Home / Romansa / ELEGI WANITA KEDUA / PESAN YANG TAK BERBALAS

Share

PESAN YANG TAK BERBALAS

Author: Raifiza27
last update Last Updated: 2021-04-28 19:41:55

Buru-buru Salsa mempercepat langkahnya.

"Kenapa aku baru kepikiran untuk melihat HP Mas Romy? Dari situ aku bisa tahu apa yang sebenarnya terjadi."

Sesampai di rumah. Salsa berdiri di depan pintu kamar Romy. Dia terlihat ragu, takut bila sang suami belum tidur.

"Apa aku langsung masuk aja ke dalam ya?"

Salsa mengetuk kepalanya berulang-ulang. Akhirnya dia memberanikan diri, menyelinap masuk ke dalam kamar Romy.

Tampak Salsa mengamati Romy. Yang terlihat sudah tertidur pulas. Langkahnya mengendap-endap. Sembari pandangan mata berpendar liar, mengitari seluruh isi kamar.

'Di mana Mas Romy naruh HPnya?'

Dengan langkah berjingkat, perlahan Salsa merogoh di bawah bantal dan guling. Namun, dia juga tak menemukan ponsel Romy.

'Di mana kamu menaruhnya, Maaaas!' 

Salsa mulai resah. Dia celingukan mencari ponsel yang masih juga belum bisa dia ketemukan. Perlahan dia membuka laci meja yang ada di dekatnya. Ak

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • ELEGI WANITA KEDUA   SULITNYA MENAKLUKKAN DIRIMU

    Dia berjingkat perlahan menuju gantungan pakaian. Dan kembali memasukkan ponsel ke dalam saku celana Romy."Apa yang kau lakukan di situ?!"Deg!Seketika jantungnya berdentum hebat. Seakan terlepas dari tempatnya. Mati-matian Salsa berusaha menjaga sikap, agar tetap terlihat tenang.Suara Romy yang terdengar kencang di telinga. Membuat Salsa terperanjat. Bahkan hampir saja ponsel yang digenggam terjatuh. Gerakan cepat tangan Salsa, segera menyelinap ke dalam kantong celana.Segera dia berbalik dengan tersenyum tipis. Lalu berjalan mendekat. Dia pun duduk di [pinggiran ranjang."Aku tadi mau nawarin Mas Romy makan atau kopi susu. Cuman Mas Romy tidurnya anteng banget.""Hemmm!"Dia menatap penuh curiga."Lalu untuk apa kamu pegang-pegang celana aku?""Eehhh ... mau aku cuci, Mas. Biar besok pagi enggak ketinggalan.""Itu baru aku pakai sekali 'kan?""Takutnya kotor lah. Masa seorang arsitek celananya

    Last Updated : 2021-04-29
  • ELEGI WANITA KEDUA   SIAPA DIA (?)

    Tampak Raffian turun dari mobil. Langkahnya cepat berjalan meninggalkan pelataran parkir rumah sakit. Menuju kamar sang ibu.Saat ingin memasuki ruang kamar. Seseorang memanggilnya, "Mas Raffian!"Sontak Raffian berbalik. Seorang lelaki paruh baya tersenyum padanya. Dia pun menghampirinya."Pakdhe sudah lama?""Dari Maghrib tadi, Mas. Aku nemani Budhe kamu, kasihan sendirian.""Pakdhe sama Budhe sudah bisa pulang sekarang. Saya kan sudah datang.""Kalau gitu kita masuk ke dalam dulu aja, Mas!" ajak Pak Hanafi.Keduanya berjalan menuju kamar. Terlihat sang ibu yang sudah terlelap. Raffian meletakkan tas ransel di sebuah kursi."Kalau Mas Raffian sudah datang. Kita berdua pulang dulu ya Mas.""Silakan, Budhe.""Besok, gimana Mas?""Budhe masih ke sini ya?"Wanita itu mengangguk. Dengan membulatkan jarinya. Raffian tersenyum lebar.Sepeninggal mereka, Raffian langsung mengambil ponselnya. Dia seg

