Home / Romansa / ELEGI WANITA KEDUA / CINTA SEJATI UNTUK SELLA

Share

CINTA SEJATI UNTUK SELLA

Author: Raifiza27
last update Last Updated: 2021-05-02 00:53:34

Seketika itu Sella terdiam. Lalu melempar pandangannya lurus ke depan. Cukup lama mereka terdiam tanpa kata.

"Apa cowok itu yang namanya Adrian?"

"Iya, Raff. Menurut kamu konyol ya?"

Raffian hanya tersenyum.

"Bukannya kamu selalu konyol dari dulu?"

"Masa sih? Aku enggak ngerasa lho."

"Kamu enggak akan pernah bisa merasa, Sell," sahut Raffian gamblang.

Sekian detik lamanya mereka berdua kembali terdiam.

"Apa aku separah itu dalam bersikap?" Kini tatap matanya tajam mengarah pada Raffian. Yang pandangannya lurus ke arah taman. Seakan menghindari tatap mata Sella.

"Sebenarnya tujuan kamu menyuruh memantau Amelia ini apa?" tanya Raffian penuh selidik.

Wajah Sella terlihat rikuh. Dia bingung harus menjawab apa pada Raffian. Dari sikap dia yang beberapa kali menggeser bokongnya. Sangat terbaca kalau Sella sebenarnya juga tak tahu, apa alasan yang melandasi semuanya itu. Kecuali rasa cemburu pada Amelia.

"Kau pun

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • ELEGI WANITA KEDUA   KEBERANGKATAN KE JAKARTA

    Di pagi yang buta. Amelia sudah sibuk mempersiapkan tas pakaian yang hendak dibawa. Dita sedari tadi, terus memperhatikan Amelia yang sibuk."Mama, dijemput Om Adrian?""Iya.""Pulang kapan?""Dua hari, Sayang. Kenapa?""Dita kan kangen."Amelia menghentikan kegiatannya. Lalu menoleh pada gadis kecilnya. Dan tersenyum hangat. Amelia meraih pundak Dita dan mengusap lembut."Mama cuman dua hari kok, Sayang. Enggak lama kan?""Lama itu.""Mama akan langsung pulang. Ada Mbak Rini sama Bu Sadi di rumah ini. Jadi enggak terlalu sepi.'Dita hanya diam, dengan menundukkan wajahnya yang masam. Melihat hal ini, Amelia berusaha untuk terus merayu anaknya. Dia merengkuh tubuh Dita dalam pelukan."Dita minta dibawain oleh-oleh apa?"Gadis kecil itu menggeleng."Atau sehabis Mama dari Jakarta, kita jalan-jalan mau? Nginap di hotel."Barulah gadis itu mengangguk. Seulas senyum mulai mengembang di waja

    Last Updated : 2021-05-02
  • ELEGI WANITA KEDUA   CINTA KAH KAU ADRIAN (?)

    Setelah kepergian Romy, bergegas Salsa menelepon Melinda."Hallo!"Suara melinda terdengar parau. Tampaknya dia baru bangun tidur."Sory, jadi bangunin kamu nih.""Hemmm, ada apa sih Sa?""Ayo kita ke rumah Tante Molly.""Sekarang?""Iya, lah. mumpung masih pagi kan?""Masih ngantuk aku. Tidurku baru dua jam, Sa. Tadi malam si Om minta ditemani.""Hemmmm ...."Salsa pun terdiam. Tak ada kata yang bisa dia ucapkan lagi."Nanti lah jam satuan, gimana?""Kamu, bisa?""Aku usahakan bisa deh. Kalau Om minta temani lagi. Aku akan bilang nanti malam aja. Oke?""Oke. Makasih ya Lind.""Nah, gitu dong."Salsa menyandarkan kepalanya di sofa. Mengangkat kedua kaki ke atas."Aku sampai belum sempat bilang Mas Romy kalau Ibu mau datang. Semoga saja dia enggak marah."Langkah Salsa berjalan menuju kamar R

