Share

Bab 2: Part 1

Asia yang baru keluar kamar tiba-tiba kaget melihat Dylan yang ada di rumahnya. Tepat jam 6 malam, Dylan sudah ada dirumahnya bahkan sudah berbicara dengan ayahnya. Sedangkan kakanya malah sibuk menelepon seseorang disamping ayahnya.

Bukannya berduaan sama istrinya sendiri, Dylan malah datang ke rumah Asia yang jelas-jelas tidak ada hubungan dengan Dylan. Mbak Laras tiba-tiba masuk kamar katanya mau diapel pacarnya, dia bahkan sudah berdandan cantik sejak setengah jam yang lalu.

“Nggak berduaan sama istri lo?” Asia bertanya sambil melirik ke arah ayahnya yang sedang mengobrol dengan Dylan.

Ahh,.. itu dimsum favoritku. Tahu aja, deh, Dylan kalau Asia suka dimsum. Tapi sayang Asia mau tapi gengsi.

“Ya enggaklah, kan, ratu gue ada disini,” katanya sambil melirik ke arah Asia.

Ayah Asia hanya tertawa kecil mendengar ucapan Dylan, dan Mbak Laras hanya menggoda dirinya terus-menerus. Katanya nggak masalah kalau jadi istri simpanan, asal duitnya banyak. Ahh..mbak Laras malah mengajarkan yang tidak-tidak kepada Asia. Dirinya hanya menatap aneh ke Dylan.

Baru kali ini Asia risih dengan kedatangan Dylan.

Kesal.

“Lo nyebelin banget, sih. Sana pacaran aja sama istri lo, kan, dia cantik gue mah apa atuh. Cuma selingan pas lo sepi, kan?”

“Asia, kamu tuh, nggak boleh gitu. Siapa tahu, kan, kamu mau diajak nge-date misalnya,” kata Ayahnya blak-blakan kepada anaknya.

Asia rasanya kegirangan kalau saja bener, tapi sekarang Asia hanya menatap Dylan dengan tatapan tajam. Lagian bisa-bisanya Ayah malah setuju aja sama Dylan, jelas-jelas dia sudah punya istri. Apa kata orang nanti? ASIA, TUKANG PEREBUT LELAKI ORANG, ahh jelas itu bukan tipe Asia.

Kalau kayak gini caranya, bisa-bisa Ayah akan memberikan Dylan jalan pintas sebagai menantu pilihannya.

Eh kok menantu, sih? Emang Asia mau nikah sama Dylan, apalagi jadi istri kedua?

Asia pikir matang-matang, deh!

Asia memalingkan wajahnya,”Terserah, ya! Gue mau masuk kamar aja, malas gue sama lo,”

Saat asia mau mendorong pintu,”Tunggu, gue..gue mau ngajak lo nge-date sekarang. Bisa, kan?”

DEG! Sekali lagi Dylan mengatakan hal yang tidak pernah diucapkan sebelumnya. Bukannya ini yang diinginkan oleh Asia, memiliki Dylan seutuhnya. Sedangkan Asia hanya bingung menatap Dylan sejak tadi.

Eh, ini Dylan nggak salah ngomong, kan, ya? Asia berasa di dunia mimpi saat Dylan mau mengajak dirinya nge-date. Ahh, ini nggak mungkin!

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status