Share

Bab 14

Penulis: Skavivi
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-15 22:16:03

Skenario nakal berkelebat di otakku saat pak Ardi dengan santai merangkak ke atas ranjang setelah melepas celana cargo panjang berwarna army. Ia bersandar di bahu ranjang sembari menatapku dalam balutan baju santai yang mengesankan bahwa ia sedang tidak menjadi Presdir. 

"Mau tetap disitu?" 

Aku mengangguk, ku tarik selimut tebal untuk menutupi seluruh bagian tubuhku. 

"Kamu membuatku bersalah jika tidur di sofa, Anne!" 

"Bapak yang membuat saya bersalah!" sungutku kesal, nyaris melempar pot bunga ke arahnya jika tidak mengingat lagi dia siapa.

Pak Ardi meringis. "Oke, silahkan kalau mau tidur di sofa! Saya tidak akan ganggu."

"Saya pegang janji anda! Karena pria sejati akan menepati janjinya, dalam keadaan terhimpit ataupun melesak!" ancamku sebelum menutup wajah. 

Dering ponsel membuatku kembali membuka selimut. Aku menatapnya yang bergeming di pinggir pembaringan.

 

Pak Ardi menatapku, aku te
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Yuni Riana
Bener2 manis ya isi ceritanya
goodnovel comment avatar
Nia Kurniawati
duh Anne kenapa harus ber skandal sama suami orang sih
goodnovel comment avatar
App Putri Chinar
awas jangan maen api Anne.....jaga kewarasan mu,jangan terlena......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dosa Termanisku   Bab 15

    Pintu terbuka saat Pak Ardi masih sibuk mendatangani berkas internal perusahaan."Pak, Mbak Anne sudah datang!""Suruh masuk, Dew!" jawab pak Ardi tanpa mendongkakkan kepalanya, wajahnya serius meski senyum samar terlihat dari sudut bibirnya."Mbak Anne silahkan masuk dan duduk terlebih dahulu."Seperti biasa, perempuan yang mengenakan kacamata berbingkai warna coklat itu---Dewi---sekertaris pak Ardi yang bebas keluar masuk ke ruangannya ini tersenyum ramah."Terimakasih, Mbak!"Aku melangkah masuk ke dalam ruangan super mewah yang memiliki pajangan berkelas dan menyilaukan mata.Pintu tertutup rapat. Aku menghempaskan tubuhnya di sofa. Harusnya jam sekarang aku sudah ke kantor untuk siap-siap meeting dengan JaffFilm. Tapi si pria menyebalkan itu memintaku untuk keruangannya."Sudah sarapan?"Pak Ardi bersandar, ia menatapku setelah merapikan berkas-berkas internalnya."Terimakasih, s

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-16
  • Dosa Termanisku   Bab 16

    Segalanya berjalan baik dalam duniaku ketika aku dan Coki bersama-sama menyelesaikan meeting dengan JaffFilm. "Lega gue, Ann! Tinggal beberapa naskah, termasuk panas yang bikin bos besar mupeng sama lu!" Aku menoleh cepat. "Sialan, Coki!" ujarku geram. Ini di lingkungan kantor, hanya dia yang tau perkara Pak Ardi dan aku. Pria rock n roll ini terbahak, ia marangkulku untuk kembali ke kantor. Saat aku berbalik di dalam lift, pria-pria bersetelan rapi keluar dari ruang meeting dengan wajah penuh kemenangan. Sekilas Pak Ardi menatapku, Coki yang acuh tak acuh memencet tombol lift dan pintu tertutup. Lift bergerak turun. Aku yakin sebentar lagi dia akan menerorku dengan pertanyaan kenapa Coki merangkulku. Dan benar saja, ponselku berdering ketika aku dan Coki keluar dari lift. "Hahaha, gue yakin itu bos? Gue pembaca yang baik bukan, Anne! Kita sama-sama pengarang, gue suka mengamati bahkan sejak tadi di ruang meeting antara lu dan Pak Ardi!" Satu umpatan

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-24
  • Dosa Termanisku   Bab 17