    Last Updated : 2021-05-02
  • ELEGI WANITA KEDUA   MENUNJUKKAN RASA CINTA

    Lelaki itu menampakkan deretan giginya yang rapi dan putih. Dia tersenyum lebar. Lalu kembali berjalan masuk. Tangannya masih menggenggam erat tangan Amelia."Ikuti aku aja! Jangan banyak protes!""Ihhh, aku malah mau protes ini," sahut Amelia berbisik."Kalau kamu protes. Aku akan cium kamu di depan semua karyawan aku. Gimana?""Jangan nekad Adrian!""Jadi, manut aja. Oke?"Amelia hanya bisa menghela napas panjang. Mereka berdua berjalan memasuki sebuah ruangan dengan bergandengan tangan. Semua mata tertuju pada mereka."Kamu tunggu di sini dulu."Tak berapa lama seorang wanita muda, dengan pakaian rapi dan sangat menarik mengetuk pintu yang terbuka lebar."Permisi, Bu."Seketika Amelia menoleh ke arahnya. Lalu membalas dengan senyuman hangat."Ibu ingin minuman hangat? Bisa kopi atau teh.""Kopi susu aja, Mbak. Sebelumnya makasih ya. Ehhh, tunggu sebentar."Wanita muda itu berhenti. Ke

    Last Updated : 2021-05-03
  • ELEGI WANITA KEDUA   MENUJU HOTEL

    Setelah kepergian Adrian. Semua karyawannya berkasak kusuk mengenai hubungan asmara owner mereka. Baik dengan Amelia dan rumor yang beredar. Mengenai hubungan cinta antara Adrian dan Santi.Sebuah mobil telah siap di depan pintu masuk. Seorang satpam berlari ke arah mereka. Lalu berjalan mendekati Adrian yang hendak masuk mobil."Maaf, Pak Adrian. Apa tidak memakai sopir?""Enggak perlu, Pak. Saya bawa sendiri aja.""Baik kalau begitu, Pak."Mereka berdua segera meninggalkan gedung perkantoran itu. Amelia yang sedari tadi penasaran. Akhirnya buka suara."Adrian, memangnya di kantor kamu tadi ada pegawai Bu Santi?""Ada. Yang tadi nunggu di loby. Dan aku yakin dia pasti cerita soal kamu dan kita.""Apa kamu begitu benci sama dia?"Adrian menggeleng."Aku tak benci sama dia. Hanya saja cara Santi menurutku tak pantas dilakukan. Apalagi wanita terhormat seperti dia. Hal kemarin itu terlalu konyol, M

    Last Updated : 2021-05-03
  • ELEGI WANITA KEDUA   KADO GAUN HITAM

    Satu wajah berjuta ingatan dan kenangan. Membuat hati ingin merindu dan mencinta. Namun kala takdir sudah berkata lain. Siapa yang mampu untuk menolak atau menghindar.Begitu juga bersama Romy. Kebahagian yang semu. Tak pernah terbersit akan mengalami semua kejadian bersama Romy. Yang pada akhirnya, di antara mereka tak ada yang bahagia."Kenapa melamun? Ayo keluar lift! Ini udah lantai tujuh.""Ohhh, maaf Adrian.""Itu kamar kita!""Kamar kita? Kamu jadi memesan kamar cuman satu?"Lelaki tampan ini hanya mengangguk. Tanpa peduli sorot mata Amelia yang penuh protes padanya."Ka-kamu ... bener-bener serius?""Mana pernah seorang Adrian enggak serius, Mel?"Keduanya saling berhadapan. Buru-buru Amelia memalingkan wajahnya yang terasa panas. Seolah ada debu yang menyapu wajahnya. Membuat desir aneh dalam hati.Masih menggenggam tangan Amelia, Adrian membungkuk. Lalu mendekatkan bibirnya di telinga. Amelia

    Last Updated : 2021-05-04
  • ELEGI WANITA KEDUA   RAYUAN ADRIAN

    "Amelia! Jangan tidur di situ lah. Aku pengen ...!""Pengen apa?""Pengen lah!"Terdengar suara handle pintu yang dibuka perlahan."Pengen apa?" sentak Amelia."Pengem lihat kamu pakai baju ini, Mel. Emang kamu kira pengen apa?""Hiiiiii ... kamu bikin gemes dan kesal. Tau enggak sih?"Amelia terus menghujani Adrian dengna cubitan mesranya. Sampai membuat Adrian terdesak mundur. Hingga tubuhnya terjatuh ke atas kasur. Spontan tangan Adrian menarik kedua lengan Amelia kuat. Hingga tubuhnya menimpa Adrian. Sekian detik lamanya, mereka hanya saling beradu pandang. Tak ada kata yang terucap sedikit pun. Jarak wajah mereka hanya terpaut satu ruas jari. Mendapat kesempatan itu, Adrian sengaja memeluk tubuh Amelia, agar tak bisa bergerak meninggalkannya."Lepasin Adrian," bisik Amelia."Dadaku kayak bolong dua.""Iiihhh, apaan sih kamu Adrian."Kembali Amelia memukul pinggang dan lengan Adrian."Lah

