Share

Dokter Cantik Pilihan Sang Mafia
Dokter Cantik Pilihan Sang Mafia
Author: Tiwie Pratiwie

Bab 1- Awal Pertemuan

last update Last Updated: 2024-03-09 11:28:41

Beberapa mobil saling melaju kencang di jalanan, bukan hanya melaju kencang saja, tapi setiap mobil sambil menembakkan peluru dari pistol masing-masing.

Dooor

Door

Dooor

"Lebih kencang lagi, jangan biarkan mereka sampai lepas," ucap seorang pria yang berparas tampan, kulit sawo matang, hidung mancung, jika para wanita yang melihat, jelas langsung terpana, tapi jangan harap untuk bisa di lirik kembali, karena menurutnya, wanita itu hanya patung yang tidak enak untuk di pandang.

Dia adalah Bagaskara Bumi Atmaja, seorang pengusaha sukses sekaligus ketua mafia black and white yang terkenal di seluruh penjuru dunia.

Jangan bilang kalau pria yang di sapa Bumi adalah Mafia yang selalu bermain wanita, menjual barang ilegal, atau suka berbuat onar seperti mafia-mafia lainnya, justru salah besar kalau mengatakan Bumi seperti itu, karena aslinya adalah justru Bumi dan antek-anteknya adalah seorang Mafia kebalikannya, Mafia yang banyak menolong hak warga dan membongkar para penjahat yang bermain dengan barang-barang ilegal.

Tapi karena perawakannya yang begitu dingin dengan tatapan mata elangnya, jadilah semua orang takut untuk berhadapan dengan seorang Bumi.

Kembali ke jalanan yang masih terlihat aksi kejar-kejaran mobil, bahkan tembakan peluru dari pistol pun masih terdengar, sampai akhirnya mobil dari lawan Bumi terbalik, bahkan terguling-guling, tidak sampai di sana, anak buah Bumi juga terkena tembakan dari lawan, bisa di lihat kalau keadaannya cukup serius.

"Segera bawa ke rumah sakit," ucap Bumi memerintahkan anak buah lainnya.

"Baik tuan,"

"Untuk barang bukti langsung serahkan pada pihak kepolisian, dan biarkan pihak polisi yang membongkar gudang narkoba itu sendiri," ucap Bumi yang lagi-lagi hanya di jawab dengan anggukan kepala oleh anak buah Bumi.

"Kita ke rumah sakit sekarang," ajak Bumi pada asisten pribadinya, Dirga.

"Baik tuan," sahut Dirga dan langsung masuk ke dalam mobil, mobil pun langsung melaju menuju rumah sakit.

Di rumah sakit, keadaan terlihat begitu sibuk, anak buah Bumi yang tertembak saat ini sedang di tangani oleh dokter, begitu juga dengan musuh Bumi yang juga sudah berada di rumah sakit dan saat ini sedang di tangani beberapa dokter juga.

"Hubungi dokter Bagus, pasien harus di operasi," ucap dokter Irawan saat memeriksa musuh Bumi karena saat ini keadaannya kritis.

"Pasien yang terkena tembakan juga sudah banyak mengeluarkan darah dok, kita juga harus segera operasi," ucap salah satu dokter yang memeriksa anak buah Bumi.

"Tapi kita nggak mungkin oprasi dua pasien sekaligus dalam waktu bersamaan, semua ruangan operasi sedang di pakai," ucap salah satu dokter memberitahu.

"Pilih salah satu dari pasien yang keadaannya paling beresiko dok," ucap dokter Jelita yang baru saja masuk ke ruangan tindakan.

Jelita Larasati, dokter spesialis Bedah termuda yang bekerja di rumah sakit terbesar di kota J, jangan di tanya soal paras, jelas dokter Jelita menjadi dokter yang banyak di idam-idamkan para dokter yang masih single, bukan hanya para dokter, bahkan para pasien yang melihat dokter Jelita juga langsung terpesona, sayangnya semuanya sama sekali tidak di gubris oleh Jelita, karena Jelita masih fokus dengan karirnya.

"Ruang operasi akan selesai dalam waktu lima belas menit lagi, jadi kita harus pilih pasien yang lebih beresiko, yang lebih dulu akan di operasi agar nyawanya bisa di selamatkan," Jelita kembali memberitahu.

