Share

04 - That is impossible!

BRAKK!

Beberapa petugas lain tiba-tiba saja datang mendobrak pintu ruangan itu. Seorang pria berumur empat puluh tahunan dengan wajah garang yang ditemani tiga orang perwira polisi kemudian melangkah masuk ke dalam.

“Nona Cale!” panggil Hugh Malcom—kepala inspektur kepolisian pusat Edinburgh. “Apa yang sedang kau lakukan?”

“Inspektur Hugh? Aku ....” Callista melirik Alaric. Pria itu bisa-bisanya sudah kembali menjadi manusia normal. “Aku sedang melakukan interogasi.”

“Interogasi?! Kau mau dikeluarkan dari kepolisian?” Inspektur Hugh bertolak pinggang. “Bebaskan dia!”

“Apa?! Inspektur Hugh, kita tidak bisa membebaskannya begitu saja. Dia adalah tersangka utama dari kasus pembunuhan berantai yang selama ini kita cari!”

“Mana, di mana buktinya?”

“Wanita berambut pirang yang ada di TKP. Dia sudah membunuh wanita itu!”

“Cale,” sela Samantha dari ambang pintu. Ia sekonyong-konyong datang bersama seorang wanita berambut pirang di belakangnya.

“Ini! Wanita ini yang kau maksud?” tanya Inspektur Hugh.

Callista menggeleng tak percaya. “Tidak mungkin ....” Ia sontak mendelik ke arah Alaric. “Bagaimana kau melakukannya? Aku jelas-jelas melihatmu menggigit leher wanita itu!”

Alaric mengerutkan wajah, berpura-pura tidak mengerti. “Apa maksudmu? Aku tidak melakukan apapun. Dia adalah kekasihku dan apakah itu termasuk tindakan kejahatan jika aku memberi tanda kepemilikanku di lehernya?”

Callista pun buru-buru menghampiri wanita itu dan hendak menyibak rambut panjangnya. Akan tetapi, wanita tadi justru langsung menepis tangan Callista.

“Hei, apakah petugas kepolisian sekarang tidak tahu yang namanya sopan santun? Kau sudah melanggar etika!”

“Sorry, Miss. Tapi kau tidak perlu merasa takut untuk berkata jujur. Kami akan melindungimu jika ada seseorang yang berani mengancammu.”

“Kau tidak perlu repot-repot melindungiku. Dia adalah kekasihku dan kami sudah lama berpacaran!”

“Tidak. Kau pasti berbohong. Coba perlihatkan lehermu!” Callista tetap berusaha menyibak rambut wanita itu.

“Cukup, Nona Cale!” tukas Inspektur Hugh jengkel. “Aku betul-betul akan mengeluarkanmu dari kepolisian jika kau terus bersikap seperti ini!”

“Tapi, Inspektur Hugh, kau harus percaya padaku. Aku tidak berbohong!”

Pria berseragam itu pun menghela napas panjang. “Apa kau tidak tahu siapa orang yang sudah kau tangkap sembarangan ini?”

Callista menundukkan kepala serta menggeleng pelan. Ia memang belum sempat mencari tahu lebih detail siapa Alaric karena saat ini, yang ada dalam pikirannya hanyalah menangkap si pembunuh.

“Kalau begitu cari tahu dulu kebenarannya sebelum bertindak! Jangan membuat kantor polisi menjadi seperti taman bermain kanak-kanak!” balasnya tegas. Ia lalu menoleh pada Alaric. “Kau dibebaskan, Sir. Maaf atas tindakan ceroboh dari pihak kami.”

Alaric mengangguk. “Ya, tak apa. Aku bisa memakluminya. Detektif amatir memang masih perlu banyak belajar.”

Alis kanan Callista sontak terangkat. ”Bilang apa kau barusan? Detektif amatir?!”

”Ck! Anak ini—” Inspektur Hugh langsung mendelik. ”Cepat minta maaf! Dan setelah itu jangan lupa jemput surat peringatanmu di ruanganku. Benar-benar memalukan!”

Inspektur Hugh dan ketiga petugas polisi tadi pun kemudian segera pergi dari sana sambil geleng-geleng kepala heran, sementara Callista kembali menatap Alaric dengan sangat tajam. Rasa jengkelnya kini membumbung lebih tinggi ketimbang rasa takut bahwa pria yang ada di hadapannya ini bukanlah seorang manusia.

“Tunggu apa lagi?! Jangan harap aku akan sudi meminta maaf padamu!”

“Yeah, aku tahu. Sudah terlihat dari tatapan mematikan itu. Ah, tadi kau sempat bilang belum tahu siapa aku, bukan?” ujar Alaric santai seraya memberikan kartu namanya.

Callista langsung merebut kartu nama tersebut dengan kasar.

“Perkenalkan, namaku Alaric ... Alaric Theodore. Aku adalah salah satu dokter spesialis forensik dan medikolegal paling kompeten dari Rumah Sakit Caldwell. Kau bisa memanggilku darling, honey, atau apapun terserahmu bebas.”

“Kau sungguh mau cari mati denganku?”

Alaric mengangkat bahu enteng, memasang raut remeh kemudian berjalan melewatinya dengan gerakan tak acuh.

Callista pun menyambar buku catatan kasus di meja dan melemparkannya ke arah pria itu. Akan tetapi, Alaric dengan cepat menghindar sehingga buku itu hanya terbang menembus udara kosong.

“Awas saja kau, Dasar psikopat gila!!!”

Bersambung ...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status