    Last Updated : 2021-05-04
  • ELEGI WANITA KEDUA   AIR UNTUK ROMY

    Mobil merah itu berkecepatan sedang menuju arah luar kota. Alunan musik syahdu mengiringi kepergian mereka siang ini. "Kamu beneran udah enggak ngantuk?" "Enggak lah, Sa. Demi kamu, kalau enggak pasti kamu merajuk." Salsa langsung tertawa. "Emang Romy masih berubah?" "Iya. Dan aku tahu apa penyebabnya." Sekilas Melinda melirik pada Salsa. Keningnya sampai berkerut penasaran. "Emang apa penyebabnya?" "Karena hubungan dia sama Tante sudah berakhir." "Haaahhh. Yang bener?" "Tante Amelia yang meninggalkan Mas Romy. Sebenarnya mereka itu udah mau menikah, Lind." "Haaaahhh? Apa?!" teriak Melinda kencang. Seolah tak percaya dengan apa yang dia dengar. "Menikah, Sa?" "Iya, Lind. Serius aku ini. Aku baca semua chat antara Mas Romy sama Tante. Bahkan Tante Amelia sampai menjual rumahnya lho. Sekarang dia udah enggak ada di Malang lagi." "Wahhh, ini baru berita menarik.

    Last Updated : 2021-05-05
  • ELEGI WANITA KEDUA   PESONA AMELIA

    Amelia keluar dari kamar mandi. Gaun terusan hitam itu, begitu pas sempurna, menempel di tubuhnya. Buru-buru Amelia duduk di kasur dan mengambil peralatan make up miliknya.Dia mulai mematut wajahnya di cermin. Riasan warna nude lebih dia sukai. Lalu sedikit memberikan polesan eye shadow yang gelap di bagian ekor mata. Lalu mengenakan lipstik yang terkesan natural.Penampilan Amelia malan ini sangat menawan. Lalu memakai sepatu pesta tujuh inchi, dengan menggamit handbag warna hitam dipadu aksesoris kristal. Tak salah pilih Adfrian mengajak Amelia."Ke mana tadi Adrian?"Terlihat Amelia mondar mandir. Lalu dia menelepon Adrian yang tadi berpamitan akan ke loby menjemput temannya. Tapi, sudah hampir satu jam dia juga belum kembali."Coba ahhh, aku telepon dia."Dengan berdiri dan masih mondar mandir. Amelia berusaha untuk meneleponnya. Deringan pertama tak diangkat. Deringan kedua juga belum diangkat. Sampai deringan ketiga, terdenga

    Last Updated : 2021-05-06

Latest chapter

  • ELEGI WANITA KEDUA   BULAN MADU

    “Saya terima nikahnya dan kawinnya Amelia Pratiwi binti Assobri dengan maskawinnya tersebut, tunai karena Allah.”Suara Adrian terdengar tegas dan lantang."Sah?!" teriak penghulu. Disambut dengan jawaban serempak para undangan yang hadir, "Sah!""Alhamdulillah, Tabarakallah. Aamiin."Kali ini perhatian kembali tertuju pada pasangan pengantin Adi Hermansyah dan Salsa Munandar.“Saudara Muhammad Adi AlQorni bin H. Ahmad Komarudin. Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Salsa Munandar, dengan maskawinnya berupa seperangkat alat sholat dan uang seratus juta, tunai!”“Saya terima nikahnya dan kawinnya Salsa Munandar binti Munandar, dengan maskawinnya yang tersebut, tunai karena Allah.”"Bagaimana, sah?""Sah!!!""Alhamdullillah." Rumah Maya dan Hartono terdengar riuah dengan ucapan doa yang penuh kebahagiaan. Begitu juga terpancar dari wajah-wajah penuh cinta dan kasih sayang.

  • ELEGI WANITA KEDUA   MENUJU PERNIKAHAN

    _Dua bulan berlalu_Sejak kematian Romy Pradipta. Membawa duka yang mendalam bagi Maya dan Hartono. Begitu juga bagi Salsa dan Amelia. Walau pernah menoreh luka bagi mereka. Namun, anak yang dititipakan oleh Romy, membuat Salsa dan Amelia akan selalu teringat padanya.Hingga Maya dan Hartono meminta pada Salsa dan Amelia untuk melangsungkan pernikahan mereka di Semarang. Secara bersamaan. Walau awalnya Adrian menolak, pada akhirnya dia mencoba untuk mengerti.Karena bagi Amelia, Maya dan Hartono satu-satunya keluarga bagi dirinya. Tepat di hari jumat akad nikah akan dilangsungkan. Tak ada acara besar, atau pun pesta meriah. Karena baik Amelia maupun Salsa tak menginginkan hal itu.Pada hari kami pagi. Amelia beserta Adrian dan Dita serta Rini sudah berada di hotel yang tak terlalu jauh dari rumah Maya. Dia meletakkan kebaya pengantin milik Renata dulu. Mengusapnya perlahan dari ujung leher hingga ujung paling bawah."Ren ... mungkin aku tak p

