แชร์

Penawaran Menarik

ผู้เขียน: Atma Anatya
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2023-12-24 20:00:45

Tak ada lagi si hobi menyengat menusuk kulit yang mengintip di cakrawala. Tak ada si bulat tanpa sisi, identik warna orange serta kuning di fantasi anak-anak. Si biru telah berganti menjadi si gelap tanpa sedikit kecerahan. Jam telah bercumbu bertemu jarum sama di tengah, membuat sunyi kian bersandang.

Tak ada musik semu-semu mengisi sunyi. Tak ada jua percakapan agar tak segersang ini. Bak sungai tengah dilanda kekeringan. Sunyinya area balkon dihiasi dengan lembar-lembar tugas mandiri maupun kerja kelompok, sampah-sampah berceceran berbaur secara abstrak tanpa arah. Bubuk micin berbaik hati tak melirik mulusnya tugas, sehingga tak panik.

Semut belum berteriak mengundang atensi pasukan kawannya. Bubuk dijaga salah satu pelaku tersisa tampaknya belum menggoda semut. Ntah belum tergoda atau telah tergoda namun takut tepatnya. Sang penjaga tengah celana setengah paha, dan lengan tebal dari sweater dikenakan tampak masih asyik terlelap.

Ntah telah memasuki l
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Dosenku Calon Suamiku    Melihat Ketiduran Di Balkon

    Umur telah menginjak 43 tahun lebih beberapa bulan, membuat angka menuju usia puluhan terasa mendekat. Lucu dan terkesan konyol memang. Kau merasakan umur puluhan hanya dalam setahun, sedangkan menanti untuk hingga puluhan harus melewati 9 tahun agar bertemu si genap. Tujuh tahun mungkin terkesan cukup lama di dengar, tapi tidak untuk dirasa.Waktu tidaklah sebersahabat itu dengan makhluk hidup. Tidak ini tidaklah sebatas datang dan pergi, melainkan arti waktu secara keseluruhan. Netra setajam elang itu tampak masih mempesona belum dimakan umur. Tak seterang cahaya netra burung hantu di tengah gelapnya malam. Tak begitu tajam juga indera penciuman pemangsa bertemu umpan, tetapi aroma segarnya malam dengan air hujan dan parfum gadis tetangga telah tak asing menjalankan seluruh indera."Hei kau di sana!""Siapa kau?!""Menyingkirlah dari sana!""Pergilah dari rumah tetanggaku!"Layaknya orang dalam gangguan jiwa yang berdialog pada

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-01-01
  • Dosenku Calon Suamiku    Tak Sengaja Menguping

    Tegang keseharian mengalahkan tegangan listrik. Kepadatan pada suatu tempat memang mampu dengan mudah berganti tempat lalu melupakan. Tetapi ini mengenai ruang pada suatu wadah, melainkan padatnya kehidupan. Padatnya interaksi dengan dosen dan mahasiswa-mahasiswi di kampus, seakan-akan tak ingin mengalahkan jadwal padat kantor. Matahari telah kian menyembunyikan cahayanya. Kegelapan kian berselimut tebal. Angin terasa bak senjata tajam membelai indera perasa, lalu menusuk hingga ke tulang. Tak hingga mengeluarkan cairan merah ataupun tanda memang, tetapi ngilu dan nyeri membuat mulut mengadu.Sayang seribu sayang bukan aduan dibalas penenang bak candu dari yang terkasih. Melainkan angin merasa kesallah membalas aduan. Terasa bak pusaran puting beliung tak terlihat, angin kian kencang terasa hendak menerpa tubuh. Perubahan cuaca dadakan tanpa melihat perkiraan cuaca, membuat Arion bergidik setiba di unit apartemennya.Sayang seribu sayang kembali dilambungkan. Bukan dekapan dari sepa

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-01-04
  • Dosenku Calon Suamiku    Berangkat Terlebih Dahulu

    Gelapnya malam mulai berubah menjadi orange berpadu langit biru. Bukan karena egois atau diculik, melainkan birunya langit belum secerah pukul delapan pagi. Terik mentari belum menyengat. Bahkan layaknya menggoreng dengan minyak panas, sang mentari masih malu-malu di sebelah timur. Dia masih mengintip kecil dan merangkak perlahan ke angkasa. Jam masih menunjukkan pukul lima dini hari. Mentari masih malu-malu menampakkan kilauan menyengatnya. Aspal jalanan masih hening tanpa bercak debu terjatuh. Heningnya kemacetan padat merayap kendaraan juga masih sangat hening.Gelungan selimut masih membungkus hangat. Alam mimpi masih terasa jauh untuk diselami ke garis finish. Liur membentuk pulau pribadi pun masih sibuk dibentuk. Tetapi berbeda dengan Azelina telah tiba di depan pagar universitas."Ini Pak, kembaliannya ambil aja buat sarapan.""Tapi Neng, ini lebih 50 ribu.""Udah Pak, buat makan, minum, rokok, dan jajan. Terima kasih, Pak."

