Share

Bab 668

Author: Hazel
Ketika Tirta membawa sekelompok orang itu ke rumah barunya, Joshua, Toby, dan Hendrik berkumpul di sebuah ruang privat restoran kelas atas.

Mereka sedang membahas strategi untuk memberi pelajaran kepada Mauri dan Tirta. Setengah hari telah berlalu. Bawahan yang mereka utus mendapat beberapa kabar mengejutkan.

"Tirta cuma orang kampungan. Aku nggak nyangka Pil Kecantikan yang begitu populer di ibu kota provinsi berasal dari formulanya. Dia juga punya hubungan dekat dengan Presdir Farmasi Santika."

"Pantas saja, Dipo berakhir seperti ini setelah menculik Presdir Farmasi Santika. Menurut informasi, selain punya hubungan dengan Mauri, Tirta juga dekat dengan Saad. Ini yang membuatnya berani memasukkan Dipo dan lainnya ke penjara! Kita sudah meremehkannya!"

Joshua mengetuk jari tangannya di atas meja. Ketiga orang ini sibuk menyusun rencana. Ekspresi mereka semua terlihat masam.

Mauri tentu tidak takut pada mereka bertiga. Namun, mereka sudah meminta bantuan Amal untuk menundukkan Mauri. Bi
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 669

    "Halo, siapa kamu? Kenapa bisa punya nomorku?" Panggilan langsung terhubung. Demi menghindari Tirta, Resnu bersembunyi di rumah sakit dan menjalani perawatan."Pak Resnu, aku Joshua dari Keluarga Gumarang. Aku memberimu hadiah besar saat kamu ulang tahun!" sapa Joshua. Dia bisa mendengar ketidaksabaran pada nada bicara Resnu."Oh, Paman Joshua ya. Aku ingat kok. Kamu memberiku mobil sport seharga 60 miliar. Aku suka sekali!" Nada bicara Resnu membaik. "Kenapa tiba-tiba mencariku? Apa ada masalah?""Eee .... Pak Resnu, baru-baru ini keponakanku yang bodoh dipenjara. Aku dengar kamu kenal Tirta, jadi aku ingin cari tahu tentang dia. Apa dia punya penyokong hebat?" tanya Joshua dengan hati-hati."Apa? Kamu mau cari tahu soal Tirta?" Nada bicara Resnu sontak terdengar kaget.Joshua mengaktifkan pengeras suara, jadi Toby dan Hendrik bisa mendengar ketakutan Resnu. Ketiganya pun menyadari kejanggalan pada situasi ini."Ya. Apa kamu bisa memberi tahu kami tentang Tirta?" tanya Joshua yang mul

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 670

    Setelah selesai berdiskusi, Joshua langsung menelepon Chandra. Chandra adalah seorang gubernur. Bisa dilihat bahwa Joshua bukan orang sembarangan karena Chandra menerima panggilannya."Joshua, kenapa mencariku?" Setelah panggilan tersambung, nada bicara Chandra terdengar agak tidak acuh."Pak Chandra, aku punya informasi penting tentang putramu. Kalau nggak memberitahumu, aku nggak bisa tidur dengan tenang." Joshua terdengar melebih-lebihkan, seolah-olah Resnu sudah sekarat.Chandra tak kuasa mengernyit dan bertanya, "Ada apa? Katakan saja.""Hais .... Kamu mungkin belum tahu putramu menyinggung seseorang bernama Tirta. Satu tangannya sampai putus karena Tirta. Dia bahkan mengancam putramu akan membunuhnya kalau berani balas dendam. Makanya, putramu nggak berani memberitahumu."Demi membuat Chandra marah, Joshua sengaja membesar-besarkan situasi. Namun, Joshua tidak akan menyangka bahwa Tirta memang berani melakukannya dan Resnu memang tidak memberi tahu Chandra tentang hal ini. Ini ka

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 0671

    Selain marah pada Resnu, hati Chandra juga diliputi kebencian pada Tirta. Bagaimanapun, Chandra adalah seorang gubernur. Di bawahnya ada lebih dari 70 juta penduduk. Dia jelas adalah pejabat tinggi.Apalagi, kinerja Chandra sangat bagus selama beberapa tahun ini. Perkembangan ekonomi dari wilayah yang berada di bawah yurisdiksinya sangat pesat. Banyak perusahaan bermunculan. Rakyat hidup dengan damai.Jelas, hasil ini menarik perhatian orang-orang di pemerintahan pusat. Jika Chandra terus bekerja keras, dia mungkin akan mendapat promosi besar dan menjadi tokoh teratas.Lantas, bagaimana mungkin ada seseorang yang begitu tidak tahu diri dengan melukai putranya dan mengancam nyawa putranya? Jika tidak diberi pelajaran, bukankah orang-orang akan mengira dirinya mudah ditindas?Setelah memutuskan untuk memberi Tirta pelajaran, Chandra menelepon Joshua. Joshua bertanya, "Pak Chandra, apa ada yang bisa kubantu? Kami pasti akan membantumu sebisa mungkin."Joshua dan lainnya sangat yakin bahwa

