Share

Bulan Madu yang Tertunda

Entah kenapa mendengar permintaannya yang sederhana itu, membuat kedua mata gue merebak dan mengaburkan pandangan. Bang Alfin meraih tubuh gue dan mendekap dalam dada bidangnya. Detak jantung kami menyatu. Saling tumpang tindih dengan degub yang begitu keras. 

Sebuah gelang emas putih dengan hiasan berupa dua huruf, A dan N yang menyatu, disematkan pada pergelangan tangan ini. "Makasih, Bang," ucap gue dengan mata berbinar. 

"Jangan pernah tinggalkan abang lagi, ya?" bisiknya membuat gue tersipu. "Abang nggak sanggup melihatmu, tapi nggak bisa menjangkau." 

Gue mengangguk dalam dekapannya. Rasanya seperti mimpi. Tadi siang gue masih nangis-nangis meratapi nasib pernikahan kami yang hampir kandas. Tapi sekarang, kami sudah seperti pengantin baru yang saling bucin. Ah, ternyata seindah ini, mencintai dalam kehalalan. 

Mengingat masa-masa awal pernikahan kami yang tidak menyenangkan akibat perjodohan paksa itu membuat gue tersenyum geli.&

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Cahaya Asa
mantab, Kak.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status