Home / Romansa / Dosenku Calon Suamiku / Tulus atau Dejavu?

Share

Tulus atau Dejavu?

Author: Atma Anatya
last update Last Updated: 2025-03-12 20:03:45

Matahari tak lagi malu-malu menampakkan sinarnya. Pencahayaan masih terkesan remang-remang, lampu kamar yang dibuat gelap gulita serta pencahayaan alami belum ditampakkan seutuhnya. Tirai transparan belum tersibak agar pencahayaan memasuki ruang tidur. Panasnya sinar pagi belum terasa karena pendingin ruangan masih bekerja.

Alarm tak bersuara karena keduanya masih lelah sejak kejadian di rumah sakit. Kursi seharusnya di samping meja sudut kamar masih berada di samping ranjang Arion. Selimut masih belum tersibak, guling masih rapi menjadi penghadang keduanya. Ya, keduanya sekasur tapi tenang saja pemikiran Arion bukanlah seperti lelaki hidung belang. Arion masih memiliki akal sehat walau perasaan dan sebatas dejavu berkecamuk berperang diri.

Gadis itu membuka mata perlahan lalu mengedip-ngedipkan mata. Dia yang takut gelap hampir saja memekik kala berada di tempat asing dengan penerangan remang-remang. Gadis itu terduduk lemas mencari cara kabur terlebih dahulu, sebuah ingatan tiba-tib
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dosenku Calon Suamiku    Menepi Sejenak

    Jalanan tak begitu macet selagi bukan di hari akhir pekan. Melainkan otaklah yang terasa macet karena terisi banyak hal untuk dipikirkan dan dipertimbangkan. Hatinya tak sepanas sang otak yang terasa sesak. Tak terlewatkan absen tiap inci tubuh yang terasa lelah.Setengah inci pun bahkan seluruh tubuhnya sangat lelah. Otak dan hatinya kompak tengah berkecamuk, antara memutar kenangan dan mengingat hal baru bersama Azelina. Dasi telah kendur, lengan kemeja telah dilepas bahkan digulung selengan, jas telah tergantung di belakang membuat penampilan lelaki tersebut terkesan seksi. Ntah terlampau fokus menyetir atau tengah menjadi remaja yang gundah gulana.Tatapan lelaki tersebut terkesan kosong, pikirannya penuh namun terasa kosong. Jemari lelaki itu tak langsung pulang. Lelah sebagai dosen sekaligus sebagai CEO, seharian penuh hingga melewatkan makan siang membuatnya spontan berbelok ke arah kemari. Tenang saja karena Arion tak merasa bila dituntun dan diikuti makhluk halus agar berbelo

    Last Updated : 2025-03-13
  • Dosenku Calon Suamiku    Bolehkah Aku Menyukaimu?

    Semilir pantai kemarin sore sepertinya membuahkan hasil. Kesesakan di dada seakan dihempas oleh deburan ombak hingga gelapnya malam. Otak yang terasa sempit dengan aneka hal dipikirkan meringan terbawa waktu. Ntah sementara atau selamanya tetapi Arion rasa dirinya sedikit lebih baik.Dia menatap pembatas balkon masih tertutup tirai lalu membukanya. Dia terlebih dahulu menyesap segelas kopi penyemangat hari. Pertanyaan Valko yang terputus tanpa jawaban, sekaligus menjadi kegundahan juga mulai terjawab. Perkataan sang mendiang istri kala berjuang di nafas terakhir, serta percakapan kala di mimpi pun terbesit.'Mas, aku yakin kau tidak hanya dejavu pada gadis itu. Apabila dejavu mengapa sampai kau membela dia.''Kau perlu teman hidup, Mas. Setidaknya barangkali mampu menyembuhkan kesedihan sejak kematianku.''Jangan berlarut-larut dan mulailah dengan gadis itu. Yakinlah gadis itu karena aku mendukung dan menjaga kalian dari atas.''Kau tidak lupa bukan bila aku pernah berkata madulah aku