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 672

    Ketika Joshua dan lainnya sedang menunggu kedatangan Budi dan Amal, Tirta telah membawa Saba ke rumah barunya untuk beristirahat. Mereka tinggal menunggu obat dari Naura untuk mengobati Saba dan Bima.Banyak pengawal Saba yang ikut, tetapi mereka hanya menunggu di luar. Tirta mempersilakan mereka masuk, tetapi mereka menolak."Aku nggak nyangka. Kamu masih muda tapi keterampilan medismu jauh lebih hebat dari banyak orang. Bahkan, ilmu bela dirimu juga luar biasa. Panji dan Karta bukan lawanmu. Generasi muda jaman sekarang memang keren," puji Saba yang duduk di sofa sambil menatap Tirta dengan tersenyum.Saba memang sudah tua dan rambutnya beruban, tetapi matanya masih dipenuhi antusiasme. Semangatnya tidak pernah padam."Pujian Pak Saba sudah berlebihan. Ilmu medis ini diwariskan keluargaku. Aku belajar ilmu medis dari ayahku. Ngga bisa dibilang hebat. Kalau soal ilmu bela diri, sebenarnya aku nggak pernah belajar. Cuma kekuatanku saja yang besar," sahut Tirta sambil tersenyum.Kapan p

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 673

    "Haha. Kelak aku bakal menjadi murid ahli bela diri terhebat!" seru Bima. Dia merasa bangga dan terhormat mendengar orang-orang memuji Tirta."Kamu benar. Sekarang Tirta cuma perlu mempelajari teknik." Lutfi tertawa, lalu meneruskan, "Aku ingin tanya, apa kamu berniat mempelajari ilmu bela diri?""Aku punya buku yang mencatat banyak teknik bela diri dan pengalaman pribadi. Kalau tertarik, aku bisa memberikannya kepadamu. Kamu juga boleh tanya aku kalau ada yang nggak dipahami.""Tentu saja mau. Belajar ilmu bela diri bukan hal yang buruk. Aku bisa menambah wawasan. Terima kasih banyak." Tirta langsung menyetujui saat melihat Lutfi begitu murah hati padanya.Bagaimanapun, Tirta yang sekarang hanya menguasai teknik menekan titik akupunktur. Sisanya dia tidak bisa. Kelak kalau ada kesempatan, dia akan membalas kebaikan Lutfi."Oke, oke. Aku akan suruh orang ambilkan nanti," ucap Lutfi sambil tersenyum. Buku itu ada di ibu kota. Dia tidak membawanya bersamanya."Nggak ada kata terlambat un

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 674

    Agus dan Betari tentu tidak berani membantah. Mereka hanya bisa mengangguk dan menuruti pesan dokter. Untungnya, dokter tidak merepet panjang lebar."Sayang, lain kali jangan merayuku lagi. Dokter bilang kemaluanku bisa rusak kalau melakukannya berkali-kali ...," ucap Agus kepada Betari dengan wajah sedih."Sembarangan! Kapan aku merayumu? Kamu sendiri yang nggak bisa tahan dan terus minta lanjut. Sekarang kamu menyalahkanku? Dasar nggak tahu malu!" timpal Betari dengan kesal.Sekalipun pasangan ini tidak tahu malu, mereka tidak mungkin berani menyuruh Tirta mengobati. Makanya, Betari berbohong saat Nabila meneleponnya tadi.Agus merasa kesal. Dalam hatinya, dia bertekad akan mencari Tirta, menyuruhnya mengembangkan obat kuat yang bisa membuatnya sangat perkasa! Dia akan membuat Betari tidak bisa turun dari ranjang! Jika tidak, dia akan merasa dirinya sangat gagal!...."Tadi Bibi Betari bilang Paman Agus jatuh? Kenapa nggak suruh aku obati saja?" tanya Tirta sambil mengernyit setelah

