Home / Romansa / ELEGI WANITA KEDUA / AKAN SETIA MENUNGGU

Share

AKAN SETIA MENUNGGU

Author: Raifiza27
last update Last Updated: 2021-08-22 15:30:03

"Aku juga merindukan kamu, Adrian. Tapi ... aku ingin melahirkan anakku dulu Adrian. Baru aku bisa berpikir yang tenang. Kalau memang kita berjodoh, pasti kita akan bersama lagi.

Ting!

{Baru saja aku transfer uang dua puluh juta. Setiap bulan akan masuk uang sgeitu ke rekening kamu, Mel. Setidaknya untuk kebutuhan Dita dan anak yang ada dalam kandungan kamu}

{Aku sangat mencintai kamu, Sayang. Jangan pernah pergi lagi dan menghindar dariku}

Amelia semakin kencang dalam tangisnya. Dia tak menyangka jika Adrian bersikap seperti ini terhadapnya. Ada sebuah rindu yang kian melesak relung hati. Namun, Amelia tak ingin kecewa lagi. Dia membiarkan pesan itu tanpa berniat untuk membalas.

Ting!

{Walaupun kamu tak membalas pesanku. Tapi, berjanjilah Amelia. Bahwa jangan pernah kamu menghilang lagi. Aku akan selalu menunggu sampai kapan pun kamu siap}

"Iya ... aku enggak akan menghilang dari kamu lagi Adrian. Tapi biarkan aku sendiri dulu saat i

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • ELEGI WANITA KEDUA   KEGALAUAN ROMY

    "Lalu, bagaimana rencana Ryan menyebarkan pencarian Amelia?""Tetap jalan, Sell. Aku ingin bisa langsung menemukan dia. Karena bagi Amelia saat ini, butuh keberanian yang besar untuk menemui aku. Terutama rasa malu, yang pasti sekarang mmebuat dia menghindar.""Kamu benar Adrian. Rasa malu itu, halangan Amelia untuk menemui diri kamu saat ini. Tapi, kamu mau bersabar 'kan?""Pasti aku akan sabar menunggunya. Sampai aku sendiri yang akan menemuinya, Sella."Wanita cantik tersenyum lebar dengan mata yang berkaca-kaca. Dia mengusap lengan Adrian berulang-ulang. Berharap Adrian bisa tegar menghadapi permasalahan yang tengah dihadapinya saat ini."Andai aku bisa memeluknya dan memberikan ketenangan pada Amelia, Sell.""Pasti nanti akan ada saatnya, Adrian. Yang terpenting kamu sudah bisa berkomunikasi dengan dia. Walau Amel tak membalas pesan kamu. Cuman aku rasa dia memang ingin mendapat kabar dan perhatian dari kamu.""Iya, Sell. Makasih

    Last Updated : 2021-08-22
  • ELEGI WANITA KEDUA   MENGIKUTI SALSA

    "Kamu panggil Salsa turun buat sarapan, Eka!""Baik, Mbak Linda."Bergegas Eka menuju lantai dua. Belum sampai mengetuk pintu, Salsa sudah keluar kamar. Dia terlihat sangat rapi dan cantik."Ehhh, Mbak Salsa. Diajak Mbak Linda makan.""Iya, Eka. Makasih ya."Salsa segera turun dan menuju ruang makan. Dia melihat Melinda hanya sendirian."Suami kamu mana?""Semalam tidur di rumah Sella. Katanya, Sella lagi ke Malang sama Adrian.""Sella sama Adrian? Mereka berdua saja?" Terlihat Salsa terkejut. Sembari mengerutkan dahi dan dagunya seolah sedang berpikir."Aku kurang paham juga Sa. Emangnya kenapa?"Salsa hanya menggeleng."Kamu sudah tahu 'kan Adrian dan Amelia membatalkan pernikahannya?""Belum. Apa karena kehamilan Amelia itu?""Bisa jadi. Dan sepertinya Amelia pergi entah ke mana rimbanya.""Dari mana kamu tahu?""Ya, suami aku lah, Sa. Sepertinya Sella cerita semua sama

