Kesadaran Jelita pun langsung tersadar, dengan sekuat tenaganya, Jelita langsung mendorong tubuh Bumi, dan tangannya pun langsung memberikan hadiah di pipi mulus Bumi.
PlaaaaakDirga dan Amar sang supir pribadi Bumi jelas terkejut mendengar suara tamparan di kursi tuannya, Dirga langsung menoleh ke belakang, sementara Amar melihat dari spion tengah mobil, karena Amar harus fokus dengan jalananan.“Kau,” ucap Bumi sambil memegang pipinya yang jelas terasa panas akibat tamparan dari Jelita.“Kenapa? nggak terima?”Mata Bumi langsung menatap Jelita dengan tajam mendengar perkataaan Jelita, begitu juga dengan Dirga, yang hanya bisa diam namun menatap Jelita dengan tatapan iba, karena sudah dipastikan kedepannya Jelita tidak akan baik-baik saja.“Kamu pikir aku ini wanita apa hahk? dengan kurang ajarnya kamu mencium saya, dan asal kamu tau, ini adalah ciuman pertama saya, dan kamu sudah mengambilnya tanpa hormat,” ucap Jelita yang sukses membuat Bumi terkejut, entah kenapa ada rasa senang saat mendengar apa yang dikatakan oleh Jelita.saya ikut dengan anda karena ingin bertanggung jawab atas luka-luka yang ada di tubuh karena sudah menolong saya, tapi anda justru mengambil kesempatan dalam kesempitan, dasar pria tidak tahu malu, pria mesum, dan pria nggak punya sopan santun,” ucap Jelita dengan wajah yang sudah menahan amarah.“Turunkan saya disini,” ucap Jelita langsung, namun mobil tetap melaju kencang menuju mansion Bumi.“Turunkan atau saya akan lompat,” bentak Jelita.“Jalan terus, jangan berhenti” ucap Bumi.“Kalau kau ingin lompat, silahkan…justru aku akan melihatnya pertunjukan hebatmu,” ucap Bumi.Jelita hanya diam, dilihatnya lokasi jalanan, tidak terlalu ramai oleh pengendara,, hanya saja mobil yang dikendarai oleh supir Bumi melajukan mobilnya cukup kencang.“Sepertinya kalau aku lompat, pasti tubuhku akan luka-luka,” batin Jelita yang mendadak nyalinya ciut.“Kenapa diam? katanya mau lompat, silahkan saja,” ucap Bumi yang kini menantang Jelita.“Aku nggak mau mati,” sahut Jelita dengan wajah ketus sambil melihat tangannya di dada.Bumi yang melihat reaksi Jelita entah kenapa mendadak games, namun sebisa mungkin Bumi tetap memasang wajah tanpa ekspresi.“Makanya kalau tidak mau di cium, mulut kamu dijaga omongannya,” ucap Bumi kemudian kembali duduk dengan benar. Jelita hanya bisa diam dengan wajah yang masih menahan kesal.Tidak butuh waktu lama, kini mobil yang membawa Jelita sudah sampai di mansion milik Bumi, tadinya saat gerbang utama belum terbuka, Jelita biasa saja, namun saat pintu gerbang utama sudah terbuka, Jelita justru terkejut dan membulatkan matanya.“Besar sekali rumahnya, berapa orang yang tinggal di rumah ini?” ucap Jelita dari dalam hati.Mobil pun kini berhenti tepat di pintu masuk mansion, dengan cepat Dirga langsung turun dan membuka pintu untuk Bumi, dan Bumi jelas langsung keluar dari mobil, di susul Jelita.Bumi sudah masuk lebih dulu ke dalam mansion, sedangkan jelita masih berdiri di tempat, dan mobil yang membawa Jelita sampai di mansion Bumi sudah melaju untuk di parkirkan di tempatnya.“Mari nona, silahkan masuk,” ucap Dirga yang dijawab dengan anggukan kepala oleh Jelita.Saat masuk, Jelita semakin kagum dengan isi mansion Bumi, semua barang-barang yang jelas harganya begitu fantastis, namun Jelita sama sekali tidak melihat penghuni di mansion Bumim, hanya beberapa pelayan yang lewat, dan langsung menundukkan kepala mereka saat melihat Dirga.