Home / Romansa / Dokter Cantik Pemilik Hati CEO / Bab 22. Mencurigai Nanda

Share

Bab 22. Mencurigai Nanda

Author: Agniya14
last update Last Updated: 2024-12-08 08:12:47

Yudhi tiba di dekat lokasi demo di salah satu tempat proyek pembangunan apartemen yang dibangun oleh perusahaannya. Arina sudah diantar ke rumah orang tuanya. Dia menemui kepala proyek pembangunan apartemen itu, tidak menemui masa yang berdemo.

"Yang pegang proyek ini Nanda, kan? Sekarang dia di mana?" tanya Yudhi pada kepala proyek bernama Bram.

"Enggak bisa dihubungi, Pak."

"Wah, gawat ini, dia ke mana sih? Ini yang demo tuntutan mereka apa?"

"Mereka mau apartemen ini segera selesai dan bisa ditempati."

"Terus apa masalahnya sampai pembangunan apartemen ini berjalan lambat?" Yudhi menghembuskan napas kasar.

"Macet di keuangan, Pak."

"Hah? Kok bisa? Semua proyek kan sudah ada lokasi dana masing-masing, kenapa bisa mandek kayak gini sih?" Yudhi mulai kesal karena itu.

"Bapak coba bicara dengan Pak Nanda, apa yang terjadi dengan pengelolaan keuangan untuk pembangunan di sini. Saya enggak bisa banyak bicara, Pak."

Yudhi kesal pada Nanda karena proyek yang dia pegang terjadi kete
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 23. Panggil Nanda!

    Yudhi dan Arina sudah bersiap untuk berangkat ke tempat kerja masing-masing dari apartemen. Namun, Yudhi tidak mengantar Arina ke rumah sakit pagi itu. Perempuan itu memesan taksi untuk menuju rumah sakit. "Rin, nanti malam pulang ke rumah orang tuamu aja ya. Mas mau ada meeting nanti malam. Belum tahu pulangnya jam berapa, bisa tengah malam." "Aku enggak boleh nunggu di sini, Mas?" "Jangan. Mas enggak mau kamu sendirian di apartemen. Khawatir ada apa-apa, ya." Arina tahu suaminya selalu merasa khawatir padanya. Lebih baik dia menurut daripada terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. "Ya, Mas. Nanti aku pulang ke rumah mama. Jadwal ke dokter kandungan nanti aku kabari, ya." Arina mencium punggung tangan suaminya lalu dia pun pamit berangkat ke rumah sakit dengan taksi. Mereka pun berpisah di parkiran. ***Arina sudah tiba di rumah sakit dan berada di ruangannya. Saat perempuan itu bersiap untuk praktek pagi, terdengar suara ketukan di pintu. "Masuk!" ucap Arina pada orang yang m

    Last Updated : 2024-12-09
  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 24. Arina Diculik?

    Yudhi sudah memanggil Nanda ke ruangannya. Pria itu sedang duduk berhadapan dengannya. Yudhi bertanya-tanya apa yang akan terjadi selanjutnya antara dia dan sepupunya itu."Yud, aku mau cerita sesuatu sama kamu." Nanda bicara lebih dulu dan itu tidak disangka oleh Yudhi. Awalnya dia ingin langsung mengungkapkan semua kesalahan Nanda, tetapi karena pria itu bicara lebih dulu, dia biarkan sepupunya itu bicara. "Mau cerita apa? Silakan aja, aku akan dengerin cerita kamu." Nanda mengubah posisi duduknya menjadi lebih santai agar tidak terlihat tegang. Pria itu mulai merangkai cerita. "Arina itu mantan pacarku. Kami hampir menikah." Yudhi sudah tidak terkejut lagi mendengar ucapan Nanda karena Arina sudah menceritakan semua padanya dan dia lebih percaya pada istrinya daripada saudara sepupunya sendiri sehingga Yudhi bisa bersikap biasa. "Oh ya? Terus hubungan kalian sekarang gimana?" Yudhi menampakan wajah penasarannya pada cerita dari Nanda. "Kami sudah putus karena Arina selingkuh

    Last Updated : 2024-12-09
  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 25. Rencana Mas Yudhi apa?

