Share

Bab 789

Penulis: Hazel
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-07 18:00:01
Ketika melihat penampilan Aiko yang seperti ini, Hubert makin murka. Dia hendak mengangkat tangannya lagi untuk menampar Aiko.

"Sudahlah, anak ini memang keras kepala. Nggak ada gunanya kamu memukulnya. Kamu keluar saja. Biar aku yang membujuknya," bujuk Sandra yang tidak tahan lagi. Dia buru-buru menarik Hubert keluar.

"Aiko, aku tahu kamu marah karena kami memaksakan kehendak kami. Makanya, kamu mengarang kebohongan seperti itu untuk mengelabui kami."

"Tapi, kami adalah orang tua kandungmu. Kami nggak mungkin mencelakaimu. Terima saja takdirmu ini. Kelak, aku dan ayahmu pasti akan menebus semuanya," nasihat Sandra.

Sayangnya, Aiko tidak akan mendengarkan nasihat ini. Dia hanya termangu di tempatnya, seolah-olah seluruh energinya telah terkuras habis.

"Hais, pikirkan baik-baik ucapanku tadi. Setelah Billy sampai, jangan buat dia marah. Kamu harus menurutinya. Sekarang perusahaan bergantung padamu."

Ketika melihat Aiko tidak menanggapinya, Sandra pun tidak berbicara lagi. Dia berbalik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 790

    "Aiko! Kamu sudah gila ya! Gimana bisa kamu melawan Billy seperti ini! Cepat minta maaf!"Saat melihat perubahan situasi yang mendadak ini, ekspresi Hubert dan Sandra sontak berubah. Kalau sampai Billy pergi, perusahaan mereka akan bangkrut. Itu sebabnya, Hubert langsung membentak putrinya."Yang kupukul adalah bajingan! Jangan harap aku minta maaf padanya! Dia nggak pantas! Kalian semua keluar!" pekik Aiko dengan histeris.Kini, Tirta dan Keluarga Gumarang belum tiba. Dia sungguh tidak berdaya."Kurang ajar! Kamu ini makin lancang saja! Aku akan memberimu pelajaran nanti!" Hubert memelototi putrinya dengan galak.Kemudian, Hubert datang ke hadapan Billy untuk meminta maaf, "Billy, suasana hati putriku lagi kurang stabil. Makanya, dia berbuat bodoh seperti ini. Tolong jangan bersikap perhitungan dengannya ya.""Gimana kalau kamu keluar dulu? Biarkan aku bicara sebentar dengannya. Aku janji hal seperti tadi nggak bakal terulang lagi."Billy memegang wajahnya. Meskipun dia sudah tidak sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 791

    "Aaa! Dasar jalang! Kamu sudah bosan hidup ya! Hari ini, aku pasti akan membuatmu kesakitan setengah mati!" Karena jarak di antara keduanya lumayan dekat, Billy tidak sempat menghindar. Salah satu matanya tertusuk dan berdarah. Saking murkanya, Billy pun menerkam ke arah Aiko.Bam! Sayangnya, Billy sangat kesakitan karena salah satu matanya terluka. Aiko pun menghindar dengan mudah. Pada akhirnya, Billy terjatuh dengan menyedihkan."Dasar jalang! Dasar murahan! Kamu tunggu saja pembalasan dariku! Aku bukan cuma akan menidurimu, tapi ibumu juga!""Kamu pasti akan menyesali perbuatanmu ini! Keluargamu harus lenyap dari ibu kota provinsi!" Billy bangkit dari lantai dengan susah payah. Sambil memegang dinding, dia mengeluarkan ponselnya untuk meminta bantuan."Ibu, Ayah ... cepat buka pintu! Cepat keluarkan aku! Billy ingin mencelakai kalian!" seru Aiko yang berdiri di samping pintu. Dia terus menggedor, berusaha menarik perhatian Hubert dan Sandra. Dia pun tidak berani melepaskan gunting