“Silahkan masuk nona,” ucap Dirga menuju pintu berwarna coklat tua yang berada di lantai satu.“Kenapa harus masuk? saya bisa mengobati tuan kamu di ruang tamu? tidak perlu di dalam kamar,” “Ini bukan kamar tuan Bumi nona, kamar tuan Bumi ada di lantai tiga, ini ruang santai tuan Bumi,” jelas Dirga.“Sama saja, saya tidak mau masuk, saya tidak mau berduaan di dalam, kalau tuan kamu tidak mau saya obati di ruang tamu, saya lebih baik pulang,”tolak Jelita dan mengancam.“Nona kalau sudah masuk ke dalam mansion ini, tidak akan bisa keluar dari sini, karena penjagaan rumah ini jelas sangat ketat,” jelas Dirga.“Saya tidak peduli, cepat dipanggil tuan kamu atau saya pulang sekarang,” “Jangan main-main nona, atau anda akan menyesal nantinya,” ucap Dirga dan menatap Jelita dengan tajam.Dengan menahan emosi, Jelita pun dengan cepat langsung membuka pintu dengan sedikit kasar.CeklekBumi yang duduk di sofa sambil menyandarkan kepalanya dan menutup matanya pun jelas terkejut, matanya langsung terbuka dan matanya juga langsung menatap ke arah pintu yang terbuka.“Kau memang tidak jera juga ya,” ucap Bumi.“Tidak usah basa basi, beri aku kotak p3k nya, biar saya langsung obati kamu, dan saya bisa segera pulang dari sini, karena tugas saya sudah selesai,”“Kamu nggak akan bisa keluar dari sini sampai luka di tubuh saya hilang bekas lukanya,” “Jangan gila, jelas itu membutuhkan waktu lumayan lama, kamu mau buat aku di pecat dari rumah sakit,” emosi Jelita yang sudah memuncak.“Kalau bisa kenapa tidak,” sahut Bumi dengan santai dan kembali merebebahkan kepalanya dan memejamkan matanya.Tangan Jelita sudah terkepal erat, pak Anton kepala pelayan yang baru saja datang dan memberikan kotak p3k pada Jelita, dengan cepat langsung di ambil oleh Jelita.Kakinya pun langsung melangkah untuk mendekati Bumi, dan Dirga sendiri memilih untuk menutup pintu ruang santai tuannya.“Obati luka saya dengan lembut,” ucap Bumi namun Jelita sama sekali tidak mendengarnya. Justru Jelita mengobati Bumi dengan kasar.“Awwww,” terkejut Bumi saat kapas yang sudah dicampur betadine mengenai lukanya, dan tekanan kuat yang diberikan oleh Jelita.“Telinga kamu budek hahk, saya sudah bilang obati saya dengan lembut, kenapa kamu justru melakukannya dengan kasar,” bentak Bumi.“Saya sudah melakukannya dengan sangat lembut, kamu saja yang tidak tahan sakit,” ucap Jelita.“Kau memang tidak ada takutnya dengan saya ya,”“Buat apa aku takut dengan kamu, kita sama-sama manusia, sama-sama makan nasi, sama setan saja aku nggak takut, apalagi sama kamu,”“Kau,” Bumi sudah habis kesabaran.Dengan cepat tangan Bumi menarik tangan Jelita dengan kuat dan membuat Jelita langsung menubruk tubuh Bumi, tangan Bumi yang satu langsung melingkari pinggang Jelita.“Lepas,” bentak Jelita sambil berontak.“Sepertinya apa yang aku lakukan tadi denganmu di mobil tidak membuat mulutmu yang lantam ini jera ya, dan sekarang aku akan memberikanmu hukuman yang lebih dari itu, biar kamu jera dan tidak bicara seenaknya lagi,” ucap Bumi.Dengan cepat Bumi langsung menarik tengku Jelita dan kembali menempelkan bibirnya di bibir Jelita, namun kali ini bukan hanya menempel saja, tapi Bumi justru memberikan lumayan pada bibir Jelita, dan membuat tubuh Jelita seketika langsung menegang.Bumi sendiri yang tadinya ingin memberikan hukuman pada Jelita, justru lupa diri, Bumil merasakan sensasi yang sangat berbeda saat mencium dan melumat bibir tipis milik Jelita.