Share

Bab 787

Penulis: Hazel
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-06 18:00:00
Joshua bersikap sangat patuh tanpa berani menunjukkan kekesalan sedikit pun. Setelah mengakhiri panggilan, dia buru-buru pergi ke rumah Toby dan Hendrik untuk mengajak mereka ke rumah Aiko.

....

"Tirta, siapa yang meneleponmu tadi? Kenapa kamu kelihatan marah sekali?" tanya Ayu dengan heran setelah Tirta mengakhiri panggilan.

Sebelum Tirta menjawab, Melati sudah menimpali, "Nggak usah ditanya lagi. Pasti pacarnya yang lain sedang dalam masalah. Bi Ayu, kamu nggak dengar tangisan wanita tadi? Hati Tirta pasti hancur sekali mendengarnya menangis!"

"Tirta, apa yang dibilang Melati benar?" tanya Ayu dengan agak cemburu.

"Kalian berpikir terlalu jauh. Dia cuma teman biasa." Tirta mengembuskan napas dan tersenyum getir. "Dia bertemu sedikit masalah, jadi aku membantunya. Kalian tidur dulu. Aku harus pergi lihat situasi. Besok pagi aku pulang."

Tirta merasa cemas terhadap Aiko. Dia memutuskan untuk pergi ke rumah Aiko sekarang juga. Setelah mengganti pakaian, Tirta langsung berangkat.

"Dasar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Hirrba Azza
okelah kalau begitu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 788

    "Terima kasih banyak, Tirta. Aku akan kirim alamatku sekarang juga. Aku tunggu kamu ya .... Hati-hati di jalan!"Setelah mendengar ucapan Tirta, Aiko merasa sangat terharu. Baginya, situasi sekarang sangat kritis. Sementara itu, yang membantunya malah adalah Tirta yang hanya ditemuinya beberapa kali.Tindakan Tirta yang menolongnya tanpa pamrih ini membuat kesan Aiko terhadap Tirta menjadi sangat baik. Dia merasa sangat berterima kasih kepada Tirta."Ya, kamu tenang saja. Aku akan segera sampai." Tirta mengiakan, lalu langsung mengakhiri panggilan dan mengemudikan mobilnya ke lokasi yang dikirim Aiko."Aku tahu Tirta nggak mungkin menipuku ...," gumam Aiko sambil menggenggam ponselnya dengan erat. Ucapan Tirta terus terngiang di benaknya, membuatnya merasa sangat tenang."Aiko, tadi kamu bicara dengan siapa? Siapa yang mau kemari?" Di luar pintu, terdengar suara Hubert yang heran."Aiko, sebentar lagi Billy akan sampai. Masa kamu menyuruh temanmu kemari di saat seperti ini? Nggak dewas

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 789

    Ketika melihat penampilan Aiko yang seperti ini, Hubert makin murka. Dia hendak mengangkat tangannya lagi untuk menampar Aiko."Sudahlah, anak ini memang keras kepala. Nggak ada gunanya kamu memukulnya. Kamu keluar saja. Biar aku yang membujuknya," bujuk Sandra yang tidak tahan lagi. Dia buru-buru menarik Hubert keluar."Aiko, aku tahu kamu marah karena kami memaksakan kehendak kami. Makanya, kamu mengarang kebohongan seperti itu untuk mengelabui kami.""Tapi, kami adalah orang tua kandungmu. Kami nggak mungkin mencelakaimu. Terima saja takdirmu ini. Kelak, aku dan ayahmu pasti akan menebus semuanya," nasihat Sandra.Sayangnya, Aiko tidak akan mendengarkan nasihat ini. Dia hanya termangu di tempatnya, seolah-olah seluruh energinya telah terkuras habis."Hais, pikirkan baik-baik ucapanku tadi. Setelah Billy sampai, jangan buat dia marah. Kamu harus menurutinya. Sekarang perusahaan bergantung padamu."Ketika melihat Aiko tidak menanggapinya, Sandra pun tidak berbicara lagi. Dia berbalik