    "Anne!"Aku mendesah lega. Coki menghampiriku meski seharusnya ia tak perlu karena aku berlari kecil ke arahnya yang berhenti di depan lobi apartemen."Akhirnya datang juga, Cok! Aku pikir kamu gak jadi kesini karena ogah berurusan dengan si tua genit itu."Aku meringis. Coki terbahak-bahak. "Gue gak lupa, cuma ya gue kemarin dapet mandat dari pak bos buat gak macem-macem sama lu, Ann! Tapi namanya juga lagi nyari impresif, kalau gak sering jalan bareng ya gagal projeknya. Rugi parah kalau lu belum apa-apa udah ogah!"Aku mengangguk setuju. "Kalau bukan karena pak Ardi mungkin aku bakal betah-betah aja kerja! Resikonya berat cuy jadi simpanan."Aku naik ke atas motor yang dikendarai oleh Coki. Ia mulai menggebernya dengan kecepatan sedang menuju cafe yang cukup nyaman untuk ngobrol-ngobrol dengan santai.Lagi-lagi aku teringat Dito, cuma dia yang sering pegang lututku jika sedang naik motor bersama. Tapi Coki, hello,

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-01
  • Dosa Termanisku   Bab 18

    Senin pagi datang dengan geliat ekonomi kota besar seperti biasanya. Ramai, padat dan riuh suara mesin kendaraan yang meraja, menemani sepanjang perjalananku menuju kantor Jaff Corporations.Ketiadaan pak Ardi membuatku sedikit tenang, tapi tidak untuk mata-mata yang ia sewa, ia seperti pengawal yang memastikan bahwa aku tidak kabur dari pak Ardi, dan tidak melakukan hal aneh-aneh yang merugikan aku atau pak Ardi sendiri."Tuan meminta saya untuk membeli sarapan untuk nona Anne!"Aku tersenyum puas saat dia pergi ke cafetaria. Orang itu irit ngomong namun tegas, juga sangar, mirip anggota intelejen negara.Entah apa maunya pak Ardi dengan memberiku pengawal seperti itu. Aku jadi merasa spesial, tapi aku ini hanya selingkuhan.Selamanya selingkuhan tidak akan dianggap spesial. Kadar keistimewaannya masih ada pada istri sah meski terlihat kekurangan.Coki tersenyum lebar saat menyambutku di kantor JaffFilm."Ming

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-03
  • Dosa Termanisku   Bab 19

    Aku sudah lama bermimpi tentang kebetulan. Seperti peristiwa-peristiwa tak terduga bertemu dengan seseorang yang ada dalam bayanganku.Dan sekarang seolah di atur takdir, aku dan istri pak Ardi bertemu di perusahaan dengan peristiwa jambangan kristal yang pecah berantakan seperti hatinya kelak saat tahu suaminya pernah menciumiku."Maafkan saya, Ibu! Saya tidak sengaja memecahkan jambangan kristal milik perusahaan, nanti saya ganti saat gajian nanti." ucapku setengah ramah. Pak Ardi tak mungkin mempermasalahkan tentang hal ini, apalagi kedua anaknya tadi dengan senang justru mengoper bola kepadaku lagi."Saya justru ingin sekali menendang bola sepertimu tadi! Hebat!"Kalimat yang meluncur dari bibir istri pak Ardi itu sungguh mengejutkan. Apalagi saat kekehan geli dan senyuman tanpa dosa itu memecah suasana.Hatiku terasa teriris pisau belati. Istri pak Ardi bernama Farah Adzana, berambut panjang hitam dan cantik jelita. Hanya saj

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-03
  • Dosa Termanisku   Bab 20

    "Cok, bangun, Cok!"Aku menggoyangkan lengannya berkali-kali, Coki mengerang geram. Ia membalikkan badan, memunggungi aku dan pak Ardi yang menunggunya untuk sarapan bersama."Cok, ini ada pak Ardi!" ucapku menahan kesal, dia ini tidur apa balas dendam sih lama banget ngoroknya. Aku menegakkan tubuh, melirik pak Ardi yang sejak tadi membuntutiku kemana saja seperti anak ayam.Pak Ardi menghembuskan nafas kasar. "Coba saya saja yang bicara!" ucapnya penuh tekad.Aku berdecih dalam hati. 'Kita lihat, apa Coki mempan mendengar kalimat perintah dari kamu pak! Kalau iya, anda punya efek luar biasa.'Pak Ardi menepuk pundak Coki dengan mantap. "Coki, ayo meeting!""Meeting!" gumam Coki dengan serak. Belum juga sadar dari mimpi indahnya.Aku membeo, 'Meeting apaan, hari libur!'Pak Ardi tersenyum kepadaku. Aku mlengeh dengan malas. Sudah jelas dia ini sarap, otaknya tidak sehat.Tan

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-05
  • Dosa Termanisku   Bab 21