"Kalau begitu segera operasi pasien ini lebih dulu, (menunjuk musuh Bumi ) kondisinya sangat memprihatinkan, ada pembekuan darah di kepalanya, karena benturan yang cukup kuat pasca terjadi kecelakaan, bahkan tulang rusuknya juga mengalami retak, kalau pasien yang satunya hanya mengalami luka tembak, saya rasa lima belas menit untuk menunggu selesai operasi masih bisa bertahan," jelas dokter Irawan yang langsung di jawab dengan anggukan kepala oleh Jelita.

"Baik, segera bawa pasien ke ruang operasi, saya akan siap-siap," ucap Jelita dan di jawab anggukan beberapa dokter dan suster yang ada di ruangan tindakan.

Baru saja Jelita keluar dari ruangan, langkahnya langsung terhenti karena di hadang oleh Bumi dan Dirga, bahkan anak buah Bumi lainnya juga berada di belakang tuannya dan ikut menghadang Jelita.

"Ada apa ini?" tanya Jelita menatap Bumi dan Dirga bergantian.

"Operasi Akbar lebih dulu," bukannya menjawab, Bumi justru langsung berbicara dengan suara dinginnya.

Mengerti maksud Bumi, Jelita pun langsung menghembuskan napasnya dengan pelan, "Maaf, nyawa pasien yang mengalami kecelakaan saat ini lebih di utamakan, kami tidak bisa menerima resiko kalau sampai telat menolongnya," jelas Jelita dan ingin melangkah, tapi dengan cepat anak buah Bumi langsung menghadangnya.

"Saya tidak mau tahu, saya mau anda operasi Akbar sekarang juga atau saya ratakan rumah sakit ini," bentak Bumi.

Jelita yang mendapat bentakan dari Bumi, bukannya takut, justru menatap Bumi dengan tatapan tajam, dan itu justru membuat Bumi mendadak aneh dengan jantungnya saat melihat bola mata Jelita yang begitu indah di lihatnya, tapi karena tidak mau di anggap lemah, Bumi pun membalas tatapan mata Jelita dengan mata elangnya.

"Kami sebagai dokter sudah bersumpah untuk menolong pasien yang membutuhkan pertolongan lebih dulu, dan teman anda yang ada di dalam akan segera di operasi setelah ruangan operasi selesai, dan itu tidak lama, saya harap anda mengerti, karena saat ini nyawa pasien yang di operasi lebih keadaannya cukup lebih parah," ucap Jelita memberitahu.

"Apa anda tidak tahu siapa yang akan anda tolong lebih dulu, dia itu bandar narkoba nona, sementara teman kami yang ada di dalam itu adalah yang membongkar bandar narkoba, harusnya nona sebagai dokter lebih paham menolong siapa yang di utamakan, teman kami yang membongkar bandar narkoba, atau yang berbuat kejahatan dengan menjual barang haram itu ke masyarakat," ucap Dirga.

"Saya bukan hukum, saya seorang dokter yang lebih mengutamakan nyawa pasien, dan saya pasti akan mengutamakan nyawa pasien saya, jadi jangan bawa-bawa hukum di sini, urusan bandar narkoba itu, jika dia selamat nantinya, baru bisa kalian adili," ucap Jelita kemudian langsung melangkah pergi meninggalkan Bumi begitu saja.

Jelas tangan Bumi langsung terkepal kuat, yang tadinya Bumi sempat tertarik saat melihat Jelita, kini justru sebaliknya, Bumi justru akan memberikan pelajaran untuk Jelita.

Dua pasien yang sudah tidak sadarkan diri sudah keluar dari ruangan tindakan dan akan di bawa ke ruang operasi, salah satunya Akbar, salah satu orang kepercayaan Bumi.

Bumi yang melihat Akbar begitu pucat langsung mengeraskan rahangnya, "Kalau sampai Akbar kenapa-napa, tandai dokter wanita tadi, saya sendiri yang akan memberikan pelajaran untuknya," ucap Bumi yang di jawab dengan anggukan kepala oleh Dirga.

Hampir satu jam sudah Bumi menunggu di rumah sakit, sampai akhirnya pintu ruangan operasi terbuka, Dirga langsung bangkit dari duduknya dan menghadang Jelita untuk melangkah.

