Share

Bab 15. Apartemen Baru

Penulis: Agniya14
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-28 22:28:11

Yudhi tetap memaksa mengantar Arina sampai ke rumahnya, tentu saja bersama orang tua Arina. Sampai di rumah Arina, Yudhi tidak masuk rumah dulu, tetapi langsung pamit dan Arina tidak menggubrisnya sama sekali.

Setelah kepulangan Yudhi, Arya mengajak anaknya bicara di kamar. Dia sendiri kasihan melihat Yudhi diabaikan oleh anaknya. Ada hal yang masih belum dipahami oleh Arina, tetapi semua itu dilakukan orang tuanya demi kebaikan anaknya sendiri.

"Rin, Papa tahu kamu pengennya pernikahanmu seperti kebanyakan orang, tapi kamu bukan menikah dengan orang biasa. Yudhi itu sekarang ini nyawanya sedang terancam. Kamu tahu sendiri kan karena pernah menyelamatkan nyawanya sebelum kalian menikah. Bagaimana pun juga dia tetap suamimu, Rin. Jangan abaikan dia seperti itu," ucap Arya sambil duduk di tepi ranjang Arina. Pria itu mengusap lembut pundak anaknya yang sedang berbaring membelakanginya.

Arina menarik napas dalam-dalam untuk menekan rasa kesalnya. "Sekarang Papa sama mama kan tahu Mas
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 16. Dokter Pribadi

    Yudhi membawa Arina ke dapur di unit apartemen milik istrinya. Di sana sudah tersedia peralatan dapur lengkap dan sebuah lemari es yang isinya sudah penuh dengan berbagai jenis sayur dan protein yang bisa dimasak. "Kamu kan biasa masak, Rin, terus Mas juga lebih suka masak, jadi mulai besok pagi kita masak sarapan lalu malamnya kamu bisa masak atau kita masak bareng. Yah, itu tergantung kapan Mas pulang ke apartemen." Arina menganggukkan kepala. Dia lihat suaminya sudah mempersiapkan semua dengan baik, bahkan dia pun belum terpikir sampai ke situ. Yang Arina pikirkan selama tinggal di sana dia akan sering membeli makanan di luar. "Terus kalau bahan makanannya habis aku yang belanja, Mas?" tanya Arina membayangkan dia harus belanja sendiri dan membawa banyak bawaan dari supermarket. "Ya jangan dong, nanti kamu capek. Kita pesen semua lewat online aja, Mas ada toko langganan terus pesen pagi nanti siangnya diterima sama pembantu di sini, dia yang akan merapikan semuanya di kulkas. M

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 17. Kedatangan Nanda

    Nanda tersenyum meremehkan Yudhi dan Arina. "Dokter pribadi, ya? Emang kamu tahu dokter ini dari rumah sakit mana?" "Tahu." Yudhi menyebutkan nama rumah sakit milik Arya tempat Arina bekerja. "Hmm ... jadi, kondisi kamu gimana, Yud setelah dirawat sama dokter ini? Namanya siapa sih?" Nanda berlagak tidak mengenal Arina dan benar-benar meremehkan Arina sebagai dokter. "Kondisiku sudah lebih baik, Nan. Oh ya, kamu mau ngapain ke sini selain mau nengokin aku?" tanya Yudhi penasaran. Sebelum ini dia selalu bersikap baik pada Nanda, tetapi entah kenapa kali ini melihat wajah Nanda saja sudah membuat Yudhi emosi dan ingin menghajar pria itu. Apa semua karena Arina? Pria yang ada di hadapannya saat ini pernah menyakiti hati istrinya dulu sebelum dia bertemu dengan Arina. Namun, tetap ada hal yang disyukuri Yudhi karena Nanda menyakiti Arina, dia menikah dengan perempuan itu dan Arina pun masih terjaga kehormatannya karena Nanda tidak pernah berhasil merayu Arina agar mau melayani nafsu b

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 18. Apa Ini, Mas?

