Home / Romansa / Dosen Pembimbing Itu Suamiku! / Bab- 7 Zaidan Kaleng Rombeng!

Share

Bab- 7 Zaidan Kaleng Rombeng!

Author: Skyworld 04
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Happy Reading Semuanya!

Perempuan muda dengan dress bewarna hitam serta style yang menampilkan bahunya. Terlihat sangat cantik, Eva hanya bisa mempoutkan bibirnya memperhatikan Zaidan tampak sibuk dengan buku menu yang ada di depannya. Ia terjebak dan selamanya akan terjebak dalam kehidupan Zaidan.

“Saya tahu kamu alergi dengan udang, dan kepiting. Jadi, akan saya pesankan kamu makanan yang menurut saya bagus. Like a Steak medium rare or...”Zaidan memperhatikan perempuan yang ada di depannya tampak melipat wajahnya.

“Eva....”

“Bisa enggak sih Pak, kita makan di warung Bu Mirjo saja? Saya berani menjamin makanannya lebih enak ketimbang makanan di sini. Saya enggak pandai pakai pisau buat makan steak,” aku Eva membuat Zaidan tersenyum tipis.

Tangannya mengusap kepala perempuan muda di depannya walaupun saat ini Eva tampak menepis tangannya. “Bapak jangan mengacau! Saya sudah mengatur rambut ini sejak setengah jam yang lalu! Kalau sampai Bapak merusak akan saya buat Bapak menyesal!” Anca
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 8- Luka Seorang Ayah

    Happy Reading Semuanya! “Kak Livy,” Perempuan yang dipanggil sama sekali tidak menjawab, perasaan enggan untuk bertemu dengan sang adik masih terlihat sangat jelas. Jujur saja ia masih kecewa karena sang adik menerima pernikahan dengan orang yang ia sukai. Memang adik adalah perusak sesungguhnya. Ia dengan Zaidan dulu adalah teman sekelas. Livy menyukai Zaidan dari dulu dan Zaidan sama sekali tidak pernah melihat kehadirannya bahkan sampai sekarang. Zaidan hanya melihat Eva dan itu tidak pernah berubah meskipun Zaidan berada di luar negeri. “Kak Livy,” panggil Eva sekali lagi. “Apakah kamu enggak bisa kasih Zaidan buat kakak?” tanya Livy to the point. Eva yang ditodong pertanyaan seperti itu hanya memutar matanya malas, kakaknya bisa melakukan itu tanpa harus bertanya pada dirinya. Toh, seumur hidup Eva tidak ingin mempunyai suami seorang dosen. Eva ingin memiliki suami seorang pengusaha seperti dalam cerita novel yang sering ia konsumtif, bukan cita-citanya mempunyai suami seja

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   BAB 9- Foto Prewedding

    Happy Reading Semuanya! Janji harus ditepati dan di sinilah ia berada. Tempat yang amat sangat tidak ingin dirinya datangi, apalagi foto itu nantinya akan di pajang di acara pernikahan. Membayangkannya saja tubuhnya sudah merinding, Eva tidak pernah membayangkan akan seperti ini. “Kamu ganti dress yang sudah saya siapkan,” pinta Zaidan. “Bapak enggak belikan saya pakaian yang terbuka, kan?” Zaidan menatapnya aneh, “Memang kenapa kalau saya menyiapkan dress terbuka? Enggak akan ada yang lihat kamu kecuali saya,” sahut Zaidan membuat Eva ingin sekali menendang bokong dari dosen kampus nya itu. Langkahnya berjalan menuju ruang ganti dan menatap pakaian yang sudah disiapkan oleh calon suaminya itu, Zaidan memang orang gila. Ia tidak menyangka akan menikah dengan Zaidan, seharusnya ia kabur saja agar tidak menikah atau mungkin menyuruh kakaknya saja. “Argh! Ini belum dimulai ambil gambar tapi kenapa gue sudah emosi sendiri! Menyebalkan sekali!” geram Eva sembari menatap cermin di de