    Last Updated : 2021-08-22
  • ELEGI WANITA KEDUA   PERTEMUAN DENGAN ADI

    Santi menutup teleponnya."Bagaimana San?""Ya, mereka lagi buntuin mobil yang barusan keluar dari rumah Melinda. Seorang wanita, tapi wajahnya masih belum jelas.""Ohh.""Gimana, kamu udah bisa lebih tenang Rom?""Iya, sedikit.""Aku harus segera ngantor, Rom. Nanti malam bisa kita lanjut lagi. Oke?"Romy manggut-manggut. Santi beranjak dari tempat dia duduk."Ayo, Rom! Kamu kan juga harus ngantor.""Aku sengaja ambil cuti, San. Kepalaku serinng pusing.""Kamu ini stress. Coba sekarang kamu p[ulang dan istirahat. Tunggu kabar dari aku. Oke?""Baiklah kalau gitu."Akhirnya Santi bisa membujuk Romy untuk segera pulang."Romy ... Romy. Kasihan juga kamu ini."Dalam perjalanan pulang ke apartemen. Romy merasa sedikit tenang telah menumpahkan keluh kesahnya pada Santi."Semoga yang dilihat orang-orang suruhan Santi memang benar Salsa. Aku berharap dia mau kembali, s

    Last Updated : 2021-08-22
  • ELEGI WANITA KEDUA   PERTEMUAN DENGAN ADI - 2

    Tepat jam makan siang. Salsa melirik arah arloji yang dia pakai. Lalu melirik ponselnya. Tak ada pesan masuk. "Mungkin Adi masih sibuk. Aku cari makan sendiri aja. Udah lapar banget. Padahal aku biasanya kuat nahan lapar. Ini kok enggak bisa." Tok tok tok. Saat Salsa hendak beranjak. Terdengar pintu diketuk. "Masuk!" "Permisi, Bu. Ada yang cari Bu Salsa. Namanya Aldi." "Ohh, oke. Makasih Mbak Yeni." Bergegas Salsa menyambar tas. Lalu berjalan keluar ruangan. Dia bisa melihat seorang lelaki berdiri di luar gerai. Tak ada yang berubah penampilannya, dari semasa kuliah dulu hingga sekarang. Hanya berbeda di bagian rambut yang sudah pendek dan rapi. "Hei! Lama nungguin?" "Hampir aja aku tinggal, Di." "Kok gitu? Sukanya ninggal terus." "Ihhh, apaan sih!" "Pengen makan apa?" "Di food court atas aja. Banyak pilihan." Adi pun mengikuti langkah Salsa, hingga mereka berjalan s

    Last Updated : 2021-08-22
  • ELEGI WANITA KEDUA   AJAKAN ADI

    "Kamu hamil?""Iya," sembari mengangguk."Jadi, kamu keluar rumah dalam keadaan hamil?""Benar."Dua mata Adi membulat lebar. Dia tak percaya dengan pengakuan Salsa yang baginya, sangat mengenaskan. Seorang istri tengah hamil harus keluar dari rumah karena suatu permasalahan.Masih dalam pikiran Adi, dia menebak permasalahan yang sedang dihadapi Salsa bukan soal enteng. Ini sangat berat yang harus ditanggung seorang wanita yang masih muda dan hijau dalam urusan rumah tangga."Pasti sedang menebak apa yang sedang terjadi sama aku ya, Di?""Kok kamu bisa tahu, Sa?" Sembari mengulum senyum. Cengar cengir sendiri."Kelihatan aja tuh dari jidat kamu. Yang kerut-kerut, kayak orang lagi mikir."Adi hanya terkekeh mendengar ucapan yang terlontar dari bibir Salsa."Ya, aku mikirnya kamu lagi hadapi masalah yang pelik, Sa. Seorang istri yang tengah hamil pastinya disayang sama suami dan keluarga 'kan?"Salsa hanya me