    Last Updated : 2025-03-14
  • Dosenku Calon Suamiku    Pendapat Teman

    PesanPak ari-Arion off| Kamu dimana?| Sudah sampai di apartemen?| Sepertinya belum ya.| Jangan pulang kemalaman.| Apakah baik-baik saja?| Kamu dimana? Mau dijemput?| Sebenarnya aku ada kejutan mau kuberikan langsung. Tapi kamu sibuk jadi aku taruh balkon ya? Atau aku simpan dulu nanti ketuk pintu buat ambil.Gadis itu menatap ragu layar handphone-nya tak berhenti menyala dan mati. Dia melirik layar handphone, mengintip siapakah pelaku penimbun notifikasi. Rahangnya jatuh dengan netra terbelalak terkejut, kala membaca nama kontak sang pengirim. Obrolan sang lawan bicara rasanya tak menarik lagi.Dia menatap kosong luar jendela, membaca berulang kali notifikasi. Dia memiringkan kepala lalu mengusap kepala tak gatal. Tidak, dia tidak menerka-nerka akhir dari drama, komik, atau novel dia baca, melainkan heran dengan Arion sejak pria itu mengungkapkan perasaan padanya. Ah, membahas perasaan... Dia juga mulai memiliki perasaan yang sama.Hanya saja ketidakpercayaan diri, malu diperb

    Last Updated : 2025-03-15
  • Dosenku Calon Suamiku    Siaga

    Jam yang tak asing, posisi parkir, tempat parkir, mobil, serta plat tak asing lagi membuat kerumunan layaknya awal kedatangan sang pria kembali terjadi. Atmosfer yang terasa kali ini terasa berbeda dengan saat awal kedatangan. Sang gadis menatap ragu kaya spion mobil dari dalam. Dia memainkan ujung jari, mengigit-gigit bibir gelisah, lalu menatap ragu pria di sampingnya."Ada apa? Apakah kamu kesusahan melepaskan sabuk? Sebentar..."Arion mencari kotak tisu lalu mengambilkan selembar. Dia menutupkan pada bibir gadis di sampingnya, agar tak lagi memainkan bibir. "Jangan menyakiti dirimu dengan cara apapun dan seinchi pun itu."Azelina meneguk ludah kasar seketika merasa gugup. Dia tersenyum kecil diperlakukan demikian, karena kala bersama Xavier dia mengigit bibir hingga berdarah dan lecet. Azelina menganggukkan kepala patuh."Ada hal yang kamu pendam?"Ntah mantra dari penyihir mana pun Azelina tak tahu. Setiap Arion menyebutkan kata aku kamu maka debat jantungnya akan menggila. Mengg

    Last Updated : 2025-03-16
  • Dosenku Calon Suamiku    Tarikan Sang Pria

    Tak seperti makanan yang apabila diabaikan menjadi dingin dan tidak laku lagi. Melainkan berita antara Azelina dan Arion memanas, walau keduanya tak lagi berinteraksi secara buka-bukaan. Bukan karena rasa menghilang dadakan. Hubungan baru dimulai seketika langsung diberi ujian dengan harus menghadapi bully-an.Tidak juga karena bosan ataupun jenuh tanpa jalan keluar. Mereka tengah mencari cara agar hubungan keduanya tetap tenang, langgeng, namun tanpa dijadikan bully-an. Arion bahkan rela menyulap unit apartemennya dan Azelina, dengan memasang pintu penghubung sehingga tak lagi lewat pintu luar ataupun balkon.Tak sebatas hal itu semata balkon kamar keduanya, Arion sulap lebih tertutup sehingga apabila hendak berduaan di balkon tetap kamar. Hanya saja keduanya kini menjadi tidak bisa keluar bersama. Ya, begitulah layaknya idol-idol luar negeri yang tengah berkencan dan menghindar dari media. Misteri masih memusingkan kepala keduanya, m

    Last Updated : 2025-03-31
  • Dosenku Calon Suamiku    Semakin Keruh?

    Hari memang sangat cerah. Bahkan walau jam menunjukkan masih pukul sembilan tetapi sengatan tak terasa demikian. Matahari terasa seakan-akan bak tepat di atas kepala, dengan sengatan sangat terik layaknya saat pukul dua belas hingga satu siang. Rasanya orang-orang beraktivitas di luar seakan ikan dijemur.Kegiatan telah menjadi rutinitas yang wajib kini harus terasa hampa. Ntah hanya dirasa oleh Azelina atau prianya juga merasakan demikian. Ah, bolehkah Azelina mengharapkan apabila prianya juga merasakan demikian? Dia rindu ketenangan yang damai sebelum mereka jadian.Ya, walau status keduanya lebih baik sekarang, namun pembatas interaksi ini membuat Azelina sedih berulang kali. Ingin rasanya dia mengakhiri pembatasan interaksi agar hari kembali tenang. Tetapi apakah juga harus dengan cara mengakhiri hubungan? Duh memikirkannya membuat dia jadi tidak mood kembali."Baru tiba?" tanya Arion yang kebetulan berpapasan dengan Azelina di pintu masuk

    Last Updated : 2025-03-31
  • Dosenku Calon Suamiku    Terkuak?