“Sepertinya bibir ini akan menjadi candu untukku,” batin Bumi yang semakin memperdalam ciumannya, Jelita sendiri sudah meronta-ronta, namun pelukan Bumi membuat Jelita tidak bisa lepas sama sekali.Mata Jelita terbuka dengan perlahan, rasa pusing terasa di kepalanya, setelah matanya terbuka dengan sempurna, Jelita melihat sekeliling ruangan, matanya langsung membulat saat dirinya saat ini bukan berada di kamarnya, cepat-cepat Jelita langsung bangun dari tidurnya.“Aku dimana?” tanya Jelita sambil memegang kepalanya yang terasa pusing.CeklekPintu kamar yang ditiduri Jelita terbuka, seorang wanita paruh baya masuk ke dalam kamar sambil membawa nampan di tangannya.“Nona, silahkan sarapan dulu, tuan tadi berpesan kalau nona wajib sarapan pagi,” ucap wanita paruh bayah yang masih belum diketahui namanya oleh Jelita.Sementara Jelita yang mendengar kata tuan langsung teringat dengan Bumi, bahkan Jelita juga teringat dengan apa yang sempat terjadi tadi malam.Jelita langsung menghembuskan napasnya dengan kasar, “Letak di atas nakas aja bu, nanti saya makan,” “Bi Lastri non, panggil saya bi Lastri,” pelayan kepercayaan Bumi mengenalkan dirinya pada Jelita.“Ahka iya, salam kenal ya
“Bagaimana? sudah dapat kabar siapa wanita itu?” tanya Aaron, pria yang sama tampannya seperti Bumi, namun Aaron memilih jalan yang salah dengan bekerja menjadi bandar Narkoba dan menjual pistol secara ilegal, bahkan Aaron juga tidak segan-segan menjual organ manusia hanya untuk membuat dirinya semakin kaya agar bisa menyamai kekayaan Bumi.“Info yang saya dapat, wanita itu hanya seorang dokter tuan, tidak ada hubungan apa-apa dengan musuh kita,” jelas Banu, asisten Aaron.“Ck, kamu kira mataku buta hahk, Bumi itu terang-terangan menolong wanita itu, mana mungkin Bumi tidak ada hubungannya dengan wanita itu, dia hampir tadi hampir saja kehilangan nyawanya hanya demi menyelamatkan wanita berhijab itu,” bentak Aaron yang langsung membuat Banu menundukkan kepalanya.“Aku tidak mau tau Banu, secepatnya bawa wanita itu ke hadapanku, aku yakin Bumi pasti akan datang untuk menolongnya, dan untuk itu aku akan memanfaatkan wanita itu agar Bumi mau menyerahkan asetnya, dan aku juga bisa membala
Jelita langsung mendekati Dirga yang berdiri tidak jauh pintu kamar Bumi."Coba kamu ulangi perkataan kamu barusan," ucap Jelita menatap Dirga."Emm...i-tu nona, saya hanya men-,""Ahk lama," ucap Jelita dan kembali masuk ke dalam kamar Bumi, kakinya melangkah menuju kamar mandi, saat tangannya terangkat bersiap untuk menggedor pintu kamar mandi, justru pintu kamar mandi yang terbuka lebih dahulu dan menampakkan dada bidang Bumi.Mata Jelita seketika langsung membulat, sedangkan Bumi justru menatap Jelita dengan santai."Kau sudah merindukanku? Sampai-sampai kau tidak sabar menungguku selesai mandi?" tanya Bumi dengan wajah santainya.GlekJelita menelan Salivanya dengan kelat melihat tetesan air yang jatuh membasahi bahu kekar Bumi.Dengan pelan Jelita memundurkan langkahnya, namun Bumi justru malah maju mendekati Jelita."Ak-aku mau bicara sama kamu, tapi sebaiknya kamu selesaikan dulu pakai baju," ucap Jelita dan langsung balik badan memilih untuk keluar dari kamar Bumi, namun tan