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 790

    "Aiko! Kamu sudah gila ya! Gimana bisa kamu melawan Billy seperti ini! Cepat minta maaf!"Saat melihat perubahan situasi yang mendadak ini, ekspresi Hubert dan Sandra sontak berubah. Kalau sampai Billy pergi, perusahaan mereka akan bangkrut. Itu sebabnya, Hubert langsung membentak putrinya."Yang kupukul adalah bajingan! Jangan harap aku minta maaf padanya! Dia nggak pantas! Kalian semua keluar!" pekik Aiko dengan histeris.Kini, Tirta dan Keluarga Gumarang belum tiba. Dia sungguh tidak berdaya."Kurang ajar! Kamu ini makin lancang saja! Aku akan memberimu pelajaran nanti!" Hubert memelototi putrinya dengan galak.Kemudian, Hubert datang ke hadapan Billy untuk meminta maaf, "Billy, suasana hati putriku lagi kurang stabil. Makanya, dia berbuat bodoh seperti ini. Tolong jangan bersikap perhitungan dengannya ya.""Gimana kalau kamu keluar dulu? Biarkan aku bicara sebentar dengannya. Aku janji hal seperti tadi nggak bakal terulang lagi."Billy memegang wajahnya. Meskipun dia sudah tidak sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 791

    "Aaa! Dasar jalang! Kamu sudah bosan hidup ya! Hari ini, aku pasti akan membuatmu kesakitan setengah mati!" Karena jarak di antara keduanya lumayan dekat, Billy tidak sempat menghindar. Salah satu matanya tertusuk dan berdarah. Saking murkanya, Billy pun menerkam ke arah Aiko.Bam! Sayangnya, Billy sangat kesakitan karena salah satu matanya terluka. Aiko pun menghindar dengan mudah. Pada akhirnya, Billy terjatuh dengan menyedihkan."Dasar jalang! Dasar murahan! Kamu tunggu saja pembalasan dariku! Aku bukan cuma akan menidurimu, tapi ibumu juga!""Kamu pasti akan menyesali perbuatanmu ini! Keluargamu harus lenyap dari ibu kota provinsi!" Billy bangkit dari lantai dengan susah payah. Sambil memegang dinding, dia mengeluarkan ponselnya untuk meminta bantuan."Ibu, Ayah ... cepat buka pintu! Cepat keluarkan aku! Billy ingin mencelakai kalian!" seru Aiko yang berdiri di samping pintu. Dia terus menggedor, berusaha menarik perhatian Hubert dan Sandra. Dia pun tidak berani melepaskan gunting

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 792

    Sebelum ketiga keluarga besar datang, sekalipun mati, Hubert tidak akan percaya pada omongan Aiko. Sandra juga demikian.Namun, fakta membuktikan bahwa Tirta benar-benar bisa memerintahkan Keluarga Gumarang untuk mengantar uang. Bahkan, bukan hanya Keluarga Gumarang, tetapi juga dua keluarga besar lainnya. Semua datang untuk mengantar uang! Totalnya adalah 14 triliun!Di ibu kota provinsi, yang bisa melakukan hal semacam ini hanya Keluarga Purnomo yang berada di tingkatan teratas dan Chandra yang merupakan gubernur."Apa mungkin yang dibilang Aiko benar? Tirta benaran adalah saudara angkat Pak Saba? Selain ini, sepertinya nggak ada kemungkinan lain lagi!"Hubert dan Sandra bergegas membuka pintu untuk Aiko. Pada saat yang sama, mereka merasa sangat terkejut.Krek! Pintu dibuka."Ayah, Ibu, akhirnya kalian buka pintu. Billy mau balas dendam! Kita harus cari tempat untuk sembunyi! Cepat!" pekik Aiko dengan panik sambil berlari keluar. Tangannya masih memegang gunting."Aiko, maaf, Ayah s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 793