    Ntah mengapa Azelina mulai terbiasa melihat sang Kakak yang menempel pada sahabatnya, kala mereka tengah tongkrong padahal beda fakultas dan tingkat. Sebenarnya Azelina heran dimana keberadaan Xavier, karena biasa sang kakak akan nongkrong dengan lelaki itu. Atau menongkrong dengan tongkrongannya. Tetapi ada apakah dengan Valko?Azelina heran hingga menjadi kecurigaan yang menggatalkan mulut. Apakah yang disembunyikan sang kakak? Apa mau sang kakak atau adakah yang dipendam? Seperti biasa kafe depan kampus, atau belakang kampus menjadi langganan mereka.Apabila biasanya kedua lelaki yang terlambat, maka kali ini yang terlambat adalah sang topik utama pembahasan. Mereka cemas takut terjadi hal tak mengenakan pada Azelina. Ditambah berita kian menyimpang dan aneh membuat mereka harus kian menjaga Azelina."Bang jemput adek lo sana!"Valko melirik Arci yang memerintahnya. Dia menggelen

    Last Updated : 2025-03-31
  • Dosenku Calon Suamiku    Kembali Ke Rumah?

    WhatsAppBang Valko| Dek| Adek| Ra| Vierra lo kalau nggak sibuk dan nggak ada kelas sampai malam tolong ke rumah ya.| Mami Papi cariin lo| Mau gue jemput di apart? Diantar Jala? Naik ojek? Dianter Pak Ari atau gimana?| Tolong balas kepastiannya dan jangan cuma dibaca ya adek Abang Valko Aryasatya BastianGadis pemilik handphone sebenarnya tengah merasa malas hendak kemana-mana. Dia hendak menikmati ketenangan yang sunyi sejak berita bersama Arion tak ada lagi. Sejak tak terlalu bersama Arion, Azelina merasa hampa dan kesepian. Penawaran sang kakak membuatnya rindu tertahan pada Arion kembali mencuat.Azelina berjalan menuju kamar lalu ke balkon, netranya mengernyit, menepuk dahi heran dengan dirinya sendiri. Dia berbalik arah memilih jalan pintas dengan lewat, pintu yang dibuat Arion untuk mempersingkat waktu. Azelina mengernyit kala hendak membuka pintu, tetapi

    Last Updated : 2025-03-31

Latest chapter

  • Dosenku Calon Suamiku    Asisten Dosen Baru

    Suasana kelas Azelina hari ini terlihat memanas. Ada umpan ada mangsa begitulah perumpamaan judul kelas hari ini. Desas-desus beredar membuat semua penasaran membuncah. Penasaran fisik, paras yang menjadi sebagai asisten dosen. Sekaligus mengapa dosen wanita itu dengan jenaka, baru beberapa saat pergantian semester tapi telah mengajukan cuti.Tak sebatas mengambil cuti ntah sampai kapan. Tetapi mengapa bisa dosen itu langsung mendapatkan, gambaran asisten dosen menggantikan selagi tak mengajar. Tak bisakah diganti dengan jam kosong atau tugas semata? Ntah mengapa pernyataan seseorang di internet yang pernah berkata 'Semakin jauh semester mahasiswa atau mahasiswi, mereka sering dibuat merasa salah pilih jurusan. Tetapi saat selesai skripsi barulah merasa bangga.'"Hari ini beneran udah diganti si dosen pengganti, Bu Ketu?" Berganti semester maka kelas Azelina juga sepakat, mengganti ketua kelas jadi perempuan."Kabarnya s

  • Dosenku Calon Suamiku    Pergantian Semester

    Suasana sarapan terkesan membosankan bagi gadis itu. Dia rasa lebih baik makan berdua saja dengan sang pria, tetapi hari terasa indah dan bersemangat sebangun tidur. Daripada demikian sudah hari ini pergantian semester, Arion tak bisa mengantar harus mengambil dokumen walau akan bertemu di kampus, sang kakak sibuk bekerja di perusahaan papa mereka. Uh, rasanya dia sangat ingin sekali melompati hari ini saja."Dek lo sakit, ya?"Azelina yang membisu walau diberi pertanyaan Valko, seketika membuat sang kepala keluarga meletakkan sejenak sendok dan garpunya untuk menyentuh dahi Azelina. "Kamu lagi ada masalah, Vi?"Masih membisu semata membuat ayah dan anak itu kompak saling pandang. Sang Mama menepuk lengan putrinya. "Nak, kamu kenapa? Sakitkah? Atau lagi ada masalah?"Bahkan walau sebatas lirikan pun tak terjadi. Azelina sebatas menatap hidangan sarapannya masih utuh. Dia menunduk tanpa merasakan pega