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 792

    Sebelum ketiga keluarga besar datang, sekalipun mati, Hubert tidak akan percaya pada omongan Aiko. Sandra juga demikian.Namun, fakta membuktikan bahwa Tirta benar-benar bisa memerintahkan Keluarga Gumarang untuk mengantar uang. Bahkan, bukan hanya Keluarga Gumarang, tetapi juga dua keluarga besar lainnya. Semua datang untuk mengantar uang! Totalnya adalah 14 triliun!Di ibu kota provinsi, yang bisa melakukan hal semacam ini hanya Keluarga Purnomo yang berada di tingkatan teratas dan Chandra yang merupakan gubernur."Apa mungkin yang dibilang Aiko benar? Tirta benaran adalah saudara angkat Pak Saba? Selain ini, sepertinya nggak ada kemungkinan lain lagi!"Hubert dan Sandra bergegas membuka pintu untuk Aiko. Pada saat yang sama, mereka merasa sangat terkejut.Krek! Pintu dibuka."Ayah, Ibu, akhirnya kalian buka pintu. Billy mau balas dendam! Kita harus cari tempat untuk sembunyi! Cepat!" pekik Aiko dengan panik sambil berlari keluar. Tangannya masih memegang gunting."Aiko, maaf, Ayah s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 793

    "Sepertinya mereka membantu kita demi Tirta." Hubert tentu memiliki kesadaran diri. Dia tidak merasa kemampuannya bisa membuat tiga keluarga besar menyanjungnya."Aiko, jujur pada Ibu. Sebenarnya apa hubunganmu dengan Tirta? Apa kalian pacaran? Kalau nggak, mana mungkin tiga keluarga besar ini membantu kita." Sandra buru-buru menghampiri Aiko dan bertanya dengan suara rendah. Sejujurnya, dia merasa senang."Ibu, ini nggak seperti yang kamu pikirkan. Aku dan Tirta cuma teman biasa." Wajah Aiko memerah. Kemudian, dia menghela napas dengan emosional. "Aku memang ingin jadi pacarnya, tapi wanita cantik di sisinya sudah terlalu banyak. Dia belum tentu bakal menyukaiku.""Dasar bodoh. Kalau Tirta nggak menyukaimu, mana mungkin dia menyuruh tiga keluarga besar membantu kita?" Sebagai orang yang sudah berpengalaman, Sandra tentu tahu niat Aiko.Sandra menepuk tangan Aiko dan membujuk, "Wajar kalau pria hebat punya banyak wanita. Kamu harus berpikiran lebih terbuka. Kalau suka, kejar dia dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 794

    "Hehe, Sebenarnya ini belum ada apa-apanya. Kalau rekening perusahaan kalian nggak terblokir, kami bisa mentransfer lebih banyak," ujar Joshua yang menyombongkan diri saat melihat keterkejutan Aiko."Apa? Kamu bilang rekening perusahaan kami diblokir?" Hubert sangat tercengang. Tadi dia memang penasaran, kenapa Joshua, Toby, dan Hendrik membawa uang tunai sebanyak ini."Ya. Memangnya kalian nggak tahu?" tanya Joshua balik."Aku ... aku memang nggak tahu soal ini," timpal Hubert dengan ekspresi canggung."Kok bisa begini? Coba kamu tanyakan pada departemen keuangan," usul Sandra setelah merenung sejenak.Ketika Hubert hendak menelepon, Aiko menghentikan, "Ayah, Ibu, nggak usah repot-repot. Biar kuberi tahu kalian alasannya. Saat di kota kecil, aku melakukan sesuatu yang membuat Billy sangat membenciku. Billy pasti diam-diam memainkan tipu muslihat.""Kedatangannya kali ini juga bukan untuk meminjam kalian uang. Dia ingin membalas dendam!""Ternyata ada hal seperti itu ...." Hubert meras