    Last Updated : 2021-08-23
  • ELEGI WANITA KEDUA   RUMAH ADI

    _ 17.10 wib_ Adi sudah menunggu Salsa di depan gerai. Dari arah dalam Salsa berjalan cepat meninggalkan tempat kerjanya. "Mbak Yeni, aku pulang dulu ya." "Silakan, Bu Salsa." Salsa tersenyum lebar saat melihat Adi yang telah sabar menunggunya. Kemaja kotak biru tua dipadu dengan jeans belel merk ternama. Gaya berpakaian Adi masih seperti tujuh tahun silam. Saat mereka masih kuliah di kampus yang sama. "Kenapa lihatnya kayak gitu?" "Kamu masih tetep sama." "Kalau aku berubah, takut dong kamu entar." Salsa dibuatnya tergelak. "Pernikahan kamu hampir dua tahun ya Sa?" "Belum sampai, Di. Satu tahunan. Kenapa?" "Masalah yang kamu hadapi benar-benar pelik, Sa." "Iya. Aku yakin bisa hadapi semua ini, Di. ADa Allah, semua pasti bisa." Mereka sudah sampai di pelataran parkir lantai tiga. Adi mengikuti langkah Salsa yang mendahuluinya. "Itu mobil aku. Bukan mobil mewah ya. Jangan pr

    Last Updated : 2021-08-23
  • ELEGI WANITA KEDUA   MENUJU KLATEN

    Sepulang dari rumah Santi. Romy tertidur lelap. Dia terbangun saat mendengar suara dering telpon."Hallo!""Rom, ini aku.""Santi?""Iya. Aku sudah di apartemen kamu. Di lantai berapa?"Seketika telepon Santi membuat Romy geragapan. Buru-buru dia berlari menuju kamar mandi. Membasuh mukanya dan berkumur. Lalu berlari keluar dengan langkah yang cepat. Dia tak menunggu lift. Romy langsung berlari menuruni anak tangga.Dari kejauhan dia melihat sosok Santi sudah berdiri tak jauh darinya. Di lorong lantai dasar."Rooom!"Romy melambaikan tangan ke arahnya."Kamu kok dadakan sih? Enggak telpon dulu?""Kelamaan, Rom. Kebetulan aku lewat sini.""Yuk, ke apartemen aku dulu!" ajak Romy mengarah pada lift yang tak jauh."Sebenarnya aku cuman mau bilang, soal orang-orang suruhan aku tadi. Yang buntutin mobil dari rumah Melinda tadi sih Rom.""Iya gimana, San?""Kayaknya ngobrol di dalam apar

    Last Updated : 2021-08-23
  • ELEGI WANITA KEDUA   AKANKAH BISA BERTEMU LAGI (?)

    Menempuh perjalanan kurang lebih lima jam. Romy tak berkeinginan sama sekali untuk berhenti. Tepat pukul sebelas malam. Romy menghentikan mobil di depan rumah Salsa. Beberapa orang laki-laki, sedang duduk-duduk di depan pos kamling yang berada di depan rumah Salsa.Segera Romy turun dan melihat rumah yang tampak gelap. Hanya lampu luar yang terlihat terang menyala."Lho, Mas Romy toh ini?"Tiba-tiba salah seorang lelaki menghampirinya. Yang tak lain masih kerabat Salsa."Iya, Pak. Ehhh ... kayaknya Salsa sudah tidur ya, Pak?""Salsa?" Lelaki itu mengernyitkan dahi. Sembari menoleh kiri kanan. "Setahu saya Salsa enggak pernah pulang. Cuman sekali, pas ke makam Ibunya. Itu aja enggak nginep.""Kapan itu, Pak?""Wahhh, yo wes lama Mas.""Kalau barusan?"Lelaki itu menggeleng. "Enggak ada Salsa, mungkin belum sampai Mas. Opo enggak barengan?""Enggak Pak.""Ohhh ... kalau gitu Mas Romy masuk rumah saja. Saya pe

