Share

Bab 100

Author: Khoirul N.
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Jack tidak berhenti menyunggingkan senyum. Rasanya kini dia seperti menyusuri jalan setapak dengan bebatuan di permukaannya, sebuah jalan yang indah dan damai di pegunungan yang sejuk. Angin yang berembus di sini seperti membawa kedamaian pada orang-orang yang dilaluinya.

Jack menikmati udara dalam kerimbunan pepohonan yang seperti memayunginya. Mengagumkan!

"Bagian terbaiknya adalah semua ini milikku. Ya Tuhan, ini luar biasa! Perubahan nama keluarga, membawa perubahan besar dalam hidupmu, Jack!" Pemuda itu tersenyum penuh arti.

Mata Jack melihat sekitar. Hamparan kebun yang luas dengan berbagai macam tanaman telah menunjukkan hasilnya masing-masing. Lantas, pandangannya tersita pada hamparan kebun stroberi yang berada sekitar 300 meter dari tempatnya berdiri sekarang.

Jack berlari menuju kebun stroberi itu. Dia ingat Paman Bob sangat suka stroberi, apalagi yang masih segar seperti yang tumbuh di kebunnya.

'Aku akan membawakan stroberi untuk Paman Bob. Dia akan pulang hari ini,' bati
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dominasi sang Pewaris    Bab 101

    Jack menarik salah satu ujung bibirnya. Lalu, dia kembali melangkah maju, bukan hanya satu langkah, tetapi beberapa langkah hingga membuat Mary terpojok."Jack! Berhenti!" pekik Mary semakin keras ketika dia sudah tidak memiliki ruang untuk mundur lagi. Jika dia mundur, dia akan menginjak tanaman stroberi, dan hal itu jelas dilarang. Dia bekerja di Greenroad Villa untuk mengawasi kinerja pada buruh dalam menjalankan tugasnya di kebun. Sangat tidak baik jika dia malah merusak tanaman-tanaman di sana.Berkat bentakannya yang keras, Mary membuat Jack berhenti untuk bergerak maju. Akan tetapi, ketika pria itu berhenti, jaraknya teramat dekat dengan dirinya.Mata Mary menatap lekat mata Jack yang memandangnya tanpa berkedip. Detik itu Mary menyadari satu hal, bahwa ternyata kurir pizza yang selama ini dia rendahkan memiliki wajah yang sangat tampan. Entah bagaimana Mary seperti baru menyadarinya sekarang.Rahang Jack yang kokoh, hidung mancung, sorot mata tajam tetapi terasa hangat, alis y

  • Dominasi sang Pewaris    Bab 102

    "Tuan Bruce! Tuan Bruce! Cepat keluar! Ada maling di sini!" teriakan keras terdengar dari arah depan."Maling? Di Greenroad Villa ada maling?" Bruce mengerutkan keningnya, merasa heran atas apa yang didengar.Jangankan maling, orang dengan kekayaan atau kedudukan tinggi pun tidak bisa begitu saja masuk ke area perkebunan itu. Hanya orang-orang tertentu saja yang akan diizinkan masuk ke kawasan itu.Apa mungkin maling itu menyelinap masuk tanpa sepengetahuan penjaga? Itu sangat tidak mungkin! Selain penjagaan yang ketat, ada banyak kamera pengawas yang siaga memantau area sekitar. Para penjaga tidak akan tinggal diam jika melihat ada pergerakan yang mencurigakan. Selain itu, tembok yang mengelilingi area perkebunan sangat tinggi. Bukan hal mudah untuk bisa memanjat atau menerobos masuk karena bagian puncak tembok terpasang kawat berduri.Lalu, ocehan macam apa yang dikemukakan seseorang di luar sana?"Tuan Bruce, itu seperti suara Nona Mary. Siapa orang yang dia sebut maling, Tuan?"Br

  • Dominasi sang Pewaris    Bab 103

    Mary tertawa keras. Apa yang dikatakan Bruce adalah lelucon paling konyol yang pernah dia dengar. Anehnya meski dia tertawa, Mary tidak merasa senang. Malahan hatinya merasa sangat cemas."Nona Mary, jaga sikapmu! Tidak sepantasnya kamu tertawa seperti itu setelah melakukan dosa besar."Pada akhirnya karena merasa semakin kesal pada sikap Mary, salah seorang pelayan turut angkat bicara, "Nona, bukankah selama ini anda menanti Tuan Muda datang ke mari? Menunggunya menunjukkan wajahnya di hadapan kita semua. Dan, tadi malam keinginan Nona terwujud, Tuan Muda akhirnya datang dan tinggal di sini. Lalu, kenapa sekarang Nona malah bersikap seperti ini?""Benar, Nona. Apa anda akan menyebut ayah anda sebagai pencuri ketika dia mengambil sepotong kue dari lemari es?""Apa maksudmu bicara seperti itu? Kenapa aku harus menyebut ayahku sebagai pencuri? Itu rumahnya dan apa yang ada di dalamnya adalah miliknya juga. Sangat konyol! Bagaimana mungkin seseorang disebut sebagai pencuri ketika mengamb