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 795

    Sandra sontak memaki, "Dasar bajingan! Kamu nggak ada bedanya dengan binatang buas! Jangan kira kamu bisa bertindak semena-mena karena Keluarga Sutejo berkuasa! Kalau kamu berani menyentuh Aiko, Pak Tirta nggak bakal mengampunimu!""Pak Tirta? Siapa itu? Suruh dia keluar! Aku bisa saja membunuhnya dengan mudah! Kalian ingin menakutiku? Jangan mimpi deh!" pekik Billy dengan ekspresi ganas.Di ibu kota provinsi, selain Keluarga Purnomo, Keluarga Chandra, dan Keluarga Sutejo, tidak ada lagi keluarga di atas mereka. Billy pun tidak pernah mendengar tentang pria bernama Tirta.Joshua dan lainnya yang berusaha untuk bersabar sejak tadi, sontak maju untuk membentak."Lancang sekali! Kamu bukan siapa-siapa! Kamu berani berebutan wanita dengan Pak Tirta?""Kamu bahkan berani menghina Pak Tirta! Aku rasa kamu ingin Keluarga Sutejo lenyap dari ibu kota provinsi?""Ya! Kamu ini tahunya cuma bersenang-senang! Kalau kamu membuat Pak Tirta marah, tamatlah riwayatmu!""Kalau Keluarga Sutejo ingin memb

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 796

    "Eh, aku sampai lupa soal ini. Semuanya, ayo masuk. Aku mau suruh pelayan masak dulu. Kita adakan pesta penyambutan untuk Tirta!" tutur Hubert. Aiko dan Tirta punya hubungan istimewa. Dengan bantuan Tirta, mereka tidak perlu takut pada Keluarga Sutejo."Ya, ya. Biar aku saja yang suruh mereka siapkan makanan," ujar Sandra yang baru tersadarkan."Pak Tirta mau kemari? Oke, oke. Kita sama-sama menyambutnya nanti." Joshua dan lainnya bertatapan, lalu mengikuti Hubert memasuki ruang tamu.Jika Tirta melihat mereka menjalankan tugas dengan baik dan berhasil melindungi Keluarga Mahari, kesan Tirta terhadap mereka pasti akan makin baik. Mungkin saja, hubungan mereka akan makin dekat dan Tirta akan menjadi penyokong mereka.....Di bawah langit malam, sebuah mobil Rolls-Royce melaju di jalan dengan tidak stabil. Tiba-tiba, ada sebuah mobil melaju ke arahnya dengan kecepatan tinggi.Karena matanya terluka, Billy tidak bisa melihat dengan jelas. Sudah terlambat saat dia hendak menginjak rem. Mob

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 797

    "Ayah, aku nggak bisa terima perlakuan ini. Kamu harus membalaskan dendamku!" pekik Billy sambil memukul mobilnya dengan gusar. Alhasil, tangannya tidak sengaja mengenai pecahan kaca, membuatnya berteriak kesakitan."Sekarang kamu di mana? Aku bawa orang ke sana untuk membantumu. Kalaupun tiga keluarga itu ingin menghalangi, aku tetap bakal menuntut keadilan untukmu. Jangan sampai martabat Keluarga Sutejo tercoreng!"Setelah mendengar semua penjelasan Billy, Harwin mengepalkan tangannya dengan erat sambil memelotot. Kemudian, dia mengakhiri panggilan setelah mengetahui lokasi Billy.Harwin memberi hormat kepada Budi dan berujar, "Pak Budi, putraku dalam masalah. Bukan cuma diselingkuhi, tapi matanya ditusuk sampai buta. Aku butuh bantuanmu. Aku bisa memberimu keuntungan sebesar 8% sebagai gantinya."Harwin tidak bodoh. Dia tahu Keluarga Sutejo sulit untuk melawan tiga keluarga besar. Namun, jika meminta bantuan Budi, ketiga orang itu hanya akan mundur. Bagaimanapun, Budi adalah orang k