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 10- Bimbingan

    Happy Reading Semuanya! “Kenapa kamu kasih saya cokelat?” Eva yang ditanya hanya memamerkan senyum tiga jari pada lelaki yang dalam jangka waktu 2 hari menjadi suaminya. Ia masih harus beraktivitas karena kebutuhan lainnya dan begitu pula dengan Zaidan, tidak ada drama pingit atau yang lainnya. Sangat flat sekali rencana pernikahan mereka, tidak ada embel-embel dengan kedatangan pelakor atau yang lainnya. “Saya lagi baik soalnya,” sahut Eva pelan. Tatapan Zaidan memasang wajah datar disana, “Katakan tujuan kamu apa, kalau kamu enggak memiliki tujuan saya harus menghadiri rapat dengan rektor kampus dulu untuk meneliti sejauh apa.” Tangan Eva menggaruk kepalanya, ia tidak tahu Zaidan bodoh atau memang menyebalkan lahir batin. Memang apalagi tujuannya datang menemui lelaki itu? Berharap ia akan memberikan kotak bekal atau memberikan hadiah kecupan. Haha... jika itu sebaiknya mimpi saja. “Itu... Anu... saya mau bimbingan hehe...” Terdengar helaan napas pelan, “Lalu kamu mau nyogok

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 11- Paparazi Keluarga Zaidan

    Happy Reading Semuanya!Mata Eva melotot, tatapan matanya mengarah pada tangan yang akan menjadi suaminya itu tampak melingkar di pinggangnya tanpa ada persetujuan dari dirinya. Ia tidak akan pernah lelah untuk mengatakan jika Zaidan bisa membuat emosi dan jantungan mendadak. “Jangan dilepas atau saya akan melakukan lebih dengan kamu,”bisik Zaidan.Eva hanya mempoutkan bibirnya dan menuruti keinginan dari lelaki yang ada di sebelahnya itu. Tatapan matanya mengarah pada gaun yang terpajang rapih di manekin ataupun pada gantungan di sepanjang dinding.Dalam harapannya ia melakukan ini dengan seseorang yang dicintainya, memilih gaun pernikahan dengan senyuman lebar. Tapi kenyataannya sekarang berbanding terbalik, ia memilih gaun dengan dosennya sendiri dan tidak ada senyuman yang bisa ia tampilkan karena tidak ada cinta disana.“Gaun pesanan atas nama Eva Zaidan.” Pandangan Eva berdalih pada lelaki di sebelahnya, Eva Zaidan? Nama siapa? Dirinya? Sejak kapan Eva memiliki nama ada kata Z

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 12- Bukan Pasangan Romantis

    Happy Reading Semuanya!"Perfect! Ini sangat cantik!"Perempuan cantik yang tengah dipuji itu tampak tersenyum, ia juga menyukai gaun pernikahan yang sedang dikenakannya saat ini. Meskipun berbanding terbalik dengan calon suaminya tampak memasang wajah kusut seakan tidak menyetujui gaun ini."Gimana? Pilihan gue enggak salah, kan?"Zaidan memasang wajah murka disana, bagaimana bisa pilihannya dianggap benar. Ini bukan selera Zaidan."Stupid! Apa kamu ingin istriku memamerkan punggung pada orang lain? Ini terlalu terbuka dan punggung istriku bukan bahan tontonan," ungkap Zaidan membuat Eva menatap geli lelaki yang ada di sebelahnya itu.Clara yang mendengar penuturan dari sepupunya kini menoyor kepala Zaidan, ia geram. Bagaimana bisa ia mempunyai sepupu yang begitu bucin dan menyebalkan. Siapa juga yang akan berfokus pada punggung calon istrinya, tidak ada yang bisa dilihat kecuali kulit putihnya. Orang gila dan itu Zaidan. "Ini sudah cantik, itu hanya punggung! Apakah orang lain bern

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 13- Godaan Tiada Arti

    Happy Reading Semuanya!Aroma hidangan sederhana yang disiapkan oleh Eva membuat lelaki yang usianya berjarak 5 tahun dari Eva tampak tidak bisa menyembunyikan wajah bahagianya. Kebahagiaan Zaidan begitu konyol, hanya karena sebuah mie instan rasa kari ayam yang sebenarnya bisa di buat langsung oleh Zaidan.Rasanya berbeda karena Eva yang membuatnya."Ini adalah makanan yang paling lezat yang pernah saya cicipi," ungkap Zaidan.Eva memasang wajah aneh, ini hanya mie instan dan rasanya tetap pada mie umumnya. Kenapa Zaidan ini semakin aneh dan membuatnya bertanya-tanya. Kepalanya menggeleng mendengar penuturan dari calon suaminya itu."Bapak berlebihan, mie instan ya hanya mie instan. Maksud Bapak lezat karena pakai telur?" Eva menggaruk kepalanya yang terasa gatal. "Karena buatan tangan kamu, semua masakan menjadi lezat meskipun terlalu lembek ataupun asin sekalipun," Bibir perempuan yang ada di depannya hanya mempout. Ia tidak menyangka akan menjadi sedekat ini dengan dosen pembimbi

