Jack kembali menunggangi Jerry si kuda putih, usai membaringkan Ellia di jok mobil bagian tengah. Ia juga mengencangkan sabuk pengaman di tubuh Ellia. Barulah mereka kembali melanjutkan perjalanan di bawah sinar bulan. John dengan mobilnya tetap berada di belakang supaya lampu sorot mobil dapat menerangi jalan yang mereka tempuh. “Apa kau lelah Jerry?” tanya Jack ketika langkah Jerry tak secepat semula. Maka Jerry hanya meringkik seraya mengangguk-angguk sebagai jawaban.“Baiklah kita istirahat di....” Jack tak melanjutkan ketika kedua matanya tak menemukan pepohonan di sekitar mereka. Pikir Jack, ia tak dapat membuat api unggun bila tak ada pohon. Karena tak akan ada ranting bila tak ada pohon.“Pasti binatang buruan juga tidak ada, bila kita beristirahat di sekitar sini,” gumam Jack.“Jerry, kau masih sanggup berjalan? Kita harus menemukan tempat yang banyak ditumbuhi pepohonan,” kata Jack.Tiba-tiba Jerry menghembuskan nafasnya. Maka kepulan asap seperti keluar dari dua lubang hi
“Yes!!” seru Paman Hery sambil menghentakkan kedua telapak tangannya pada kemudi mobil truk sampah. Ia begitu lega usai lolos dalam pemeriksaan tentara yang menjaga gerbang keluar Kota Westinhorn.“Apa kau tak bisa bersikap lebih tenang!” Mrs. Vaeolin ketus.Usai menghembuskan nafas, Paman Hery bertanya, “Apa aku salah? Tadinya aku malah ingin berteriak.”Ia pun tertawa terbahak. “Jika kau ingin tertawa maka tertawalah. Selagi tak ada anak buahmu.”Namun, bukannya tertawa, Mrs. Vaeolin malah melotot pada kawannya sekaligus bawahannya ketika di Planet Zoo. “Lalu kau pikir kau siapa?”“Ops.” Paman Hery terhenyak. Kemudian memukul kepalanya sendiri seraya berkata, “Maaf kan aku Mrs. Vaeolin. Maafkan aku. Harusnya aku bisa lebih patuh dan tidak menentangmu.”Tak diduga ucapan Paman Hery itu menggelitik perut Mrs. Vaeolin. Maka ia pun menahan tawa dibalik wajah tegasnya. Kemudian ia menghembuskan nafas.“Apa aku menyeramkan?” Suara Mrs. Vaeolin datar. Raut wajahnya juga datar.Tiba-tiba Pa
Benar saja yang dikatakan oleh Kakek Jack. Jalan pintas yang tak banyak diketahui orang itu ternyata membawa mereka lebih cepat tiba di Kota Herbone yang merupakan bagian dari Negeri Ponix. Mereka berdua sampai terheran-heran karena tak ada penjagaan di perbatasan Negeri Ponix yang langsung menuju Kota Herbon dan berakhir di Pasar Lili.Setelah melewati gerbang masuk pasar Lili, seorang juru parkir mengarahkan truk sampah untuk berhenti. Usai truk sampah yang dikemudikan Paman Hery berhenti, juru parkir itu menghampiri, melihat jam di tangannya, lalu bertanya, “Sepertinya kau datang lebih cepat.”Paman Hery tak lekas membalas. Ia menerka-nerka apa yang dimaksud juru parkir berkumis itu. Tadinya ia ingin segera memarkir mobil itu.“Ahh aku hanya....”“Kami ingin pergi minum kopi sebelum menarik sampah. Apa itu salah?” Mrs. Vaeolin memotong.“Ah! Iya iya, benar. Kami ingin membuat penat di kepala kami. Dan mungkin kopi yang pahit dan manis dapat mengusirnya,” tambah Paman Hery, lalu ter