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-01-27
  • Dosenku Calon Suamiku    Pembicaraan Panjang Di Malam Hari

    Masih dengan handuk melilit rambut basahnya, sang gadis bergeming menatap kosong dinding pembatas unit di hadapannya. Bak pemanah salah membidik angka. Bak penghubung panggilan dengan jemari terpleset memilih nomer kontak. Bagai peracik masak salah menuang antara garam dan gula.Begitupula degup dengan janggal bersarang di hati Azelina sedari putus dengan sang mantan. Keliru atau tepatnya saja bahkan gadis pemilik hati ini pun bingung. Dia memang pemilik hati seharusnya tahu menahu. Dia jugalah tokoh utama dari kisahnya sendiri, lantas mengapa juga dirinya menjelma bagai kompas tanpa jarum panah? Pemilik netra teduh mengalahkan keteduhan langit hujan tanpa rintik. Paras ayu dengan potongan dagu kecil dan bulu mata lentik, sangat larut dalam lamunan melalang topik hingga tak sadar suatu hal. Senyuman hangat sebenarnya hendak terlengkung secara spontan di wajah tegasnya. Tetapi kala mengingat potongan kecil, kala dia tak sengaja menguping pembicaraan sang mahasiswi

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-01-27
  • Dosenku Calon Suamiku    Berangkat Bersama

    Waktu menampar membawa perubahan tak lagi menit, jam, dan detik lampau, belaian suhu alam telah berubah juga ikut berusaha menyadarkan. Kedinginan malam tak lagi menggerayangi membelai tiap inci kulit. Gelapnya malam terusir setelah mentari terbit. Nyamuk-nyamuk mulai menepi juga. Burung-burung bertengger terlelap telah kembali memulai hari dengan berkicau. Hening jalanan mulai diisi dengan aneka kendaraan. Polusi udara mulai mengepul di angkasa. Polusi suara juga tak kalah memekikkan telinga sekaligus melatih emosi. Mentari telah terbit walau belum menyengat, sinarnya masih aman menyapa tak hingga menembus tulang. Dangkalnya alam mimpi terasa telah seluruhnya diselami oleh nyenyaknya tidur semalam. Mata telah terpejam selama beberapa jam mulai merasa cukup. Salah satu dari penghuni balkon terlebih dahulu menyesuaikan cahaya. Kedua telapak tangannya spontan membekap mulut sendiri. Kala hampir saja hendak menggantikan tugas ayam berkokok dengan memekik t

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-01-27
  • Dosenku Calon Suamiku    Sama-Sama Di Rumah Sakit

    Bangunan sering identik dengan pintu bercat sama semua, aroma obat menyengat, infus serta temannya alias si jarum bertebaran ke sana kemari menyapa indera penciuman. Gadis ayu yang tengah menjadi bahan misteri, melanjutkan langkahnya setelah helai demi helai rambut menerpa wajah. AC (Air conditioner) menjadi si antagonis tetapi juga protagonis, yang menerpa helaian rambut Azalea.Komunikasi yang merenggang karena ketidak sepahaman, dan sekian lama tak berkomunikasi sejak dirinya pindah ke apartemen tak membuatnya lupa kewajiban. Darah masih mengalir tentulah membuat pemikiran bahwa dia wajib ke rumah sakit. Mengesampingkan ego dan emosi berkecamuk tanpa henti. Bagaimana tak berkecamuk apabila mereka sama-sama tak mengalah dan memenangkan keinginan masing-masing.Dengan wajah masam yang biasa ceria, tatapan teduh tapi kini terkesan bak singa mencari mangsa, serta hati berharap tak terjadi keributan, dia mencari dimana letak lantai rawat inap serta resepsionis. Dia yang belum ke rumah sa

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-11
  • Dosenku Calon Suamiku    Tulus atau Dejavu?