    Acara selametan dan pemotongan tumpeng sebagai penanda awal produksi series Nikah SMA sudah selesai, namun keriuhan acara baru dimulai karena awak pewarta mulai memburu para artis yang akan memerankan serial tersebut.Di sudut lain ruangan press release siang ini, para penggede Jaff Corporations dan JaffFilm asyik sendiri membuat obrolan hal-hal tinggi.Pak Ardi terlihat begitu perlente dengan gesture yang baik sekali saat menemani Farah dan kedua anaknya bercakap-cakap dengan rekan kerja mereka. Seolah apa yang ia tunjukkan pada khalayak umum adalah keharmonisan keluarga yang benar-benar utuh.Aku tersenyum formal saat insan pers mendatangiku bersama Coki untuk melakukan tanya-jawab mengenai novel besutan kami berdua.Kami bertiga membuat koalisi sendiri yang di penuhi gelak tawa."Terimakasih atas kerjasamanya kak, saya harap ini bisa menaikkan rating kerja saya!" Insan pers ini tersenyum jenaka seraya menyalami kami berdu

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-18
  • Dosa Termanisku   Bab 22

    Sesampainya di wahana bermain dalam studio. Bu Farah tersenyum masam seraya memegang tangan pak Ardi yang menyentuh bahunya."Andai aku gak kecelakaan, aku bisa menemani mereka berdua!"Pak Ardi tersenyum hangat, ia terlihat mengeratkan genggaman tangannya. "Sudah terjadi mau bagaimana lagi! Berhentilah meratap, kamu akan sembuh."Bu Farah mendongkak. "Ini semua karena kamu, mas! Andai saja malam itu kita tidak bertengkar! Pasti semua ini tidak terjadi."Mataku membeliak, jadi Bu Farah bisa seperti itu karena bertengkar? Wow, karena apa?Aku penasaran, tapi kedua bocah ini tidak mungkin melihat kedua orangtuanya bertengkar. Rasanya akan sakit sekali karena aku pernah berada di posisi mereka.Aku membawa Kenzo dan Naufal pergi dari orangtuanya karena aku rasa perdebatan akan terjadi sekarang juga.Aku juga perlu was-was karena mungkin kecelakaan itu gara-gara aku! Ngeri banget hidupku. Secara tidak l

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-18

Bab terbaru

  • Dosa Termanisku   Bab 161

    Beberapa menit yang terjadi dalam hidup saya, dalam keadaan terengah-engah Anna mencengkram rambut belakang saya dengan keras. "Kayaknya aku mau melahirkan sekarang mas, kayaknya aku..." Wajahnya mulai mengeras, kakinya mulai terbuka dan saya mendadak pontang-panting dalam hati ingin sekali memintanya lebih lama bertahan lama dalam perjalanan. "Bagaimana pak?" sahut Johan."Usahakan lebih cepat, Han! Jika di tilang polisi tidak masalah. Saya lebih takut jika anak saya lahir di dalam mobil dan di jalan raya, dia akan menjadi pembalap!"Johan tidak menjawab sebab ia langsung menghidupkan lampu hazard di tengah jalan dan membunyikan klakson mobil berulang kali. Di belakang, mobil yang membuntuti kami ikut menghidupkan lampu hazard—lampu darurat—, tak ayal kejadian itu membuat beberapa pengguna jalan lain melihat ke arah mobil kami di tengah kemacetan."Istri saya mau melahirkan, tolong beri jalan!" teriak saya dari jendela mobil. "Tolong bapak, ibu, kakak... Anna sudah bukaan lima–aaaw

  • Dosa Termanisku   Bab 160

    "Honeymoon, are you sure?" omel Anna sembari berkacak pinggang. Saya mengangguk sambil merapatkan jaket, lama-lama dingin ternyata."Han, tutup semua pintu dan pergilah bersama kuncinya!""Whyyyyy...." teriak Anna dengan panik, "Mas, kamu makin lama malah makin mirip penjahat ya. Han, Han. Jangan..." Anna mendekap tubuh Johan dengan spontan. "Han, delapan tahun kita berusaha menjadi partner kerja dan keluarga yang baik. Tolong dong kali ini aja kamu membantah bos kita! Gak bisa apa sedikit aja membangkang." rengek Anna dengan lucu.Johan menatap saya dengan takut-takut. "Maaf bapak, ini bukan salah saya." katanya sambil berusaha melepas tangan Anna yang tetap kekeh menahannya di dapur.Saya beranjak sembari mengulum senyum. "Lepaskan Johan, Anna. Ada saya yang bisa kamu peluk seperti itu. Jangan dia, dia tidak akan tergoda dengan omelanmu apalagi rayuanmu!" kata saya mengingatkan.Saya hendak meraih rambutnya yang panjang dan pirang keemasan, namun secepat yang saya duga, Anna mengh