  • Dosenku Calon Suamiku    Kerja Kelompok

    "Jangan lupa ya hari ini ada kerja kelompok di rumahnya Bu Arion!""Loh jadinya di rumah si Azel?"Kelompok dibentuk dengan masing-masing terdiri dari lima orang. Tak ada yang memilih sendiri, melainkan dosen memilih secara acak sehingga tak terjadi pengasingan. Tak sebatas kelompok saja dibentuk, tetapi masing-masing ketua kelompok juga sang dosen yang menentukan. Protes dalam hati sebatas terpendam di masing-masing mahasiswa-mahasiswi semata.Gadis semula sibuk menghubungi kakaknya untuk meminta dijemput, apabila tengah di kampus seketika terhenti mengetikkan pesan. Atensi pada benda kotak pipih itu berganti menjadi, menatap kedua lelaki dan dua gadis di depannya. Ekspresi menyebalkan mampu Azelina baca dengan jelas. Sepertinya api akan membakar, apabila melihat jenis minyak dipegang Azelina.Gadis itu menghela nafas. Sebenarnya dia malas apabila status tetangga dan kekasih dirinya dan Arion terkua

  • Dosenku Calon Suamiku    Berangkat Bersama

    Bagaikan semut dan makanan, orang-orang itu seketika berkerumun. Perumpamaan layaknya semut saja terasa kurang, karena lisan itu menjelma bak hewan rayap. Rayap memakan kayu, dan orang-orang memakan orang secara hidup-hidup. Tidak-tidak dengan membunuh memakai senjata tajam, tetapi lisan dan netra mengalahkan senjata tajam dan racikan racun menjadi senjata."Eh, itu yang baru parkir bukannya mobil Pak Ari?""Loh bukannya keluar udah nggak jadi dosen, ya?""Ngarang lo kata adik gue sekelas sama Azel cuma cuti soalnya dinas kerjaan.""Eh, tapi bukannya pas kemarin kapan itu wajah Pak Ari yang masuk berita kota?""Kayaknya kalau gue nggak salah ingat sih iya. Tapi masak keliatan nggak sadar sama darah gitu tapi masih hidup?""Heh! Namanya juga tangan Tuhan siapa yang tahu?""Bisa aja kemarin itu bukan wajah Pak Ari.""Ma

  • Dosenku Calon Suamiku    Kuliah dan Kerja

    Gadis itu menatap datar dan malas layar handphone-nya. Rentetan kalimat rayuan itu terasa hambar, terkalahkan dengan pahitnya akhir kalimat. Helaan nafas berat dia lakukan. Ntah salah ekspetasi atau kejamnya realita pun membingungkan diri.WhatsApp notifikasiPak Ari-Arion off| Gadisku.| Apakah masih memilih pakaian?| Perlu bantuan memilih?| Menurutku kamu memesona dalam pakaian apapun.| Dua tiga ikan lele, jangan kelamaan le. Nanti malam kita kemalaman buat makan lele.| Canda Neng. Ya kali bidadari dikasih makan lele sama raja.| Ayo cepat sedikit Zel, keburu kelasmu di mulai. Aku tidak bisa memaklumi loh apalagi aku masih cuti dan akan sibuk bekerja di perusahaan.Singkat, padat, mengesalkan sekali jelasnya. Masih cuti... Dua kata utama sukses membuat harinya terasa memburuk. Wajah gadis itu semula cerah seketika kembali masam. Padahal perkiraannya adalah tumpukan tu

  • Dosenku Calon Suamiku    Kuraslah Uang Saya, Nona!