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 941

    "Bi Ayu, aku sudah bawa Tirta kembali! Waktu aku sampai, dia sedang makan nasi kotak di vila!" Setelah kembali ke klinik, Arum melepaskan Tirta dan menepuk tangannya sambil berkata dengan tidak puas."Tirta, Arum sudah masak banyak makanan bergizi untukmu. Kenapa nggak dimakan dan malah pergi ke vila untuk makan nasi kotak?" tanya Ayu dengan bingung."Kenapa lagi?" Agatha tertawa dan menyela, "Karena dia nggak ingin makan kemaluan sapi!"Di sudut meja makan, Nia yang mendengar ini merasa agak malu."Tirta, terakhir kali kamu menghabiskan sepiring penuh kemaluan sapi dalam dua hingga tiga menit. Kenapa kali ini kamu nggak mau makan?" tanya Arum dengan kesal. "Aku kira kamu suka makan itu, jadi aku masak dua batang kali ini!""Ya, Tirta, kenapa kali ini kamu nggak mau makan?" tanya Melati dengan bingung."Aku ... hais, aku sebenarnya nggak butuh makan itu. Tubuhku sehat-sehat saja, makanan seperti itu berlebihan untukku," timpal Tirta dengan lesu."Kenapa berlebihan? Makanan itu sangat b

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 940

    Farida menebak Tirta pasti menyembunyikan sesuatu. Dia mengambil nasi kotak dari mobil, lalu memberikannya kepada Tirta. Farida berkata, "Nggak ada nasi kotak yang tersisa lagi. Kalau kamu nggak keberatan, ini nasi kotakku."Farida yang membawa nasi kotak. Di atasnya terdapat gambar kartun kucing berwarna merah muda. Gambar itu juga terdapat di pakaian dalam yang sering dikenakannya. Siapa sangka, Farida yang lebih tua daripada Ayu menyukai barang lucu seperti ini."Kak Farida, kalau kamu berikan nasi kotakmu padaku, kamu makan apa?" tanya Tirta. Dia merasa malu. Apalagi setelah melihat gambar kucing di nasi kotak itu.Farida melihat tatapan Tirta tertuju pada gambar kucing itu. Dia takut Tirta mentertawakannya. Farida menyahut dengan gugup, " Aku nggak lapar, anggap saja aku lagi diet. Kamu makan saja.""Oke. Terima kasih, Kak Farida. Oh, iya. Bagaimana perkembangan renovasi vila? Apa malam ini aku bisa tinggal di vila?" timpal Tirta.Tirta tidak sungkan lagi. Dia membuka nasi kotak,

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 939

    Tiba-tiba, terdengar suara batuk Agatha. Dia bertanya, "Tirta, apa maksudmu?"Tirta terkejut. Dia segera menyimpan mata tembus pandang, lalu membuka pintu dan berkata seraya tersenyum, "Kak Agatha, maksudku Kak Nia sangat kompeten. Ke depannya pria yang bersamanya pasti bahagia."Agatha yang curiga bertanya, "Kenapa kamu tiba-tiba bicara seperti itu? Bukannya kamu lagi melakukan akupunktur pada Kak Nia? Apa yang dia lakukan?"Tirta menjawab dengan tenang, "Maksudku untuk urusan kebun buah. Tadi kami membahas masalah kebun buah waktu melakukan terapi akupunktur. Kak Nia bisa mengurus semuanya tanpa bantuanku. Dia sangat kompeten."Agatha mengangguk sambil menanggapi, "Kak Nia memang kompeten. Aku pun nggak bisa melakukannya sendiri. Aku pasti kewalahan."Agatha bertanya lagi, "Mana Kak Nia? Apa terapi akupunktur sudah selesai?"Tirta menyahut, "Sudah. Dia lagi ganti baju."Agatha berusaha menahan tawanya dan menimpali, "Makanannya sudah siap. Kamu cuci tangan dulu sebelum makan. Kak Aru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 938