"Bagaimana keadaan taman kami dokter?" tanya Dirga dengan tatapan yang begitu tajam menatap Jelita.

"Baik, masa kritisnya sudah hilang, tapi pasien tetap berada di ruang ICU sampai pasien siuman," jawab Jelita kemudian langsung pergi begitu saja, bahkan tanpa melihat Bumi sama sekali.

Bumi yang melihat kepergian Jelita tanpa melihat dirinya langsung menatap punggung Jelita yang sudah menjauh.

"Baru kali ini ada seorang wanita yang berani dengan saya, bahkan tidak memandang saya sama sekali, siapa dia sebenarnya," batin Bumi.

"Tuan, Akbar masih di ruang ICU, tidak bisa di jenguk juga, sebaiknya kita kembali saja ke mension," ajak Dirga.

"Hmmm," sahut Bumi dengan deheman.

"Kamu cari tahu dokter yang mengoperasi Akbar tadi," sebelum melangkah Bumi memberikan tugas pada Dirga.

"Baik tuan," sahut Dirga.

"Kalian tunggu disini, kabari saya kalau terjadi sesuatu pada Akbar," ucap Bumi lagi dan di jawab dengan anggukan kepala oleh anak buah Bumi yang lainnya.

Setelah memberikan perintah, Bumi pun langsung melangkah untuk pergi dari rumah sakit, saat melewati ruangan yang Bumi juga tidak tahu ruangan apa, tidak sengaja telinganya mendengar obrolan dari dalamnya dan membuat Bumi seketika langsung menghentikan langkah kakinya.

"Ta kamu tadi berani banget ngelawan tuan Bumi," ucap Nina, sahabat Jelita sesama dokter.

"Memangnya siapa dia?" sahut Jelita yang membuat Bumi langsung tersenyum sinis saat mendengar ucapan yang keluar dari mulut Jelita.

"Ternyata dia sama sekali tidak mengenal aku, baiklah, ke depannya kamu akan berurusan dengan ku dokter," batin Bumi dan kembali melangkahkan kakinya meninggalkan rumah sakit.

Related chapters

  • Dokter Cantik Pilihan Sang Mafia   Bab 2 - Kembali Bertemu

    “Ya ampun Ta, kamu nggak kenal sama pria tampan dan gagah tadi?” tanya Nina tidak percaya.“Nggak, lagian siapa dia? presiden juga bukan,” jawab Jelita sambil melihat data pasiennya.“Ck, gini nih kalau tau nya cuma kerja kerja terus,” ucap Nina dan kini menarik kursinya agar duduknya bisa semakin dekat dengan Jelita.“Nih aku kasih tau ya sama kamu Ta, pria tampan tadi itu tuan Bagaskara Bumi Atmaja, dia itu pengusaha sukses di kota ini, bukan hanya di kota ini, tapi kota-kota besar lainnya, dan juga sampai ke luar negeri,” Nina memberitahu.“Terus aku harus bilang waw gitu karena dia pengusaha kaya raya, aku nggak peduli kali Nin,” ucap Jelita.“Ck, bukan itu aja Ta, tuan Bumi itu juga ketua Mafia yang terkenal sangat kejam, bahkan nggak akan segan-segan membuat lawan-lawannya masuk ke lobang kubur,” kembali Nina memberitahu.Jelita sempat melihat Nina sebentar, namun kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya, “Aku nggak peduli,” ucap Jelita.“Jangan takabur kalau bicara Ta, tuan Bu

    Last Updated : 2024-03-12
  • Dokter Cantik Pilihan Sang Mafia   Bumi Menyelamatkan Jelita

    Satu Minggu sudah berlalu, Jelita begitu sibuk di rumah sakit, seperti hari ini, Jelita baru saja keluar dari ruang operasi, bahkan sedari pagi Jelita belum juga makan, dengan langkah lunglai, Jelita melangkah menuju ruangannya, baru saja ingin kakinya melangkah, Jelita justru di kaget kan oleh Rizal, dokter yang bekerja di rumah sakit yang sama oleh Jelita."Lesu banget kamu?""Ehk," terkejut Jelita dan langsung menolehkan kepalanya."Ck, kamu rupanya, ngagetin aja," ucap Jelita yang kini sudah kembali melanjutkan langkahnya."Aku bukan ngagetin, tapi emang kamu nya aja yang jalan ngelamun," sahut Rizal."Banyak pasien yang operasi hari ini?" Tanya Rizal."Hmmm...dari kemarin malah," jawab Jelita."Kasihan, tapi ini udah kelar kan?" "Udah,""Yauda yuk aku traktir makan, pasti kamu belum makan, udah sore banget ini, jangan sampai dokter Jelita sakit, nanti pasiennya kecarian," ajak Rizal."Boleh deh, aku juga emang udah lapar banget, gemetaran malah ini," setuju jelita."Nggak perlu