    "Sepertinya mereka membantu kita demi Tirta." Hubert tentu memiliki kesadaran diri. Dia tidak merasa kemampuannya bisa membuat tiga keluarga besar menyanjungnya."Aiko, jujur pada Ibu. Sebenarnya apa hubunganmu dengan Tirta? Apa kalian pacaran? Kalau nggak, mana mungkin tiga keluarga besar ini membantu kita." Sandra buru-buru menghampiri Aiko dan bertanya dengan suara rendah. Sejujurnya, dia merasa senang."Ibu, ini nggak seperti yang kamu pikirkan. Aku dan Tirta cuma teman biasa." Wajah Aiko memerah. Kemudian, dia menghela napas dengan emosional. "Aku memang ingin jadi pacarnya, tapi wanita cantik di sisinya sudah terlalu banyak. Dia belum tentu bakal menyukaiku.""Dasar bodoh. Kalau Tirta nggak menyukaimu, mana mungkin dia menyuruh tiga keluarga besar membantu kita?" Sebagai orang yang sudah berpengalaman, Sandra tentu tahu niat Aiko.Sandra menepuk tangan Aiko dan membujuk, "Wajar kalau pria hebat punya banyak wanita. Kamu harus berpikiran lebih terbuka. Kalau suka, kejar dia dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 794

    "Hehe, Sebenarnya ini belum ada apa-apanya. Kalau rekening perusahaan kalian nggak terblokir, kami bisa mentransfer lebih banyak," ujar Joshua yang menyombongkan diri saat melihat keterkejutan Aiko."Apa? Kamu bilang rekening perusahaan kami diblokir?" Hubert sangat tercengang. Tadi dia memang penasaran, kenapa Joshua, Toby, dan Hendrik membawa uang tunai sebanyak ini."Ya. Memangnya kalian nggak tahu?" tanya Joshua balik."Aku ... aku memang nggak tahu soal ini," timpal Hubert dengan ekspresi canggung."Kok bisa begini? Coba kamu tanyakan pada departemen keuangan," usul Sandra setelah merenung sejenak.Ketika Hubert hendak menelepon, Aiko menghentikan, "Ayah, Ibu, nggak usah repot-repot. Biar kuberi tahu kalian alasannya. Saat di kota kecil, aku melakukan sesuatu yang membuat Billy sangat membenciku. Billy pasti diam-diam memainkan tipu muslihat.""Kedatangannya kali ini juga bukan untuk meminjam kalian uang. Dia ingin membalas dendam!""Ternyata ada hal seperti itu ...." Hubert meras

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 795

    Sandra sontak memaki, "Dasar bajingan! Kamu nggak ada bedanya dengan binatang buas! Jangan kira kamu bisa bertindak semena-mena karena Keluarga Sutejo berkuasa! Kalau kamu berani menyentuh Aiko, Pak Tirta nggak bakal mengampunimu!""Pak Tirta? Siapa itu? Suruh dia keluar! Aku bisa saja membunuhnya dengan mudah! Kalian ingin menakutiku? Jangan mimpi deh!" pekik Billy dengan ekspresi ganas.Di ibu kota provinsi, selain Keluarga Purnomo, Keluarga Chandra, dan Keluarga Sutejo, tidak ada lagi keluarga di atas mereka. Billy pun tidak pernah mendengar tentang pria bernama Tirta.Joshua dan lainnya yang berusaha untuk bersabar sejak tadi, sontak maju untuk membentak."Lancang sekali! Kamu bukan siapa-siapa! Kamu berani berebutan wanita dengan Pak Tirta?""Kamu bahkan berani menghina Pak Tirta! Aku rasa kamu ingin Keluarga Sutejo lenyap dari ibu kota provinsi?""Ya! Kamu ini tahunya cuma bersenang-senang! Kalau kamu membuat Pak Tirta marah, tamatlah riwayatmu!""Kalau Keluarga Sutejo ingin memb