    Tirta berkata sebelum memulai akupunktur, "Kak Nia, terapi akupunktur kali ini mungkin berbeda dengan sebelumnya. Aku akan menambahkan pijatan agar efeknya lebih bagus."Tirta melanjutkan, "Sebaiknya kamu persiapkan mentalmu. Tentu saja, aku nggak berniat mengambil kesempatan dalam kesempitan. Kalau kamu keberatan, aku hanya melakukan akupunktur.""Pijatan?" ujar Nia. Dia menghela napas, lalu mengangguk dan menambahkan, "Itu ... nggak masalah. Lagi pula, semua itu untuk mengobati penyakitku. Aku bisa terima, yang penting bisa menyembuhkanku.""Oke, Kak Nia. Mungkin nanti akan sedikit gatal. Tahan sebentar, ya," timpal Tirta. Selesai bicara, dia langsung menusukkan jarum ke bagian dada Nia.Kali ini, Tirta melakukan terapi akupunktur pada Nia untuk menyembuhkan sesak napas yang dideritanya. Setelah Tirta mencabut jarum, Nia belum merasakan gatal.Kemudian, Tirta melakukan terapi akupunktur sesi kedua. Begitu Tirta menusukkan jarum, Nia merasa gatal hingga mengeluarkan desahan. Dia bergu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 937

    Kemudian, Ayu kembali sibuk di dapur. Agatha keluar dari klinik, lalu bertanya kepada Tirta, "Tirta, Bibi Ayu bilang apa denganmu? Kenapa kalian kelihatan misterius?"Tirta menjawab dengan tenang, "Nggak apa-apa. Bibi Ayu tanya kenapa Kak Nia tiba-tiba tinggal di klinik.""Oh. Kamu cepat lihat dulu, nanti malam Kak Nia tidur di mana?" timpal Agatha. Dia menarik Tirta masuk ke klinik, lalu melanjutkan dengan ekspresi khawatir, "Selain itu, kita bertiga ... kita tidur di mana? Nggak ada tempat lagi."Nia yang berdiri di depan pintu klinik berujar dengan canggung, "Tirta, apa aku merepotkan kalian? Kalau nggak, aku tinggal di hotel saja."Tirta menepuk dadanya sambil menjamin, "Nggak usah, Kak Nia. Aku sudah atur semuanya. Klinik ini cukup untuk ditempati kita semua.""Kalau begitu, kamu lakukan akupunktur pada Kak Nia. Aku lihat Bibi Ayu butuh bantuan atau nggak," ucap Agatha. Selesai bicara, dia masuk ke dapur.Tirta menutup pintu klinik, lalu mengambil jarum dan berkata kepada Nia, "Ka

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 936

    Tirta memang kuat. Kalau tidak, dia juga tidak bisa mengancam Agatha. Melihat Agatha sudah setuju, Tirta langsung mengangguk dan berujar, "Kak Agatha, kamu tenang saja. Aku pasti akan membereskan Susanti dan nggak akan membuatmu merasa nggak nyaman."Agatha mendengus, lalu membalas sembari memelototi Tirta, "Cuma kali ini, ya. Ke depannya aku nggak mau melakukannya bersama Susanti."Agatha melepaskan dirinya dari pelukan Tirta, lalu berjalan ke mobil terlebih dahulu. Tirta yang merasa puas segera mengikuti Agatha kembali ke mobil.Nia bertanya, "Agatha, apa perutmu masih sakit?"Agatha berusaha tenang saat menjawab, "Nggak, Kak Nia. Setelah kita kembali, suruh Tirta lakukan akupunktur padamu untuk menyembuhkan sesak napasmu."Nia menyahut seraya mengangguk, "Oke."....Setengah jam kemudian, mereka kembali ke klinik. Kala ini, Ayu, Melati, dan Arum sedang sibuk di dapur. Ayu penasaran ketika melihat Nia juga turun dari mobil dan membawa banyak keperluan sehari-hari.Ayu menarik Tirta k