    Last Updated : 2021-04-29
  • ELEGI WANITA KEDUA   TANTE SANTI YANG ANEH

    "Gadis cantik?" ulang Raffian merasa aneh."Iya, ngaku jadi teman kamu.""Hemmm, apa Sella?""Nah, itu namanya. Sella!"Dia mengerutkan dahi. Raffian merasa aneh. Tak biasanya Sella sampai memberikan perhatian yang lebih seperti ini. Mungkin agar Raffian lebih bisa diajak kerjasama."Dia bilang apa saja, Bu?""Teman kamu itu cuman tanya sakitnya gimana? Apa udah enakan? Cuman gitu aja.""Ya, sudah Bu. Tidurlah ini sudah malam."Rusmini mengangguk dengan tersenyum. Dia pun mengulurkan tangan pada anaknya. Raffian berjalan mendekat. Lalu mengusap lembut rambutnya."Kamu apa enggak capek seharian bekerja?"Raffian menggeleng."Ini semua demi kita, Bu. Juga buat biaya berobat. Yang paling penting Ibu enggak perlu memikirkan tentang pekerjaan Raffian. Yang penting Ibu cepat sembuh.""Iya, Raff."Saat hendak berbalik. Rusmini kembali menarik lengan anaknya. Membuat Raffian sedikit terkesiap.

    Last Updated : 2021-04-30
  • ELEGI WANITA KEDUA   PENGAKUAN SANTI

    "Ini tentang apa sih Tante?""Adrian! Ini tentang Adrian!""Emang kenapa dengan Adrian, Tante?"Maafkan Tante, Sell!"Sella hanya memerhatikan Santi yang sedari tadi meminta maaf padanya. Membuat Sella akhirnya terdiam. Tak habis pikir atas sikap Santi, yang malam ini sangat aneh bagi Sella."Tante katakan yang gamblang. Ada apa ini? Aku enggak mau pusing dan ribet seperti ini Tante. Jangan suruh aku main tebak-tebakkan!"Masih dengan wajah muram dan masam. Santi menarik pergelangan tangan Sella untuik duduk di sebelahnya. Pandangan matanya lekat pada manik mata Sella yang masih diam."Aku sama Adrian hampir melakukan sesuatu.""Maksud Tante?""I-Iya, Sella. Kita berdua hampir saja melakukan perbuatan itu."Sella yang tak mempercayai hanya menggeleng terus menerus."Enggak mungkin kalian melakukannya. Ini pasti kebohongan. Iya 'kan?""ini benar Sella. Kami berdua hampir khilaf. Kami berdua sama-sama

    Last Updated : 2021-04-30
  • ELEGI WANITA KEDUA   CINTA OH CINTA

    Malam ini Sella benar-benar kusut. Akan tetapi perasaannya jauh lebih tenang. Tatap matanya terus tertuju pada ponsel. Entah mengapa malam ini dia merasa sendiri.Tuuut tuuuut!"Angkatlah Raff!"Cukup lama Sella menunggu. Namun Raffian tak juga mengangkat telepon darinya."Apa dia sudah tidur?"Sella terus mencobanya.Hingga deringan terakhir.""Hallooo, apaan sih sell?""Raff, temani aku sebentar.""Ke mana?""Ke mana pun. Yang penting malam ini temani aku.""Kamu kan tau aku lagi jagain Ibu di rumah sakit.""Iya, aku tahu. Aku akan ke sana!"Saat Raffian ingin mengatakan sesuatu. Telepon Sella sudah ditutupnya."Haaahhh! Dia pasti nekad ke sini! Aku yakin sekali itu," tebak Raffian.Sedang Sella bergegas berganti pakaian. Dia menyambar jaket dan tas selempang kecil miliknya. Dengan langkah yang tergopoh. Mbok Narmi menghampiri Sella.Dari raut wajah wanita paruh baya itu tampak

    Last Updated : 2021-05-01
  • ELEGI WANITA KEDUA    CINTA SEJATI UNTUK SELLA

    Seketika itu Sella terdiam. Lalu melempar pandangannya lurus ke depan. Cukup lama mereka terdiam tanpa kata."Apa cowok itu yang namanya Adrian?""Iya, Raff. Menurut kamu konyol ya?"Raffian hanya tersenyum."Bukannya kamu selalu konyol dari dulu?""Masa sih? Aku enggak ngerasa lho.""Kamu enggak akan pernah bisa merasa, Sell," sahut Raffian gamblang.Sekian detik lamanya mereka berdua kembali terdiam."Apa aku separah itu dalam bersikap?" Kini tatap matanya tajam mengarah pada Raffian. Yang pandangannya lurus ke arah taman. Seakan menghindari tatap mata Sella."Sebenarnya tujuan kamu menyuruh memantau Amelia ini apa?" tanya Raffian penuh selidik.Wajah Sella terlihat rikuh. Dia bingung harus menjawab apa pada Raffian. Dari sikap dia yang beberapa kali menggeser bokongnya. Sangat terbaca kalau Sella sebenarnya juga tak tahu, apa alasan yang melandasi semuanya itu. Kecuali rasa cemburu pada Amelia."Kau pun

