghantam ke arah dada prajurit Yuan.Buk!Prajurit naas tersebut terpental dan jatuh menimpa kawan-kawannya.Sang Jendral melihat prajurit yang terkena pukulan Bu Ceng Kui tewas, tubuhnya melesat dan tombak bergerak menusuk ke arah kepala Bu Ceng Kui.Bu Ceng Kui melihat serangan Jendral Kurqi, tangan kanan menarik baju salah seorang prajurit.Whut….crep!Tombak jendral kurqi tepat menembus prajurit yang di jadikan tameng oleh Bu Ceng Kui.Kedua Tangan Pengejar Roh langsung beraksi menghantam prajurit yang mengepung Bu Ceng Kui.Setiap kedua tangan Bu Ceng Kui bergerak, selalu saja ada prajurit yang tewas, salah satu dari 4 jahat tersebut memang tak mau berlak