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 935

    Tirta langsung berbicara terus terang. Sebelum dia melanjutkan perkataannya, Agatha mencebik dan berujar, "Tirta, kamu memang berengsek! Kamu nggak pernah tiduri aku di klinik. Kamu lebih suka tiduri Susanti atau aku?"Tirta menyahut, "Tentu saja aku lebih suka tiduri kamu. Dadamu lebih besar, bokongmu lebih montok, kakimu ramping, kulitmu mulus, sifatmu juga baik ...."Dalam situasi seperti ini, tentu saja Tirta tahu siapa yang lebih baik. Dia terus memuji Agatha.Agatha memutar bola matanya, tetapi dia tidak terlalu marah lagi. Agatha menyela, "Cukup, kamu itu munafik. Jelas-jelas punya Susanti hampir sama denganku, kamu terlalu berlebihan."Agatha bertanya, "Jadi, apa semua ini ada hubungannya dengan keinginanmu?"Tirta mengusap tangannya seraya menjawab, "Tentu saja ada. Bukannya malam ini Kak Agatha mau tinggal di klinik? Susanti juga pulang ke klinik, kalian ....""Tunggu!" sergah Agatha. Dia merasa ada yang tidak beres. Agatha menegaskan, "Malam ini aku nggak mau tinggal di klin

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 934

    Tirta menegaskan, "Bu, sudah kubilang kamu nggak usah sungkan. Kebetulan aku ada di sini, jadi aku bisa menyelamatkan anakmu. Untuk urusan bisnis, semuanya tetap harus diperhitungkan dengan jelas. Kalau aku kurang bayar 1 miliar, takutnya kamu nggak dapat keuntungan. Kalau kamu nggak mau terima, aku nggak beli lagi."Bos toko bersikeras berkata, "Jangan begitu. Aku juga nggak marah biarpun kamu nggak beli. Aku cuma punya 1 anak, dia lebih berharga dari nyawaku. Kamu menyelamatkan anakku dan memesan begitu banyak bibit pohon buah dariku. Aku sangat berterima kasih padamu, mana mungkin aku membiarkan kamu menghabiskan begitu banyak uang?"Bos toko menambahkan, "Lagi pula, setelah kamu bayar 3 miliar, aku sudah bisa dapatkan keuntungan 1 miliar lebih. Aku nggak rugi."Tirta terpaksa menanyakan pendapat Agatha dan Nia, "Kak Agatha, Kak Nia, bagaimana menurut kalian?"Agatha bertatapan dengan Nia, lalu menyahut sembari tersenyum, "Tirta, bos mau berterima kasih padamu dan kita memang kekura

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 933

    Tirta berpikir sejenak, lalu tersenyum licik dan berucap, "Kalau kamu benar-benar merasa bersalah, kamu kabulkan satu keinginanku saja. Anggap sebagai kompensasi."Agatha segera mengangguk seraya menyahut, "Apa keinginanmu? Kamu bilang saja. Asalkan aku bisa melakukannya, aku pasti kabulkan keinginanmu."Tirta mengedipkan matanya, lalu menimpali, "Nanti kita baru bicarakan di mobil. Sekarang kita bicarakan masalah bibit pohon buah dengan bos toko dulu.""Oh. Kalau begitu, nanti kita baru bicarakan di mobil," balas Agatha. Dia merasa Tirta berniat jahat, tetapi dia tidak keberatan.Anak bos toko sudah tertidur setelah minum susu. Bos toko keluar dari kamar. Dia membawa sepiring buah yang sudah dicuci.Bos toko berujar, "Kalian sudah menunggu lama. Istirahat dulu dan makan buah.""Terima kasih, Bu," sahut Tirta. Dia tidak sungkan lagi dan langsung duduk di bangku. Tirta mengambil buah pir dan memakannya.Agatha dan Nia juga mengambil buah, lalu duduk di samping Tirta sambil memakan buahn

DMCA.com Protection Status