    Last Updated : 2024-04-19
  • Dokter Cantik Pilihan Sang Mafia   IKut Dengan Bumi

    “Tuan Bumi,” ucap Rizal dengan wajah terkejut, di tatapnya Jelita yang berdiri tepat di sampingnya.“Ya ampun Ta, kenapa kamu harus bertemu dan berurusan dengan pria ini, aku yakin kedepannya pasti hidupmu nggak akan aman,” batin Rizal.“Tapi aku nggak bisa diam aja, aku harus cari cara agar Jelita bisa lepas dari tuan Bumi,” batin Rizal lagi.“Ehmmmm…tu-tuan, saya minta maaf atas kejadian barusan, Jelita teman saja tidak sengaja, dia hanya ingin menolong anak kecil yang ada disana,” ucap Rizal dengan wajah memohon.Bumi langsung menatap Jelita, kemudian kembali menatap Rizal, “Saya tidak mau tau, intinya dia harus bertanggung jawab,”“Baik, saya akan bertanggung jawab untuk mengobati luka-luka kamu, jadi kamu nggak usah khawatir, tapi izinkan saya untuk mengobati luka anak kecil itu dulu, dia sepertinya luka, dan sekarang masih ketakutan,” ucap Jelita yang sukses membuat Rizal terkejut.“Jelita, kenapa kamu mau, kamu nggak tau siapa pria yang ada di hadapan kamu apa gima Ta,” batin R

    Last Updated : 2024-04-22
  • Dokter Cantik Pilihan Sang Mafia   Ketagihan

    Kesadaran Jelita pun langsung tersadar, dengan sekuat tenaganya, Jelita langsung mendorong tubuh Bumi, dan tangannya pun langsung memberikan hadiah di pipi mulus Bumi.PlaaaaakDirga dan Amar sang supir pribadi Bumi jelas terkejut mendengar suara tamparan di kursi tuannya, Dirga langsung menoleh ke belakang, sementara Amar melihat dari spion tengah mobil, karena Amar harus fokus dengan jalananan.“Kau,” ucap Bumi sambil memegang pipinya yang jelas terasa panas akibat tamparan dari Jelita.“Kenapa? nggak terima?”Mata Bumi langsung menatap Jelita dengan tajam mendengar perkataaan Jelita, begitu juga dengan Dirga, yang hanya bisa diam namun menatap Jelita dengan tatapan iba, karena sudah dipastikan kedepannya Jelita tidak akan baik-baik saja.“Kamu pikir aku ini wanita apa hahk? dengan kurang ajarnya kamu mencium saya, dan asal kamu tau, ini adalah ciuman pertama saya, dan kamu sudah mengambilnya tanpa hormat,” ucap Jelita yang sukses membuat Bumi terkejut, entah kenapa ada rasa senang

    Last Updated : 2024-04-22
  • Dokter Cantik Pilihan Sang Mafia   Mendadak Khawatir

    Mata Jelita terbuka dengan perlahan, rasa pusing terasa di kepalanya, setelah matanya terbuka dengan sempurna, Jelita melihat sekeliling ruangan, matanya langsung membulat saat dirinya saat ini bukan berada di kamarnya, cepat-cepat Jelita langsung bangun dari tidurnya.“Aku dimana?” tanya Jelita sambil memegang kepalanya yang terasa pusing.CeklekPintu kamar yang ditiduri Jelita terbuka, seorang wanita paruh baya masuk ke dalam kamar sambil membawa nampan di tangannya.“Nona, silahkan sarapan dulu, tuan tadi berpesan kalau nona wajib sarapan pagi,” ucap wanita paruh bayah yang masih belum diketahui namanya oleh Jelita.Sementara Jelita yang mendengar kata tuan langsung teringat dengan Bumi, bahkan Jelita juga teringat dengan apa yang sempat terjadi tadi malam.Jelita langsung menghembuskan napasnya dengan kasar, “Letak di atas nakas aja bu, nanti saya makan,” “Bi Lastri non, panggil saya bi Lastri,” pelayan kepercayaan Bumi mengenalkan dirinya pada Jelita.“Ahka iya, salam kenal ya