  • ELEGI WANITA KEDUA   ANUGERAH TERINDAH

    "Maaa ... Mama!""A-ada apa, Sa?""Perut Salsa kok sakit ya, Ma?""Sa-sakit gimana?""Sepertinya mau melahirkan, Ma.""Haaahhh?!"Maya pun kelihatan panik. Dia memanggil beberapa saudara dan kerabatnya. Untuk segera mengantar Salsa ke rumah sakit terdekat."Sa, semisal menunggu Papa pulang gimana?""Salsa udah enggak kuat, Ma. Kok sakit banget.""Apa pakaian semuanya sudah kamu siapkan?""Sudah, Ma. Di kamar."Maya berjalan cepat menuju kamar. Dia mengambil tas yang ada di atas kasur. Sesaat Maya terpaku dalam diam. Selintas kenangan Romy masih membayang di matanya. Terbayang saat dia masih sakit dan terbaring di atas kasur."Haahhh! Ya Allah, anakku Romy!" desahnya.Teringat akan Salsa yang kesakitan. Buru-buru dia keluar kamar."Sa, ayo aku gandeng!" Salsa yang tak bisa jalan cepat, dibantu Maya berjalan ke luar rumah. Dari arah dalam Bulek Titut berlari ke arah mereka."Bulek!

  • ELEGI WANITA KEDUA   ADA KEMATIAN ADA KEHIDUPAN

    Sengaja Adrian tak langsung memberitahukan kematian Romy, pada Amelia. "Bapak Adrian!" Segera dia mendatangi seorang perawat. "Silakan Bapak kalau mau ke kamar Bu Amelia. Baru saja dipindah kamar." "Baik, Sus. Di sebelah mana Sus?" "Bapak lurus dan belok kanan. Ada Pavilium mawar nomer 2, itu kamar Bu Amelia." "Maksih, Sus." "Sama-sama." Adrian menghampiri Dita dan Rini. "Ayo ke kamar Mama, Dit!" "Mama sudah di kamar?" "Sudah!" tegas Adrian. Mereka mengikuti langkah lebar Adrian yang berjalan mendahului. Pintu kamar terbuka lebar. Seorang perawat masih membantu Amelia pindah ranjang. "Nanti jangan terlalu banyak gerak dulu ya Bu. Besok pagi, kita rangsang ASInya buat Dedek bayi." "Iya, Sus." Amelia masih terlihat lemah. Wajahnya terlihat kuyu dan lelah. "Dita, adek kamu cowok apa cewek?" "Cowok, Ma." Amelia tersenyum senang. "D

  • ELEGI WANITA KEDUA   KEMATIAN

    Pandangan Romy terlihat bersinar terang. Tak lagi hampa dan kosong, seperti sebelumnya."Mas Rom! Mas Romy bisa dengar Salsa?"Namun, Romy seperti tak mendengar. Dia masih menggerakkan tangan perlahan. Terus membelai, entah apa yang ada dalam pandangannya saat ini. Sembari senyum yang tak lepas dari wajahnya."Rooom, ini Mama Nak. Coba lihat Mama, Sayang!"Namun tak ada respon yang ditunjukkan Romy. Dia terus memandang ke atas. Maish terus tersenyum.Tiba-tiba, seisi kamar terkejut dibuatnya. Mereka sampai tak percaya setelah sekian lama, tak mendengar Romy bicara."Amel ... Amelia," desis Romy. "Amelia ... Amelia."Romy terus menyebut nama Amelia terus menerus."Salsa, co-coba kamu telponkan Amelia. Mungkin dia ingin mendnegar suaranya.""Ba-baik, Ma."Saat Salsa mengambil ponslenya. Terdengar Romy yang terbatuk-batuk, hingga muntah darah. Membuat semua terperanjat."Dok! Kenapa Romy?""