  • Dosa Termanisku   Bab 159

    Desember, Musim dingin yang sangat menyejukkan kulit, hati, jiwa tapi tidak dengan isi kepala.Kami sekeluarga bersama rekan seperjuangan meninggalkan musim hujan bulan Desember di tanah air demi menuruti Alinka pergi ke London untuk melihat salju turun dan bisa menjadi keluarga ‘dingin’ dengan kualitas sekian. Saya termenung di depan pemanas ruangan, mendengar obrolan anak muda di belakang saya yang sedang seru-serunya bermain kartu. Naufal membawa pacarnya yang berambut cokelat tua panjang, anak pejabat negara yang kapan hari bapaknya menemui saya untuk mengajak kolaborasi bisnis dan mencocokkan anak kami berdua. Saya tidak tahu jodoh Naufal nantinya siapa, jadi saya cuma bisa senyum-senyum sambil mengambil tawaran pertama saja. Kolaborasi bisnis biar enakan hidup saya, urusan itu kan bisa di atur, kalau jodoh anak saya tidak.Kenzo membawa sahabatnya, laki-laki, tukang nge-game. Saya heran, dulu saya tidak nge-game, tapi anak saya yang satu itu sangat menyukai permainan. Entah y

  • Dosa Termanisku   Bab 158

    Tina memasang muka datarnya setelah bunyi bell berdentang berkali-kali. Parasnya yang semakin berusia dan jompo, dia menyebutkan begitu karena tidak bisa lagi memakai hak tinggi menatap saya dengan wajah jengkel."Masuk aja kali..." ucapnya dengan suara malas di mic rapat yang tertempel di meja kerja, suara itu akan terdengar di louds speaker di depan ruangan saya. Seseorang di luar saya yang pasti adalah keluargaku—bel itu bel khusus private family—mendorong pintu. Seorang wanita dengan anggun melangkah sembari menggandeng tangan anak laki-lakinya yang berekspresi cemberut. Saya menaruh pulpen di meja seraya beranjak. Menyambut keduanya dengan pelukan. "Sebelum kita makan siang, ada yang perlu kamu urus, mas."Apa?Anna merogoh tas kerjanya yang besar, mobil derek mainan Alinskie rusak, dereknya copot dan gigi Sir Tow Mater nama karakter di film kartun itu rompel. Saya menerima mainan yang nyaris pasti akan menjadi rosokan ini dengan wajah ternganga. "Harus aku apakan ini sayang?

  • Dosa Termanisku   Bab 157

    "London, papa. London, aku ingin ke sana. Aku ingin menikmati musim dingin di sana, aku ingin main salju seperti Elsa dan Anna, papa." seru Alinka sembari menarik-narik ujung jas kerja saya di depan lemari kacanya berisi mainannya dan Alinskie. Dua bayi saya yang kami bertiga perjuangkan dan tumbuhkan dengan suka duka cita atas harapan yang besar di rumah ini sudah tumbuh menjadi anak sekolah dasar berusia delapan tahun."Ayolah papa jawab, aku maksa ini." desak Alinka keras kepala. Saya mendesah, batal berangkat ke kantor dengan tertib dan memilih berlutut untuk melihat wajah manis, pipi putih dan tidak suka memakai rok atau dress, dia benci katanya tidak keren seperti kakak-kakaknya juga ampuh memberi contoh baju keren cowok ganteng ibu kota."Anna dan Elsa bukan di London sayang, tapi di Norwegia dan Irlandia. Kita tidak bisa ke sana, kamu belum libur sekolah." kata saya menasihati, tapi tepat seperti yang saya duga ini bukan jawaban yang tepat. Mawar berduriku menjerit, memanggi