    Nanda mengirimkan sebuah foto pada Yudhi. Setelah tahu foto itu sudah dilihat oleh saudara sepupunya, pria itu langsung menghubungi Yudhi. "Apa maksud kamu ngirim foto dokter itu ke aku? Kamu nyulik dia?" Yang Nanda dengar tidak ada sedikit pun terdengar nada khawatir dari suara Yudhi di telepon. Pria itu merasa aneh. "Apa iya Yudhi dan Arina tidak ada hubungan sama sekali? Apa aku salah sangka?" tanya Nanda dalam hati dengan heran. "Kamu enggak pengen nyelamatin dia, Yud? Kalau dia aku apa-apain gimana? Enggak akan aku bunuh sih paling cuma ngajak main sebentar. Kamu enggak tergerak sama sekali atau penasaran dan pengen langsung datang ke sini?" "Terserah. Jangan ganggu, aku lagi sibuk. Kerjaan numpuk enggak selesai-selesai nih kalau ngomong di telepon terus sama kamu!" Nada bicara Yudhi sedikit naik. Nanda bingung dengan keputusannya menculik Arina. Dia sampai heran dengan sikap Yudhi yang terlihat dingin dengan Arina. "Sekali lagi aku tanya, kamu enggak pengen tahu aku ada d

    Last Updated : 2024-12-10
  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 26. Kebencian Nanda

    Yudhi berkata dalam hati, "Ternyata dia yang mau menyingkirkan aku? Tunggu saja kamu, Nanda aku akan bikin perhitungan sama kamu." "Rencana? Mas belum ada rencana, tapi denger kamu diajak kerja sama oleh Nanda, kita bisa manfaatin situasi itu untuk mengerjai balik. Ikuti semua perintah dia, nanti kita cari celahnya untuk membalas Nanda." "Jadi, aku masih harus terus bersandiwara depan Mas nanda? Ok." "Mas mau minta tolong sama kamu bisa, Rin?" "Mas mau minta tolong apa?" "Cari yang informasi sebanyak-banyaknya soal rencana pembunuhan yang direncanakan Nanda terhadap Mas. Minta tolong banget ya, Rin. Pokoknya Mas berharap banget sama kamu." "Aku akan usahakan dapet infomasi lengkap soal itu. Mas jangan khawatir, sebisa mungkin aku akan mengulur waktu melakukan rencana Mas Nanda sampai dapat infomasi yang lengkap dulu." Setelah itu Yudhi lanjut berdiskusi dengan polisi. Meminta polisi untuk menjaga Arina dengan baik selama Nanda belum tertangkap. Dia juga minta polisi menjaga Ari

    Last Updated : 2024-12-13
  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 27. Menipu Nanda

    "Ok, kalau gitu aku akan kabari segera soal racun itu. Aku mau tanya nih Mas. Misalnya rencana ini berhasil, Mas mau ngasih apa buat aku karena sudah mau bantuin Mas Nanda?" tanya Arina dengan serius. "Kamu mau minta imbalan? Kamu mau balikan terus kita nikah? Kayaknya cuma itu yang bisa aku tawarkan ke kamu sebagai imbalan, kamu mau?" Arina diam sambil berpikir. Dia jelas tidak akan menerima imbalan dari Nanda soal tawaran pernikahan itu. Meskipun misalnya dia masih sendiri pun, dia tidak akan pernah mau menikah dengan pria seperti Nanda yang penuh dengan ambisi dan menghalalkan segala cara untuk mendapat yang dia mau. "Mas enggak ada tawaran lain nih? Aku enggak akan terima tawaran menikah itu, gimana nanti nasib perempuan yang ngarep jadi istri Mas Nanda? Aku enggak mau ngambil apa yang mereka mau." Arina menolak dengan alasan lain, bukan dengan menjelaskan jika dia sudah menikah. "Kamu mau uang? Bukankah orang tuamu kaya raya, Rin? Kenapa masih mengharap harta?" "Enggak. Aku