  • Dominasi sang Pewaris    Bab 104

    Renee menatap wanita di hadapannya dengan kesal. Dia mengingat semua kata-kata kasar yang diucapkan wanita itu pada tuannya.Jika bukan atas perintah Bruce, Renee tidak akan sudi menjaga wanita yang tidak lain adalah Mary Wexler. Oleh sebab itu, dia tidak berhenti memberikan tatapan tajam pada wanita bar-bar tersebut."Jika bukan karena menghormati Tuan Muda, mungkin aku sudah khilaf, memukuli mulutmu yang pedas seperti cabai!" Renee menggerutu dengan pandangan sinis.Usai Renee berkata demikian, terlihat Mary mengerutkan keningnya. Wanita itu membuka matanya perlahan.Mary terkejut dengan apa yang dia lihat. Tempat itu tampak asing baginya.'Apa ini penjara?' batin Mary sambil mengerjapkan mata beberapa kali. Dugaan itu bukan tanpa alasan. Mungkin saja Bruce telah memanggil polisi. Dan, karena Mary telah melakukan kesalahan besar dengan mencaci dan memfitnah Jack, dia pantas untuk mendapat hukuman berat.'Tapi sebagai penjara, tempat ini terlalu indah dan nyaman. Tidak mungkin ada r

  • Dominasi sang Pewaris    Bab 105

    Kebenaran bahwa Jack adalah Tuan Muda Roodenburg tentu sangat mengejutkan dan tidak terduga bagi Mary. Walau penyesalannya sampai menyentuh langit, ada rasa senang di hati Mary. Bukan karena Tuan Muda yang dikagumi adalah Jack, tetapi lebih karena akhirnya dia tahu siapa pewaris tunggal keluarga Roodenburg sebenarnya.Maka, menjadi sangat bagus untuk Mary karena Jack tinggal di Greenroad Villa, yang merupakan tempat Mary bekerja. Peluang baginya untuk mendekati Jack menjadi lebih besar. Mary akan berusaha keras supaya Jack menjadi tertarik padanya!Lalu, di tengah ide brilian yang baru saja muncul di kepala Mary, mengapa ucapan Bruce terdengar seperti hendak memberikan kabar buruk? "Aku pikir akan mengurus pengajuan pemecatan anda dari Greenroad Villa."Boom!Hati Mary seperti tertimpa bom atom yang meledak detik itu juga. Apa yang disampaikan Bruce tidak hanya buruk, tetapi juga menghancurkan seluruh impiannya."Tidak, tidak, anda tidak bisa melakukan itu padaku, Tuan. A-aku bekerj

  • Dominasi sang Pewaris    Bab 106

    Seorang penjaga mengernyitkan dahi ketika tanpa sengaja melihat ada wanita tengkurap di atas tanah di dekat area kebun stroberi. Dia memfokuskan pandangan untuk mengamati wanita yang kini merangkak mundur itu."Nona Mary?" lirih si penjaga mengenali wanita yang bertingkah sangat aneh itu. "Sedang apa dia di sana?"Penjaga tersebut lantas berjalan cepat menghampiri Mary untuk menanyakan apa yang terjadi. Sedangkan Mary terus merangkak mundur tanpa menoleh ke belakang sedikit pun.Akibatnya tanpa sengaja Mary menabrak si penjaga. Wanita itu kemudian menoleh pada si penjaga yang membungkuk sembilan puluh derajat.Si penjaga ingin menanyakan langsung kepada Mary apa yang sedang dia lakukan di sana. Akan tetapi, dia mengurungkannya karena Mary berteriak lebih dulu."Aaa!"Mary sampai terjatuh di tanah karena terlalu kaget. Dia menutup wajahnya dengan kedua tangan seolah si penjaga hendak menyakitinya."Nona Mary, ada apa? Kenapa anda berbaring di sini? Lalu, kenapa anda berteriak?" Penjaga

