Siang menjelang sore, Jack baru keluar dari Sunshine Hospital. Lama tidak bertemu, membuat dia dan Claire terlibat dalam banyak perbincangan, terlebih ketika Paman Bob telah bangun. Mereka terus mengobrol hingga perawat menegur karena Paman Bob masih harus banyak beristirahat.Meskipun demikian, pada akhirnya gurauan Paman Bob malah membuat perawat itu turut tertawa. Suasana menjadi semakin pecah ketika Martha datang untuk menyapa Jack. Mereka mengingat kembali ketegangan yang terjadi karena ulah penjaga rumah sakit sebelumnya, yang tidak membiarkan Paman Bob dirawat di rumah sakit itu."Ini hari yang sibuk," kata Jack setelah duduk di atas sepeda. Dia lekas mengayuh sepedanya untuk kembali ke kos.Memang setelah ini Jack berencana akan langsung mengemasi barang-barangnya di kos milik Ross. Dia tahu, Ross tidak akan membiarkannya pergi dengan mudah. Setidaknya, dia harus berbicara dengan wanita itu untuk menjelaskan alasan pergi meninggalkan tempat tinggalnya selama ini.Beberapa saat
"Tuan Muda, apa anda yakin dengan rencana anda?" Matthew bertanya dengan wajah cemas ketika mobilnya telah berhenti di area Greenroad Villa.Benar, Jack memang akan tinggal di area perkebunan mewah itu. Dia tersenyum dan menjawab, "Biarkan kakek menikmati masa tuanya. Kamu lakukan saja seperti yang aku perintahkan.""Baik, Tuan Muda. Sa-saya akan membukakan pintu."Jack mengangkat tangannya, membuat Matthew melepaskan kembali pintu mobil yang baru saja dia pegang."Aku bisa melakukannya sendiri." "Baiklah, saya akan mengambilkan dan membawakan koper anda, Tuan Muda.""Itu juga tidak perlu. Tetaplah di dalam mobil." Jack keluar dari mobil Rolls-Royce Phantom. Tentu saja Matthew merasa canggung karena membiarkan sang tuan melakukan banyak hal sendiri. Tapi, dia juga tidak berani melawan. Matthew tidak ingin membantah Jack. Oleh sebab itu, dia tetap duduk di depan kemudi meski merasa tidak enak.Saat Jack telah menutup bagasi usai mengambil kopernya, dia kembali ke depan pintu mobil. D
Di sebuah ruang makan yang megah, tampak sebuah meja besar yang terbuat dari kayu berada di tengah-tengah kursi-kursi. Di atas meja itu tersaji aneka hidangan dengan aroma menggugah selera. Melihatnya saja bisa membuat perut menjadi lapar.Hal yang menarik dari tempat itu adalah puluhan pelayan yang berdiri di samping kanan dan kiri meja. Mereka berdiri tegak dengan seragam formal yang rapi. Semua diam menunggu seseorang yang sangat penting.Walaupun para pelayan itu terlihat diam, detak jantung mereka berdegup kencang. Mereka gelisah hendak bertemu dengan sang tuan yang selama ini hanya mereka bicarakan tanpa tahu bagaimana wajahnya.Suara gagang pintu ditekan berhasil menyita perhatian semua orang. Mereka melihat ke arah pintu dan mendapati kepala pelayan keluar dari sana.Bruce berdeham. Dia berkata, "Sambutlah Tuan Muda Roodenburg."Jack keluar dari balik pintu. Seketika mulut para pelayan itu menganga melihat Jack tampak sangat tampan dengan kaos singlet dan celana olahraga. Otot
Jack tidak berhenti menyunggingkan senyum. Rasanya kini dia seperti menyusuri jalan setapak dengan bebatuan di permukaannya, sebuah jalan yang indah dan damai di pegunungan yang sejuk. Angin yang berembus di sini seperti membawa kedamaian pada orang-orang yang dilaluinya.Jack menikmati udara dalam kerimbunan pepohonan yang seperti memayunginya. Mengagumkan!"Bagian terbaiknya adalah semua ini milikku. Ya Tuhan, ini luar biasa! Perubahan nama keluarga, membawa perubahan besar dalam hidupmu, Jack!" Pemuda itu tersenyum penuh arti.Mata Jack melihat sekitar. Hamparan kebun yang luas dengan berbagai macam tanaman telah menunjukkan hasilnya masing-masing. Lantas, pandangannya tersita pada hamparan kebun stroberi yang berada sekitar 300 meter dari tempatnya berdiri sekarang.Jack berlari menuju kebun stroberi itu. Dia ingat Paman Bob sangat suka stroberi, apalagi yang masih segar seperti yang tumbuh di kebunnya.'Aku akan membawakan stroberi untuk Paman Bob. Dia akan pulang hari ini,' bati