"Kamu mau apa?" tanya Jelita menahan tangan Bumi.Belum sempat Bumi menjawab, suara letusan dari ban mobilnya terdengar akibat tembakan dari anak buah Aaron.Duaaaaar“Aaaaaaaaaa,” teriak Jelita sambil memeluk lengan Bumi dengan begitu kuat.CiiiiiiiiiiiiiiiitBraaaaakSupir handal Bumi berhasil mengendalikan mobil tuannya agar tidak terbalik, namun mobil Bumi terpaksa menghantam pohon besar.“Sial,” ucap Bumi.Dilihatnya Jelita yang sudah ketakutan dengan tubuh bergetar hebat, kepalanya melihat ke belakang, mobil anak buah Aaron sudah semakin dekat.“Ayo, kita keluar,” Bumi langsung menarik tangan Jelita.“Hahk..mau kemana?” tanya Jelita begitu terlihat begitu takut.“Jangan banyak bertanya, ayo cepat,” ucap Bumi.“Hadang mereka,” ucap Bumi lagi pada Dirga dan Amar.“Baik tuan,” sahut Dirga yang juga sudah keluar dari mobil, sementara AMar menghubungi anak buah Bumi untuk segera datang ke lokasi dan membantu mereka.“Kita mau kemana?” tanya Jelita saat Bumi menarik tangannya masuk ke
“Tetaplah di belakangku, dan tutup matamu,” ucap Bumi yang langsung dijawab anggukan kepala oleh Jelita.“Serahkan wanita itu,” ucap Banu.“Siapa kau berani memerintahku?” tanya Bumi menatap Banu dengan tatapan tajamnya.Banu tidak menjawab, kepalanya menoleh ke arah anak buahnya, seperti tau apa yang dimaksud bos nya, anak buah Banu langsung menekan sesuatu yang ada di kantong celananya.“Aku hanya mau membawa wanita itu tuan Bumi, bukan mencari masalah denganmu,” ucap Banu lagi.“Langkahi dulu mayatku, baru kau bisa membawa dia,” ucap Bumi menantang Banu.“Dasar keras kepala,” ucap Banu kemudian langsung mengangkat tangannya dan melayangkan satu peluru ke arah BumiDooor“Aaahkkkkk,”teriak Jelita ketakutan dan memeluk Bumi, Bumi sendiri sudah menghindar dengan satu tangannya membawa Jelita kedalam pelukannya.Bumi pun langsung membalas tembakan pada Banu dan anak buahnya, sekali tembakan anak buah Banu langsung terkapar tak sadarkan diri, sedangkan Banu sudah bersembunyi di balik po
“Asal kau tau, aku itu tidak sembarangan menyentuh wanita, jadi kau–,”“Bohong, kau bohong, bahkan kau sudah dua kali mencium aku, dan kau masih menyangkal kalau kau bukan pria brengsek,” potong Jelita membalas bentakan Bumi.“Dengar ya tuan Bumi yang terhormat, sebelum aku bertemu dengan kamu, hidupku baik-baik saja, tapi setelah aku bertemu dengan kamu, sekarang hidupku berantakan, kau sudah membuat aku tidak nyaman,” lanjut Jelita dengan wajah yang sudah berlinang air mata.Bumi terdiam, entah kenapa mendengar apa yang dikatakan Jelita membuat dadanya terasa sakit, sedangkan Dirga juga hanya bisa diam dengan kepala menunduk.“Aku nggak tau gimana nasibku sekarang, karena jelas aku pasti akan dipecat karena aku tidak ada izin dengan untuk tidak hadir, kalau aku sampai di pecat aku harus membiayai keluargaku di kampung bagaimana, apa kau pernah berpikir kesana hahk,” bentak Jelita lagi.“Yang kau pikirkan hanya keinginanmu saja, tapi kau tidak memikirkan nasib orang lain, termasuk ak
Bumi kini sudah membawa Jelita untuk beristirahat di hotel, kedua manusia ini sama-sama diam menuju kamar hotel yang sudah di pesan terlebih dahulu.“Ini kamar tuan?” ucap Dirga yang dijawab dengan anggukan kepala oleh Bumi.“Dimana kamarku?” tanya Jelita karena Dirga hendak pergi.“Disini, bareng sama saya,”“Apa!!” Jelita jelas terkejut dan menatap Bumi dengan tatapan tajamnya.“Aku tidak mau, kau kira aku wanita murahan yang bisa tidur dengan seorang lelaki tanpa ada ikatan hahk,” bentak Jelita.“Ikuti saja kalau kau mau dirimu aman Jelita,” ucap Bumi yang untuk pertama kali bicara lembut pada Jelita, bahkan Bumi sampai menyebut nama Jelita.“Nggak, aku nggak mau, lagian disini aku yakin tidak ada kejadian hal gila seperti saat di Jakarta,” Jelita tetap menolak.“Siapa yang bilang, Aaron itu anak buahnya ada dimana-mana, dan dia tahu kalau saya saat ini sedang berada di negara ini, jadi menurutlah kalau kau masih sayang dengan nyawamu,” ucap Bumi.“Benar nona, anak buah Aarin ada d