    Mood Arina benar-benar menjadi buruk setelah pagi-pagi bertemu dengan Nanda. Rasa kesalnya pada pria itu sampai ke ubun-ubun. Ingin marah, tetapi tidak tahu harus melampiaskannya ke mana. Perempuan itu mencoba mencari penghiburan dengan mengirimkan pesan chat pada suaminya. Tidak perlu menunggu jawaban, Yudhi langsung menelepon Arina, dengan cepat perempuan itu pun menerima panggilan telepon dari suaminya. "Kenapa, Rin?" tanya Yudhi dengan penuh perhatian. "Aku lagi bete, Mas. Pagi-pagi udah dibikin kesel sama orang." "Oh, siapa yang bikin kesel? Cerita dong, Mas siap dengerin." Arina merasa aneh pada suaminya, Bisa-bisanya Yudhi pada jam kerja kantor malah mau mendengarkan curhatan istrinya seperti sedang tidak ada kerjaan saja. "Mas. Emang Mas lagi enggak ada kerjaan, ya?" "Kerjaan Mas banyak banget, Rin. Enggak habis-habis malah, tapi buat Mas dengerin curhatan kamu lebih penting daripada tumpukan berkas di meja ini. Kalau kamu sampai ngambek maka semua kerjaan ini jadi engga

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 19. Minta Ganti Rugi

    Setelah jalan bersama sang suami, kini mood Arina mulai membaik. Saat ini mereka sudah kembali ke apartemen, Arina sedang mandi dan Yudhi menunggu di kamar. Selesai makan malam nanti Yudhi akan menagih cerita dari istrinya tentang apa yang terjadi hari itu. Yudhi melihat Arina keluar dari kamar mandi, pria itu pun tersenyum. "Rin, malam ini Mas yang masak ya, kamu nunggu aja sambil nonton TV." Yudhi mengajak Arina keluar dari kamar bersama. Pria itu mendorong punggung istrinya menuju sofa depan TV lalu dia menekan bahu Arina agar duduk di sofa itu. "Jangan ke mana-mana, ya. Tunggu di sini!" Yudhi meraih remote TV lalu menyalahkannya. Dia stel TV di siaran film romantis lalu dia tinggalkan istrinya menonton sendiri untuk memasak di dapur. Yudhi cukup mahir memasak di dapur. Dia memang sudah terbiasa memasak sendiri di apartemen, menu masakan sederhana dengan bahan simpel dia bisa, tetapi jika diminta memasak rendang atau opor dia menyerah. Setelah berkutat di dapur akhirnya Yudhi m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab. Arina Ngambek

    Jantung Yudhi berdebar kencang mendengar ucapan pria yang baru saja menerobos masuk ke ruangannya. Dia dekati pria yang belum dia kenal itu lalu tersenyum ramah. Saat itu Yudhi lupa pada janjinya dengan Arina. "Kita bisa bicara baik-baik kan, Pak, silakan duduk. Saya akan dengarkan keluh an Bapak." Yudhi menuntun pria itu menuju kursi yang ada di ruangannya. Dia pinta sekretarisnya ikut di dekatnya. "Jadi, apa masalahnya ya, Pak?" tanya Yudhi dengan baik-baik. Dia ingin semuanya menjadi jelas hari itu juga. "Pokoknya saya mau minta ganti rugi!" Pria itu kukuh dengan keinginannya. "Sebentar ya, Pak. Sebelum saya ganti rugi, tolong jelaskan dulu ada masalah apa? Kalau boleh tahu nama Bapak siapa?" "Saya Anwar. Saya datang ke sini mau minta ganti rugi. Seminggu yang lalu anak saya meninggal karena mengalami kecelakaan di proyek pembangunan apartemen PT. Bratajaya. Sampai saat ini belum ada satu pun perwakilan dari perusahaan ini yang datang ke rumah. Tidak ada omongan apa pun dan t

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 21. Demo

    Hari ini Yudhi mengajak Arina bertemu orang tuanya. Sebelum memperkenalkan Arina secara langsung pada kedua orang tuanya, Yudhi lebih dulu menceritakan sosok Arina hingga kejadian yang menyebabkan keduanya harus menikah. Orang tua Yudhi tidak marah sama sekali karena baru diberitahu soal pernikahan dadakan yang terjadi pada anaknya. Mereka justru merasa senang karena Yudhi akhirnya menikah. Selama ini anak mereka terlihat sibuk dengan pekerjaan dan tampak tidak tertarik dengan perempuan. Mereka sempat khawatir Yudhi tidak mau menikah seumur hidupnya dan hanya setia pada pekerjaan saja. Kebahagiaan orang tua Yudhi tidak sampai di situ, mendengar Arina sedang hamil mereka semakin senang karena sudah tidak sabar ingin menimang cucu. Yudhi meminta mereka berjanji untuk merahasiakan pernikahan anaknya sementara demi keselamatan Arina dan janin dalam kandungannya. "Kenapa enggak bilang pas kamu balik kemarin, Yud? Jadi, istrimu itu ada penyelamat sekaligus anak dari Arya, teman Papa?" pr