Kegusaran Fredy kian menit kian bertambah. Ia sangat cemas menanti kedatangan Paman Hery, Romi, Manson dan Linch. Sampai-sampai hatinya kembali ragu. Akankah mereka kembali?Fredy pun bangkit berdiri. Tiba-tiba ia berubah pikiran. Pikirnya, mungkin ia harus secepatnya pergi sebelum bahaya datang. “Mereka pasti tidak akan kembali,” lirihnya.Selang 1 detik, ia terkejut dan buru-buru bersembunyi ketika terdengar suara seseorang menggedor pintu rumah. Jantungnya hampir rontok. Dan wajahnya memucat. Ia tak tahu apa yang harus dilakukan. Dalam hati ia menerka-nerka, “Jangan-jangan itu orang jahat yang mengincar dirinya!”“Romi! Manson!” seru Paman Hery."Apa yang terjadi?" lanjutnya.Ketakutan dalam diri Fredy mencair begitu mengetahui ternyata seseorang yang mengetuk pintu adalah Paman Hery. Ia buru-buru menggeser lemari sekuat tenaga. Paman Hery pun membantu menggeser pintu. Dan ia harus tahu apa yang terjadi, mengapa pintu rumah itu rusak. Bahkan sepertinya pintu rumah itu sudah roboh
Herman gelisah menanti kabar dari dua orang tahanan Dry Land Cave. Sedari tadi ia tak lepas dari handphone miliknya. Berkali-kali ia menghidupkan layar ketika layar handphone redup. Ia tak menyadari dua orang pasukan patroli yang menyamar menjadi staf Ofice Boy sengaja memata-matai dirinya. Mereka bernama Malvin dan Ben. Dua orang yang berbeda warna kulit. Ben dengan kulit hitam dan Malvin dengan kulit putih.Perintah Jenderal Aldwin memang tak main-main. Ia tak ingin reputasi tahanan terketat yang dimiliki Westinhorn mendapat citra buruk karena ada tahanan yang meloloskan diri. Ia menginginkan tahanan yang telah diketahui bernama Vaeolin itu harus sudah tertangkap sebelum matahari terbit.Kita harus bergerak cepat! Sebelum besok tahanan itu harus sudah tertangkap!” kata Jenderal Aldwin.“Siap, Jenderal!”Di kediamannya, Kakek Jack begitu gelisah. Ia lebih sering duduk di depan televisi daripada biasanya. Emi pun menjadi heran mengapa suaminya tiba-tiba selalu menonton berita.“Jack,
Bomba mengabarkan pada Edhi mengenai berita yang dibawa oleh pasukannya. Bahwa seorang gadis dan dua orang pria dan seekor kuda putih telah diktahui keberadaannya. Edhi pun begitu bahagia. Ia tak menyangka menemukan mereka secepat ini.Edhi pun meminta anak buahnya untuk segera pergi dari tempat itu. “Bomba, kau harus ikut menangkap mereka!“Tenang saja, Tuan Edhi. Tak perlu buru-buru. Kita nikmati sarapan kita pagi ini. Kasihan mereka sudah bersusah payah berburu untuk kita,” kata Bomba.“Aku setuju denganmu, Bomba,” sahut Mike. Tiba-tiba Holdan menyikut Mike. Ia berbisik pada kawannya itu, “Kau tak perlu ikut campur. Itu bagian rencana dari Tuan Edhi supaya bisa cepat pergi dari sini!”“Kenapa? Mmm aku setuju jika kita harus pergi.Tapi kita harus menyiapkan tenaga untuk tubuh kita. Perjalanan pasti sangat jauh,” ucap Mike lirih.Sontak Holdan mematung. Pikirnya, ada benarnya ucapan Mike kali ini. Tuan Edhi selalu memberi banyak perintah yang tak pernah terduga. Dan itu menguras te
Tiba di bangunan terakhir, Paman Hery, Mrs. Vaeolin dan Fredy bergantian menuruni tangga besi yang menempel dengan dinding. Dan mereka terkejut ketika dua orang yang tidak kenal menatap mereka bertiga di bawah tangga. Dua orang laki-laki itu tampak menyedekapkan kedua tangan di dada. Wajahnya pun tampak garang. Sebelum mencapai tiga titian tangga terakhir, Paman Hery melompat ke salah satu laki-laki itu. Ia mencoba melawan dua laki-laki yang diduga sebagai preman pasar. Namun, usaha Paman Hery sia-sia. Dengan mudah laki-laki kedua melumpuhkannya dengan menggunakan balok kayu. Akibatnya Paman Hery jatuh tertelungkup sambil mengerang kesakitan. Satu laki-laki lekas mengikat kedua tangan Paman Hery di belakang pinggangnya. Sedangkan satu orang lagi mengamankan Mrs. Vaeolin dan Fredy. Ia juga mengikat kedua tangan mereka berdua di belakang pinggang. “Eric pasti senang melihat ini,” kata pekerja Georges Hat pertama seraya tertawa. “Benar,” balas kawannya kemudian ikut tertawa terbahak
