Share

Bab 148

Entah apa yang akan Farah lakukan di galeri lukisan sekarang selain hanya melihat dan diam. Sedaritadi saya hanya mendorong kursi rodanya sambil melihat-lihat setiap lukisan di dinding. Entah ada makna di balik setiap lukisan itu atau tidak, saya tidak bisa menikmatinya baik secara visualisasi atau rasa karena kepala saya sudah penuh riuh tangis Alinka dan kondisi Anna.

"Ada yang ingin kamu beli, Fa?" tanya saya. Pindah ke depannya seraya berjongkok.

Farah menggeleng perlahan, di tangannya tergenggam lukisan yang ia buat tadi di tepi kolam. Cat hitam yang belum mengering ikut menempel di telapak tangannya.

"Kau ingin menikmatinya tanpa gangguan?" tanya saya lagi, sebab diantara kami berdua, ada satu pelayan pribadi Farah dan dua pengawal kami, juga para pengunjung lainnya.

Meski cenderung tidak terlalu ramai, bagi Farah yang kini menjadi seorang penyendiri dan pemalu kondisi seperti ini tidak menyenangkan.

"Aku mau kamu menaruh lukisanku di antara lukisan yang lain mas."

Saya langsu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
ꪑ ꪊ ᡶ ỉ
Bajingan kelas atas
goodnovel comment avatar
Poernama
klu berpoligami semua pasti terluka
goodnovel comment avatar
Sahdan Bagus
ruwet lah pokok e semuanya kasihan kecuali ardi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status