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 14- Pernikahan

    Happy Reading Semuanya! Helaaan napas terdengar. Benar-benar terasa berat sekali, jujur saja ia merasa berdebar sekali karena ini hari pernikahannya. Walaupun ia menikah dengan Zaidan belum dengan menggunakan cinta dan ia tidak bisa menyusun rencana kabur serta sebagainya karena lelaki yang menjadi calon suami tampak mengikutinya tanpa memberikan celah untuk dirinya sendiri. Bahkan dalam perawatan diri. “Apakah kamu senang menikah dengan Zaidan?” Tatapan matanya mengarah pada cermin yang ada di depannya itu, ia sudah menggunakan gaun pernikahan hasil desain Clara yang amat sangat ia sukai. Perempuan yang menjadi sepupu Zaidan itu sangat tahu tentang apa kesukannya dan sekarang ia menunggu orang tuanya untuk menyaksikan Zaidan mengucapkan akad pernikahan mereka. “Apakah raut wajah aku menampilkan senyum bahagia?” tanya Eva Livy menghampiri sang adik dan hanya memasang wajah datarnya. Jika ia tidak bisa membatalkan pernikahan, maka ia bisa menjadi perusak hubungan rumah tangga adik

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 15- Mereka Tahu

    Happy Reading Semuanya!"Lo tahu? Kita shock sewaktu Pak Zaidan suruh kita ke cafe." Eva menatap lelaki di sebelahnya tampak tersenyum manis. Benar! Ia tidak mungkin bermain kucing-kucingan pada teman-temannya terkait dengan pernikahan. Zaidan sepertinya selalu berusaha agar dirinya tidak terjerembab dalam sesuatu yang salah, lelaki yang kini resmi menjadi suaminya selalu berada di pihak dan dibelakangnya."Bapak ajak mereka?" tanya Eva.Kepala Eva ditoyor oleh perempuan yang menjadi rekannya itu, "Heh bodoh! Bapak! Bapak! Panggil Mas. Dia suami lo!" omel Caca membuat Eva mempoutkan bibirnya menatap wajah sang suami yang ada di sebelahnya dengan wajah sedih."Dih! Pamer! Mentang-mentang sudah nikah!"Bibir Eva masih saja cemberut memandang rekan-rekannya itu, ia masih tidak menyangka dengan apa yang didengarnya barusan. Tatapannya mengarah pada Vivi yang tampak senang menceritakan sesuatu pada dirinya terkait dengan beberapa waktu lalu dimana lelaki yang menjadi suaminya mengundang k

Latest chapter

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   BAB 127 - EXTRA PART

    Happy Reading Semuanya! Ini adalah pernikahannya yang kedua dan perasannya masih sama. Dadanya berdegub sangat cepat memandang cermin di depannya, mungkin dulu bukan pernikahan yang membahagiakan untuknya tapi sekarang ini adalah sesuatu yang membahagiakan untuk Eva karena menikahi orang yang dicintainya. Eva terkekeh geli mengingat masa lalunya, ia dulu pernah bersumpah tidak akan mencintai Zaidan. Justru sekarang ia malah cinta mati pada lelaki itu, memang ucapan sama sekali tidak bisa dijaga. "Kamu kenapa?" tanya Livy. "Bukankah ini sangat lucu?" Livy menaikkan sebelah alisnya sembari menggendong bayi yang merupakan anak dari adiknya, ia tidak mengerti dengan perkataan sang adik saat ini. "Kenapa?" tanya Livy lagi. Bibir Eva tersenyum manis, "Dulu kita berkelahi hanya karena satu laki-laki, dulu aku sangat membenci dengan Mas Zaidan dan sekarang aku malah cinta mati sama dia." Livy tersenyum mendengar perkataan dari sang adik barusan. Setelah diingat kembali ini memang san

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 126- Happy After Ever (TAMAT)

    Happy Reading Semuanya! Kecupan itu semakin mendalam dan tidak peduli tempat. Mungkin orang yang melihatnya juga memahami apa yang terjadi dengan pasangan yang sedang dimabuk cinta itu. Ini adalah kebahagian mereka setelah melewati kenangan pahit yang menyerang mereka. Sudah dua minggu semenjak kehadiran Eva di rumahnya, kini rumah yang sempat suram karena karangan bunga dan berita kesedihan berubah menjadi sesuatu yang membahagiakan dan tidak menyangka jika akan mendapatkan kebahagian baru yang tidak pernah mereka sangka. "Ampun deh kalian! Bisa enggak sih kalau kalian melakukan itu di kamar saja? Bagaimana pun kalian harus menghormati orang tua disini." Kecupan mereka terlepas sembari memperhatikan ibu dari Zaidan yang kini meninggalkan mereka berdua untuk menghampiri cucu kesayangannya. Ibu dari Eva sendiri hanya terkekeh geli melihat adegan kedua anaknya. Zaidan tidak peduli, ini adalah hal menyenangkan untuknya dan membahagiakan di setiap