Hampir setengah hari Ellia dan Jack serta para binatang kecil yang menghuni tempat itu bermain. Mereka terlihat begitu bahagia. Selesai bermain mereka mencari dan memetik blueberrry dan mulberry yang tumbuh dari pepohonan dan semak yang ada di sekitar tempat itu.Di sela-sela memetik buah yang masih satu kerabat itu, Jack bertanya sambil memandang lekat-lekat wajah Ellia, “Ellia, apa kau bahagia?”Ellia tak segera menjawab. Ia malah tesenyum sambil meneliti raut wajah Jack. Dan ia menerka-nerka mengapa Jack menanyakan hal itu. Pikirnya, di saat-saat sulit seperti ini Jack bahkan masih bertanya kebahagiaan. “Apakah Jack benar-benar mencintaiku?” gumam Ellia.“Hei. Ellia, Ellia, Kau baik-baik saja. Ellia,” panggil Jack sambil menggerakkan telapak tangannya di hadapan Ellia.Tiba-tiba Ellia melahap satu buah Mulberry yang berwana kemerahan. Ia pun terhenyak seraya membuka kedua mata. “Hmm, sangat manis. Mulberry ini sangat manis. Cobalah Jack, ayo coba.” Ellia lalu menyodorkan buah mulb
Riuh warga Kota Westinhorn menyeruak begitu Mrs. Vaeolin keluar dari gedung parlemen pemerintah kota westinhorn. Sorak-sorak bahkan tangis mengalir di dalam gemuruh tepuk tangan. Mereka begitu mencintai sosok perempuan berusia 50 tahun itu. wanita yang tegas dan di segani siapapun terutama menyangkut kebun binatang planet zoo.Kini, warga Westinhorn tak lagi terpecah seperti sebelumnya. Setelah kebenaran terungkap, mereka pun bersatu. Mereka berharap dengan kembalinya mrs. Vaeolin maka permasalahan kebun binatang yang menjadi ikon kota westinhorn akan terselesaikan. Dan mereka dapat kembali menyaksikan kedamaian menyaksikan tingkah laku satwa-satwa yang pernah menghuni seluruh hutan yang pernah ada di dunia. Setelah Mrs. Vaeolin berdiri di depan mic, Ellia melangkah malu-malu di belakang Mrs. Vaeolin. Mr. Cruise meminta Ellia untuk mendampingi Mrs. Vaeolin. Ia menganggap Ellia begitu berjasa karena berhasil mengungkapkan penjahat utama yang ingin menjarah harta berharta milik Westi
Matahari terbit lebih awal di hari itu. Berita tak terduga diterima Mrs. Vaeolin di tahanan Dry Land Cave. Kepala rumah tahanan itu telah mengajukan peningkatan hukuman bagi Mrs. Vaeolin, dari semula ditahan seumur hidup menjadi hukuman mati. Pengadilan Westinhorn telah menyetujui. Bahkan keputusan pengadilan telah keluar sebelum sebelum komunikasi dari pihak pengacara Mrs. Vaeolin. Para pendukung Mrs. Vaeolin kembali kecewa dengan putusan pengadilan. Padahal mereka berharap dengan ditemukannya orang-orang yang hilang pada saat kejadian huru-hara pertama di planet Zoo, maka Mrs. Vaeolin akan dibebaskan. “Ini tidak adil!” seru pengunjuk rasa. “Pengadilan buta. Hakim buta dan tuli!” teriak para pengunjuk rasa. “Bebaskan bebaskan bebaskan Mrs. Vaeolin! Bersihkan namanya!” sorak-sorak pengunjuk rasa. Suara sirine polisi mengoyak pasang telinga setiap orang di depan pengadilan. Para polisi bergerak cepat menembus para pengunjuk rasa. Di tengah kerumunan itu juga terlihat asisten Mrs. V