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 675

    Ketika melihat Saba tidak keberatan, Tirta meneruskan, "Ini Pak Saba, ini Nona Shinta."Naura sontak terbelalak kaget. Dia bertanya dengan tidak percaya, "Apa? Ini Pak Saba, pahlawan pendiri negara? Astaga! A ... aku nggak nyangka punya kehormatan bertemu Pak Saba di sini! Aku telepon ayahku suruh dia kemari!"Karena terlalu bersemangat, Naura sampai terbata-bata. Sebagai wali kota, ayahnya tentu harus menyambut kedatangan Saba. Jika tidak, ayahnya bisa dinilai lalai dalam bertugas.Pada saat yang sama, Naura benar-benar terkejut melihat Tirta hendak mengobati Saba. Bukankah artinya Tirta punya hubungan dengan Saba? Ini adalah peluang besar yang tidak bisa didapat orang biasa!Ketika melihat Naura panik, Saba melambaikan tangannya sambil terkekeh-kekeh. "Hehe. Sekarang aku bukan siapa-siapa lagi. Aku cuma orang tua biasa. Nggak usah suruh ayahmu datang.""Oh ... baik, Pak." Naura tentu tidak berani membantah perkataan Saba. Dia menenangkan diri dan mengiakan."Bu Naura, duduklah. Angga

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 676

    Ketika mendengar Saba ingin mengangkat Tirta menjadi saudaranya, semua orang tercengang. Jika Saba serius dengan perkataannya, itu artinya status Tirta akan meningkat pesat!Lagi pula, di seluruh negeri, siapa yang pantas membuat Saba berbicara demikian? Kalaupun ada, orang itu tidak mungkin semuda Tirta.Bagaimanapun, selisih usia Saba dan Tirta setidaknya ada 80 tahun! Bukankah hal seperti ini sangat sulit untuk dipercaya?Namun, jika dipikir-pikir, sebenarnya tidak ada yang salah. Tirta telah memperjelas bahwa dirinya bukan hanya bisa memulihkan Saba, tetapi juga membuatnya hidup tujuh sampai delapan tahun lagi.Kekayaan dan kemuliaan sekalipun tidak bisa memberikan Saba waktu selama itu. Saba bisa memilikinya karena bertemu Tirta."Pak Saba, jangan bercanda. Aku cuma pemuda biasa. Mana pantas menjadi saudara angkatmu," timpal Tirta sambil mengangkat alis. Dia sendiri tidak percaya dengan ucapan Saba.Saat ini, Tirta sudah selesai menancapkan semua jarum peraknya. Dia sedang menggun

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1025

    Camila tidak pernah melihat Simon mengamuk seperti ini. Mungkin karena ucapan Yahsva, Simon yang marah juga terlihat sedikit ketakutan.Camila yang dipaksa untuk menerima kenyataan berusaha menahan emosinya dan menghibur Simon, "Simon, biarpun dia itu adik angkat Kakek Saba, kamu itu cucu kandung Kakek Yahsva. Kamu nggak usah panik cuma karena masalah sepele seperti ini."Camila melanjutkan, "Paling-paling kita minta maaf kepada ... Tirta untuk menghormati Kakek Saba. Bagaimanapun, Kakek Yahsva nggak akan mempersulitmu demi orang luar."Camila takut ditendang Simon lagi, tetapi sebenarnya dia tetap menganggap Tirta sebagai orang kampungan. Camila tidak akan mengubah pandangannya karena Tirta adalah adik angkat Saba.Simon memelototi Camila sambil membentak, "Dasar tolol! Kalau memang segampang itu, aku nggak mungkin begitu marah! Kamu tahu Kakek menyuruhku minta maaf pada Tirta dengan cara apa?"Simon ingin menampar Camila. Sementara itu, Camila mulai ketakutan. Dia mundur, lalu beruca

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1024

    "Kenapa aku bisa punya cucu yang nggak berguna sepertimu? Apa kamu tahu Saba mau bawa bawahannya untuk memberimu pelajaran?" lanjut Yahsva.Sebelumnya Yahsva masih berharap orang yang dilawan Simon bukan temannya Tirta. Setelah mendengar perkataan Simon, amarah Yahsva langsung meluap. Dia terus memarahi Simon.Biarpun Simon sudah mematikan pengeras suara, sebagian orang yang berdiri di dekat Simon bisa samar-samar mendengar suara Yahsva. Salah satu orang menceletuk, "Pak Yahsva nggak bercanda, 'kan? Ternyata pria kam ... salah ... Tirta itu adik angkat Pak Saba! Apa tadi aku salah dengar?"Suasana menjadi heboh. Para tamu mulai berkomentar, tetapi mereka tidak menyebut Tirta orang kampungan lagi."Tadi aku juga dengar, sepertinya memang benar!""Kalau nggak, ekspresi Pak Simon juga nggak akan begitu masam!""Pantas saja, Tirta sama sekali nggak takut kepada Pak Simon. Ternyata omongan Pak Chandra memang benar. Tirta lebih hebat daripada Pak Simon!""Tirta itu adik angkat Pak Saba! Hubu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1023