    Last Updated : 2024-05-08
  • Dokter Cantik Pilihan Sang Mafia   Dendam Aaron

    “Bagaimana? sudah dapat kabar siapa wanita itu?” tanya Aaron, pria yang sama tampannya seperti Bumi, namun Aaron memilih jalan yang salah dengan bekerja menjadi bandar Narkoba dan menjual pistol secara ilegal, bahkan Aaron juga tidak segan-segan menjual organ manusia hanya untuk membuat dirinya semakin kaya agar bisa menyamai kekayaan Bumi.“Info yang saya dapat, wanita itu hanya seorang dokter tuan, tidak ada hubungan apa-apa dengan musuh kita,” jelas Banu, asisten Aaron.“Ck, kamu kira mataku buta hahk, Bumi itu terang-terangan menolong wanita itu, mana mungkin Bumi tidak ada hubungannya dengan wanita itu, dia hampir tadi hampir saja kehilangan nyawanya hanya demi menyelamatkan wanita berhijab itu,” bentak Aaron yang langsung membuat Banu menundukkan kepalanya.“Aku tidak mau tau Banu, secepatnya bawa wanita itu ke hadapanku, aku yakin Bumi pasti akan datang untuk menolongnya, dan untuk itu aku akan memanfaatkan wanita itu agar Bumi mau menyerahkan asetnya, dan aku juga bisa membala

    Last Updated : 2024-05-08
  • Dokter Cantik Pilihan Sang Mafia   Tembakan

    Jelita langsung mendekati Dirga yang berdiri tidak jauh pintu kamar Bumi."Coba kamu ulangi perkataan kamu barusan," ucap Jelita menatap Dirga."Emm...i-tu nona, saya hanya men-,""Ahk lama," ucap Jelita dan kembali masuk ke dalam kamar Bumi, kakinya melangkah menuju kamar mandi, saat tangannya terangkat bersiap untuk menggedor pintu kamar mandi, justru pintu kamar mandi yang terbuka lebih dahulu dan menampakkan dada bidang Bumi.Mata Jelita seketika langsung membulat, sedangkan Bumi justru menatap Jelita dengan santai."Kau sudah merindukanku? Sampai-sampai kau tidak sabar menungguku selesai mandi?" tanya Bumi dengan wajah santainya.GlekJelita menelan Salivanya dengan kelat melihat tetesan air yang jatuh membasahi bahu kekar Bumi.Dengan pelan Jelita memundurkan langkahnya, namun Bumi justru malah maju mendekati Jelita."Ak-aku mau bicara sama kamu, tapi sebaiknya kamu selesaikan dulu pakai baju," ucap Jelita dan langsung balik badan memilih untuk keluar dari kamar Bumi, namun tan

    Last Updated : 2024-05-09
  • Dokter Cantik Pilihan Sang Mafia   Ciuman Di Tengah Ketakutan

    "Kamu mau apa?" tanya Jelita menahan tangan Bumi.Belum sempat Bumi menjawab, suara letusan dari ban mobilnya terdengar akibat tembakan dari anak buah Aaron.Duaaaaar“Aaaaaaaaaa,” teriak Jelita sambil memeluk lengan Bumi dengan begitu kuat.CiiiiiiiiiiiiiiiitBraaaaakSupir handal Bumi berhasil mengendalikan mobil tuannya agar tidak terbalik, namun mobil Bumi terpaksa menghantam pohon besar.“Sial,” ucap Bumi.Dilihatnya Jelita yang sudah ketakutan dengan tubuh bergetar hebat, kepalanya melihat ke belakang, mobil anak buah Aaron sudah semakin dekat.“Ayo, kita keluar,” Bumi langsung menarik tangan Jelita.“Hahk..mau kemana?” tanya Jelita begitu terlihat begitu takut.“Jangan banyak bertanya, ayo cepat,” ucap Bumi.“Hadang mereka,” ucap Bumi lagi pada Dirga dan Amar.“Baik tuan,” sahut Dirga yang juga sudah keluar dari mobil, sementara AMar menghubungi anak buah Bumi untuk segera datang ke lokasi dan membantu mereka.“Kita mau kemana?” tanya Jelita saat Bumi menarik tangannya masuk ke