    Matahari tak lagi malu-malu menampakkan sinarnya. Pencahayaan masih terkesan remang-remang, lampu kamar yang dibuat gelap gulita serta pencahayaan alami belum ditampakkan seutuhnya. Tirai transparan belum tersibak agar pencahayaan memasuki ruang tidur. Panasnya sinar pagi belum terasa karena pendingin ruangan masih bekerja.Alarm tak bersuara karena keduanya masih lelah sejak kejadian di rumah sakit. Kursi seharusnya di samping meja sudut kamar masih berada di samping ranjang Arion. Selimut masih belum tersibak, guling masih rapi menjadi penghadang keduanya. Ya, keduanya sekasur tapi tenang saja pemikiran Arion bukanlah seperti lelaki hidung belang. Arion masih memiliki akal sehat walau perasaan dan sebatas dejavu berkecamuk berperang diri.Gadis itu membuka mata perlahan lalu mengedip-ngedipkan mata. Dia yang takut gelap hampir saja memekik kala berada di tempat asing dengan penerangan remang-remang. Gadis itu terduduk lemas mencari cara kabur terlebih dahulu, sebuah ingatan tiba-tib

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-12
  • Dosenku Calon Suamiku    Menepi Sejenak

    Jalanan tak begitu macet selagi bukan di hari akhir pekan. Melainkan otaklah yang terasa macet karena terisi banyak hal untuk dipikirkan dan dipertimbangkan. Hatinya tak sepanas sang otak yang terasa sesak. Tak terlewatkan absen tiap inci tubuh yang terasa lelah.Setengah inci pun bahkan seluruh tubuhnya sangat lelah. Otak dan hatinya kompak tengah berkecamuk, antara memutar kenangan dan mengingat hal baru bersama Azelina. Dasi telah kendur, lengan kemeja telah dilepas bahkan digulung selengan, jas telah tergantung di belakang membuat penampilan lelaki tersebut terkesan seksi. Ntah terlampau fokus menyetir atau tengah menjadi remaja yang gundah gulana.Tatapan lelaki tersebut terkesan kosong, pikirannya penuh namun terasa kosong. Jemari lelaki itu tak langsung pulang. Lelah sebagai dosen sekaligus sebagai CEO, seharian penuh hingga melewatkan makan siang membuatnya spontan berbelok ke arah kemari. Tenang saja karena Arion tak merasa bila dituntun dan diikuti makhluk halus agar berbelo

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-13

บทล่าสุด

  • Dosenku Calon Suamiku    Pertengkaran Hebat

    Lelaki yang umurnya tak jauh dari Azelina menatap ke dalam kelas sang adik. Notifikasi tak kunjung dibalas sang pelaku membuatnya berujung kemari. Dia menatap gemas kala seketika bertatapan dengan seseorang dicari sedari tadi ternyata tengah bersantai. Seakan tak sempat bertatapan, sang gadis lebih dahulu memutuskan kontak mata lelaki lebih tua darinya."Woy Dek!" sapa Valko dengan berteriak.Azelina mengangkat bahu merasa terkejut lalu mengalihkan fokusnya. Dia menatap sang kakak telah duduk di kursi di hadapannya, sembari ujung mata menatap bingung salah satu sahabatnya hanya duduk manis sendirian di belakang kelas. Dia sembari tadi menanti Arci hingga menyusuri tiap lorong universitas, tetapi nyatanya sang sahabat memilih meninggalkannya duduk seorang diri di belakang kelas. Tidak, bukan karena dia ingin mengekang Arci dengan memiliki waktu hanya bersamanua, melainkan ekspresi gadis itu sebelum meninggalkannya membuat dia penasaran.

  • Dosenku Calon Suamiku    Menitipkan Banyak Tugas

    "Eh, udah jam segini kok Pak Ari belum masuk kelas sih?""Ketua coba tanyain dong inikan tanggung jawab lo.""Tanggung jawab Lina alias Azelin lah kan dia ceweknya.""Jangan-jangan kecewa dan bosan sama Azel tapi kita semua kena getah beliau nggak mau ngajar lagi."Memang bukan dirinyalah pemilik nama yang dibisikkan para teman sekelas. Tetapi hatinya ikut panas serta muak, dengan pembahasan terus diputar-putar tiap harinya. Ibaratnya es putar saja bila sudah jadi tidak diputar. Tak seperti berita Azelina dan Arion, sudah reda tidak terbit lagi berita di mading tetapi teman sekelas selalu saja membahas bak radio rusak mulut mereka.Gadis itu menggeser secara kasar kursinya lalu menggebrak meja. Tak sebatas sepasang atau dua pasang mata semata, melainkan seluruh mahasiswa-mahasiswi yang hadir seketika memusatkan objek pandang ke Arci. Pemilik nama sedari kemarin hanya diam menahan

  • Dosenku Calon Suamiku    Kumpulkan Di Rumah Saya!