    Last Updated : 2021-08-24

Latest chapter

  • ELEGI WANITA KEDUA   BULAN MADU

    “Saya terima nikahnya dan kawinnya Amelia Pratiwi binti Assobri dengan maskawinnya tersebut, tunai karena Allah.”Suara Adrian terdengar tegas dan lantang."Sah?!" teriak penghulu. Disambut dengan jawaban serempak para undangan yang hadir, "Sah!""Alhamdulillah, Tabarakallah. Aamiin."Kali ini perhatian kembali tertuju pada pasangan pengantin Adi Hermansyah dan Salsa Munandar.“Saudara Muhammad Adi AlQorni bin H. Ahmad Komarudin. Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Salsa Munandar, dengan maskawinnya berupa seperangkat alat sholat dan uang seratus juta, tunai!”“Saya terima nikahnya dan kawinnya Salsa Munandar binti Munandar, dengan maskawinnya yang tersebut, tunai karena Allah.”"Bagaimana, sah?""Sah!!!""Alhamdullillah." Rumah Maya dan Hartono terdengar riuah dengan ucapan doa yang penuh kebahagiaan. Begitu juga terpancar dari wajah-wajah penuh cinta dan kasih sayang.

  • ELEGI WANITA KEDUA   MENUJU PERNIKAHAN

    _Dua bulan berlalu_Sejak kematian Romy Pradipta. Membawa duka yang mendalam bagi Maya dan Hartono. Begitu juga bagi Salsa dan Amelia. Walau pernah menoreh luka bagi mereka. Namun, anak yang dititipakan oleh Romy, membuat Salsa dan Amelia akan selalu teringat padanya.Hingga Maya dan Hartono meminta pada Salsa dan Amelia untuk melangsungkan pernikahan mereka di Semarang. Secara bersamaan. Walau awalnya Adrian menolak, pada akhirnya dia mencoba untuk mengerti.Karena bagi Amelia, Maya dan Hartono satu-satunya keluarga bagi dirinya. Tepat di hari jumat akad nikah akan dilangsungkan. Tak ada acara besar, atau pun pesta meriah. Karena baik Amelia maupun Salsa tak menginginkan hal itu.Pada hari kami pagi. Amelia beserta Adrian dan Dita serta Rini sudah berada di hotel yang tak terlalu jauh dari rumah Maya. Dia meletakkan kebaya pengantin milik Renata dulu. Mengusapnya perlahan dari ujung leher hingga ujung paling bawah."Ren ... mungkin aku tak p

  • ELEGI WANITA KEDUA   ANUGERAH TERINDAH

    "Maaa ... Mama!""A-ada apa, Sa?""Perut Salsa kok sakit ya, Ma?""Sa-sakit gimana?""Sepertinya mau melahirkan, Ma.""Haaahhh?!"Maya pun kelihatan panik. Dia memanggil beberapa saudara dan kerabatnya. Untuk segera mengantar Salsa ke rumah sakit terdekat."Sa, semisal menunggu Papa pulang gimana?""Salsa udah enggak kuat, Ma. Kok sakit banget.""Apa pakaian semuanya sudah kamu siapkan?""Sudah, Ma. Di kamar."Maya berjalan cepat menuju kamar. Dia mengambil tas yang ada di atas kasur. Sesaat Maya terpaku dalam diam. Selintas kenangan Romy masih membayang di matanya. Terbayang saat dia masih sakit dan terbaring di atas kasur."Haahhh! Ya Allah, anakku Romy!" desahnya.Teringat akan Salsa yang kesakitan. Buru-buru dia keluar kamar."Sa, ayo aku gandeng!" Salsa yang tak bisa jalan cepat, dibantu Maya berjalan ke luar rumah. Dari arah dalam Bulek Titut berlari ke arah mereka."Bulek!