    Simon tertawa sinis, lalu mengomentari, "Kamu menyarankanku jangan bersikap keterlaluan? Memangnya orang seperti kalian pantas menegurku?"Tiba-tiba, ponsel Simon berdering. Dia bergumam, "Eh, Kakek yang menelepon. Apa Kakek sudah menyuruh orang untuk mencabut jabatan Pak Chandra?"Ekspresi Simon tampak senang. Dia hendak menjawab panggilan telepon. Namun, Camila berniat memamerkan latar belakang keluarga pacarnya.Camila berucap kepada Simon, "Simon, bagaimana kalau kamu aktifkan pengeras suara biar pria kampungan itu dan semuanya bisa mendengarnya dengan jelas? Dengan begitu, mereka bisa menyerah!"Wirya juga maju dan memanas-manasi, "Benar, Pak Simon. Pria kampungan ini bilang bisa mencari orang untuk melindungi Pak Chandra dan lainnya. Jadi, kamu harus buat dia dipermalukan habis-habisan!"Simon malas berbuat seperti itu, tetapi dia tidak bisa menolak permintaan Camila. Jadi, dia menuruti kemauan Camila untuk mengaktifkan pengeras suara setelah menjawab panggilan telepon.Suasana d

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1022

    Tirta menambahkan, "Tadi aku sudah menghubungi Pak Saba. Dia bilang dia akan bantu aku selesaikan masalah ini."Camila mencibir saat mendengar Tirta mengakui dirinya memang mempunyai sokongan hebat. Ketika hendak menyindir Tirta dan Bella, tiba-tiba Simon mengernyit.Simon yang mempunyai firasat buruk bergumam, "Saba? Apa yang dia maksud itu Kakek Saba? Nggak mungkin ... aku bahkan jarang bertemu Kakek Saba. Mana mungkin dia berteman dengan orang rendahan seperti ini? Dugaanku pasti salah."Melihat ekspresi Simon yang khawatir, Camila langsung bertanya, "Simon, kamu bilang apa?"Simon menahan kegelisahannya dan menjelaskan kepada Camila, "Nggak apa-apa. Belakangan ini aku dapat kabar teman kakekku yang bernama Saba kembali ke ibu kota negara dan menduduki jabatannya sebelumnya. Aku berencana bawa kamu bertemu Kakek Saba saat senggang."Camila sengaja berseru ke arah Bella, "Kakek Saba itu salah satu sesepuh di dunia pemerintahan yang paling terkenal, ya? Wah! Simon, kamu nggak bercanda

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1021

    Jika Tirta belum menghubungi Saba, mungkin Chandra dan lainnya tidak akan memedulikan sindiran mereka. Namun, sekarang mereka tahu Tirta sudah menghubungi Saba untuk menyelesaikan masalah ini. Jadi, Chandra dan lainnya tidak akan berdiam diri lagi.Hendrik melihat Wirya dan Diego dengan dingin sambil angkat bicara, "Semuanya belum pasti. Pak Diego, Pak Wirya, kalian begitu yakin Keluarga Gumarang, Keluarga Reksa, Keluarga Wisono, dan Grup Sapari akan bangkrut. Apa kalian nggak takut kami akan melawan Keluarga Bazan dan Keluarga Liman setelah kami selamat?"Mendengar ucapan Hendrik, Diego tertawa terbahak-bahak dan menyindir, "Kalian hampir celaka, tapi masih bisa berkhayal! Apa kalian kira Pak Simon cuma bercanda saat bilang mau buat kalian bangkrut dalam waktu setengah jam? Apa kalian juga punya sokongan hebat yang bisa membuat Pak Simon takut seperti Keluarga Purnomo?"Bukan hanya Diego yang tidak percaya. Selain orang-orang yang dekat dengan Tirta, semua orang di aula merasa Chandra