    Gadis itu menghentikan pergerakan meringkas barang karena kelas telah berakhir, kala dia merasa bahwa ada seseorang yang mendekat. Dari aroma parfum dikenakan dia sangat yakin, apabila yang berada di sekitarnya adalah seorang lelaki. Lelaki yang bukan miliknya dan dirinya rindukan. Lelaki itu berdeham kala gadis ditunggu tak kunjung berbalik badan."Ada apa kau kemari?" tanya Azelina langsung pada intinya.Sang ketua kelas tertawa hambar. Pertanyaan membodohi atau bodohkah yang Azelina tanyakan itu? Dia mengangkat tumpukan lembar tugas telah diselesaikan para kawan. Azelina mengernyitkan dahi kebingungan."Kok lo kasih ke gue. Lo kasih ke Pak Arion sendiri lah. Emang deadline hari ini apa pengumpulannya?""Iya, di tengah tugas ada catatan kecil dari Pak Arion. Kata beliau suruh lo yang kumpulin. Emang kenapa sih? Kalian kan juga sepasang kekasih. Bukannya kabar kalian juga sudah seatap? Kalau udah se

  • Dosenku Calon Suamiku    Tak Menganggap Ada

    Memijak di lantai yang sama serta suara tubrukan antara tumpukan buku dan barang lain yang jatuh, membuat sang pria tetap menyembunyikan keterkejutan. Mengabaikan perkataan orang dia acuh atau kejam. Setidaknya dia melakukan hal ini pun karena suatu alasan sangat kuat. Dimana sang gadis yang meminta untuk tidak menampilkan secara jelas hubungan keduanya.Ditambah bukankah gadisnya sendiri yang meminta untuk renggang? Azelina menatap sengit Arion yang tak membantunya kesusahan, padahal jelas-jelas Arion hanya bersandar di dinding belakang sana. Arion menahan kekehan gemas pada kekesalan Azelina. Dia memilih menyimak sembari mencatat wajah-wajah mahasiswi hobi bergosip."Sst lihatlah si Azel kesusahan tuh kasian.""Lah masak kita orang di belakangnya cuma berapa langkah ada lakinya.""Emang mereka masih berhubungan ya?""Eh kata si X sih mereka udah nggak berangkat bareng."

  • Dosenku Calon Suamiku    Kembali Ke Rumah?

    WhatsAppBang Valko| Dek| Adek| Ra| Vierra lo kalau nggak sibuk dan nggak ada kelas sampai malam tolong ke rumah ya.| Mami Papi cariin lo| Mau gue jemput di apart? Diantar Jala? Naik ojek? Dianter Pak Ari atau gimana?| Tolong balas kepastiannya dan jangan cuma dibaca ya adek Abang Valko Aryasatya BastianGadis pemilik handphone sebenarnya tengah merasa malas hendak kemana-mana. Dia hendak menikmati ketenangan yang sunyi sejak berita bersama Arion tak ada lagi. Sejak tak terlalu bersama Arion, Azelina merasa hampa dan kesepian. Penawaran sang kakak membuatnya rindu tertahan pada Arion kembali mencuat.Azelina berjalan menuju kamar lalu ke balkon, netranya mengernyit, menepuk dahi heran dengan dirinya sendiri. Dia berbalik arah memilih jalan pintas dengan lewat, pintu yang dibuat Arion untuk mempersingkat waktu. Azelina mengernyit kala hendak membuka pintu, tetapi

  • Dosenku Calon Suamiku    Terkuak?