  • Dosa Termanisku   Bab 156

    Saya merenung, meyakini diri sekuat mungkin dengan apa terjadi di dalam sana bahwa Anna memang berbicara dari hati ke hati kepada Farah, mengungkap segalanya yang terpendam dan meyakinkan Farah jika ia mampu menjadi yang terakhir, mengalah dan menjadi ibu sambung yang mumpuni. Saya yakin itu, saya yakin karena kerap kali Anna berkata bahwa ia tidak ingin mengambil lebih dari haknya. Walau sejujurnya dengan amat sangat, banyak ragu yang menyapa silih berganti di dalam dada saya. Saya kalut. Bagaimana jika Farah tiada? Tapi logika berkata, jangan Tuhan, jangan dulu. Jangan sekarang, jangan Tuhan. Dia harus kembali padaku, harus kembali bagaimanapun kondisinya. Saya harus memperbaiki kesalahan ini, saya harus memperbaikinya dulu dan akan saya serahkan perhatian lebih.Saya membenturkan kepala belakang di tembok berkali-kali dengan frustrasi seraya mengusap wajah dan tertunduk.•••Derap langkah sepatu yang tergesa-gesa dari ujung koridor yang senyap membuat saya beranjak dan tertegun me

  • Dosa Termanisku   Bab 155

    Dalam keremangan lampu kamar rumah sakit, saya membelai rambut Farah yang terasa kusut dan lembab. Ia masih terlelap seperti tak punya beban apapun. Wajahnya tenang, napasnya teratur, air susu ibu yang seharusnya keluar sebagai insting terkuat seorang ibu menyusui hanya merembes sesekali dan sangat jarang seakan tubuhnya berhenti beroperasi dalam tenang yang menegangkan. "Sepertinya kamu ingin menjadi putri tidur, Fa. Mimpimu bagus?" tanya saya seraya membelai wajahnya. "Kamu mimpi apa? Apa seindah waktu kencan pertama kita di kebun teh Cisarua Bogor? Seindah itu, ah... Kamu membuatku iri jadinya."Saya tersenyum sendiri, entah kenapa ingatan akan masa kencan pertama kami, pendekatan yang lucu itu menggelikan dan menyenangkan."Aku ingat, kamu mengeluh kedinginan dan tidak mau aku peluk. Katamu aku simpanse bonobo yang tidak cukup punya satu pasangan dan kamu yakin itu walaupun kamu mencintaku dengan tulus. Dan kamu tau, itu kata-kata paling kejam yang aku dengar selain buaya darat,

  • Dosa Termanisku   Bab 154

    Entah berapa lama waktu yang saya habiskan untuk menunggu Farah di rumah sakit, keadaannya yang belum stabil mengharuskan Farah mendapatkan perawatan intensif yang lebih dari apa yang saya perkirakan."Makan dulu mas." Anna mengusap kedua bahu saya dari belakang seraya mengecup puncak kepala saya. "Semuanya akan membaik mas, percayalah." bisiknya sambil merangkul pundak saya. "Kamu yang kuat, banyak orang yang membutuhkanmu hari ini dan selamanya sampai waktu berhenti."Saya menelengkan kepala untuk mengecup pipinya yang masih terlihat tembam meski Alinka sudah berusia nyaris tiga bulan. "Terima kasih, makanlah lebih dulu Anna." pinta saya, dia mengasihi dua bayi, Alinka dan Alinskie sekarang, selama seminggu kami di rumah sakit. Anna butuh banyak makan, sementara saya, saya tidak tahu kenapa akhir-akhir ini rasanya energi dalam tubuh saya tidak sekuat dan seegois biasanya. Pikiran saya hanya tersita untuk kepulihan Farah.Saya hanya kerja sebentar lalu ke sini, tidur di sofa dan me

  • Dosa Termanisku   Bab 153

    Dua bulan kemudian. Saya menuruni anak tangga dengan cepat setelah mendengar Naufal berteriak dari bawah memanggil nama saya dan mengatakan mama-nya menyuruh saya turun."Iya, papa turun. Papa turun sayang." kata saya menggebu-gebu.Naufal berkacak pinggang di depan anak tangga paling bawah. Ia mengerut marah, saya tersenyum kanak-kanak. Aturan main di rumah ini sudah berjalan selama dua bulan setelah saya dengan berani dan bertanggung jawab mengatakan pada semua keluarga, rekan bisnis, teman nongkrong, dan media jika saya memiliki dua istri dan bayi mungil. Meski sempat terjadi gonjang-ganjing gosip yang makin lama di gosok makin sip saya percaya waktu akan menjawab semua getir dan getar yang ada. "Papa tadi baru ganti popok adikmu, Fal. Maaf lama, adikmu bawel." seloroh saya, Naufal menutup telinganya. Dia sering begitu jika saya membicarakan Alinka, berbeda dengan Kenzo. Oh anakku yang satu itu memang anak pintar, dia menjadi kakak yang baik dan sering tidur bersama Anna karena b

DMCA.com Protection Status