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 22. Mencurigai Nanda

    Yudhi tiba di dekat lokasi demo di salah satu tempat proyek pembangunan apartemen yang dibangun oleh perusahaannya. Arina sudah diantar ke rumah orang tuanya. Dia menemui kepala proyek pembangunan apartemen itu, tidak menemui masa yang berdemo."Yang pegang proyek ini Nanda, kan? Sekarang dia di mana?" tanya Yudhi pada kepala proyek bernama Bram. "Enggak bisa dihubungi, Pak." "Wah, gawat ini, dia ke mana sih? Ini yang demo tuntutan mereka apa?" "Mereka mau apartemen ini segera selesai dan bisa ditempati." "Terus apa masalahnya sampai pembangunan apartemen ini berjalan lambat?" Yudhi menghembuskan napas kasar. "Macet di keuangan, Pak." "Hah? Kok bisa? Semua proyek kan sudah ada lokasi dana masing-masing, kenapa bisa mandek kayak gini sih?" Yudhi mulai kesal karena itu. "Bapak coba bicara dengan Pak Nanda, apa yang terjadi dengan pengelolaan keuangan untuk pembangunan di sini. Saya enggak bisa banyak bicara, Pak." Yudhi kesal pada Nanda karena proyek yang dia pegang terjadi kete

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 23. Panggil Nanda!

    Yudhi dan Arina sudah bersiap untuk berangkat ke tempat kerja masing-masing dari apartemen. Namun, Yudhi tidak mengantar Arina ke rumah sakit pagi itu. Perempuan itu memesan taksi untuk menuju rumah sakit. "Rin, nanti malam pulang ke rumah orang tuamu aja ya. Mas mau ada meeting nanti malam. Belum tahu pulangnya jam berapa, bisa tengah malam." "Aku enggak boleh nunggu di sini, Mas?" "Jangan. Mas enggak mau kamu sendirian di apartemen. Khawatir ada apa-apa, ya." Arina tahu suaminya selalu merasa khawatir padanya. Lebih baik dia menurut daripada terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. "Ya, Mas. Nanti aku pulang ke rumah mama. Jadwal ke dokter kandungan nanti aku kabari, ya." Arina mencium punggung tangan suaminya lalu dia pun pamit berangkat ke rumah sakit dengan taksi. Mereka pun berpisah di parkiran. ***Arina sudah tiba di rumah sakit dan berada di ruangannya. Saat perempuan itu bersiap untuk praktek pagi, terdengar suara ketukan di pintu. "Masuk!" ucap Arina pada orang yang m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09

Bab terbaru

  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 40. Ending

    Setelah diperiksa oleh dokter di rumah sakit dan dinyatakan hamil, Yudhi mengajak Arina konsultasi ke dokter kandungan yang ada jadwal praktek pagi. Setelah diperiksa dengan USG, Arina dinyatakan hamil empat minggu. Dia sendiri tidak menyangka bisa hamil anak kedua secepat itu karena siklus bulanannya belum datang lagi sejak terakhir dia hamil anak pertama. “Dokter kan tahu jika setiap bulan sel telurnya yang matang tetap dilepaskan seperti biasa, hanya saja memang dinding rahimnya tidak menebal karena pengaruh hormon. Selamat ya, Dok atas kehamilan anak keduanya, semoga saja semuanya lancar.” Dokter kandungan yang sudah kenal dengan Arina itu mendoakannya.“Aamiin, terima kasih ya, Dok. Kami pamit pulang dulu.”Yudhi mengajak Arina kembali ke mobilnya. Perempuan itu menarik napas panjang untuk menangkan diri menerima keputusan jika dia telah hamil anak kedua dan harus menerima semuanya dengan lapang dada.“Mas, kayaknya aku harus ngajuin cuti lagi ini ke papa. Padahal aku belum masu

  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 39. Hamil Lagi

    Yudhi tetap terus membantu Arina mengurus anak mereka. Perempuan itu minta cuti satu tahun pada sang papa untuk mengasuh anak pertamanya dan tidak mau melewatkan setiap perkembangan yang dialami putri pertamanya. Begitu juga dengan Yudhi, dia pun tidak mau melewatkan kesempatan yang sama. Meskipun mereka sudah kembali ke apartemen, Arina tetap mengurus bayinya sendiri dengan bantuan ART di rumah untuk mengerjakan pekerjaan rumah dan menemani Arina saat suaminya bekerja. Pada suatu malam, Yudhi ingin membicarakan sesuatu pada Arina, dia pun membahasnya dengan perempuan itu. "Sayang, Mas ada rencana nih. Mas mau minta persetujuan kamu, tapi dengerin dulu, ya." Arina menganggukkan kepala siap mendengar semua apa pun yang akan suaminya katakan padanya. "Jadi, Mas ada rencana mau bikin pesantren." Arina terkesiap mendengar rencana sang suami. Mengapa dia tiba-tiba ingin membangun pesantren, padahal mereka belum pernah membalas ini sebelumnya. "Pesantren, Mas? Di mana?" "DI pinggiran

