Share

Bab 145

Saya menimang Alinka sambil tersenyum-senyum sendiri. Dalam balutan selimut bayi berwarna merah muda. Alinka sudah berhenti menangis setelah keluar dari rahim ibunya tadi.

Kini ia memejamkan matanya dengan damai. Pipinya tembam, mata beningnya sungguh-sungguh menakjubkan dan menggetarkan hati saya. Bobotnya tiga kilogram, itu bisa saya pastikan kalau Anna sangat menjaga pola makannya.

"Maaf bapak, boleh saya ambil alih putrinya untuk melakukan inisiasi menyusui dini dengan ibunya." ujar seorang perawat sambil tersenyum sopan kepada saya.

Tapi inisiasi menyusui dini membuat mata saya langsung melebar dan beralih pada perempuan yang sedang kelelahan di atas ranjang meski senyumnya tetap terjaga di setiap sudut bibirnya.

"Umm..." Saya mendekap Alinka lebih erat dan mendekati Anna, saya keberatan karena ibu mawar berduriku dadanya penuh dengan bercak-bercak merah tanda percintaan kami semalam. Itu memalukan untuk di lihat perawat-perawat di sini karena sebelum menjadi pasien, dia menggan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (16)
goodnovel comment avatar
Poernama
Mbak Selvi Sumpahhh aku sampai ngakakkk Aneh ikut merasakan malu nya buahhhhaaaa haaaaaa
goodnovel comment avatar
azalia Orlin
Dada Anna udah kayak macan tutul kayaknya wkwkw...
goodnovel comment avatar
Elok Fatimah
............ Bacanya ketawa. Pak Ardi bneran super rakus. sampai ibunya ternganga, mlihat tandanya. ......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status