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 945

    Di sisi lain, di dalam kantor polisi.Wali Kota Hamza, Pinot, bersama dengan kepala kepolisian, Ladim, duduk dengan santai di aula utama. Mereka mulai bertanya kepala polisi yang berjaga di depan, Niko."Kapan atasan kalian keluar? Cuma menyerahkan penjahat, sepertinya nggak perlu terlalu lama, 'kan?" Yang berbicara adalah Ladim. Dia menerima banyak hadiah dari Karsa. Ketika ada masalah, dia tentu harus turun tangan."Huh, Bu Susanti sedang sibuk dan nggak punya waktu untuk bertemu dengan kalian. Kalian bisa kembali saja. Lagian, para penjahat itu ditangkap di wilayah kami. Tanpa izin dari Bu Susanti, aku nggak akan melepaskan mereka!"Niko jelas bisa merasakan bahwa mereka datang dengan niat buruk. Makanya, dia mendengus dan berkata dengan kesal."Hehe, memang benar kalian yang tangkap, tapi mereka semua berasal dari Kota Hamza. Jadi, sudah seharusnya diserahkan ke Kepolisian Kota Hamza untuk diproses. Kalian nggak punya hak untuk bernegosiasi denganku. Suruh atasan kalian keluar dan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 944

    "Kak Tirta, yang kamu tulis ini benar? Benaran ada efek seperti itu?" Setelah melihat resep untuk pembesaran bokong dengan teliti, ekspresi Shinta penuh kegembiraan.Dengan resep pembesaran payudara dan bokong ini, dia akan menjadi wanita sempurna di masa depan!"Tentu saja benar, untuk apa aku menipumu?" sahut Tirta mengangguk."Tirta, aku tentu percaya dengan keahlian medismu, bahkan kamu bisa dibilang setara dengan dewa. Tapi, apa benaran khasiatnya sebagus itu? Orang mati bisa dibangkitkan kembali?" tanya Saba yang semakin terkejut setelah melihat resep itu."Itu juga benar. Selama nggak ada kerusakan otak, jantung hancur, atau berusia lebih dari 100 tahun, resep ini bisa menyelamatkan mereka. Kalau kamu nggak butuh, keluarga atau temanmu juga bisa menggunakannya. Cukup ikuti resep di atas untuk membuatnya," jelas Tirta."Oke, ini baru namanya kebal dari apa pun! Kalau digunakan di kemiliteran, ini akan sangat berguna! Tirta, terima kasih!" Ini pertama kalinya Saba menunjukkan eksp

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 943

    "Kak Saba, hadiah ini terlalu berharga. Aku nggak bisa menerimanya!" Mendengar itu, tangan Tirta sampai gemetaran. Dia hendak mengembalikan kotak hitam kecil itu.Meskipun belum pernah mendengar tentang Nagamas, dari namanya saja, Tirta bisa menebak bahwa yang tinggal di sana pasti orang-orang besar seperti Saba!Tirta merasa, sebagai orang biasa yang tidak memiliki jabatan atau kekuasaan, dirinya tidak layak tinggal di tempat seperti itu.Sementara itu, buku kecil biru itu seperti semacam surat pengampunan yang sangat berharga!Tirta merasa dirinya hanya mengobati penyakit orang, secara logika, dia tidak pantas menerima hadiah sebesar ini."Tirta, kenapa sungkan begitu sama aku? Vila itu sudah terdaftar atas namamu. Terima saja. Lagi pula, kalau aku mengundangmu untuk jalan-jalan ke ibu kota, kamu butuh tempat untuk tinggal, 'kan?" Saba melambaikan tangan dan tersenyum."Benar, barang-barang ini nggak ada artinya bagi kakek. Kak Tirta, terima saja. Kalau nggak, kamu nggak boleh mencar