    Last Updated : 2024-12-13
  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 28. Makan Malam Keluarga

    "Kok kamu bisa ada di sini, Yud? Bukannya kamu sudah ....?" Mulut Nanda ternganga dan matanya membulat melihat saudara sepupunya."Sudah apa, Nanda? Sudah mati? Kamu pikir aku bisa mati semudah itu?" Yudhi memandang Nanda dengan sorot mata mengintimidasi sambil terus berjalan mendekati pria itu. Nanda berjalan mundur dan semakin terpojok sampai punggungnya menabrak meja kerja sang kakek. "Kenapa cuma diam? Kaget lihat aku masih hidup? Tadi kamu bilang ada bukti kalau aku sudah meninggal, kenapa enggak ditunjukkan ke Kakek? Kamu simpan di mana buktinya? Di HP?" Yudhi terus mendesak Nanda sampai akhirnya pria itu memberikan ponselnya pada sang kakek. Dia tunjukkan foto surat kematian Yudhi pada sang kakek. "Kamu punya bukti fisiknya surat ini?" tanya sang kakek. "Ada, Kek." "Berikan padaku." Surat itu dia simpan dalam jas yang dia kenakan dan akan diberikan pada sang kakek. Dia keluarkan surat itu dari jas lalu dia berikan pada sang kakek. Sang kakek benar-benar tidak habis pikir

    Last Updated : 2024-12-13
  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 29. Honeymoon

    Arya dan Novita yang ada di ruangan itu pun ingin ikut memberikan pendapatnya sebagai orang tua Arina dan tuan rumah."Tunggu sebentar, mohon izin saya mau mengungkapkan pendapat? Boleh atau tidak?" Semua menoleh ke arah Arya. Arina baru menyadari sudah melangkahi papanya bicara lebih dulu dan langsung pada orang tua Yudhi. Harusnya dia juga menyampaikan keinginannya pada papanya dulu baru nanti Arya yang menyampaikan pada orang tua Yudhi. "Astaghfirullah, Papa aku lupa. Maaf sudah melangkahi Papa." Arina tertunduk malu. "Sudah, Rin kamu enggak salah kok. Biar sekarang Papa yang menengahi. Kita cari jalan tengah bersama. Jadi, Arina mau resepsinya digelar secara sederhana, tapi Wahyu mau resepsinya mengundang kolega dan teman bisnis serta saudara, bukan begitu?" Semua menganggukkan kepala."Gini ya Arina, Wahyu, kami ini sebagai orang tua punya keluarga, teman dan rekan bisnis yang enggak dikenal Arina dan Yudhi. Terus kalian hanya ingin mengadakan resepsi sederhana? Jelas enggak

    Last Updated : 2024-12-21
  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Beb 30. Rujak Bali

    Setelah sarapan pagi di Villa, Yudhi mengajak Arina mencari rujak bali. Mereka minta tolong pada supir taksi untuk mengantar ke tempat rujak bali yang enak di sana.Ketika sarapan tadi, Yudhi sudah memastikan Arina sarapan dengan baik. Ada karbo yang dia makan. Pria itu tidak ingin istrinya sakit perut saat makan rujak bali.Tiba di tempat rujak, keduanya turun dan masuk tempat makan itu. Mereka duduk di tempat meja kosong yang ada di sana. Suasana tempat makan itu ramai. Bisa jadi apa yang dikatakan supir taksi tadi memang benar jika rujak bali di tempat itu memang enak."Kamu mau pesen yang mana, Sayang?" tanya Yudhi sambil melihat daftar menu. Dia merasa bingung karena tidak ada satu pun rujak yang biasa dia lihat di Jakarta."Pesen semua aja, Mas. Aku penasaran sama rasanya." Arina sudah tidak sabar mencoba semua macam rujak yang ada di sana."Kamu yakin pesen semua, Sayang? Siapa yang mau habiskan semua?""Aku, Mas. Kalau enggak habis, kita bawa ke villa."Yudhi menatap Arina den