Bus yang membawa Bayu sudah sampai di kota Jakarta, kepalanya menoleh ke kanan dan kiri untuk mencari tukang ojek agar bisa mengantarkannya sampai di rumah sakit dimana Jelita bekerja, kebetulan jam masih menunjukkan jam sebelas siang.Bayu melangkah menuju terminal, namun tiba-tiba dari arah belakang punggung Bayu dipukul dari belakang, dan tak lama Bayu langsung tidak sadarkan diri.“Bawa dia,” ucap anak buah Aaron pada temannya.“Siap,” Dengan cepat orang kepercayaan Aaron memberitahu tuannya kalau rencana pertama berhasil.Di negara lain, senyum Aarin langsung terbit saat mendapat kabar dari anak buahnya, “Bagus, setelah adiknya, ibu nya yang kita ringkus, setelah itu aku akan menemui wanita itu,” ucap Aaron yang sudah mempunyai rencana agar bisa menaklukkan Bumi.Di kamar Bumi, Jelita masih diam duduk di sofanya, namun karena lelah, tidak lama mata Jelita tertutup dan Jelita pun tertidur dengan nyenyaknya di sofa dalam keadaan duduk.CeklekBumi keluar dari kamar mandi, matanya
“Lanjutkan nona,” ucap Dirga yang membuat Nina menatap Dirga.Nina pun menjawab dengan anggukan kepala, sesekali matanya melirik Jelita dan Bumi yang masih saling menempelkan bibir mereka.Hampir sepuluh menit, akhirnya Nina sudah selesai menjahit luka Jelita kembali, begitu sudah beres, Dirga yang masih melihat tuannya menikmati cumbuannya dengan Jelita, tanpa bersuara langsung menarik Nina keluar untuk pergi ke lantai satu, bahkan Dirga juga melarang siapapun untuk naik ke lantai atas.“Tuan, kenapa kita harus pergi, harusnya kita bersuara tadi, jadi mereka tidak melanjutkan ciuman mereka, saya takut mereka justru keterusan dan–,’“Tidak akan terjadi apa-apa nona, jadi tidak ada yang perlu anda khawatirkan,” potong Dirga.“Kenapa anda bisa seyakin itu nona, yang namanya pria dan wanita kalau sudah saling bercumbu pasti akan keterusan,”“Tuan Bumi tidak akan melakukan apa-apa pada nona Jelita, jadi nona tidak perlu takut,” ucap Dirga menatap Nina dengan tatapan malas.“Ck, dasar sok
Bumi sudah keluar dari mobil lebih dulu, disusul Jelita yang melangkah masuk ke dalam mansion dengan kepala menunduk. baru beberapa langkah Jelita masuk ke dalam mansion, suara orang yang begitu dikenalnya memanggil dirinya.“Kak Jelita,” Jelita langsung mengangkat kepalanya, air mata yang tadi sempat mengering di matanya, kini kembali berkaca-kaca saat melihat Bayu saat ini ada di depan matanya.“Bayu,” panggil Jelita dengan suara tercekat.Dengan cepat Jelita Jelita langsung memeluk adiknya, Bumi yang melihat jelas langsung menolehkan kepalanya ke arah lain, entah kenapa ada rasa tidak suka saat Jelita memeluk Bayu, walau pun Bayu adik kandung Jelita.“Dek, kamu kok bisa aja disini? terus ibu mana?” tanya Jelita.“Aku dibawa orang suruhan kak Bumi kak,”“Kak,” beo Jelita menatap Bayu, kemudian matanya melihat Bumi yang berdiri tidak jauh darinya dan Bayu.“Iya, kak Bumi yang untuk di panggil itu,” jelas Bayu.“Tadi waktu aku dan ibu di rumah kakak, tiba-tiba ada yang menggedor pint
