Share

Benda tak asing~

Penulis: Na_Vya
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-24 13:04:50

Kai keluar kamar setelah meyakinkan Safira jika semuanya akan baik-baik dan aman-aman saja. Padahal, di dalam hatinya, Kai ingin sekali mengatakan pada Arkana bahwa saat ini dia memiliki hubungan dengan calon istri kakak tirinya itu. Dan sangat ingin merebutnya. Kai ingin memiliki Safira seutuhnya. Kai juga ingin menikahi calon kakak iparnya itu.

Namun, dia sendiri sudah terlanjur menyanggupi permintaan Safira sebelumnya. Kai juga tidak keberatan apabila harus menjadi yang kedua. Dia tidak mempermasalahkan hal tersebut—asalkan tetap bisa berada di sisi perempuan yang dia sayang. Kai akui, Safira telah mencuri separuh hatinya yang dia pikir tidak akan pernah mengenal cinta lagi.

Yang tak dia habis pikir adalah 'kenapa dia harus kembali bersaing dengan Arkana?' ck!

"Gue cuma punya ini." Kai meletakkan kaleng bir non alkohol ke hadapan Arkana yang duduk santai di sofa. Lantas, dia menyusul duduk dan membuka kaleng yang dipegangnya. Meneguknya sambil melirik Arkana yang juga melakukan h
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dosa Termanis dengan Calon Iparku   Kai cemburu~

    "Mas Arkana udah pulang?" Safira langsung loncat dari tempat tidur dan menghampiri Kai yang baru saja masuk ke kamarnya. Jangan ditanya lagi, bagaimana paniknya dia ketika tahu bahwa calon suaminyalah yang datang mengunjungi Kai.Kai menyeringai, menutup pintu kamar Safira lalu merengkuh pinggang ramping yang hanya berbalut kamisol warna maroon. Dia lantas memagut bibir Safira sebentar lalu menjawab, " Udah." Sambil mengusapkan ibu jarinya di bibir merah alami itu. "Elu tegang banget, sih, Fir." Safira mencebikkan bibir yang masih terasa kebas karena pagutan Kai yang selalu terburu-buru. Sementara kedua tangannya melingkar di pundak Kai. "Kamu itu, ya. Gak tau gimana jadi aku selama empat hari ini. Aku, tuh, berusaha biar Mas Arkana gak curiga. Aku kemaren sore bilangnya sama dia mau nginep di rumah Tanteku dua hari. Gara-gara kamu juga yang minta aku suruh nginep sini," ujarnya panjang lebar yang tak terima Kai meledeknya.Kai terkekeh lalu mengangkat bokong Safira dan menggendongnya

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-24
  • Dosa Termanis dengan Calon Iparku   Safira ngambek~

    Sesuai janjinya kemarin yang akan mengajak Safira nge-mall dan berbelanja apa yang disukai perempuan itu. Malam ini Kai dan calon istri kakaknya itu tengah berada di dalam sebuah mall yang letaknya agak jauh dari apartemen. Mereka terlihat seperti pasangan yang serasi dan membuat orang lain merasa iri. Bagaimana tidak? Sepanjang di dalam Mall, Kai tidak pernah melepaskan tangan Safira. Waktu yang dihabiskan untuk berbelanja sekitar dua jam lamanya. Safira yang tidak hobi shopping, sebenarnya enggan membeli barang-barang yang menurutnya tidaklah penting. Namun, Kai memaksa perempuan yang selalu tampil cantik tanpa makeup berlebihan itu agar mau membeli sesuatu yang diinginkan. Dan, ketika Kai mengajak Safira masuk ke salah satu toko perhiasan terkenal. Mau tidak mau Safira memilih salah satu diantara barang mewah dan mahal itu. Harga yang fantastis membuat Safira agak ragu sebenarnya. Untuk sepasang cincin couple saja harganya bisa mencapai tiga puluh juta rupiah. Dan itu baru cinc