  • Dominasi sang Pewaris    Bab 107

    Mary mempererat pelukannya. Dia merasa sangat hangat dan damai ketika menyandarkan kepalanya di punggung Jack.“Jack, aku tahu sudah membuat banyak kesalahan. Aku mengerti jika kamu tidak bisa memaafkan apalagi melupakan semuanya. Tapi, cobalah untuk mengerti keadaanku. Sungguh, aku tidak pernah benar-benar membenci dirimu. Aku bersikap sangat buruk semata-mata untuk mendukung Sophie. Kamu tahu benar bahwa dia adalah sahabatku.”Mary sengaja memanggil nama Jack langsung karena berpikir itu bisa mendekatkan emosi mereka. Dia dan Jack sudah lama kenal ‘kan? Jadi, semestinya hubungan mereka tidak canggung.Mary tidak tahu, di balik punggung yang sangat kokoh itu, Jack menyeringai. Pria itu melepaskan tangan Mary yang mendekapnya.Jack berbalik. Masih dengan senyum miring dia berkata, “Lucu sekali. Beberapa saat lalu kamu menyalahkanku atas rusaknya hubungan antara kamu dan Sophie, lalu sekarang? Kamu menyalahkan Sophie untuk membela dirimu di hadapanku.”“Bu-bukan seperti itu maksudku, J

  • Dominasi sang Pewaris    Bab 108

    Mary terbaring di atas tempat tidur di ruang gawat darurat Sunshine Hospital. Ada perban yang membalut dagu hingga kepalanya. “Apa proses penyembuhannya akan lama, Dokter?” tanya teman Mary yang bernama Lady dengan wajah cemas. “Biasanya pemulihan dislokasi rahang memerlukan waktu sekitar enam minggu. Tapi jangan khawatir, kami akan berusaha mempercepat pemulihan itu dengan perawatan rutin secara berkala.” Sebuah napas kabur dari teman Mary lainnya, yakni Grace. Dia melihat Mary dengan pandangan iba. “Bagaimana tulang rahangmu bisa bergeser, Mary?” “Aku jatuh dan pipiku membentur lantai,” jawab Mary dengan suara yang tidak begitu jelas karena dia membatasi pergerakan mulutnya. Meskipun demikian, apa yang dia katakan masih bisa dipahami. Tentu saja jawaban yang diberikan Mary bukanlah jawaban yang jujur. Mary masih sangat ingat, dia mengalami cidera atas kebodohannya sendiri. Dia tidak mengira jika George akan benar-benar menamparnya lagi. “Kalian tidak perlu khawatir, tulang raha

Latest chapter

  • Dominasi sang Pewaris    Bab 204

    Bulan bundar sempurna. Dari loteng Greenroad Villa, angin membuat pucuk pohon cemara seperti sedang menggesek-gesekkan tubuhnya pada purnama. Ada kopi yang mengepul di dalam dua cangkir putih di atas meja kayu. Tangan yang kekar tampak mengambil satu di antara cangkir itu. “Ini sangat indah,” kata Claire setelah sang suami menyesap kopi. Dia mengagumi pemandangan malam hari di tempat itu. Jack menggeleng. “Ada yang lebih indah dari ini.” Dengan wajah berseri Claire menyahut. “Benarkah?” “Hm.” Jack kembali menyeruput kopi buatannya sendiri. “Cepat katakan padaku. Aku ingin melihatnya besok.” Claire semakin bersemangat. “Kenapa harus menunggu besok?” “Jadi, aku bisa melihatnya sekarang?” “Tentu saja.” Claire bertepuk tangan kegirangan. “Di mana aku bisa melihatnya?” Dia menarik kursinya agar lebih dekat dengan Jack. “Pergilah ke kamar.” Claire yang mendengarkan suaminya dengan sungguh-sungguh mengernyetkan keningnya. Namun, dia tetap berkata, “Lalu?” “Saat kamu berdiri di de

  • Dominasi sang Pewaris    Bab 203

    Orang-orang terkejut dengan reaksi Jack atas apa yang dilakukan Claire, tanpa terkecuali Claire itu sendiri. Sejak mengenal Jack hingga mereka memutuskan untuk menikah, Jack tidak pernah membentaknya, kecuali hanya jika dia bersalah.‘Lalu, apa salahku?’ batin Claire sambil menatap suaminya.Beberapa wanita yang berada di kursi tamu juga tidak menyangka bahwa sang tuan muda akan membentak istrinya. Mereka sampai memegangi dada karena terkejut. Menurut pandangan mereka, apa yang dilakukan Claire sudah benar.Orang-orang yang kurang ajar itu pantas mendapat dua sampai tiga tamparan lagi. Beberapa di antara tamu malah ingin menjambak mereka juga.Jika Claire syok, tidak demikian dengan Lady. Meski tamparan Claire membuat pipinya terasa sakit, dia senang mengetahui sang tuan muda dengan cepat membentak istrinya karena sudah bersikap kasar. Itu artinya, dia masih memiliki kesempatan. Entah kesempatan apa yang dimaksud oleh Lady.“Tuan Muda,” ucap Matthew merasa perlu untuk membela Claire.