    Bak remaja tengah mengalami pubertas, pria berusia 40-an itu juga merasakan demikian. Judul lebih tepatnya adalah pubertas kedua kalinya. Sorot garang lelaki itu hilang dengan senyum tak kunjung luntur walau tak menggunakan formalin. Bau obat-obatan tak lagi tercium digantikan dengan parfum kesukaannya.Lelaki itu tak henti senyum-senyum sembari mengawasi penampilannya. Tak jauh berbeda dari sang pria, si gadis jauh lebih parah dengan bimbang memilih busana. Ya, pandangan buram serta membayang, tubuh lemas, gemetar, wajah pucat, halusinasi datang tak menentu semua sirna dalam sekedip. Seakan-akan berita hari kemarin tak pernah rilis, pertengkaran kemarin pun tak pernah terjadi.Mengabaikan kewajiban telah berhari-hari tak disentuh. Melupakan waktu dan tempat yang seharusnya ditapaki, kini keduanya lebih sepakat mengunjungi suatu tempat. Gedung bertingkat dengan tingkat kedinginan tak perlu diragukan. Aneka busana dan hidangan lokal maupun lu

  • Dosenku Calon Suamiku    Maukah Kamu?

    Tubuhnya masih terasa kaku keseluruhan. Semu-semu kebiruan juga belum pudar sebagai pembuktian beberapa hari lalu. Wajahnya berangsur tak begitu pucat, sejak indra penciuman menerima aroma semu-semu kedatangan Arion berada di apartemen. Terkesan lucu dan konyol memang bagi orang lain, tetapi bagi orang sekitar Azelina itu semua bukan masalah selagi gadis itu hendak kembali makan.Kewarasan sempat hilang dimakan berita kini perlahan kembali. Gadis itu menoleh ke sana kemari lalu menoleh ke bawah, tepatnya mengamati sang kakak rela tidur tidur di kasur bawah. Tatapannya terkunci menatap lamat-lamat Valko. Aneka pemikiran menghias benak, tak tahan minta diungkapkan namun sang penjawab masih terlelap lelah.Tak ingin menganggu tidur sang Kakak Azelina berniat ke luar kamar. Suara bising dibuat Azelina membuat Valko terbangun walau masih dalam mata tertutup. Senyum miring terukir kala kaki Azelina hendak melewati tubuhnya, beruntung dia memilih tidur tak jauh dari pin

  • Dosenku Calon Suamiku    Kejutan Atau Halusinasi?

    Wajah ayunya yang kini telah berubah bak mayat hidup, yang kian terasa buruk. Beberapa memar dan luka memang berujung memperburuk keindahan kulitnya. Tak sebatas semburat kebiruan, melainkan beberapa luka dengan darah juga muncul. Tak ada perih atau keram dirasa oleh gadis itu, selain hatinya yang terasa perih dan dingin.Sorot matanya masih terasa hampa tanpa hidup dan harapan. Langkahnya tak sekokoh tanaman di taman. Bibirnya tak sesegar buah baru dipetik. Dinginnya suhu tubuh tak sedingin lemari pendingin memang, tetapi tak sehangat suhu manusia pada umumnya. Pandangan gadis itupun tak begitu jelas, tak seperti kala mengurung diri di kamar.Ntah berapa lama dirinya tak sadarkan diri. Bahkan dia juga penasaran bagaimana bisa terbangun dengan indera penciuman dipenuhi oleh obat? Apakah dia sehabis menyusul Pak Arion? Apabila iya dimana dan bagaimana kabar terbaru prianya itu kini?Kening gadis tersebut berulang ka

  • Dosenku Calon Suamiku    Mengiris Hati

    Rumah kembali terasa sunyi walau masih terdapat Azelina sebagai penghuni. Tetapi gadis itu menjadi lebih sangat pendiam. Tak ada sepatah dua patah kata sejak kejadian lari pagi kapan hari. Keresahan tak surut dirasa seluruh penghuni rumah.Bahkan asisten rumah tangga dan supir tak tahu awal mula pun heran. Mereka hanya diberi tugas untuk mengirim makanan ke kamar Azelina, merayu gadis itu agar mau makan walau hanya bisu di dapat. Ruang tamu diisi oleh ketiga orang yang melakukan kegiatan kompak. Mereka tengah memijat kepala bingung harus bagaimana, agar Azelina kembali seperti sediakala."Mi, dulu si adek gini juga nggak sih pas sama temennya Abang yang siapa itu namanya?""Xavi bukan, Bang?" jawab Mami duo A mengingat-ingat.Valko melirik sekitar walaupun terkesan mustahil dengan kemunculan pelaku. Yakin dengan pelaku benar menjelma batu, dia membalas tebakan sang Mama dengan anggukan kepala.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status