    Last Updated : 2024-12-21

Latest chapter

  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 40. Ending

    Setelah diperiksa oleh dokter di rumah sakit dan dinyatakan hamil, Yudhi mengajak Arina konsultasi ke dokter kandungan yang ada jadwal praktek pagi. Setelah diperiksa dengan USG, Arina dinyatakan hamil empat minggu. Dia sendiri tidak menyangka bisa hamil anak kedua secepat itu karena siklus bulanannya belum datang lagi sejak terakhir dia hamil anak pertama. “Dokter kan tahu jika setiap bulan sel telurnya yang matang tetap dilepaskan seperti biasa, hanya saja memang dinding rahimnya tidak menebal karena pengaruh hormon. Selamat ya, Dok atas kehamilan anak keduanya, semoga saja semuanya lancar.” Dokter kandungan yang sudah kenal dengan Arina itu mendoakannya.“Aamiin, terima kasih ya, Dok. Kami pamit pulang dulu.”Yudhi mengajak Arina kembali ke mobilnya. Perempuan itu menarik napas panjang untuk menangkan diri menerima keputusan jika dia telah hamil anak kedua dan harus menerima semuanya dengan lapang dada.“Mas, kayaknya aku harus ngajuin cuti lagi ini ke papa. Padahal aku belum masu

  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 39. Hamil Lagi

    Yudhi tetap terus membantu Arina mengurus anak mereka. Perempuan itu minta cuti satu tahun pada sang papa untuk mengasuh anak pertamanya dan tidak mau melewatkan setiap perkembangan yang dialami putri pertamanya. Begitu juga dengan Yudhi, dia pun tidak mau melewatkan kesempatan yang sama. Meskipun mereka sudah kembali ke apartemen, Arina tetap mengurus bayinya sendiri dengan bantuan ART di rumah untuk mengerjakan pekerjaan rumah dan menemani Arina saat suaminya bekerja. Pada suatu malam, Yudhi ingin membicarakan sesuatu pada Arina, dia pun membahasnya dengan perempuan itu. "Sayang, Mas ada rencana nih. Mas mau minta persetujuan kamu, tapi dengerin dulu, ya." Arina menganggukkan kepala siap mendengar semua apa pun yang akan suaminya katakan padanya. "Jadi, Mas ada rencana mau bikin pesantren." Arina terkesiap mendengar rencana sang suami. Mengapa dia tiba-tiba ingin membangun pesantren, padahal mereka belum pernah membalas ini sebelumnya. "Pesantren, Mas? Di mana?" "DI pinggiran

  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 38. Bangun Malam

    Hari-hari Arina menunggu waktu melahirkan tetap sama seperti biasanya. Rutin jalan pagi bersama sang suami dan tidur malam harus diawali dengan pijatan di kaki dan dielus bagian punggung sampai dia tertidur. Beberapa hari terakhir, Arina mulai merasakan gelombang cinta di bagian perut, hanya saja belum teratur dan sering. Dia masih menikmati setiap rasa kram dan nyeri itu sebagai sinyal jika sebentar lagi anaknya akan segera lahir. Makin dekat waktu melahirkan makin sering pula gelombang cinta itu dirasakan oleh Arina hingga pada suatu sore dia mendapat flek dan segera minta diantar menuju rumah sakit. Tidak hanya Yudhi yang mengantar Arina, kedua orang tuanya pun ikut mengantar sampai ke rumah sakit. Perempuan itu dibawa ke rumah sakit milik sang papa. Begitu tiba di rumah sakit, Arina dibawa menuju ruang bersalin yang kosong. Di sana dia ditemani oleh suami dan mamanya. Sedangkan sang papa menunggu di luar sambil berzikir. Saat Arina merasakan gelombang cinta yang hebat, sang ma