  • Dominasi sang Pewaris    Bab 202

    Tidak dipungkiri, aura yang keluar dari Jack membuat empat wanita itu tertekan. Mereka tampak mencengkeram pakaian sendiri untuk menyembunyikan tangan mereka yang bergetar karena takut. “Lady,” panggil Jack karena empat wanita itu membisu tanpa kata. Lady memaksakan diri untuk tersenyum. “Sa-saya, Tuan Muda.” Jack tertawa mendengar Lady yang dahulu mengoloknya sebagai pecundang, kini memanggilnya dengan sebutan demikian, dan itu dikatakan dengan nada bicara yang lembut. “Kamu bersikeras ingin menemuiku. Katakan, sesudah ini, apa yang kamu inginkan?” Jack memasukkan kedua tangannya ke dalam saku. Sejujurnya, reaksi Jack yang berubah-ubah, terkadang tampak murka, terkadang begitu ramah, malah membuat Lady bingung. Dia sadar benar jika Jack berhak murka. Dan dia akan menerima apa saja yang akan Jack lakukan. Lady sempat menoleh ke kanan dan ke kiri untuk melihat ekspresi wajah teman-temannya. Dia yakin, ekspresi wajahnya sekarang juga tidak jauh berbeda dari mereka; takut, cemas, be

  • Dominasi sang Pewaris    Bab 201

    Para pengawal menunda untuk menyeret Sophie dan kawan-kawannya keluar karena mendengar ucapan berwibawa dari seorang pria. Itu adalah ucapan yang tidak mungkin mereka abaikan.Benar, Jack sendiri yang menahan para pengawalnya meringkus para wanita pembuat onar. Kini, tempat itu seperti membeku. Semua orang bergeming melihat wajah tenang Jack selagi bertanya-tanya apa yang akan terjadi berikutnya."Apa yang akan Tu-tuan Muda lakukan?" tanya Gary menyaksikan Jack berjalan ke tepi panggung usai berpamitan dengan istrinya. Meskipun Gary hanya melihat dari layar kaca televisi, napasnya ikut tertahan juga.Sebagai orang yang memiliki banyak kesalahan pada Jack, Gary tentu mencemaskan kehidupannya. Dia menjadi paham tentang hal buruk yang terus menimpanya, walau itu tidak seburuk apa yang menimpa David, Gary sempat frustrasi atas grafik hidupnya yang merosot. Melihat keadaannya sekarang, sudah mampu menjelaskan segala kesialan yang menimpanya.Lalu, bagaimana jika ternyata kesialannya masih

  • Dominasi sang Pewaris    Bab 200

    Satu teriakan itu berhasil memprovokasi tamu undangan lainnya. Kini tempat itu dipenuhi oleh seruan yang meminta Tuan Muda Roodenburg untuk mencium istrinya. Kedua pipi Claire memerah mendengarnya. Dia bahkan melepas rangkulannya dari leher Jack, sedikit tertunduk menghadap para hadirin. Jack mengambil napas melihat istrinya demikian. Dia mendekatkan wajahnya pada Claire, membuat para hadirin menghentikan seruan mereka. Semua tegang menunggu apa yang akan Tuan Muda lakukan. “Jangan cemas. Aku tidak akan melakukannya di depan umum,” bisik Jack sangat rendah, hingga hanya Claire yang bisa mendengarnya. Wanita itu menoleh pada suaminya dengan wajah cerah. Sementara para hadirin masih menanti sang tuan muda melakukan apa yang mereka harapkan. Dalam saat-saat sunyi itu, mendadak terdengar panggilan dari deret kursi belakang. “TUAN MUDA!!” Orang-orang terkejut. Mereka menoleh ke belakang, ke sumber suara, demi melihat kenampakan wanita yang begitu lancang memanggil Tuan Muda Roodenbu