  • ELEGI WANITA KEDUA   ADA KEMATIAN ADA KEHIDUPAN

    Sengaja Adrian tak langsung memberitahukan kematian Romy, pada Amelia. "Bapak Adrian!" Segera dia mendatangi seorang perawat. "Silakan Bapak kalau mau ke kamar Bu Amelia. Baru saja dipindah kamar." "Baik, Sus. Di sebelah mana Sus?" "Bapak lurus dan belok kanan. Ada Pavilium mawar nomer 2, itu kamar Bu Amelia." "Maksih, Sus." "Sama-sama." Adrian menghampiri Dita dan Rini. "Ayo ke kamar Mama, Dit!" "Mama sudah di kamar?" "Sudah!" tegas Adrian. Mereka mengikuti langkah lebar Adrian yang berjalan mendahului. Pintu kamar terbuka lebar. Seorang perawat masih membantu Amelia pindah ranjang. "Nanti jangan terlalu banyak gerak dulu ya Bu. Besok pagi, kita rangsang ASInya buat Dedek bayi." "Iya, Sus." Amelia masih terlihat lemah. Wajahnya terlihat kuyu dan lelah. "Dita, adek kamu cowok apa cewek?" "Cowok, Ma." Amelia tersenyum senang. "D

  • ELEGI WANITA KEDUA   KEMATIAN

    Pandangan Romy terlihat bersinar terang. Tak lagi hampa dan kosong, seperti sebelumnya."Mas Rom! Mas Romy bisa dengar Salsa?"Namun, Romy seperti tak mendengar. Dia masih menggerakkan tangan perlahan. Terus membelai, entah apa yang ada dalam pandangannya saat ini. Sembari senyum yang tak lepas dari wajahnya."Rooom, ini Mama Nak. Coba lihat Mama, Sayang!"Namun tak ada respon yang ditunjukkan Romy. Dia terus memandang ke atas. Maish terus tersenyum.Tiba-tiba, seisi kamar terkejut dibuatnya. Mereka sampai tak percaya setelah sekian lama, tak mendengar Romy bicara."Amel ... Amelia," desis Romy. "Amelia ... Amelia."Romy terus menyebut nama Amelia terus menerus."Salsa, co-coba kamu telponkan Amelia. Mungkin dia ingin mendnegar suaranya.""Ba-baik, Ma."Saat Salsa mengambil ponslenya. Terdengar Romy yang terbatuk-batuk, hingga muntah darah. Membuat semua terperanjat."Dok! Kenapa Romy?""

  • ELEGI WANITA KEDUA   KELAHIRAN

    Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Kontraksi yang dirasakan oleh Amelia, intervalnya mulai teratur. Sakit yang dia rasa berkisar 30 sampai 70 detik."Adrian kayak ada yang merembes di kaki aku.""Haaahhh?!!!" Adrian tersentak. Sekilas dia melihat pada bagian perut kebawan yang tampak basah. "Tenang, Mel." Wajah Adrian semakin tegang. Dia terus membunyikan klakson agar mobil di depannya memberikan ruang untuk dia lewat."Mama enggak apa-apa ya Om?" tanya Dita ikut panik."Enggak apa-apa Dita. Semua jangan ikutan panik kayak Om ya.""Mas Adrian jangan panik dong. Kita jadi ikutan cemas juga," sahut Rini, smabil mendekap Dita. Yang ikut panik."Enggak apa-apa, mulesnya mulai berkurang kok," lanjut Amelia. "Adrian, nanti aku minta tolong.""Apa?""Tolong adzankan anakku ini.""I-iya, Mel. Aku udah siapin soal itu.""Makasih, Adrian."Hampir dua puluh menit perjalanan. Mobil memasuki pelataran parkir ru