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 942

    Tirta tersenyum dan berkata, "Ya sudah, besok kamu temani aku beli sayuran."Dengan mata yang berkilat, Tirta langsung menyetujui dengan cepat. Melihat Tirta setuju, Ayu merasa senang. Dia mulai memikirkan, apa yang harus dikenakan besok.....Setelah makan, sekitar setengah jam kemudian, Ayu membawa para wanita menyiram tanaman di kebun.Tirta dengan beberapa anak harimau di pelukannya, sedang duduk santai di depan pintu menikmati sinar matahari.Tiba-tiba, beberapa mobil jeep hitam berhenti perlahan di depan klinik. Pintu mobil terbuka. Shinta adalah yang pertama keluar dari mobil.Gadis itu berkata dengan girang kepada seorang pria tua di dalam mobil, "Kakek, ini tempat tinggal Tirta. Namanya Desa Persik. Ada gunung dan ada air, pemandangannya sangat indah.""Desa Persik ... bagus, bagus. Benar-benar tempat yang bagus untuk menenangkan diri. Pantas saja orang sehebat Tirta tinggal di sini." Saba turun dari mobil dan memandang sekitar.Di depan matanya, ada pegunungan hijau dan air y

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 941

    "Bi Ayu, aku sudah bawa Tirta kembali! Waktu aku sampai, dia sedang makan nasi kotak di vila!" Setelah kembali ke klinik, Arum melepaskan Tirta dan menepuk tangannya sambil berkata dengan tidak puas."Tirta, Arum sudah masak banyak makanan bergizi untukmu. Kenapa nggak dimakan dan malah pergi ke vila untuk makan nasi kotak?" tanya Ayu dengan bingung."Kenapa lagi?" Agatha tertawa dan menyela, "Karena dia nggak ingin makan kemaluan sapi!"Di sudut meja makan, Nia yang mendengar ini merasa agak malu."Tirta, terakhir kali kamu menghabiskan sepiring penuh kemaluan sapi dalam dua hingga tiga menit. Kenapa kali ini kamu nggak mau makan?" tanya Arum dengan kesal. "Aku kira kamu suka makan itu, jadi aku masak dua batang kali ini!""Ya, Tirta, kenapa kali ini kamu nggak mau makan?" tanya Melati dengan bingung."Aku ... hais, aku sebenarnya nggak butuh makan itu. Tubuhku sehat-sehat saja, makanan seperti itu berlebihan untukku," timpal Tirta dengan lesu."Kenapa berlebihan? Makanan itu sangat b

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 940

    Farida menebak Tirta pasti menyembunyikan sesuatu. Dia mengambil nasi kotak dari mobil, lalu memberikannya kepada Tirta. Farida berkata, "Nggak ada nasi kotak yang tersisa lagi. Kalau kamu nggak keberatan, ini nasi kotakku."Farida yang membawa nasi kotak. Di atasnya terdapat gambar kartun kucing berwarna merah muda. Gambar itu juga terdapat di pakaian dalam yang sering dikenakannya. Siapa sangka, Farida yang lebih tua daripada Ayu menyukai barang lucu seperti ini."Kak Farida, kalau kamu berikan nasi kotakmu padaku, kamu makan apa?" tanya Tirta. Dia merasa malu. Apalagi setelah melihat gambar kucing di nasi kotak itu.Farida melihat tatapan Tirta tertuju pada gambar kucing itu. Dia takut Tirta mentertawakannya. Farida menyahut dengan gugup, " Aku nggak lapar, anggap saja aku lagi diet. Kamu makan saja.""Oke. Terima kasih, Kak Farida. Oh, iya. Bagaimana perkembangan renovasi vila? Apa malam ini aku bisa tinggal di vila?" timpal Tirta.Tirta tidak sungkan lagi. Dia membuka nasi kotak,