    Last Updated : 2021-05-02
  • ELEGI WANITA KEDUA   KEBERANGKATAN KE JAKARTA

    Di pagi yang buta. Amelia sudah sibuk mempersiapkan tas pakaian yang hendak dibawa. Dita sedari tadi, terus memperhatikan Amelia yang sibuk."Mama, dijemput Om Adrian?""Iya.""Pulang kapan?""Dua hari, Sayang. Kenapa?""Dita kan kangen."Amelia menghentikan kegiatannya. Lalu menoleh pada gadis kecilnya. Dan tersenyum hangat. Amelia meraih pundak Dita dan mengusap lembut."Mama cuman dua hari kok, Sayang. Enggak lama kan?""Lama itu.""Mama akan langsung pulang. Ada Mbak Rini sama Bu Sadi di rumah ini. Jadi enggak terlalu sepi.'Dita hanya diam, dengan menundukkan wajahnya yang masam. Melihat hal ini, Amelia berusaha untuk terus merayu anaknya. Dia merengkuh tubuh Dita dalam pelukan."Dita minta dibawain oleh-oleh apa?"Gadis kecil itu menggeleng."Atau sehabis Mama dari Jakarta, kita jalan-jalan mau? Nginap di hotel."Barulah gadis itu mengangguk. Seulas senyum mulai mengembang di waja

    Last Updated : 2021-05-02
  • ELEGI WANITA KEDUA   CINTA KAH KAU ADRIAN (?)

    Setelah kepergian Romy, bergegas Salsa menelepon Melinda."Hallo!"Suara melinda terdengar parau. Tampaknya dia baru bangun tidur."Sory, jadi bangunin kamu nih.""Hemmm, ada apa sih Sa?""Ayo kita ke rumah Tante Molly.""Sekarang?""Iya, lah. mumpung masih pagi kan?""Masih ngantuk aku. Tidurku baru dua jam, Sa. Tadi malam si Om minta ditemani.""Hemmmm ...."Salsa pun terdiam. Tak ada kata yang bisa dia ucapkan lagi."Nanti lah jam satuan, gimana?""Kamu, bisa?""Aku usahakan bisa deh. Kalau Om minta temani lagi. Aku akan bilang nanti malam aja. Oke?""Oke. Makasih ya Lind.""Nah, gitu dong."Salsa menyandarkan kepalanya di sofa. Mengangkat kedua kaki ke atas."Aku sampai belum sempat bilang Mas Romy kalau Ibu mau datang. Semoga saja dia enggak marah."Langkah Salsa berjalan menuju kamar R

    Last Updated : 2021-05-02

Latest chapter

  • ELEGI WANITA KEDUA   BULAN MADU

    “Saya terima nikahnya dan kawinnya Amelia Pratiwi binti Assobri dengan maskawinnya tersebut, tunai karena Allah.”Suara Adrian terdengar tegas dan lantang."Sah?!" teriak penghulu. Disambut dengan jawaban serempak para undangan yang hadir, "Sah!""Alhamdulillah, Tabarakallah. Aamiin."Kali ini perhatian kembali tertuju pada pasangan pengantin Adi Hermansyah dan Salsa Munandar.“Saudara Muhammad Adi AlQorni bin H. Ahmad Komarudin. Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Salsa Munandar, dengan maskawinnya berupa seperangkat alat sholat dan uang seratus juta, tunai!”“Saya terima nikahnya dan kawinnya Salsa Munandar binti Munandar, dengan maskawinnya yang tersebut, tunai karena Allah.”"Bagaimana, sah?""Sah!!!""Alhamdullillah." Rumah Maya dan Hartono terdengar riuah dengan ucapan doa yang penuh kebahagiaan. Begitu juga terpancar dari wajah-wajah penuh cinta dan kasih sayang.

  • ELEGI WANITA KEDUA   MENUJU PERNIKAHAN

    _Dua bulan berlalu_Sejak kematian Romy Pradipta. Membawa duka yang mendalam bagi Maya dan Hartono. Begitu juga bagi Salsa dan Amelia. Walau pernah menoreh luka bagi mereka. Namun, anak yang dititipakan oleh Romy, membuat Salsa dan Amelia akan selalu teringat padanya.Hingga Maya dan Hartono meminta pada Salsa dan Amelia untuk melangsungkan pernikahan mereka di Semarang. Secara bersamaan. Walau awalnya Adrian menolak, pada akhirnya dia mencoba untuk mengerti.Karena bagi Amelia, Maya dan Hartono satu-satunya keluarga bagi dirinya. Tepat di hari jumat akad nikah akan dilangsungkan. Tak ada acara besar, atau pun pesta meriah. Karena baik Amelia maupun Salsa tak menginginkan hal itu.Pada hari kami pagi. Amelia beserta Adrian dan Dita serta Rini sudah berada di hotel yang tak terlalu jauh dari rumah Maya. Dia meletakkan kebaya pengantin milik Renata dulu. Mengusapnya perlahan dari ujung leher hingga ujung paling bawah."Ren ... mungkin aku tak p