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-25
  • Dosa Termanis dengan Calon Iparku   Menjauh~

    "Jiaaah! Lemes banget, sih, lu? Obat lu abis? Kalo mau, gue ada, nih!" Danis mencibir Kai yang nampak tak bergairah sama sekali semenjak mendaratkan bokongnya di salah satu sofa yang berada di ruangannya. Pria berkemeja hitam itu membuka laci meja kerja dan hendak mengambil sesuatu dari sana. "Gak usah. Gue juga masih punya banyak, kali!" Kai menyergah Danis, dan membuat pria pemilik Bar tersebut mengurungkan niatnya mengambil apa yang dia punya. "Gue cuma lagi pusing," keluhnya kemudian. Lelaki berlengan panjang itu lalu menyandarkan kepalanya yang terasa berat ke tepi sofa dan mengembuskan napas lelah. Sepasang maniknya menatap langit-langit ruangan yang didominasi warna abu tersebut. Danis meninggalkan meja kerjanya lalu menghampiri Kai. "Tumbenan banget sih, lu. Biasanya gak pernah lemes begini. Belum ngecas?" ejeknya sebab Kai jarang sekali terlihat seperti itu. Danis duduk di samping Kai yang kini memejamkan mata. Dia pikir, Kai kurang jatah dari pacarnya. Kai sendiri beberap

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-26
  • Dosa Termanis dengan Calon Iparku   Kekalutan Safira~

    Jemari lentik bercat kuku merah darah itu menyusup ke kemeja warna putih yang kancingnya telah terbuka seluruhnya. Meraba permukaan kulit putih dari dada bidang sang pria, yang berukir tatto gambar kepala macan di sisi kanan, berdampingan dengan tokoh kartun animasi samurai X serta coretan empat angka Romawi di sisi kiri. Tatapan sang pria yang tajam tak menunjukkan bila dia terpengaruh dengan belaian lembut dari jemari sang wanitanya yang sudah setengah telanjang. Perempuan yang selalu dia akui kehebatannya di ranjang, sedang mencoba membangkitkan gairahnya yang sudah hampir tiga pekan tak tersalurkan. Eve lantas memberi kecupan di dada Kai yang tak bergeming sedikitpun di kursinya. Jemarinya telah melorot turun ke tempat di mana pusat para lelaki. Sentuhan itu sedikit memengaruhi Kai yang sejak tadi tak merespon. Mulut lelaki itu mengerang, sampai mendongakkan kepala dan memejamkan mata. Di bawah sana, Eve menyeringai karena merasa berhasil memancing hasrat Kai yang sejak lama ta

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-27
  • Dosa Termanis dengan Calon Iparku   Obat rindu~

    Safira lekas masuk ke rumah dan mengunci pintu sekembalinya dia dari apotek terdekat yang berada tidak jauh dari perkampungannya. Malam ini dia tidak ingin tidur dalam rasa penasaran karena menebak-nebak hal yang belum tentu benar adanya. Ketidaksabarannya membuat perempuan cantik itu bertekad untuk segera mencari jawaban atas pertanyaannya. Kantung kresek warna putih bertuliskan logo apotek, Safira bawa masuk ke kamar mandi. Dia membukanya lalu mengeluarkan isinya. Ada tiga buah alat tes kehamilan yang dibelinya dari apotek, dengan merk berbeda-beda beserta tabung kecil bening untuk tempat menampung urine. "Harusnya kalo mau lebih efektif ngetesnya pas baru bangun tidur. Tapi, aku udah gak sabar. Aku pengen cepet-cepet tau hasilnya. Dan semoga, dugaanku salah." Safira menatap nanar tiga alat tes kehamilan di tangannya dengan jantung berdebar kencang. Ini kali pertama dia menggunakan alat tersebut.Rasanya sangat aneh dan tidak pantas. Namun, Safira sadar akan konsekuensi yang harus