    Last Updated : 2024-05-10

Latest chapter

  • Dokter Cantik Pilihan Sang Mafia   Perang Mulut

    “Lanjutkan nona,” ucap Dirga yang membuat Nina menatap Dirga.Nina pun menjawab dengan anggukan kepala, sesekali matanya melirik Jelita dan Bumi yang masih saling menempelkan bibir mereka.Hampir sepuluh menit, akhirnya Nina sudah selesai menjahit luka Jelita kembali, begitu sudah beres, Dirga yang masih melihat tuannya menikmati cumbuannya dengan Jelita, tanpa bersuara langsung menarik Nina keluar untuk pergi ke lantai satu, bahkan Dirga juga melarang siapapun untuk naik ke lantai atas.“Tuan, kenapa kita harus pergi, harusnya kita bersuara tadi, jadi mereka tidak melanjutkan ciuman mereka, saya takut mereka justru keterusan dan–,’“Tidak akan terjadi apa-apa nona, jadi tidak ada yang perlu anda khawatirkan,” potong Dirga.“Kenapa anda bisa seyakin itu nona, yang namanya pria dan wanita kalau sudah saling bercumbu pasti akan keterusan,”“Tuan Bumi tidak akan melakukan apa-apa pada nona Jelita, jadi nona tidak perlu takut,” ucap Dirga menatap Nina dengan tatapan malas.“Ck, dasar sok

  • Dokter Cantik Pilihan Sang Mafia   Ciuman Rasa Sakit

    Bumi sudah keluar dari mobil lebih dulu, disusul Jelita yang melangkah masuk ke dalam mansion dengan kepala menunduk. baru beberapa langkah Jelita masuk ke dalam mansion, suara orang yang begitu dikenalnya memanggil dirinya.“Kak Jelita,” Jelita langsung mengangkat kepalanya, air mata yang tadi sempat mengering di matanya, kini kembali berkaca-kaca saat melihat Bayu saat ini ada di depan matanya.“Bayu,” panggil Jelita dengan suara tercekat.Dengan cepat Jelita Jelita langsung memeluk adiknya, Bumi yang melihat jelas langsung menolehkan kepalanya ke arah lain, entah kenapa ada rasa tidak suka saat Jelita memeluk Bayu, walau pun Bayu adik kandung Jelita.“Dek, kamu kok bisa aja disini? terus ibu mana?” tanya Jelita.“Aku dibawa orang suruhan kak Bumi kak,”“Kak,” beo Jelita menatap Bayu, kemudian matanya melihat Bumi yang berdiri tidak jauh darinya dan Bayu.“Iya, kak Bumi yang untuk di panggil itu,” jelas Bayu.“Tadi waktu aku dan ibu di rumah kakak, tiba-tiba ada yang menggedor pint

  • Dokter Cantik Pilihan Sang Mafia   Kembali ke Mansion Bumi

    Saat ini Jelita sedang menunggu taksi online yang sudah di pesannya, Nina yang sendiri yang tidak mau Jelita kenapa-napa pun menyusul Jelita ke depan rumah sakit, pun dengan Rizal.“Ta, pulangnya sama aku ya, sebentar aku ambil mobil dulu,” ucap Nina yang membuat Jelita terkejut.“Nggak usah Na, aku naik taksi aja, aku udah pesan juga,” tolak Jelita.“Yauda aku aja yang antar kamu,” kini Rizal yang bersuara.“Ck, jangan gila deh Zal, kamu masih ada operasi satu jam lagi,” tolak Jelita juga.“Tapi kamu bahaya kalau pulang sendiri Ta, ingat, pasti anak buah musuh nya tuan Bumi berkeliaran disini, aku nggak mau kalau sampai mereka menangkapmu, jelas aku orang yang paling merasa bersalah kalau terjadi apa-apa sama kamu,” ucap Nina.“Tap–,”“Biar saya yang antar Jelita pulang,”DegRizal dan Nina langsung menolehkan kepala mereka ke asal suara, Tapi tidak dengan Jelita, yang mana hanya diam di tempat, bahkan Jelita tidak menolehkan kepalanya sama sekali karena sejujurnya Jelita sudah tahu