    Ntah mengapa Azelina mulai terbiasa melihat sang Kakak yang menempel pada sahabatnya, kala mereka tengah tongkrong padahal beda fakultas dan tingkat. Sebenarnya Azelina heran dimana keberadaan Xavier, karena biasa sang kakak akan nongkrong dengan lelaki itu. Atau menongkrong dengan tongkrongannya. Tetapi ada apakah dengan Valko?Azelina heran hingga menjadi kecurigaan yang menggatalkan mulut. Apakah yang disembunyikan sang kakak? Apa mau sang kakak atau adakah yang dipendam? Seperti biasa kafe depan kampus, atau belakang kampus menjadi langganan mereka.Apabila biasanya kedua lelaki yang terlambat, maka kali ini yang terlambat adalah sang topik utama pembahasan. Mereka cemas takut terjadi hal tak mengenakan pada Azelina. Ditambah berita kian menyimpang dan aneh membuat mereka harus kian menjaga Azelina."Bang jemput adek lo sana!"Valko melirik Arci yang memerintahnya. Dia menggelen

  • Dosenku Calon Suamiku    Semakin Keruh?

    Hari memang sangat cerah. Bahkan walau jam menunjukkan masih pukul sembilan tetapi sengatan tak terasa demikian. Matahari terasa seakan-akan bak tepat di atas kepala, dengan sengatan sangat terik layaknya saat pukul dua belas hingga satu siang. Rasanya orang-orang beraktivitas di luar seakan ikan dijemur.Kegiatan telah menjadi rutinitas yang wajib kini harus terasa hampa. Ntah hanya dirasa oleh Azelina atau prianya juga merasakan demikian. Ah, bolehkah Azelina mengharapkan apabila prianya juga merasakan demikian? Dia rindu ketenangan yang damai sebelum mereka jadian.Ya, walau status keduanya lebih baik sekarang, namun pembatas interaksi ini membuat Azelina sedih berulang kali. Ingin rasanya dia mengakhiri pembatasan interaksi agar hari kembali tenang. Tetapi apakah juga harus dengan cara mengakhiri hubungan? Duh memikirkannya membuat dia jadi tidak mood kembali."Baru tiba?" tanya Arion yang kebetulan berpapasan dengan Azelina di pintu masuk

  • Dosenku Calon Suamiku    Tarikan Sang Pria

    Tak seperti makanan yang apabila diabaikan menjadi dingin dan tidak laku lagi. Melainkan berita antara Azelina dan Arion memanas, walau keduanya tak lagi berinteraksi secara buka-bukaan. Bukan karena rasa menghilang dadakan. Hubungan baru dimulai seketika langsung diberi ujian dengan harus menghadapi bully-an.Tidak juga karena bosan ataupun jenuh tanpa jalan keluar. Mereka tengah mencari cara agar hubungan keduanya tetap tenang, langgeng, namun tanpa dijadikan bully-an. Arion bahkan rela menyulap unit apartemennya dan Azelina, dengan memasang pintu penghubung sehingga tak lagi lewat pintu luar ataupun balkon.Tak sebatas hal itu semata balkon kamar keduanya, Arion sulap lebih tertutup sehingga apabila hendak berduaan di balkon tetap kamar. Hanya saja keduanya kini menjadi tidak bisa keluar bersama. Ya, begitulah layaknya idol-idol luar negeri yang tengah berkencan dan menghindar dari media. Misteri masih memusingkan kepala keduanya, m

  • Dosenku Calon Suamiku    Siaga

    Jam yang tak asing, posisi parkir, tempat parkir, mobil, serta plat tak asing lagi membuat kerumunan layaknya awal kedatangan sang pria kembali terjadi. Atmosfer yang terasa kali ini terasa berbeda dengan saat awal kedatangan. Sang gadis menatap ragu kaya spion mobil dari dalam. Dia memainkan ujung jari, mengigit-gigit bibir gelisah, lalu menatap ragu pria di sampingnya."Ada apa? Apakah kamu kesusahan melepaskan sabuk? Sebentar..."Arion mencari kotak tisu lalu mengambilkan selembar. Dia menutupkan pada bibir gadis di sampingnya, agar tak lagi memainkan bibir. "Jangan menyakiti dirimu dengan cara apapun dan seinchi pun itu."Azelina meneguk ludah kasar seketika merasa gugup. Dia tersenyum kecil diperlakukan demikian, karena kala bersama Xavier dia mengigit bibir hingga berdarah dan lecet. Azelina menganggukkan kepala patuh."Ada hal yang kamu pendam?"Ntah mantra dari penyihir mana pun Azelina tak tahu. Setiap Arion menyebutkan kata aku kamu maka debat jantungnya akan menggila. Mengg

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status