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-28
  • Dosa Termanis dengan Calon Iparku   Perubahan sikap Safira yang aneh~

    Safira terbangun dari tidurnya dalam dekapan posesif sosok lelaki yang harusnya menjadi adik iparnya. Di dalam kamar dan di atas ranjang yang menjadi saksi bisu percintaan panasnya semalam bersama Kai. Safira tidak pernah bisa menolak mau pun menghindar dari jerat gairah yang Kai berikan. Setiap sentuhannya begitu candu dan memabukkan. Safira tak menampik bila dirinya memang sangat merindukan sentuhan Kai pada setiap jengkal tubuhnya. Dan pergumulan semalam adalah bukti nyata jika Safira teramat sangat menggilai Kai. Bercinta dengan calon adik iparnya tentu hal yang tak pernah dia bayangkan. Bahkan sampai menumbuhkan benih di rahimnya saat ini adalah suatu hal yang sama sekali tidak dia duga.Pandangan perempuan cantik itu tak berkedip menyusuri wajah Kai yang masih tenang dalam lelapnya. Wajah putih bersih yang kini tak lagi berhias anting tindik itu memang terlihat sangat tampan. Kai memiliki alis yang sangat tebal dan rapi, juga hidung yang sangat mancung serta bibir yang sangat s

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-29
  • Dosa Termanis dengan Calon Iparku   Kejutan pagi hari~

    Siang ini Safira sengaja menyempatkan waktu untuk memeriksakan diri ke rumah sakit karena kebetulan hari ini dia sedang off. Sebenarnya niat tersebut sudah dia rencanakan sejak lima hari yang lalu, tetapi Kai tidak sedetik pun meninggalkannya. Lelaki itu selalu menempel dan tidak membiarkan Safira pergi jauh barang sebentar. Dan, ketika ada kesempatan, Safira pun tak menyia-nyiakannya. Untuk sepekan ke depan, Safira bisa agak bebas dari keposesifan Kai sebab kekasih gelapnya itu sedang mengurus sesuatu hal di luar kota. Pekerjaan penting yang hingga saat ini Safira tidak tahu apa bisnis atau usaha yang dimiliki adik Arkana itu.Jujur, Safira kurang percaya diri ketika masuk di ruangan dokter spesialis kandungan ini. Ruangan yang sama sekali tak pernah terpikirkan olehnya. Memeriksakan kandungan yang hadirnya tak disangka-sangka dan dalam situasi yang cukup rumit, adalah suatu risiko yang harus dia terima. "Silakan duduk," pinta sang dokter perempuan dewasa dengan senyum ramahnya pad

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-30
  • Dosa Termanis dengan Calon Iparku   Ide Barack~

    "Mas, bisa agak cepetan dikit, gak?" Safira berkata pada tukang ojek online yang pagi ini mengantarnya pulang diam-diam dari apartemen Kai. Sejak keluar dari unit, jantungnya terus berpacu tak sabaran; ingin segera tiba di rumahnya."Iya, Mbak." Sang tukang ojek menginjak tuas gigi untuk menambah kecepatan dan bergerak lincah melesat dari kerumunan pengendara lain yang ada di hadapan. Jalanan pagi ini lumayan lengang, dan Safira merasa lega karena si tukang ojek mau diajak bekerja sama serta lihai dalam berkendara. Ide dadakan ini muncul setelah dia mendapat kabar bila Arkana akan ke rumahnya. Tentu Safira dibuat kalang kabut dan kelimpungan, sampai-sampai tidak sempat membangunkan Kai yang masih nyenyak di alam mimpi.Namun, karena tidak ingin membuat Kai merasa khawatir, Safira pun sudah meninggalkan pesan di secarik kertas yang dia taruh di atas nakas. Meminta maaf karena harus mendadak pulang tanpa berpamitan dengan layak.Tak sampai tiga puluh menit, motor bebek keluaran Jepang