  • Dokter Cantik Pilihan Sang Mafia   Kamu Harus Pergi Jelita

    “Jadi pria yang aku tangani tadi itu yang sudah menculik ibu sama Bayu?” tanya Nina yang langsung dijawab anggukan kepala oleh Jelita dengan cepat.“Fiks..kamu dalam bahaya Ta,”“Bahaya kenapa?” tanya Rizal yang baru saja masuk ke ruangan Jelita karena baru saja selesai operasi, dan samar-samar Rizal mendengar apa yang dikatakan Nina pada Jelita.“Ini Zal, orang yang sudah melukai tangan Jelita itu pasien yang tadi aku tangani yang sebelumnya Jelita tangani, mereka itu yang menculik ibu sama Bayu,” jelas Nina.“Apa!!” Rizal juga sama, tak kalah terkejutnya.“Dan aku sangat yakin kalau sekarang ini Jelita pasti dalam bahaya, karena pria itu adalah musuh tuan Bumi,” ucap Nina lagi memberi tahu.“Apa hubungannya sama tuan Bumi dan Jelita?” tanya Rizal yang memang belum mengetahui apa-apa, sebab Rizal tahu nya hanya Jelita di tahan tuan Bumi, dan Rizal tidak tahu soal Aaron karena Jelita memang menceritakan masalah Aaron pada Rizal dan Nina.“Dia itu musuhnya tuan Bumi, Aaron tau nya aku

  • Dokter Cantik Pilihan Sang Mafia   Dia yang Menculik Ibu dan Bayu

    Jelita terdiam terpaku di tempatnya saat melihat Aaron lah yang berada di brankar tepat di hadapannya.“Bawa saya lari dari sini, atau kau akan mati saat ini juga,” ancam Aaron mengeluarkan belati di tangannya.“Dok ini kain kasa dan kapas nya,” ucap suster yang mampu menyadarkan Jelita, dengan pelan Jelita menundukkan kepalanya mengambil kain kasa dan perban yang diberikan suster, matanya melihat Aaron yang juga menatapnya dengan tajam.Begitu sag suster pergi, Aaron kembali bersuara, “Bawa saya pergi dari sini, atau kau akan mati saat ini juga,” ancam Aaron lagi.“Bagaimana mungkin aku bisa membawamu dari sini, sementara saat ini kau terluka parah, kepalamu berdarah,” “Luka kecil ini tidak berpengaruh padaku, sekarang yang aku mau, kau bawa aku pergi dari sini, aku tidak mau tau caranya bagaimana,” kembali Aaron mengancam Jelita.“Maaf aku tidak bisa, aku akan memanggil dok–,”“Aaahhkk,” teriak Jelita saat tangannya ditusuk belati milik Aaron.Darah langsung mengalir keluar dari te

  • Dokter Cantik Pilihan Sang Mafia   Siapa Dia?

    “Tapi dia mengenalmu Jelita,” ucap Nina, Jelita sendiri langsung menatap Jelita.Dengan pelan Jelita bangkit dari duduknya, ditatapnya Nina,”Tapi aku tidak mengenalnya Nina, intinya aku sangat membenci dia, karena dia aku dan keluargaku menjadi seperti ini, bahkan aku juga tidak tahu apa karirku sekarang masih baik-baik saja atau tidak di rumah sakit, satu minggu lebih aku tidak masuk bekerja tanpa kabar dan semua itu karena dia, dan kamu masih bilang dia baik,” jelas Jelita yang membuat Nina hanya bungkam, tapi sejujurnya ingin sekali Nina memberitahu soal Bumi padanya.“Andai kamu tahu kenapa tuan Bumi sampai seperti itu sama kamu Ta,” batin Nina.“Kalau ibu dan Bayu sudah baik, kita pergi dari sini ya, aku nggak mau berhubungan lagi sama pria itu bu, dia sangat bahaya,” ucap Jelita yang hanya dijawab anggukan kepala oleh ibu dengan pasarah, begitu pun dengan Bayu, hanya bisa menurut apa yang disampaikan kakaknya.******Dua minggu sudah berlalu, apa yang disampaikan Jelita pada ibu