Malam bertambah larut. Hampir berganti hari ketika jam menunjukkan pukul 12 malam kurang 15 menit. Dan kini keadaan di kebun binatang Planet Zoo telah kembali normal. Badai angin berangsur-angsur pergi menghilang. Dan tentunya semua orang yang menyaksikan malam itu tak mengetahui kemana perginya sang badai yang menakutkan itu.Kini polisi dan tentara semakin banyak yang masuk ke dalam area kebun binatang yang menjadi ikon Kota Westinhorn. Mereka menyisir lokasi hingga menangkap orang-orang yang terlibat keonaran. Dan pastinya mereka masih memburu tahanan yang kabur dari Dry Land Cave. Mereka juga membantu para polisi yang terjebak di dalam Planet Zoo selama terjadinya badai yang mengerikan. 20 orang anak buah Robert dan para pekerja Georges Hat yang lemas diringkus termasuk Cuki dan Eric. Cuki bahkan hampir tak sadarkan diri ketika dibawa polisi.Namun, ia sempat mengigau, berkata, “Tuan Edhi, apa kau sudah kembali? Aku dan para pekerja datang menyambut kepulanganmu.”“Angkat tangan
Benar dugaan Paman Hery. Lubang hitam yang menjadi pintu ke dunia lampau itu kian mengecil. Badai pun ikut melemah. Dan jangkauannya tak seluas semula.Bahkan kini para polisi dan tentara yang berada di luar area Planet Zoo memutuskan bergerak masuk ke dalam Planet Zoo. Komandan mereka mengintruksikan pada pasukannya supaya tetap bersabar menanti celah untuk mendekati sumber badai itu.“Tetap utamakan keselamatan! Ini hanya masalah waktu,” tambah komandan tentara.Sementara itu, masih banyak polisi yang terjebak di tengah badai di dalam Planet Zoo. Mereka tak berani pergi dari persembunyian karena khawatir badai akan tiba-tiba menguat dan menggulung mereka. Namun, beberapa polisi ternyata keluar dari persembunyian untuk pergi memeriksa.5 tentara pergi ke tempat terjadinya ledakan pertama, karena badai dirasa melemah di wilayah terjadinya ledakan pertama. Mereka pun menemukan bangkai helikopter yang sudah hangus dan mengepulkan asap hitam. Setelah didekati, mereka menemukan seorang p
Paman Hery masih sekuat tenaga menahan goncangan dari jam pasir kuno. Walau tak ada badai menerpa dirinya, namun ia jam pasir di kedua tangannya dapat dikatakan cukup berat. Ia sendiri masih tak mengerti mengapa jam pasir yang bisa menjadi seberat itu.1 jam waktu yang dimiliki Mrs. Vaeolin untuk pergi menyusul Ellia ke dalam dunia di dalam jam pasir itu. Bila ia tak kembali tepat waktu maka mereka tak bisa kembali ke dunia nyata. Karena jam pasir tak akan membuka tiga kali dunia yang sama.Malam itu juga pasukan tambahan dari kepolisian dan tentara pemerintah Kota Westinhorn berdatangan. Truk-truk dan helikopter telah bergerak dari markas. Sebagian truk yang mengangkut tentara dan polisi sudah tiba di area wilayah sekitar kebun binatang Planet Zoo yang luasnya mencapai puluhan hektar. Sedangkan helikopter yang terbang di sekitar kebun binatang itu tak berani bergerak maju lebih ke dalam lantaran badai angin yang menelimuti kebun binatang itu.Tak hanya aparat dan para wartawan yang m
“Apalagi ini?” lirih Ellia manakala melihat sebuah lubang hitam bertambah besar dari semula yang berupa titik.“Ellia, bagaimana ini. hewan-hewan itu sudah mulai keluar.” John begitu panik.“Dan apa itu?” John menunjuk sebuah lubang hitam raksasa sejauh 200 meter di hadapan mereka. Kemudian sesosok manusia melangkah ke keluar dari dalam lubang hitam itu.“Ellia, kau pergi saja bersama John dan Jerry. Aku akan menghadang mereka,” kata Jack seraya menatap Ellia dengan cemas.“Mereka hanya menginginkanku,” lanjut Jack.“Pergi kemana maksudmu Jack!” sela John.“Kita terkurung!” lanjutnya.“Kita pergi bersama, Jack. Karena kita akan pulang bersama,” kata Ellia.Kemudian John menoleh pada lubang hitam itu, maka dilhatnya kini puluhan hewan buas menemani langkah sesosok manusia itu. Ia hampir pingsan karena ketakutan yang luar biasa. Bagaimana tidak, di kanan dan di kiri mereka terdapat hewan-hewan buas yang hendak menyerang.John pun menangis meraung-raung. I berucap, “Apakah daging kita te