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-31

Bab terbaru

  • Dosa Termanis dengan Calon Iparku   Kebahagiaan Yang Sebenarnya~

    "Mama!" Seorang anak kecil memakai seragam sekolah taman Kanak-kanak langsung berlarian, ketika baru saja turun dari mobil sedan warna hitam. Nampaknya dia sudah tidak sabar ingin segera menemui sang ibu yang belakangan ini selalu sibuk dengan toko kosmetiknya. Sementara, di belakang bocah lima tahun itu ada pria yang selama ini dipanggilnya 'Papa', sedang berjalan mengikuti. Manik pria itu begitu teduh, menatap sang pujaan yang selama ini betah menyendiri.Safira menoleh ke sang anak yang kini sudah setinggi lututnya. Kaisar menjelma menjadi bocah laki-laki yang sangat tampan dan cerdas. Ternyata, waktu berlalu begitu cepat. Tak terasa, kepergian Kai sudah memasuki di tahun ke lima. "Hati-hati, Sayang. Jangan lari!" Karena takut jika anaknya itu terjatuh saat menaiki tangga, Safira bergegas keluar dari toko kosmetiknya. Dia berdiri di depan pintu masuk toko itu. Kaisar hanya terkekeh melihat sang ibu yang selalu mengkhawatirkan dirinya. Bocah itu memeluk lutut Safira dengan erat.

  • Dosa Termanis dengan Calon Iparku   Akhir kisah~

    Kemarin kabar mengenai pidana mati dari hakim atas nasib Kai, sangat mengguncang Safira. Sampai-sampai, perempuan itu tak sadarkan diri akibat terlalu syok, dan tertekan. Ditambah dengan kondisi yang memang sedang tidak fit, semakin memengaruhi mental Safira. Selama hampir lima belas bulan lebih, ujian demi ujian datang silih berganti ke kehidupan Safira. Dari mulai dia tahu kebenaran Kai yang seorang pecandu dan pengedar. Lalu, perpisahannya dengan Kai karena lelaki itu direhab. Kemudian, penangkapan Kai. Dan sekarang, pidana mati yang akan dilakukan dua hari lagi. Bagaimana Safira bisa bertahan dari segala terjangan ujian yang tak berhenti datang? Hukuman ini terlalu pedih. Dosa yang dia pikir manis, justru pahit di ujung kisah. Semesta seolah tak memberi restunya. Tuhan seakan mengutuk kisah cintanya bersama Kai. Bahkan, Kaisar yang masih sangat kecil harus ikut menanggung perbuatannya di masa lalu. Hari ini, Safira masih diberi kesempatan untuk bertemu dengan kekasihnya. Pengac

  • Dosa Termanis dengan Calon Iparku   Hukum Karma~

    Suara riuh para tamu menyambut pengantin wanita yang baru saja keluar dari kamar, membuat suasana pernikahan yang sebentar lagi akan dilangsungkan itu semakin ramai. Safira melangkah sambil tersenyum lebar, menatap para tamu yang hadir untuk menjadi saksi pernikahannya dengan Kai. Gaun pengantin modern, dengan model sangat sederhana membalut tubuhnya yang ramping. Riasan di wajahnya tak begitu mencolok, flawless tetapi tetap memancarkan aura kebahagiaan tak terhingga. 'Takdir itu ... adalah misteri Tuhan. Siapa yang menyangka jika aku akhirnya menikah dengan Kai bukannya dengan Arkana.' Safira berkata dalam hati, masih tak percaya bila semua ini nyata adanya. Dia menikah dengan Kai—adik dari calon suaminya—Arkana."Wah, kamu cantik banget, Fir." Ruth memuji calon menantunya yang malam itu terlihat sangat cantik. "Makasih, Mom." Safira tersipu, sambil tak berhenti mengedarkan pandangan ke seluruh sudut ruang tamu yang sudah disulap mirip gedung pernikahan. Ruth yang menyadari bila