  • Dokter Cantik Pilihan Sang Mafia   Penjelasan Jelita

    Kini Jelita sudah berada di mobil bersiap untuk pergi menemui ibu dan adiknya, Dirga sendiri yang mengantar Jelita, mata Jelita masih melihat ke arah mansion saat Dirga baru saja melajukan mobilnya, begitu mobil sudah keluar dari mansion, helaan nafas keluar dari mulut Jelita.“Akhirnya aku bisa keluar dari tempat ini,” batin Jelita dan kini sudah menatap jalanan.Rasanya perjalanan begitu terasa lama, bahkan Jelita mata Jelita begitu terasa mengantuk, namun sekuat tenaga Jelita menahannya agar tidak sampai tertidur.Hampir satu jam perjalanan, akhirnya mobil yang dikendarai Dirga sampai di sebuah rumah yang tidak terlalu besar namun terlihat dua tingkat, Jelita sendiri hanya diam menatap rumah yang saat ini ada di hadapannya.“Silahkan masuk nona, ibu dan adik nona ada di dalam,” ucap Dirga memberitahu.Jelita langsung menolehkan kepalanya menatap Dirga,”Ini rumah siapa?” tanya Jelita karena menang tidak mengenali rumah yang ada di hadapannya saat ini.“Ini rumah tuan Bumi nona, sud

  • Dokter Cantik Pilihan Sang Mafia   Pergilah

    Sudah tiga hari ini Jelita diam saja, bahkan setiap pelayan yang bekerja di rumah Bumi mengajaknya bicara, Jelita hanya menjawab dengan gelengan kepala dan anggukan kepala.Sore ini Jelita duduk kamar taman belakang menatap ke arah kolam renang, kepala pelayan menami Jelita di belakang kursi yang diduduki Jelita, beberapa bodyguard juga ikut mengawasi dari jarak jauh.Helaan Nafas keluar dari mulut kepala Pelayan melihat Jelita yang sudah tiga hari ini diam melamun seperti tidak ada semangat hidup, “Kasihan sekali nona Jelita,” batin kepala pelayan menatap Jelita.Mobil mewah milik Bumi masuk ke mansion, begitu mobil berhenti, Bumi langsung melangkah masuk ke dalam, biasanya kepala pelayan sudah menunggu dirinya di depan, tapi tidak dengan sore ini.“Bi Lastri dimana?” tanya Bumi pada pelayan lain yang kebetulan sedang lewat.“Ada di taman belakang tuan,” jawab pelayan Bumi dengan menundukkan kepalanya takut menatap Bumi. “Sedang apa disana?” tanya Bumi.“Menemani nona Jelita,” jelas

  • Dokter Cantik Pilihan Sang Mafia   Belum Saatnya Untuk Pergi

    “Jelita,” panggil Nina.Bumi langsung membalikkan tubuhnya menatap Nina, “Langsung periksa saja, jangan jadi patung di situ, ucap Bumi.“Tapi Jelita kenapa? dia baik-baik saja kan?” tanya Jelita yang kini sudah masuk ke dalam kamar tamu dan berdiri di samping ranjang Jelita.“Kalau saya tahu dia kenapa? saya tidak perlu memanggilmu kesini,” jawab Bumi dengan suara besarnya.Nina pun tidak bersuara lagi, rasa senang karena Jelita selamat sudah sangat bersyukur bagi Nina, dengan cepat Nina mengecek suhu tubuh Jelita.“Badannya panas,” gumam Nina.“Kata pelayan saya, badannya sedikit lebam, tolong kamu obati juga,” ucap Bumi memberitahu.“Tanpa tuan suruh pun, pasti saya akan mengobati Jelita, dia sahabat dekat saya, tidak mungkin saya membiarkan Jelita merasakan sakit,” sahut Nina kini sudah menyiapkan suntikan untuk Jelita.“Bagus, kalau begitu saya tunggu di luar,” ucap Bumi kemudian langsung melangkah keluar dari kamar, Dirga pun langsung menutup pintu kamar tamu begitu Bumi keluar.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status