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 125 - Dia Kembali

    Happy Reading Semuanya! Jika ini adalah mimpi, maka jangan bangunkan Zaidan untuk saat ini. Sudah lama ia tidak memimpikan orang yang dirindukannya selama beberapa bulan belakangan ini. Ini adalah mimpi terindah yang pernah Zaidan rasakan setelah beberapa bulan ia mengalami perasaan kehilangan, air matanya mengalir dengan deras tanpa bisa ia cegah sama sekali. Eva muncul di mimpi tidur siangnya. Tidak! Ini bukan mimpi tidur siangnya. Hawa panas dan banyak mahasiswanya yang memperhatikannya, berarti ini sungguhan bukan hanya lamunannya semata. Orang yang dicintainya ada di depan matanya, semuanya terasa nyata, ini bukan hanya khayalan sematanya kan. Dia kembali... Orang yanng dicintainya kembali berada di depan matanya. Zaidan tidak ingin melewatkan mimpi indah ini sedikitpun. Lelaki dengan wajah tampan itu terlihat berlari menghampiri perempuan yang ada di depannya itu, memeluk perempuan yang kini membalas pelukannya tidak kalah er

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 124- Dosen Pembimbing itu Suamiku!

    Happy Reading Semuanya! "Selamat siang, Prof." Bibirnya hanya melengkung membentuk senyuman tipis menanggapi sapaan dari mahasiswanya. Langkahnya berjalan memasuki ruangannya setelah hampir dua jam ia mengajar di dalam kelas, tatapan matanya mengarah pada meja kerjanya yang menampilkan foto orang tercintanya. Zaidan belum bisa move on atas semua yang sudah terjadi pada keluarga kecilnya. Zaidan tidak mencoba untuk melupakan, perasaan kehilangan dan ketakutan itu masih terasa. Lelaki itu juga masih sering meridukan Eva yang sama sekali tidak pernah hadir dalam mimpinya ataupun bayi mungilnya, padahal Zaidan amat sangat berharap jika ia bisa melihat keduanya meski dalam mimpi. "Sayang, ini sudah tiga bulan berlalu." Lelaki yang kini sibuk mengamati foto kebersamaan mereka sewaktu liburan hanya bisa menghela napas pelan, ia tidak menyangka jika sudah menghabiskan waktu yang lama untuk merelakan Eva. Sebenarnya sekarang pun ia belum merelakan kepe

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 123 - Kesedihan Mendalam

    Happy Reading Semuanya! Tubuhnya benar-benar lemas, ia tidak menyangka jika dalam waktu singkat harus mendapatkan kabar menyakitkan seperti sekarang ini. Menurut Zaidan ini adalah karma karena dulu membuat sakit hati Eva yang tidak terlampiaskan, tetapi yang ia rasakan karmanya terlalu berat. "Apakah ini karma untuk saya Eva?" bisik Zaidan. Zaidan tidak mendapatkan kabar apapun setelah kepulangannya dari bandara setelah menunggu hampir tiga jam lebih demi mendengar kabar terkait orang tercintanya. Orang tuanya yang menyusul ke TKP juga belum memberi kabar apapun. Air matanya terus mengalir tanpa bisa Zaidan cegah, pembuktian jika Eva adalah cinta sejatinya. Lelaki yang merasa dunianya hancur hanya bisa terdiam memperhatikan ruang utama rumahnya sekarang ini, matanya sudah bengkak karena terlalu lama menangis. Kepalanya menunduk, air matanya kembali mengalir karena harapannya mendadak pupus. Harusnya malam ini mereka bisa tertawa bersama sembari menimang anak mereka, tapi kenyatan