  • Dosa Termanis dengan Calon Iparku   Lenyap~

    "Kenapa kamu gak mau ngajuin banding, Kai? Kenapa?" Ruth bertanya serak, mengguncang pundak Kai dengan sisa-sisa tangisan. Setelah mendengar putusan yang dijatuhkan Hakim untuk Kai, Ruth jatuh pingsan, dan baru tersadar dua puluh menit kemudian. Dari ruangan sidang, Arkana membawa sang ibu tiri ke poliklinik yang tersedia di Kejaksaan Negeri tersebut. Barack terlihat duduk di salah satu kursi yang tersedia di kamar rawat Ruth. Dia juga sempat syok mendengar keputusan pengadilan untuk sang anak. Raut tuanya tak bisa menyembunyikan perasaan sedih yang mendalam. Sudut matanya terus meneteskan cairan hangat. Kenapa nasib anak laki-laki yang terlambat dia akui keberadaannya sangat mengenaskan, pikir Barack. "Iya, Kai. Harusnya kamu ajuin banding, karena itu sudah menjadi hak setiap terdakwa. Pengacara kita bisa mengurusnya untukmu." Danish turut mengeluarkan pendapat, dan merasa kecewa dengan keputusan Kai yang tidak mau mengajukan banding. Arkana tak mau ketinggalan. "Kamu gak mikirin

  • Dosa Termanis dengan Calon Iparku   Sidang Putusan~

    Setelah tiga bulan lebih sepuluh hari, Kai berada di penjara. Hari ini, keluarganya pergi menjenguknya. Jika hari-hari lalu, hanya pengacara dan Danish yang datang ke tempat tersebut. Kini seluruh keluarga datang, termasuk bayi yang sedang lucu-lucunya itu. Di sebuah ruangan khusus, mereka semua berkumpul. Kaisar yang baru bangun tidur tengah berada di gendongan Ruth. Barack yang kesehatannya makin membaik, duduk di samping istrinya sambil bercanda-canda kecil dengan cucunya. Tepat di seberang meja, Safira dan Arkana memandangi Kaisar yang tertawa-tawa kecil."Kaisar gak rewel," ujar Arkana, yang mengira keponakannya akan rewel dan tidak betah berada di sana. Bayi tiga bulan lebih itu nampak biasa-biasa saja, dan justru terlihat sangat nyaman. Safira pun setuju dengan ucapan Arkana. " Kaisar mungkin udah tau, Mas, kalo mau ketemu papanya." Senyum haru tersungging di bibir Safira. Untuk pertama kalinya, Kaisar akan bertemu langsung dengan papanya. Biasanya, hanya lewat sambungan tele

  • Dosa Termanis dengan Calon Iparku   Bentuk tanggung jawab Kai~

    Di ruang tamu saat ini ada empat orang saling duduk berhadapan, tetapi tak ada satu dari mereka yang memulai pembicaraan. Safira duduk bersebelahan dengan Arkana, sementara Januar, duduk berdampingan dengan Danish. Awalnya, Safira enggan menemui sang ayah, yang hampir setahun sama sekali tak ada kabar. Baginya, untuk apa menemui pria yang tidak bertanggung jawab seperti ayahnya itu. Rasa kecewa Safira begitu membekas hingga sekarang. Berkat bujukan Arkana-lah, keengganan itu berubah menjadi keingintahuan yang besar, ketika Danish turut bertamu ke rumah itu. Semenjak duduk dan bersitatap dengan putri satu-satunya, Januar tak memiliki keberanian untuk memulainya. Dia sadar jika apa yang sudah dilakukannya tidak pantas untuk dimaafkan. Safira berhak marah. Safira berhak membencinya. Januar sendiri sudah mendapatkan karmanya. Istri barunya menipunya dan membawa kabur uangnya. "Fir, maaf sebelumnya. Mungkin kamu bertanya-tanya kenapa saya mendampingi Pak Januar ketemu sama kamu." Danish