  • Dominasi sang Pewaris    Bab 199

    Prosesi pernikahan Tuan Muda Roodenburg dengan Nona Claire Boutcher telah selesai. Kini, persahabatan mereka sudah resmi menjadi hubungan suami istri dengan ikatan cinta yang suci. Kebahagiaan itu tergambar jelas di wajah kedua mempelai, keluarga, dan para tamu undangan, kecuali empat sekawan yang duduk di kursi belakang. Sophie yang sejak tadi menitikan air mata, kini memeluk Lady untuk menyembunyikan isakannya setelah melihat Jack mencium kening Claire. Masih hangat dalam ingatan Sophie, selama dia dan Jack dahulu berpacaran, Jack tidak pernah meminta ciuman darinya. Sedangkan saat menjadi kekasih David, pria itu meminta segalanya darinya, bahkan di hari pertama mereka berpacaran. Sungguh, dahulu Sophie menilai Jack sebagai pecundang meski dalam hal percintaan. Sementara dia memberikan penilaian sangat tinggi untuk David, dan menganggapnya sebagai pria sejati yang bergairah. ‘Tapi lihat sekarang. Jack menikahi Claire di depan seluruh warga Rhineland dengan gagah dan penuh kharisma

  • Dominasi sang Pewaris    Bab 198

    “Dari suaranya saja, jelas sekali jika Tuan Muda adalah orang yang ramah dan rendah hati. Daripada dirinya, jelas kita semua yang mendapat kesempatan untuk hadir di acara ini begitu bahagia dan merasa terhormat. Kita benar-benar beruntung. Bahkan jika seseorang membeli undangan pernikahan dari Tuan Muda dengan harga fantastis, aku akan dengan yakin menolaknya. Ini benar-benar momen patah hati yang paling berharga.” Grace tersenyum lebar dengan pandangan mata tertuju pada layar besar yang ada di sisi kanan panggung. Dalam layar itu menampilkan sosok pria bertopeng yang menyita perhatian seluruh manusia di Rhineland.Dua layar besar memang sengaja disediakan di samping panggung demi membantu para hadirin yang duduk di kursi belakang, supaya tetap bisa melihat dengan jelas jalannya acara. Apa yang ditampilkan dalam layar itu adalah apa yang terlihat di layar televisi juga. Sebenarnya Grace dan rombongan sedikit kecewa karena mereka mendapat kursi di deret paling belakang, tetapi mereka

  • Dominasi sang Pewaris    Bab 197

    "Jika yang berbicara ini adalah David yang dahulu, aku pasti percaya. Tapi David, sekarang kamu bahkan hanya tinggal di kos sempit ini. Tidak mungkin kamu bertemu dengan wanita dari kelas atas." Gary mengambil kripik kentang dan mengunyahnya dengan santai. Tidak ada lagi rasa segan atau was-was akan membuat David tersinggung. "Mungkin saja David melihatnya saat masih menjadi manajer keuangan di Big Roodgroup." Gary menimpali.Namun, David masih bergeming. Dia tidak menggeser sedikit pun pandangannya dari kaca televisi. Kerutan di keningnya semakin banyak."David." Bahkan panggilan pelan dari Gary membuat David terkejut.Sambil menggelengkan kepala, David berkata, "Tidak salah lagi, dia memang wanita itu."Ryan bertanya, "Apa yang kamu bicarakan?" "Aku sangat yakin, dia, mempelai wanita Tuan Muda Roodenburg adalah wanita kasar yang bekerja di King Pizza. Dia berteriak-teriak memakiku dan Sophie. Dia melarang kami masuk ke kedai itu."Gary dan Ryan sempat melihat satu sama lain sebelu

  • Dominasi sang Pewaris    Bab 196

    Greenroad Villa hari ini terlihat sangat ramai. Para pelayan begitu sibuk ke sana ke mari mengurus segala keperluan, apalagi sejak tadi para tamu sudah mulai datang.Banyak tamu istimewa yang datang ke acara pernikahan paling mewah dan fenomenal ini, misalnya para pejabat, artis, konglomerat, dan lain sebagainya. Mereka sangat antusias mengingat ini adalah pernikahan pewaris tunggal keluarga Roodenburg, keluarga dengan kekayaan, popularitas, dan pengaruh paling besar.Memangnya siapa yang mau melewatkan undangan pernikahan pewaris tunggal dari keluarga nomor satu dari orang-orang kelas atas?"Sebenarnya, aku masih trauma dengan kejadian di malam amal itu." Lady menggandeng lengan Sophie. "Aku tidak menyangka jika undangan pernikahan itu asli. Rasanya ini terlalu ... mendadak, super mendadak. Untung saja kalian memaksaku ikut, jika tidak, aku akan lebih menyesal lagi karena tidak hadir di acara berbahagia idolaku, meski mungkin tidak lama lagi aku akan menangisinya." Lady melanjutkan.

DMCA.com Protection Status