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 939

    Tiba-tiba, terdengar suara batuk Agatha. Dia bertanya, "Tirta, apa maksudmu?"Tirta terkejut. Dia segera menyimpan mata tembus pandang, lalu membuka pintu dan berkata seraya tersenyum, "Kak Agatha, maksudku Kak Nia sangat kompeten. Ke depannya pria yang bersamanya pasti bahagia."Agatha yang curiga bertanya, "Kenapa kamu tiba-tiba bicara seperti itu? Bukannya kamu lagi melakukan akupunktur pada Kak Nia? Apa yang dia lakukan?"Tirta menjawab dengan tenang, "Maksudku untuk urusan kebun buah. Tadi kami membahas masalah kebun buah waktu melakukan terapi akupunktur. Kak Nia bisa mengurus semuanya tanpa bantuanku. Dia sangat kompeten."Agatha mengangguk sambil menanggapi, "Kak Nia memang kompeten. Aku pun nggak bisa melakukannya sendiri. Aku pasti kewalahan."Agatha bertanya lagi, "Mana Kak Nia? Apa terapi akupunktur sudah selesai?"Tirta menyahut, "Sudah. Dia lagi ganti baju."Agatha berusaha menahan tawanya dan menimpali, "Makanannya sudah siap. Kamu cuci tangan dulu sebelum makan. Kak Aru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 938

    Tirta berkata sebelum memulai akupunktur, "Kak Nia, terapi akupunktur kali ini mungkin berbeda dengan sebelumnya. Aku akan menambahkan pijatan agar efeknya lebih bagus."Tirta melanjutkan, "Sebaiknya kamu persiapkan mentalmu. Tentu saja, aku nggak berniat mengambil kesempatan dalam kesempitan. Kalau kamu keberatan, aku hanya melakukan akupunktur.""Pijatan?" ujar Nia. Dia menghela napas, lalu mengangguk dan menambahkan, "Itu ... nggak masalah. Lagi pula, semua itu untuk mengobati penyakitku. Aku bisa terima, yang penting bisa menyembuhkanku.""Oke, Kak Nia. Mungkin nanti akan sedikit gatal. Tahan sebentar, ya," timpal Tirta. Selesai bicara, dia langsung menusukkan jarum ke bagian dada Nia.Kali ini, Tirta melakukan terapi akupunktur pada Nia untuk menyembuhkan sesak napas yang dideritanya. Setelah Tirta mencabut jarum, Nia belum merasakan gatal.Kemudian, Tirta melakukan terapi akupunktur sesi kedua. Begitu Tirta menusukkan jarum, Nia merasa gatal hingga mengeluarkan desahan. Dia bergu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 937

    Kemudian, Ayu kembali sibuk di dapur. Agatha keluar dari klinik, lalu bertanya kepada Tirta, "Tirta, Bibi Ayu bilang apa denganmu? Kenapa kalian kelihatan misterius?"Tirta menjawab dengan tenang, "Nggak apa-apa. Bibi Ayu tanya kenapa Kak Nia tiba-tiba tinggal di klinik.""Oh. Kamu cepat lihat dulu, nanti malam Kak Nia tidur di mana?" timpal Agatha. Dia menarik Tirta masuk ke klinik, lalu melanjutkan dengan ekspresi khawatir, "Selain itu, kita bertiga ... kita tidur di mana? Nggak ada tempat lagi."Nia yang berdiri di depan pintu klinik berujar dengan canggung, "Tirta, apa aku merepotkan kalian? Kalau nggak, aku tinggal di hotel saja."Tirta menepuk dadanya sambil menjamin, "Nggak usah, Kak Nia. Aku sudah atur semuanya. Klinik ini cukup untuk ditempati kita semua.""Kalau begitu, kamu lakukan akupunktur pada Kak Nia. Aku lihat Bibi Ayu butuh bantuan atau nggak," ucap Agatha. Selesai bicara, dia masuk ke dapur.Tirta menutup pintu klinik, lalu mengambil jarum dan berkata kepada Nia, "Ka

DMCA.com Protection Status