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1020

    Chandra dan lainnya sudah mendengar Tirta menelepon Saba. Biarpun mereka terlihat tidak peduli, sebenarnya mereka juga merasa gugup.Tirta menegaskan, "Nggak. Kita memang teman, tapi aku tetap berutang budi pada kalian. Aku bisa membedakannya dengan jelas, jadi aku akan tetap menebus kesalahanku. Kalau nggak, ke depannya aku nggak berani bertemu kalian lagi."Sebelum Chandra dan lainnya bicara, Darwan menghampiri mereka dan tertawa. Dia berkata, "Pak Chandra, Pak Argono, Pak Toby, Pak Hendrik, dan Pak Hubert, silakan duduk. Kalian sudah berikan hadiah yang mahal untuk putriku dan Tirta. Kalian itu tamu terhormat Keluarga Purnomo."Darwan meneruskan, "Mohon dimaklumi kalau pelayananku kurang memuaskan. Mulai hari ini, kalian itu rekan kerja sama Keluarga Purnomo yang paling penting. Kalau ada proyek, kalian bisa bahas denganku. Kita bisa berkembang bersama!"Sudah jelas Darwan bermaksud membantu Tirta membayar utang budinya. Bagi Keluarga Gumarang, Keluarga Reksa, Keluarga Wisono, dan H

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1019

    Selesai bicara, Yahsva hendak menelepon Simon dan menegurnya. Namun, Saba menghentikan dengan ekspresi marah, "Tunggu, Yahsva. Kamu bilang dulu mau beri pelajaran apa pada Simon. Tirta sudah minta bantuanku, aku rasa Simon pasti melakukan hal yang keterlaluan! Mana mungkin Simon bisa jera kalau diberi hukuman yang ringan?"Sebelumnya Saba tidak tahu orang yang ingin dibereskan Simon adalah teman Tirta. Jadi, dia tidak ingin ikut campur dan mengabaikannya. Namun, sekarang masalah ini melibatkan adik angkatnya. Tentu saja, Saba harus menyikapinya dengan serius.Ini adalah pertama kalinya Yahsva melihat sikap Saba yang begitu serius. Dia tahu Saba menganggap Tirta sangat penting. Yahsva menimpali, "Saba ... coba aku pikirkan dulu .... Kalau nggak, aku suruh Simon minta maaf pada Tirta di depan umum dan beri Tirta kompensasi 20 triliun."Mendengar perkataan Yahsva, Saba mendengus dan mengomel, "Yahsva, tadi aku sudah bilang Tirta nggak tertarik dengan uang. Nggak ada gunanya kamu beri dia

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1018

    Tiba-tiba, ponsel Saba berdering. Begitu melihat Tirta menelepon, mata Saba berbinar-binar. Saba segera memanggil Yahsva, "Yahsva, tunggu sebentar. Tirta yang telepon, aku bantu kamu tanya kapan dia punya waktu datang ke ibu kota. Nanti kamu baru bereskan urusanmu.""Kebetulan sekali! Saba, cepat bantu aku tanya Tirta punya waktu atau nggak! Urusanku nggak terlalu penting," timpal Yahsva.Tentu saja Yahsva merasa urusan memperpanjang umur lebih penting. Dia langsung menghentikan langkahnya begitu mendengar Saba mengatakan Tirta yang menelepon. Yahsva kembali ke sisi Saba dan mendengar percakapannya dengan Tirta.Melihat Yahsva yang antusias, Saba juga langsung berkata sebelum Tirta sempat bicara, "Tirta, kenapa kamu tiba-tiba meneleponku? Kebetulan aku butuh bantuanmu, entah kamu bisa menyanggupinya atau nggak."Mendengar ucapan Saba, Tirta tidak langsung mengungkapkan permintaannya. Bagaimanapun, Tirta hendak merepotkan Saba. Dia berutang budi pada Saba. Jadi, Tirta memutuskan untuk

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1017

    Yahsva menegur, "Kamu buat masalah apa lagi? Aku lagi minum teh dan main catur dengan Saba! Kalau nggak ada urusan penting, aku langsung akhiri panggilan telepon!"Sepertinya, Yahsva tidak merasa puas dengan Simon. Sementara itu, Simon sangat takut kepada kakeknya. Mendengar teguran Yahsva, Simon langsung menceritakan masalah yang dialaminya di kediaman Keluarga Purnomo, "Kakek, aku juga nggak ingin mengganggumu karena masalah sepele, tapi Pak Chandra keterlaluan sekali!"Simon melanjutkan, "Pak Chandra mempermalukanku di depan umum demi seorang pria kampungan! Aku nggak bisa terima! Kakek, aku mohon ...."Simon tidak mengungkit Keluarga Purnomo. Dia berencana membalas mereka secara diam-diam. Setelah mendengar cerita Simon, Yahsva membentak, "Kamu selalu membuat masalah! Aku bantu kamu terakhir kali."Simon menambahkan, "Kalau ke depannya kamu berani bertindak semena-mena dengan mengandalkan identitasmu, kamu selesaikan masalahmu sendiri! Aku nggak bisa melindungimu seumur hidup, kamu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status