  • ELEGI WANITA KEDUA   ANUGERAH TERINDAH

    "Maaa ... Mama!""A-ada apa, Sa?""Perut Salsa kok sakit ya, Ma?""Sa-sakit gimana?""Sepertinya mau melahirkan, Ma.""Haaahhh?!"Maya pun kelihatan panik. Dia memanggil beberapa saudara dan kerabatnya. Untuk segera mengantar Salsa ke rumah sakit terdekat."Sa, semisal menunggu Papa pulang gimana?""Salsa udah enggak kuat, Ma. Kok sakit banget.""Apa pakaian semuanya sudah kamu siapkan?""Sudah, Ma. Di kamar."Maya berjalan cepat menuju kamar. Dia mengambil tas yang ada di atas kasur. Sesaat Maya terpaku dalam diam. Selintas kenangan Romy masih membayang di matanya. Terbayang saat dia masih sakit dan terbaring di atas kasur."Haahhh! Ya Allah, anakku Romy!" desahnya.Teringat akan Salsa yang kesakitan. Buru-buru dia keluar kamar."Sa, ayo aku gandeng!" Salsa yang tak bisa jalan cepat, dibantu Maya berjalan ke luar rumah. Dari arah dalam Bulek Titut berlari ke arah mereka."Bulek!

  • ELEGI WANITA KEDUA   ADA KEMATIAN ADA KEHIDUPAN

    Sengaja Adrian tak langsung memberitahukan kematian Romy, pada Amelia. "Bapak Adrian!" Segera dia mendatangi seorang perawat. "Silakan Bapak kalau mau ke kamar Bu Amelia. Baru saja dipindah kamar." "Baik, Sus. Di sebelah mana Sus?" "Bapak lurus dan belok kanan. Ada Pavilium mawar nomer 2, itu kamar Bu Amelia." "Maksih, Sus." "Sama-sama." Adrian menghampiri Dita dan Rini. "Ayo ke kamar Mama, Dit!" "Mama sudah di kamar?" "Sudah!" tegas Adrian. Mereka mengikuti langkah lebar Adrian yang berjalan mendahului. Pintu kamar terbuka lebar. Seorang perawat masih membantu Amelia pindah ranjang. "Nanti jangan terlalu banyak gerak dulu ya Bu. Besok pagi, kita rangsang ASInya buat Dedek bayi." "Iya, Sus." Amelia masih terlihat lemah. Wajahnya terlihat kuyu dan lelah. "Dita, adek kamu cowok apa cewek?" "Cowok, Ma." Amelia tersenyum senang. "D

  • ELEGI WANITA KEDUA   KEMATIAN

    Pandangan Romy terlihat bersinar terang. Tak lagi hampa dan kosong, seperti sebelumnya."Mas Rom! Mas Romy bisa dengar Salsa?"Namun, Romy seperti tak mendengar. Dia masih menggerakkan tangan perlahan. Terus membelai, entah apa yang ada dalam pandangannya saat ini. Sembari senyum yang tak lepas dari wajahnya."Rooom, ini Mama Nak. Coba lihat Mama, Sayang!"Namun tak ada respon yang ditunjukkan Romy. Dia terus memandang ke atas. Maish terus tersenyum.Tiba-tiba, seisi kamar terkejut dibuatnya. Mereka sampai tak percaya setelah sekian lama, tak mendengar Romy bicara."Amel ... Amelia," desis Romy. "Amelia ... Amelia."Romy terus menyebut nama Amelia terus menerus."Salsa, co-coba kamu telponkan Amelia. Mungkin dia ingin mendnegar suaranya.""Ba-baik, Ma."Saat Salsa mengambil ponslenya. Terdengar Romy yang terbatuk-batuk, hingga muntah darah. Membuat semua terperanjat."Dok! Kenapa Romy?""