  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 37. Perlengkapan Bayi

    Yudhi meminta kamar hanya berdua saja dengan Arina pada travel umroh. Dia harus memastikan keadaan Arina baik-baik saja selama 24 jam di sana. Ke mana pun Yudhi pergi pasti ada Arina bersamanya. Ke masjid atau sedang mengikuti perjalanan bersama tour pun mereka selalu bersama. Di depan ka'bah, Arina dan Yudhi selalu memanjatkan doa untuk kelancaran proses kehamilan istrinya dan kemudahan saat proses melahirkan. Meskipun Arina seorang dokter dia tidak bisa melahirkan sendirian tanpa bantuan pihak medis, lagipula dia kan bukan dokter kandungan, Arina adalah seorang dokter bedah umum yang sudah pasti akan menghadapi pasien dengan penyakit yang berbeda. Selesai melaksanakan umroh keduanya kembali ke hotel karena sudah malam. Sebelum masuk ke kamar, mereka makan malam lebih dulu. Selama melaksanakan umroh berat badan Arina naik. Dia sendiri pun merasakan itu, mulai kesulitan bangun dan harus dibantu oleh sang suami. "Mas, kayaknya jas seragam dari travel itu udah enggak cukup lagi deh,

  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 36. Resepsi

    Arina memperhatikan perutnya yang mulai terlihat membuncit di depan kaca, pada usia kehamilan lima bulan, memang perut perempuan hamil sudah mulai terlihat membuncit. Dia merasa tidak percaya diri dengan perutnya di saat dia belum mengumumkan acara resepsi pernikahannya. "Mas, perut aku udah keliatan gendut ya?" tanya Arina dengan wajah cemberut. Rasanya hari itu dia tidak ingin datang ke rumah sakit karena perutnya. "Bukan keliatan gendut, tapi membesar karena hamil. Kalau gendut kan seluruh badan melebar." Arina menghembuskan napas lelah. Terkadang dia masih tidak ingin menjadi bahan gunjingan yang lain atau mendapat fitnah dari yang lain. "Aku enggak usah berangkat ke rumah sakit ya, Mas?" Arina berharap Yudhi akan setuju dengan keputusannya. Namun, nyatanya tidak. Pria itu meletakkan beberapa undangan di tangan Arina. "Suruh mereka semua datang supaya tahu kenyataan yang sebenarnya." Pria itu paham istrinya khawatir dituduh hamil sebelum menikah. "Mas antar sampai ke ruangan

  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 35. Makam Nanda

    Kondisi Arina semakin membaik keesokan harinya. Pagi itu Yudhi mengajak istrinya berkeliling rumah sakit, perempuan itu duduk di kursi roda yang didorong oleh sang suami. "Ternyata dokter juga bisa sakit dan masuk rumah sakit, ya?" Arina tertawa lebih tepatnya mentertawakan diri sendiri. "Ya, kalau kamu sakit kan tetap butuh dokter, Sayang. Masa kamu bisa nyembuhin diri sendiri. Lagian kamu bukan sakit secara fisik, tapi secara psikologis." "Mas, misalnya kemarin aku sakitnya lama. Terus belum membaik sampai hari ini, malah semakin parah, Mas bakalan ngapain?" Arina merasa penasaran dengan apa yang akan dilakukan sang suami. Dia khawatir Yudhi akan meninggalkannya. Padahal pria itu selalu setia di samping nya. "Sayang, kita enggak boleh berandai-andai loh." Wajah Arina berubah cemberut, bukan itu jawaban yang dia inginkan dari suaminya. Yang dia mau adalah apa yang akan Yudhi lakukan padanya. "Yah, enggak seru ah. Aku kan penasaran." Namun, Yudhi akhirnya menjawab pertanyaan Ar