Saat ini Jelita sedang menunggu taksi online yang sudah di pesannya, Nina yang sendiri yang tidak mau Jelita kenapa-napa pun menyusul Jelita ke depan rumah sakit, pun dengan Rizal.“Ta, pulangnya sama aku ya, sebentar aku ambil mobil dulu,” ucap Nina yang membuat Jelita terkejut.“Nggak usah Na, aku naik taksi aja, aku udah pesan juga,” tolak Jelita.“Yauda aku aja yang antar kamu,” kini Rizal yang bersuara.“Ck, jangan gila deh Zal, kamu masih ada operasi satu jam lagi,” tolak Jelita juga.“Tapi kamu bahaya kalau pulang sendiri Ta, ingat, pasti anak buah musuh nya tuan Bumi berkeliaran disini, aku nggak mau kalau sampai mereka menangkapmu, jelas aku orang yang paling merasa bersalah kalau terjadi apa-apa sama kamu,” ucap Nina.“Tap–,”“Biar saya yang antar Jelita pulang,”DegRizal dan Nina langsung menolehkan kepala mereka ke asal suara, Tapi tidak dengan Jelita, yang mana hanya diam di tempat, bahkan Jelita tidak menolehkan kepalanya sama sekali karena sejujurnya Jelita sudah tahu
“Jadi pria yang aku tangani tadi itu yang sudah menculik ibu sama Bayu?” tanya Nina yang langsung dijawab anggukan kepala oleh Jelita dengan cepat.“Fiks..kamu dalam bahaya Ta,”“Bahaya kenapa?” tanya Rizal yang baru saja masuk ke ruangan Jelita karena baru saja selesai operasi, dan samar-samar Rizal mendengar apa yang dikatakan Nina pada Jelita.“Ini Zal, orang yang sudah melukai tangan Jelita itu pasien yang tadi aku tangani yang sebelumnya Jelita tangani, mereka itu yang menculik ibu sama Bayu,” jelas Nina.“Apa!!” Rizal juga sama, tak kalah terkejutnya.“Dan aku sangat yakin kalau sekarang ini Jelita pasti dalam bahaya, karena pria itu adalah musuh tuan Bumi,” ucap Nina lagi memberi tahu.“Apa hubungannya sama tuan Bumi dan Jelita?” tanya Rizal yang memang belum mengetahui apa-apa, sebab Rizal tahu nya hanya Jelita di tahan tuan Bumi, dan Rizal tidak tahu soal Aaron karena Jelita memang menceritakan masalah Aaron pada Rizal dan Nina.“Dia itu musuhnya tuan Bumi, Aaron tau nya aku
Jelita terdiam terpaku di tempatnya saat melihat Aaron lah yang berada di brankar tepat di hadapannya.“Bawa saya lari dari sini, atau kau akan mati saat ini juga,” ancam Aaron mengeluarkan belati di tangannya.“Dok ini kain kasa dan kapas nya,” ucap suster yang mampu menyadarkan Jelita, dengan pelan Jelita menundukkan kepalanya mengambil kain kasa dan perban yang diberikan suster, matanya melihat Aaron yang juga menatapnya dengan tajam.Begitu sag suster pergi, Aaron kembali bersuara, “Bawa saya pergi dari sini, atau kau akan mati saat ini juga,” ancam Aaron lagi.“Bagaimana mungkin aku bisa membawamu dari sini, sementara saat ini kau terluka parah, kepalamu berdarah,” “Luka kecil ini tidak berpengaruh padaku, sekarang yang aku mau, kau bawa aku pergi dari sini, aku tidak mau tau caranya bagaimana,” kembali Aaron mengancam Jelita.“Maaf aku tidak bisa, aku akan memanggil dok–,”“Aaahhkk,” teriak Jelita saat tangannya ditusuk belati milik Aaron.Darah langsung mengalir keluar dari te
“Tapi dia mengenalmu Jelita,” ucap Nina, Jelita sendiri langsung menatap Jelita.Dengan pelan Jelita bangkit dari duduknya, ditatapnya Nina,”Tapi aku tidak mengenalnya Nina, intinya aku sangat membenci dia, karena dia aku dan keluargaku menjadi seperti ini, bahkan aku juga tidak tahu apa karirku sekarang masih baik-baik saja atau tidak di rumah sakit, satu minggu lebih aku tidak masuk bekerja tanpa kabar dan semua itu karena dia, dan kamu masih bilang dia baik,” jelas Jelita yang membuat Nina hanya bungkam, tapi sejujurnya ingin sekali Nina memberitahu soal Bumi padanya.“Andai kamu tahu kenapa tuan Bumi sampai seperti itu sama kamu Ta,” batin Nina.“Kalau ibu dan Bayu sudah baik, kita pergi dari sini ya, aku nggak mau berhubungan lagi sama pria itu bu, dia sangat bahaya,” ucap Jelita yang hanya dijawab anggukan kepala oleh ibu dengan pasarah, begitu pun dengan Bayu, hanya bisa menurut apa yang disampaikan kakaknya.******Dua minggu sudah berlalu, apa yang disampaikan Jelita pada ibu