  • ELEGI WANITA KEDUA   KELAHIRAN

    Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Kontraksi yang dirasakan oleh Amelia, intervalnya mulai teratur. Sakit yang dia rasa berkisar 30 sampai 70 detik."Adrian kayak ada yang merembes di kaki aku.""Haaahhh?!!!" Adrian tersentak. Sekilas dia melihat pada bagian perut kebawan yang tampak basah. "Tenang, Mel." Wajah Adrian semakin tegang. Dia terus membunyikan klakson agar mobil di depannya memberikan ruang untuk dia lewat."Mama enggak apa-apa ya Om?" tanya Dita ikut panik."Enggak apa-apa Dita. Semua jangan ikutan panik kayak Om ya.""Mas Adrian jangan panik dong. Kita jadi ikutan cemas juga," sahut Rini, smabil mendekap Dita. Yang ikut panik."Enggak apa-apa, mulesnya mulai berkurang kok," lanjut Amelia. "Adrian, nanti aku minta tolong.""Apa?""Tolong adzankan anakku ini.""I-iya, Mel. Aku udah siapin soal itu.""Makasih, Adrian."Hampir dua puluh menit perjalanan. Mobil memasuki pelataran parkir ru

  • ELEGI WANITA KEDUA   KETEGANGAN

    Dalam kepanikan mereka, Salsa memberi kabar kalau Dokter Helmi akan datang ke rumah."Dia langsung ke sini, Sa?""Iya, Ma. Kata Dokter mungkin sepuluh sampai lima belas menit.""Ya, udah kalau gitu, kita tunggu."Hartono yang cemas, hanya bisa mondar mandir di dalam kamar Romy. Sedangkan Maya semakin gelisah dengan suhu tubuh Romy yang masih tinggi. Tak lama, Salsa masuk membawa Dokter Helmi ke kamar."Ohhh, syukurlah Dok. Saya udah cemas sekali.""Biar saya periksa dulu!""Dari tadi, Romy enggak bangun-bangun Dok," ucap Salsa kalut. Sedari tadi dia meremat jemari tanganya yang dingin. Lalu menghampiri Maya yang hanya bisa bungkam."Kita harus bawa ke rumah sakit. Ini Mas Romy bukan cuman tidur biasa.""Maksud Dokter?" tanya Hartono mengejar."Saya masih belum bisa pastikan, Pak Hartono. Cuman kalau di rumah sakit, Mas Romy bisa terbantu dengan obat yang masuk lewat selang infus. Saya yang langsung tangani di sana

  • ELEGI WANITA KEDUA   PANAS TINGGI

    Langkah Salsa bergerak cepat menuju arah kamar. Sekilas dia mendapati Maya yang menangis di ruang tengah. Sedang ditenangkan oleh Hartono."Kamu mau ke kamar, Sa?""Iya, Pa.""Panggilah Yono, biar dia yang angkat di atas kasur.""Baik, Pa."Maya masih terlihat sesenggukkan."Memangnya kamu ini kenapa sih, Ma?""Aku sedih, Pa. Barusan aku telponan sama Amelia. Mama jadi merasa semua ini salah kita.""Hussst! Apa maksud Mama bilang kayak gitu?"Bukan malah tangisannya berhenti. Maya semakin terisak, hingga beranjak pergi meninggalkan Hartono yang ikut sedih. Maya melangkah cepat menuju kamar. Diikuti oleh Hartono.Maya menghempaskan tubuhnya di atas kasur. Menelungkupkan wajahnya di bantal."Maksud kamu tadi apa, Ma?""Mungkin ini teguran buat kita juga, Pa. Terlalu memaksakan kehendak kita, pada Romy.""Bukan, Ma. Mama jangan merasa bersalah kayak gitu.""Entahlah Pa. Mama merasa bersala

  • ELEGI WANITA KEDUA   TELEPON AMELIA

    Selepas kepulangan Adi, tampak Salsa masih berdiri termenung di depan pagar. Dia menoleh pada taman samping rumah. Sepertinya Maya sedang mengajak Romy jalan-jalan. Bergegas Salsa mengejar langkah mereka."Ma ... Mama!""Ehhh ... kamu kok nyusul ke sini?""Iya, Ma. Mas Adi sudah pulang kok.""Ka-kamu ... apa mencintai dia?"Wajah Salsa memerah. Dia tersipu saat mendapat pertanyaan itu."Kenapa Mama tanya kayak gitu?""Mama tidak bisa menuntut apa pun dari kamu, Sa. Kebaikan yang kamu berikan pada keluarga kami, itu tak ternilai buat Mama. Sama Papa juga. Apalagi cinta dan sayang kamu pada Romy masih terlihat nyata di mata Mama."Salsa langsung memeluk wanita itu dari samping."Maafkan Salsa, Ma. Yang mungkin enggak bisa selamanya menemani Mas Romy.""Mama tahu, Sa. Dan sangat paham sekali.""Makasih atas semuanya ya.""Iya, Ma. Salsa juga makasih sama Mama, yang mau menganggap Salsa anak sendiri."

DMCA.com Protection Status