Jack menarik salah satu ujung bibirnya. Lalu, dia kembali melangkah maju, bukan hanya satu langkah, tetapi beberapa langkah hingga membuat Mary terpojok."Jack! Berhenti!" pekik Mary semakin keras ketika dia sudah tidak memiliki ruang untuk mundur lagi. Jika dia mundur, dia akan menginjak tanaman stroberi, dan hal itu jelas dilarang. Dia bekerja di Greenroad Villa untuk mengawasi kinerja pada buruh dalam menjalankan tugasnya di kebun. Sangat tidak baik jika dia malah merusak tanaman-tanaman di sana.Berkat bentakannya yang keras, Mary membuat Jack berhenti untuk bergerak maju. Akan tetapi, ketika pria itu berhenti, jaraknya teramat dekat dengan dirinya.Mata Mary menatap lekat mata Jack yang memandangnya tanpa berkedip. Detik itu Mary menyadari satu hal, bahwa ternyata kurir pizza yang selama ini dia rendahkan memiliki wajah yang sangat tampan. Entah bagaimana Mary seperti baru menyadarinya sekarang.Rahang Jack yang kokoh, hidung mancung, sorot mata tajam tetapi terasa hangat, alis y
"Tuan Bruce! Tuan Bruce! Cepat keluar! Ada maling di sini!" teriakan keras terdengar dari arah depan."Maling? Di Greenroad Villa ada maling?" Bruce mengerutkan keningnya, merasa heran atas apa yang didengar.Jangankan maling, orang dengan kekayaan atau kedudukan tinggi pun tidak bisa begitu saja masuk ke area perkebunan itu. Hanya orang-orang tertentu saja yang akan diizinkan masuk ke kawasan itu.Apa mungkin maling itu menyelinap masuk tanpa sepengetahuan penjaga? Itu sangat tidak mungkin! Selain penjagaan yang ketat, ada banyak kamera pengawas yang siaga memantau area sekitar. Para penjaga tidak akan tinggal diam jika melihat ada pergerakan yang mencurigakan. Selain itu, tembok yang mengelilingi area perkebunan sangat tinggi. Bukan hal mudah untuk bisa memanjat atau menerobos masuk karena bagian puncak tembok terpasang kawat berduri.Lalu, ocehan macam apa yang dikemukakan seseorang di luar sana?"Tuan Bruce, itu seperti suara Nona Mary. Siapa orang yang dia sebut maling, Tuan?"Br
Mary tertawa keras. Apa yang dikatakan Bruce adalah lelucon paling konyol yang pernah dia dengar. Anehnya meski dia tertawa, Mary tidak merasa senang. Malahan hatinya merasa sangat cemas."Nona Mary, jaga sikapmu! Tidak sepantasnya kamu tertawa seperti itu setelah melakukan dosa besar."Pada akhirnya karena merasa semakin kesal pada sikap Mary, salah seorang pelayan turut angkat bicara, "Nona, bukankah selama ini anda menanti Tuan Muda datang ke mari? Menunggunya menunjukkan wajahnya di hadapan kita semua. Dan, tadi malam keinginan Nona terwujud, Tuan Muda akhirnya datang dan tinggal di sini. Lalu, kenapa sekarang Nona malah bersikap seperti ini?""Benar, Nona. Apa anda akan menyebut ayah anda sebagai pencuri ketika dia mengambil sepotong kue dari lemari es?""Apa maksudmu bicara seperti itu? Kenapa aku harus menyebut ayahku sebagai pencuri? Itu rumahnya dan apa yang ada di dalamnya adalah miliknya juga. Sangat konyol! Bagaimana mungkin seseorang disebut sebagai pencuri ketika mengamb
Renee menatap wanita di hadapannya dengan kesal. Dia mengingat semua kata-kata kasar yang diucapkan wanita itu pada tuannya.Jika bukan atas perintah Bruce, Renee tidak akan sudi menjaga wanita yang tidak lain adalah Mary Wexler. Oleh sebab itu, dia tidak berhenti memberikan tatapan tajam pada wanita bar-bar tersebut."Jika bukan karena menghormati Tuan Muda, mungkin aku sudah khilaf, memukuli mulutmu yang pedas seperti cabai!" Renee menggerutu dengan pandangan sinis.Usai Renee berkata demikian, terlihat Mary mengerutkan keningnya. Wanita itu membuka matanya perlahan.Mary terkejut dengan apa yang dia lihat. Tempat itu tampak asing baginya.'Apa ini penjara?' batin Mary sambil mengerjapkan mata beberapa kali. Dugaan itu bukan tanpa alasan. Mungkin saja Bruce telah memanggil polisi. Dan, karena Mary telah melakukan kesalahan besar dengan mencaci dan memfitnah Jack, dia pantas untuk mendapat hukuman berat.'Tapi sebagai penjara, tempat ini terlalu indah dan nyaman. Tidak mungkin ada r