  • ELEGI WANITA KEDUA   KELAHIRAN

    Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Kontraksi yang dirasakan oleh Amelia, intervalnya mulai teratur. Sakit yang dia rasa berkisar 30 sampai 70 detik."Adrian kayak ada yang merembes di kaki aku.""Haaahhh?!!!" Adrian tersentak. Sekilas dia melihat pada bagian perut kebawan yang tampak basah. "Tenang, Mel." Wajah Adrian semakin tegang. Dia terus membunyikan klakson agar mobil di depannya memberikan ruang untuk dia lewat."Mama enggak apa-apa ya Om?" tanya Dita ikut panik."Enggak apa-apa Dita. Semua jangan ikutan panik kayak Om ya.""Mas Adrian jangan panik dong. Kita jadi ikutan cemas juga," sahut Rini, smabil mendekap Dita. Yang ikut panik."Enggak apa-apa, mulesnya mulai berkurang kok," lanjut Amelia. "Adrian, nanti aku minta tolong.""Apa?""Tolong adzankan anakku ini.""I-iya, Mel. Aku udah siapin soal itu.""Makasih, Adrian."Hampir dua puluh menit perjalanan. Mobil memasuki pelataran parkir ru

  • ELEGI WANITA KEDUA   KETEGANGAN

    Dalam kepanikan mereka, Salsa memberi kabar kalau Dokter Helmi akan datang ke rumah."Dia langsung ke sini, Sa?""Iya, Ma. Kata Dokter mungkin sepuluh sampai lima belas menit.""Ya, udah kalau gitu, kita tunggu."Hartono yang cemas, hanya bisa mondar mandir di dalam kamar Romy. Sedangkan Maya semakin gelisah dengan suhu tubuh Romy yang masih tinggi. Tak lama, Salsa masuk membawa Dokter Helmi ke kamar."Ohhh, syukurlah Dok. Saya udah cemas sekali.""Biar saya periksa dulu!""Dari tadi, Romy enggak bangun-bangun Dok," ucap Salsa kalut. Sedari tadi dia meremat jemari tanganya yang dingin. Lalu menghampiri Maya yang hanya bisa bungkam."Kita harus bawa ke rumah sakit. Ini Mas Romy bukan cuman tidur biasa.""Maksud Dokter?" tanya Hartono mengejar."Saya masih belum bisa pastikan, Pak Hartono. Cuman kalau di rumah sakit, Mas Romy bisa terbantu dengan obat yang masuk lewat selang infus. Saya yang langsung tangani di sana

  • ELEGI WANITA KEDUA   PANAS TINGGI

    Langkah Salsa bergerak cepat menuju arah kamar. Sekilas dia mendapati Maya yang menangis di ruang tengah. Sedang ditenangkan oleh Hartono."Kamu mau ke kamar, Sa?""Iya, Pa.""Panggilah Yono, biar dia yang angkat di atas kasur.""Baik, Pa."Maya masih terlihat sesenggukkan."Memangnya kamu ini kenapa sih, Ma?""Aku sedih, Pa. Barusan aku telponan sama Amelia. Mama jadi merasa semua ini salah kita.""Hussst! Apa maksud Mama bilang kayak gitu?"Bukan malah tangisannya berhenti. Maya semakin terisak, hingga beranjak pergi meninggalkan Hartono yang ikut sedih. Maya melangkah cepat menuju kamar. Diikuti oleh Hartono.Maya menghempaskan tubuhnya di atas kasur. Menelungkupkan wajahnya di bantal."Maksud kamu tadi apa, Ma?""Mungkin ini teguran buat kita juga, Pa. Terlalu memaksakan kehendak kita, pada Romy.""Bukan, Ma. Mama jangan merasa bersalah kayak gitu.""Entahlah Pa. Mama merasa bersala

  • ELEGI WANITA KEDUA   TELEPON AMELIA

    Selepas kepulangan Adi, tampak Salsa masih berdiri termenung di depan pagar. Dia menoleh pada taman samping rumah. Sepertinya Maya sedang mengajak Romy jalan-jalan. Bergegas Salsa mengejar langkah mereka."Ma ... Mama!""Ehhh ... kamu kok nyusul ke sini?""Iya, Ma. Mas Adi sudah pulang kok.""Ka-kamu ... apa mencintai dia?"Wajah Salsa memerah. Dia tersipu saat mendapat pertanyaan itu."Kenapa Mama tanya kayak gitu?""Mama tidak bisa menuntut apa pun dari kamu, Sa. Kebaikan yang kamu berikan pada keluarga kami, itu tak ternilai buat Mama. Sama Papa juga. Apalagi cinta dan sayang kamu pada Romy masih terlihat nyata di mata Mama."Salsa langsung memeluk wanita itu dari samping."Maafkan Salsa, Ma. Yang mungkin enggak bisa selamanya menemani Mas Romy.""Mama tahu, Sa. Dan sangat paham sekali.""Makasih atas semuanya ya.""Iya, Ma. Salsa juga makasih sama Mama, yang mau menganggap Salsa anak sendiri."

DMCA.com Protection Status