  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 38. Bangun Malam

    Hari-hari Arina menunggu waktu melahirkan tetap sama seperti biasanya. Rutin jalan pagi bersama sang suami dan tidur malam harus diawali dengan pijatan di kaki dan dielus bagian punggung sampai dia tertidur. Beberapa hari terakhir, Arina mulai merasakan gelombang cinta di bagian perut, hanya saja belum teratur dan sering. Dia masih menikmati setiap rasa kram dan nyeri itu sebagai sinyal jika sebentar lagi anaknya akan segera lahir. Makin dekat waktu melahirkan makin sering pula gelombang cinta itu dirasakan oleh Arina hingga pada suatu sore dia mendapat flek dan segera minta diantar menuju rumah sakit. Tidak hanya Yudhi yang mengantar Arina, kedua orang tuanya pun ikut mengantar sampai ke rumah sakit. Perempuan itu dibawa ke rumah sakit milik sang papa. Begitu tiba di rumah sakit, Arina dibawa menuju ruang bersalin yang kosong. Di sana dia ditemani oleh suami dan mamanya. Sedangkan sang papa menunggu di luar sambil berzikir. Saat Arina merasakan gelombang cinta yang hebat, sang ma

  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 37. Perlengkapan Bayi

    Yudhi meminta kamar hanya berdua saja dengan Arina pada travel umroh. Dia harus memastikan keadaan Arina baik-baik saja selama 24 jam di sana. Ke mana pun Yudhi pergi pasti ada Arina bersamanya. Ke masjid atau sedang mengikuti perjalanan bersama tour pun mereka selalu bersama. Di depan ka'bah, Arina dan Yudhi selalu memanjatkan doa untuk kelancaran proses kehamilan istrinya dan kemudahan saat proses melahirkan. Meskipun Arina seorang dokter dia tidak bisa melahirkan sendirian tanpa bantuan pihak medis, lagipula dia kan bukan dokter kandungan, Arina adalah seorang dokter bedah umum yang sudah pasti akan menghadapi pasien dengan penyakit yang berbeda. Selesai melaksanakan umroh keduanya kembali ke hotel karena sudah malam. Sebelum masuk ke kamar, mereka makan malam lebih dulu. Selama melaksanakan umroh berat badan Arina naik. Dia sendiri pun merasakan itu, mulai kesulitan bangun dan harus dibantu oleh sang suami. "Mas, kayaknya jas seragam dari travel itu udah enggak cukup lagi deh,

  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 36. Resepsi

    Arina memperhatikan perutnya yang mulai terlihat membuncit di depan kaca, pada usia kehamilan lima bulan, memang perut perempuan hamil sudah mulai terlihat membuncit. Dia merasa tidak percaya diri dengan perutnya di saat dia belum mengumumkan acara resepsi pernikahannya. "Mas, perut aku udah keliatan gendut ya?" tanya Arina dengan wajah cemberut. Rasanya hari itu dia tidak ingin datang ke rumah sakit karena perutnya. "Bukan keliatan gendut, tapi membesar karena hamil. Kalau gendut kan seluruh badan melebar." Arina menghembuskan napas lelah. Terkadang dia masih tidak ingin menjadi bahan gunjingan yang lain atau mendapat fitnah dari yang lain. "Aku enggak usah berangkat ke rumah sakit ya, Mas?" Arina berharap Yudhi akan setuju dengan keputusannya. Namun, nyatanya tidak. Pria itu meletakkan beberapa undangan di tangan Arina. "Suruh mereka semua datang supaya tahu kenyataan yang sebenarnya." Pria itu paham istrinya khawatir dituduh hamil sebelum menikah. "Mas antar sampai ke ruangan

