Share

24. Dua Pilar Cinta

Raihan menarik napas dalam begitu ponselnya terhubung dengan Ratnawan. Ketakutan  tiba-tiba saja menyergap begitu memorinya justru membuka kejadian tempo hari di bangunan belakang rumah. Mengingatnya seringkali menimbulkan tanya, apa yang sebenarnya terjadi di sana? Lalu siapa Ratnawan sesungguhnya?

Jantung Raihan berdenyut lebih cepat begitu runtuian kata mulai terdengar dari seberang telepon. Pemuda itu mengusap rambut beberapa kali sembari mengawasi halaman belakang sekolah. Untuk menghilangkan gugup, ia memasukan satu tangan ke saku celana.

“Rania ... sakit, Pa,” ucap Raihan setelah berbasa-basi. Ia yakin jika suaranya bergetar ketika bicara barusan. “Saya ... minta maaf.”

“Nak Raihan tak perlu minta maaf.” Ratnawan terkekeh.

Raihan menjauhkan ponselnya sesaat, berkerut bingung.

“Saya tahu gimana Rania. Ini pasti cuma akal-akalan dia biar bisa balik ke rumah. Nak Raihan tenang aja.”

Ra

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status