  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 34. Mimpi Buruk

    Yudhi merapikan selimut yang menutupi tubuh Arina. Dia akan bersiap untuk tidur di sofa yang ada di ruangan itu. Pria itu pikir istrinya tidak akan siuman pada tengah malam, walaupun semua kemungkinan bisa terjadi. Sebelum tidur Yudhi berbisik di telinga istrinya."Kamu enggak usah khawatir lagi, Sayang. Nanda sudah meninggal ditabrak truk sewaktu dia melarikan diri tadi. Cepat sembuh ya, kasian Mas dan anak kita."Lalu dia kecup kening istrinya dengan lembut kemudian merebahkan tubuhnya yang terasa lelah seharian ini belum istirahat. Tak perlu menunggu waktu yang lama, pria itu pun sudah masuk ke alam mimpinya.Arina tengah berlari dengan kencang. Dalam keadaan hamil empat bulan dia terpaksa berlari dengan napas tersengal-sengal. Tidak ada pilihan lain baginya selain berlari menjauh dari pria yang sangat dia takuti sekarang.Perempuan itu tidak mau menyerah dan memberikan nyawanya dengan cuma-cuma pada pria yang pernah berencana untuk membunuh sang suami. Dia harus terus berlari untu

  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 33. Rin, Bangun!

    Yudhi dan Arina tiba di bandara. Pria itu mencari kursi roda untuk istrinya. Tubuh perempuan itu terlihat semakin lemah. Yudhi hanya bisa berharap mereka bisa tiba di Singapura secepatnya. Sebelum Nanda kabur dari rumah sakit."Sayang, kamu mau dibelikan camilan atau makanan berat?" tanya Yudhi saat mereka menuju ruang tunggu melewati banyak restoran.Arina menggelengkan kepala dengan lemah. Dia merasa tenaganya semakin berkurang dan kakinya pun terasa semakin lemah."Tapi, kamu harus makan, Sayang. Kalau kamu merasa enggak lapar paksakan untuk makan. Ingat kalau sekarang kamu sedang hamil. Ok." Yudhi membujuk Arina agar mau makan meskipun tidak nafsu makan.Perempuan itu tetap menggelengkan kepala. Dia sedang tidak ingin makan atau minum. Seakan dia lupa jika saat ini ada janin yang tumbuh di rahimnya.Yudhi merasa khawatir melihat kondisi Arina yang langsung drop. Dia tahu istrinya merasa sangat ketakutan. Usaha yang dia lakukan saat ini hanya bisa menjauhkan Arina dari Nanda.Saat

  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 32. Rencana Kabur

    Kabar tentang Nanda yang masuk rumah sakit karena dipukuli tahanan lain dan dibawa ke rumah sakit sampai juga ke telinga Yudhi dan Arina. Perempuan itu kini merasa takut karena apabila Nanda ada di rumah sakit, pasti pria itu bisa kabur kapan saja dan mengincarnya."Aku takut, Mas."Yudhi memeluk tubuh Arina yang terasa dingin karena takut. Dia harus bisa menenangkan Arina dengan baik. Jangan sampai istrinya terlalu khawatir dan berakibat pada kandungan Arina yang saat ini dinyatakan sehat oleh dokter kandungan.Mereka sudah memeriksakan kandungan Arina kemarin. Calon bayi mereka tumbuh dengan sehat. Usia kandungan Arina masuk 16 minggu. Yudhi melihat senyuman istrinya terukir dengan manis dan dia tidak mau senyuman itu sampai hilang dari bibir Arina."Mas janji akan jagain kamu terus, Sayang. Jangan khawatir ya. Nanda enggak akan pernah bisa ganggu kamu lagi."Yudhi pikir dia perlu menyewa bodyguard untuk menjaga istrinya selama Nanda masih berada di rumah sakit karena dia tidak bisa

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status