  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 35. Makam Nanda

    Kondisi Arina semakin membaik keesokan harinya. Pagi itu Yudhi mengajak istrinya berkeliling rumah sakit, perempuan itu duduk di kursi roda yang didorong oleh sang suami. "Ternyata dokter juga bisa sakit dan masuk rumah sakit, ya?" Arina tertawa lebih tepatnya mentertawakan diri sendiri. "Ya, kalau kamu sakit kan tetap butuh dokter, Sayang. Masa kamu bisa nyembuhin diri sendiri. Lagian kamu bukan sakit secara fisik, tapi secara psikologis." "Mas, misalnya kemarin aku sakitnya lama. Terus belum membaik sampai hari ini, malah semakin parah, Mas bakalan ngapain?" Arina merasa penasaran dengan apa yang akan dilakukan sang suami. Dia khawatir Yudhi akan meninggalkannya. Padahal pria itu selalu setia di samping nya. "Sayang, kita enggak boleh berandai-andai loh." Wajah Arina berubah cemberut, bukan itu jawaban yang dia inginkan dari suaminya. Yang dia mau adalah apa yang akan Yudhi lakukan padanya. "Yah, enggak seru ah. Aku kan penasaran." Namun, Yudhi akhirnya menjawab pertanyaan Ar

  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 34. Mimpi Buruk

    Yudhi merapikan selimut yang menutupi tubuh Arina. Dia akan bersiap untuk tidur di sofa yang ada di ruangan itu. Pria itu pikir istrinya tidak akan siuman pada tengah malam, walaupun semua kemungkinan bisa terjadi. Sebelum tidur Yudhi berbisik di telinga istrinya."Kamu enggak usah khawatir lagi, Sayang. Nanda sudah meninggal ditabrak truk sewaktu dia melarikan diri tadi. Cepat sembuh ya, kasian Mas dan anak kita."Lalu dia kecup kening istrinya dengan lembut kemudian merebahkan tubuhnya yang terasa lelah seharian ini belum istirahat. Tak perlu menunggu waktu yang lama, pria itu pun sudah masuk ke alam mimpinya.Arina tengah berlari dengan kencang. Dalam keadaan hamil empat bulan dia terpaksa berlari dengan napas tersengal-sengal. Tidak ada pilihan lain baginya selain berlari menjauh dari pria yang sangat dia takuti sekarang.Perempuan itu tidak mau menyerah dan memberikan nyawanya dengan cuma-cuma pada pria yang pernah berencana untuk membunuh sang suami. Dia harus terus berlari untu

  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 33. Rin, Bangun!

    Yudhi dan Arina tiba di bandara. Pria itu mencari kursi roda untuk istrinya. Tubuh perempuan itu terlihat semakin lemah. Yudhi hanya bisa berharap mereka bisa tiba di Singapura secepatnya. Sebelum Nanda kabur dari rumah sakit."Sayang, kamu mau dibelikan camilan atau makanan berat?" tanya Yudhi saat mereka menuju ruang tunggu melewati banyak restoran.Arina menggelengkan kepala dengan lemah. Dia merasa tenaganya semakin berkurang dan kakinya pun terasa semakin lemah."Tapi, kamu harus makan, Sayang. Kalau kamu merasa enggak lapar paksakan untuk makan. Ingat kalau sekarang kamu sedang hamil. Ok." Yudhi membujuk Arina agar mau makan meskipun tidak nafsu makan.Perempuan itu tetap menggelengkan kepala. Dia sedang tidak ingin makan atau minum. Seakan dia lupa jika saat ini ada janin yang tumbuh di rahimnya.Yudhi merasa khawatir melihat kondisi Arina yang langsung drop. Dia tahu istrinya merasa sangat ketakutan. Usaha yang dia lakukan saat ini hanya bisa menjauhkan Arina dari Nanda.Saat

  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 32. Rencana Kabur

    Kabar tentang Nanda yang masuk rumah sakit karena dipukuli tahanan lain dan dibawa ke rumah sakit sampai juga ke telinga Yudhi dan Arina. Perempuan itu kini merasa takut karena apabila Nanda ada di rumah sakit, pasti pria itu bisa kabur kapan saja dan mengincarnya."Aku takut, Mas."Yudhi memeluk tubuh Arina yang terasa dingin karena takut. Dia harus bisa menenangkan Arina dengan baik. Jangan sampai istrinya terlalu khawatir dan berakibat pada kandungan Arina yang saat ini dinyatakan sehat oleh dokter kandungan.Mereka sudah memeriksakan kandungan Arina kemarin. Calon bayi mereka tumbuh dengan sehat. Usia kandungan Arina masuk 16 minggu. Yudhi melihat senyuman istrinya terukir dengan manis dan dia tidak mau senyuman itu sampai hilang dari bibir Arina."Mas janji akan jagain kamu terus, Sayang. Jangan khawatir ya. Nanda enggak akan pernah bisa ganggu kamu lagi."Yudhi pikir dia perlu menyewa bodyguard untuk menjaga istrinya selama Nanda masih berada di rumah sakit karena dia tidak bisa

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status