  • ELEGI WANITA KEDUA   KETEGANGAN

    Dalam kepanikan mereka, Salsa memberi kabar kalau Dokter Helmi akan datang ke rumah."Dia langsung ke sini, Sa?""Iya, Ma. Kata Dokter mungkin sepuluh sampai lima belas menit.""Ya, udah kalau gitu, kita tunggu."Hartono yang cemas, hanya bisa mondar mandir di dalam kamar Romy. Sedangkan Maya semakin gelisah dengan suhu tubuh Romy yang masih tinggi. Tak lama, Salsa masuk membawa Dokter Helmi ke kamar."Ohhh, syukurlah Dok. Saya udah cemas sekali.""Biar saya periksa dulu!""Dari tadi, Romy enggak bangun-bangun Dok," ucap Salsa kalut. Sedari tadi dia meremat jemari tanganya yang dingin. Lalu menghampiri Maya yang hanya bisa bungkam."Kita harus bawa ke rumah sakit. Ini Mas Romy bukan cuman tidur biasa.""Maksud Dokter?" tanya Hartono mengejar."Saya masih belum bisa pastikan, Pak Hartono. Cuman kalau di rumah sakit, Mas Romy bisa terbantu dengan obat yang masuk lewat selang infus. Saya yang langsung tangani di sana

  • ELEGI WANITA KEDUA   PANAS TINGGI

    Langkah Salsa bergerak cepat menuju arah kamar. Sekilas dia mendapati Maya yang menangis di ruang tengah. Sedang ditenangkan oleh Hartono."Kamu mau ke kamar, Sa?""Iya, Pa.""Panggilah Yono, biar dia yang angkat di atas kasur.""Baik, Pa."Maya masih terlihat sesenggukkan."Memangnya kamu ini kenapa sih, Ma?""Aku sedih, Pa. Barusan aku telponan sama Amelia. Mama jadi merasa semua ini salah kita.""Hussst! Apa maksud Mama bilang kayak gitu?"Bukan malah tangisannya berhenti. Maya semakin terisak, hingga beranjak pergi meninggalkan Hartono yang ikut sedih. Maya melangkah cepat menuju kamar. Diikuti oleh Hartono.Maya menghempaskan tubuhnya di atas kasur. Menelungkupkan wajahnya di bantal."Maksud kamu tadi apa, Ma?""Mungkin ini teguran buat kita juga, Pa. Terlalu memaksakan kehendak kita, pada Romy.""Bukan, Ma. Mama jangan merasa bersalah kayak gitu.""Entahlah Pa. Mama merasa bersala

  • ELEGI WANITA KEDUA   TELEPON AMELIA

    Selepas kepulangan Adi, tampak Salsa masih berdiri termenung di depan pagar. Dia menoleh pada taman samping rumah. Sepertinya Maya sedang mengajak Romy jalan-jalan. Bergegas Salsa mengejar langkah mereka."Ma ... Mama!""Ehhh ... kamu kok nyusul ke sini?""Iya, Ma. Mas Adi sudah pulang kok.""Ka-kamu ... apa mencintai dia?"Wajah Salsa memerah. Dia tersipu saat mendapat pertanyaan itu."Kenapa Mama tanya kayak gitu?""Mama tidak bisa menuntut apa pun dari kamu, Sa. Kebaikan yang kamu berikan pada keluarga kami, itu tak ternilai buat Mama. Sama Papa juga. Apalagi cinta dan sayang kamu pada Romy masih terlihat nyata di mata Mama."Salsa langsung memeluk wanita itu dari samping."Maafkan Salsa, Ma. Yang mungkin enggak bisa selamanya menemani Mas Romy.""Mama tahu, Sa. Dan sangat paham sekali.""Makasih atas semuanya ya.""Iya, Ma. Salsa juga makasih sama Mama, yang mau menganggap Salsa anak sendiri."

DMCA.com Protection Status