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 122 - Kecelakaan

    Happy Reading Semuanya! Waktu yang ditunggu olehnya akhirnya datang juga. Saat ini mungkin Zaidan memang masih bersedih, tapi ia juga tidak ingin berlangsung lama. Masih ada lagi hal yang perlu ia kerjakan, dan air matanya terasa kering. Zaidan tidak bisa melampiaskan begitu saja. Lelaki itu yakin kalau ia bisa menangis dengan lega nanti, bersama orang tercintanya yang lebih tahu tentang kejadian meninggalnya kerabat dekatnya itu. Untuk sekarang ia harus menyiapkan diri dengan bahagia karena Eva akan kembali ke pelukannya. Rumahnya sudah di dekor ulang dengan keadaan steril tidak ada debu, agar anaknya dan orang tercintanya bisa hidup dengan layak di rumah mereka saat ini. Rumah penuh dengan kenangan, Zaidan juga sudah menyetok persiapan makanan untuk menyambut keduanya. Hatinya berdegub kencang tidak karuan. "Mass ingin segera bertemu kamu sayang, menunggu cerita yang akan kamu lontarkan untuk Mas." Zaidan sudah mendengar kabar jika istri dan anaknya saat ini sedang transit di Si

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 121- Memory Kenangan

    Happy Reading Semuanya!Zaidan belum berpamitan dengan layak pada temannya itu, ia merasa menjadi teman yang buruk. Kevin selalu ada untuknya bahkan untuk orang tercintanya, tetapi kenapa ia selalu melewatkan hal terburuk dari temannya. Kevin memang pandai menyembunnyikannya, lelaki itu sangat ahli dalam menyembunyikan perasaan. "Lo enggak pernah berubah," bisik Zaidan. Lelaki itu sangat ingat bagaimana temannya menyembunyikan sesuatu yang besar bahkan perihal untuk membayar sekolah, lelaki dengan nama Kevin itu sampai rela bekerja banting tulang membersihkan piring sampai menjadi pelayan toko 24 jam demi membayar sekolah. Kevin bisa saja memanfaatkannya untuk membantu membayar, tapi lagi-lagi lelaki itu melakukan sesuatu yang berat seperti itu. Sebagai teman tentu ia merasa sangat jahat, maka dari solusinya ia menanggung biaya sekolah Kevin bahkan sampai temannya mendapatkan gelar. Ia bangga dengan Kevin, semua yang dilakukannya membuat Zaidan bangga. "Lo janji bakalan kembali ke

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 120 - 2 Kabar

    Happy Reading Semuanya! Zaidan tersenyum manis memandang dari layar laptopnya dimana kedua orang kecintannya disana, ia sudah sangat rindu dengan keduanya dan terasa sangat lama sekali harinya. Apalagi dalam seminggu belakangan ini ia sibuk dengan perusahaannya dan urusannya menjadi dosen, benar-benar menyita waktunya. "Mas rindu banget sama kamu sayang," Eva tampak tertawa pelan mendengar perkatannya barusan, "Aku juga rindu sama Mas, padahal setiap hari kita saling tukar kabar. Kenapa saya rindu mulu ya sama Mas? Mas pakai pelet apa?" tanya Eva dengan raut wajah cemberut. "Ketampanan dan rasa cinta Mas," sahut Zaidan. "Dasar gombal! Sayangnya Momy, kalau sudah besar jangan sama kaya Dady ya? Tukang gombal," Eva mengecup pipi bayi tampannya yang tertawa seolah setuju dengan perkataan Eva. Benar-benar pemandangan yang manis. Tatapan mata Zaidan mengarah pada kedua orang yang ada di depannya itu, bohong jika Zaidan tidak tahu arti tatapan dari orang tercintanya ini. Tatapan Eva

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 119 - Siapa yang paling terluka?

    Happy Reading Semuannya! Semuanya berlalu dengan cepat, Eva tidak ingin memberitahu Rendi ataupun Zaidan. Perempuan yang menjadi ibu satu anak itu tidak ingin melihat betapa sedihnya orang tercinyanya jika mengetahui sahabat terdekatnya sudah tidak bisa lagi berada di sisinya, tapi yang Eva tahu sekarang ini adalah bukan hanya dirinya yang terluka, ternyata bukan hanya Eva saja yang mengalami kesedihan mendalam karena ditinggal oleh Kevin yang selalu senantiasa bersama dengan dirinya dalam keadaan sulit ataupun bahagia. Iris matanya memperhatikan perempuan asing yang tiba-tiba menangis tepat di hadapan pemakaman Kevin saat ini. Perempuan itu bukan Ana dan Ana juga tidak sesedih itu karena kenyataannya mereka sudah ikhlas membiarkan Kevin pergi meskipun matanya juga bengkak karena terlalu banyak menangis. Kevin sudah dikuburkan dengan layak dan semuanya di bantu oleh Daniel yang lebih tahu menahu tentang pemakaman di negara ini, meskipun harus membayar mahal. Selama Kevin bisa baha

DMCA.com Protection Status