  • Dosa Termanis dengan Calon Iparku   Skenario Tuhan~

    Seorang perempuan yang baru sebulan melahirkan itu nampak tak memiliki gairah hidup sama sekali. Hari-harinya kini hanya diisi dengan lamunan dan tangisan. Bayangan kebahagiaan yang dulu dia impikan nyatanya sekadar khayalan semata. Seakan Tuhan tengah menghukumnya habis-habisan sampai ke titik terendah. Menyesali pun dirasa percuma, karena pada akhirnya dirinyalah yang menjadi penyebab semua kemalangan ini. Hukum karma sepertinya memang ada, dan berlaku untuk orang-orang yang tidak pernah bersyukur. Dan kini Safira merasakannya sendiri. Pengkhianatannya pada sang kekasih telah mendapatkan balasan setimpal. Hamil di luar nikah, lantas melahirkan tanpa seorang pendamping di sisinya. Lelaki yang dia kira akan memberikan kebahagiaan serta membersamainya dalam mengurus sang buah hati kini mendekam di penjara, atas kesalahannya. "Oek ... oek ...." Suara tangisan bayi laki-laki yang terbangun menggema di kamar itu. Safira yang sedang tenggelam dalam rasa penyesalan sampai tak mendengar

  • Dosa Termanis dengan Calon Iparku   Ujian atau hukuman?

    Beberapa saat yang lalu, dua perawat baru saja selesai membantu Safira. Dari mulai metode skin to skin dengan bayinya, hingga mendampingi menyusui untuk yang pertama kali. Safira begitu bahagia, sebab bayi laki-lakinya yang sangat mirip dengan Kai itu sudah pintar menyusu. Dia lega serta bangga pada dirinya sendiri. "Bu, dedeknya kami bawa ke ruang bayi dulu. Nanti kalau waktunya menyusui kami akan bawa kemari." Salah satu perawat berkata sambil menidurkan bayi laki-laki Safira ke box bayi. "Dedeknya ganteng, mirip ayahnya," celetuk sang perawat. Telinga Safira yang mendengar celetukan itu sontak tersenyum. Dia hampir lupa kalau Kai belum kembali lagi setelah pamit ke kamar mandi. "Oh, iya, Sus. Laki-laki yang tadi dampingin saya belum masuk lagi, ya? Kira-kira ke mana, ya? Suster tau gak?" Safira bertanya sambil menatap dua suster yang seketika saling pandang. Salah satu dari mereka mendekati ranjang Safira. Berdiri di samping, dan bertanya, "Maaf, apa tadi ibu gak denger, waktu a

  • Dosa Termanis dengan Calon Iparku   Kejutan besar!

    Kebahagiaan kini tengah menyelimuti Ruth dan Arkana yang baru saja mendengar tangisan bayi, yang melengking nyaring dari dalam sana. Raut keduanya penuh rasa haru serta tak berhenti mengucap syukur. Cucu laki-laki pertama telah lahir di keluarga besar Barack. "Ar, kamu telepon Papimu. Bilang, kalo cucunya udah lahir," titah Ruth dengan mata berkaca-kaca. "Soalnya tadi Papimu khawatir banget." Ruth menyeka sudut mata dengan tisu."Iya, Mom." Arkana bergegas menghubungi Barack yang tidak bisa ikut menemani di sini. Dia melangkah beberapa meter dari Ruth yang berdiri di depan pintu ruangan. Danish mendekati Ruth. "Selamat, Tante. Cucunya udah lahir," ucapnya seraya mengulurkan tangan di depan Ruth. Ruth tersenyum dan membalas jabatan Danish. "Makasih, ya. Semua juga berkat kamu yang selama ini udah mau bantuin Kai." Jabatan tangan mereka terburai. Danish tersenyum canggung. "Sama-sama, Tante. Kai itu sahabat saya. Sebagai orang yang deket sama dia, saya cuma ngasih dukungan," ujarnya

DMCA.com Protection Status