Kedua mata Mrs. Vaeolin terbuka lebih lebar manakala melihat pasir terakhir akan jatuh. Sementara Paman Hery belum juga datang. Bila ia sendiri yang menahan jam pasir itu, maka ia tak dapat memantau ketika waktu habis. Tak diduga Paman Hery melompat dari belakang diri Mrs. Vaeolin. Ia mencoba meraih jam pasir itu. Dan tepat sekali, ketika jam pasir itu menciptakan badai bercampur cahaya yang berputar maka Paman Herry telah menggenggam jam pasir itu. Namun, tiba-tiba Robert melompat ke arah jam pasir itu. Ia mencoba merebut jam pasir kuno dari tangan Paman Hery. Robert sudah mendengar cerita mengenai jam pasir itu dari Max dan Durrel. Jam pasir kuno itu mampu menelan siapapun yang masuk ke dalamnya. Dan tidak memungkiri pula, jam pasir itu dapat mengembalikan Ellia, gadis kebun binatang yang menjadi saksi kejahatannya. Karena itu Robert ingin menggagalkan rencana Mrs. Vaeolin dan Paman Hery.“Berikan jam ini padaku!” Robert geram.“Kau yang menyingkir. Atau aku akan membuangmu ke dal
Polisi dan tentara dikerahkan untuk mengepung kebun binatang Planet Zoo. Sesuai dengan pernyataan 6 orang yang telah diamankan dari Georges Hat, bahwa tersangka buronan dari tahanan Dry Land Cave pergi ke kebun binatang Planet Zoo. Karena itu pihak kepolisian meminta bantuan tentara yang dimiliki Westinhorn untuk mengepung kebun binatang itu.Sesampainya di Planet Zoo, kedatangan puluhan polisi dan tentara mengejutkan orang-orang yang berseteru. Bahkan perkelahian antara anak buah Edhi dan pekerja Georges Hat yang dibantu pasukan patroli sempat terhenti ketika polisi dan tentara mengepung mereka. Bahkan helikopter yang terbang di atas mereka menyorotkan cahaya terang pada orang-orang yang bertikai di planet Zoo.“Kalian sudah terkepung. Jatuhkan senjata dan angkat tangan kalian semua!” seru komandan polisi di balik megaphone.Pilot yang mengemudikan helikopter itu mendapat perintah untuk menyisir tiap sudut kebun binatang itu. Sementara para polisi dan tentara mengamankan orang-orang
Tak diduga Ellia melempar sekepal salju ke muka John. Akibatnya John terkejut dan lengah. Ellia akhirnya mampu melepaskan cengkraman John dari lengannya. Ia pun bergegas menghampiri Jack. John berusaha mengejar, namun Jerry menarik bajunya. Ia meminta John tak pergi kemanapun. Lebih baik John mengawasi mereka dari tempatnya kini.“Lepaskan aku. Ellia dalam bahaya!”“Bukankah, Jack dan Edhi berada jauh dari anak buah Edhi?” bisik Jerry.John pun menggulungkan kening. “Tapi aku sangat khawatir.”“Dan kau? Tak biasanya kau bersikap begini!” lanjut John seraya menatap Jerry dengan penuh curiga.Dengan wajah datar Jerry berkata, “Kau salah. Aku masih sama seperti dulu. Hanya saja... aku tak ingin melihat Ellia... kembali sedih.” “Tapi kau malah membuatnya celaka!” maki John. Ia pun menyeringai sambil mengawasi Ellia.Sementara itu, kedatangan Ellia membuyarkan rayuan Edhi. Wajahnya kini dipenuhi dengan sakit hati. Ia tak rela Jack bersama dengan gadis itu, gadis yang sudah menggagalkan re