Kini Jelita sudah berada di mobil bersiap untuk pergi menemui ibu dan adiknya, Dirga sendiri yang mengantar Jelita, mata Jelita masih melihat ke arah mansion saat Dirga baru saja melajukan mobilnya, begitu mobil sudah keluar dari mansion, helaan nafas keluar dari mulut Jelita.“Akhirnya aku bisa keluar dari tempat ini,” batin Jelita dan kini sudah menatap jalanan.Rasanya perjalanan begitu terasa lama, bahkan Jelita mata Jelita begitu terasa mengantuk, namun sekuat tenaga Jelita menahannya agar tidak sampai tertidur.Hampir satu jam perjalanan, akhirnya mobil yang dikendarai Dirga sampai di sebuah rumah yang tidak terlalu besar namun terlihat dua tingkat, Jelita sendiri hanya diam menatap rumah yang saat ini ada di hadapannya.“Silahkan masuk nona, ibu dan adik nona ada di dalam,” ucap Dirga memberitahu.Jelita langsung menolehkan kepalanya menatap Dirga,”Ini rumah siapa?” tanya Jelita karena menang tidak mengenali rumah yang ada di hadapannya saat ini.“Ini rumah tuan Bumi nona, sud
Sudah tiga hari ini Jelita diam saja, bahkan setiap pelayan yang bekerja di rumah Bumi mengajaknya bicara, Jelita hanya menjawab dengan gelengan kepala dan anggukan kepala.Sore ini Jelita duduk kamar taman belakang menatap ke arah kolam renang, kepala pelayan menami Jelita di belakang kursi yang diduduki Jelita, beberapa bodyguard juga ikut mengawasi dari jarak jauh.Helaan Nafas keluar dari mulut kepala Pelayan melihat Jelita yang sudah tiga hari ini diam melamun seperti tidak ada semangat hidup, “Kasihan sekali nona Jelita,” batin kepala pelayan menatap Jelita.Mobil mewah milik Bumi masuk ke mansion, begitu mobil berhenti, Bumi langsung melangkah masuk ke dalam, biasanya kepala pelayan sudah menunggu dirinya di depan, tapi tidak dengan sore ini.“Bi Lastri dimana?” tanya Bumi pada pelayan lain yang kebetulan sedang lewat.“Ada di taman belakang tuan,” jawab pelayan Bumi dengan menundukkan kepalanya takut menatap Bumi. “Sedang apa disana?” tanya Bumi.“Menemani nona Jelita,” jelas
“Jelita,” panggil Nina.Bumi langsung membalikkan tubuhnya menatap Nina, “Langsung periksa saja, jangan jadi patung di situ, ucap Bumi.“Tapi Jelita kenapa? dia baik-baik saja kan?” tanya Jelita yang kini sudah masuk ke dalam kamar tamu dan berdiri di samping ranjang Jelita.“Kalau saya tahu dia kenapa? saya tidak perlu memanggilmu kesini,” jawab Bumi dengan suara besarnya.Nina pun tidak bersuara lagi, rasa senang karena Jelita selamat sudah sangat bersyukur bagi Nina, dengan cepat Nina mengecek suhu tubuh Jelita.“Badannya panas,” gumam Nina.“Kata pelayan saya, badannya sedikit lebam, tolong kamu obati juga,” ucap Bumi memberitahu.“Tanpa tuan suruh pun, pasti saya akan mengobati Jelita, dia sahabat dekat saya, tidak mungkin saya membiarkan Jelita merasakan sakit,” sahut Nina kini sudah menyiapkan suntikan untuk Jelita.“Bagus, kalau begitu saya tunggu di luar,” ucap Bumi kemudian langsung melangkah keluar dari kamar, Dirga pun langsung menutup pintu kamar tamu begitu Bumi keluar.