Share

Bab 63

Penulis: Hazel
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-28 11:07:12
"Aku ini tabib paling hebat di desa ini. Masalah kecil begini nggak sulit bagiku." Tirta juga mulai bercanda setelah merasa lega.

"Kamu hebat sekali, Tirta!" Nabila langsung memeluk dan bermanja terhadap Tirta setelah menyadari mereka telah terlepas dari bahaya.

"Lalu, masalah kemaluannya itu, apakah nggak akan bisa dirahasiakan lama?" Agatha mulai khawatir.

"Nggak apa-apa. Tiba saatnya nanti, kemaluannya yang rusak itu nggak akan ada hubungannya lagi dengan kita. Nggak akan ada yang bisa menyelidikinya juga," balas Tirta dengan tak acuh. Pria murahan seperti ini malah mau meniduri Nabila? Mimpi saja!

"Justru bagus kalau sudah hancur. Jelas sekali dia ini bukan orang baik-baik, nggak ada gunanya punya barang itu!" maki Nabila. Dia masih dendam dengan masalah Hadi menawarkan uang untuk menidurinya. Nabila merasa dirinya adalah milik Tirta, sehingga tidak ada orang lain yang boleh mendekatinya.

"Tirta, kamu ambil saja uang ini. Aku harus simpan semua obat ini, lalu pulang duluan." Agatha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Waren Kahol
Ceritanya sangat menarik sekali cuma ada iklannya yang mengalangi alur cerita ini
goodnovel comment avatar
Fandie 89
sampai disini ceritanya sungguh menarik penulis seolah membawa pembaca melihat kejadian sebenarnya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 64

    "Agatha, kita ini sahabat baik. Kamu nggak mau beri tahu aku karena nggak mau berteman denganku lagi?" tanya Tirta sambil membelalakkan mata."Aku ... bukan begitu ...." Agatha menggelengkan kepalanya. Menghadapi pertanyaan Tirta, Agatha menghentikan mobilnya dan mulai bercerita sambil menangis."Saat ibuku menikah waktu itu, parasnya masih sangat cantik. Jadi, ayah tiriku itu sangat mencintainya. Tapi setelah beberapa tahun, ibuku mengidap kanker payudara. Meski telah sembuh, payudaranya telah diangkat sebelah. Kemudian ... ayah tiriku ini mulai merasa jijik pada ibuku dan mulai kasar padanya. Selain itu, dia juga berselingkuh di luar. Setelah ibuku mengetahui hal ini, dia langsung mencari ayah tiriku untuk berdebat. Tapi akhirnya, dia nggak pernah pulang lagi ...."Agatha menangis hingga tersedu-sedu."Apa?!" teriak Tirta dengan kaget. Tak disangka ada kejadian yang begitu menakutkan."Jadi, ibumu ... dibunuh Baskoro?""Itu hanya tebakanku, tapi aku nggak punya bukti ...." Agatha men

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-28
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 65

    Tirta benar-benar bodoh jika masih belum memahami perasaan Agatha. Saat kedua payudara Agatha menyentuhnya, otak Tirta langsung menjadi panas dan akhirnya memutuskan untuk nekat!"Agatha, aku mau kamu jadi wanitaku!" Tirta membalas cumbuan Agatha dengan kasar. Kedua tangannya sudah tidak bisa dikendalikan lagi ...."Tirta, aku sakit sekali ...." Agatha mendesah seperti orang yang sudah mabuk kepayang. Pelukannya terhadap Tirta juga semakin erat. Selain Tirta, tidak pernah ada orang lain yang begitu lancang menyentuh bagian intimnya. Namun, Agatha melakukan semua ini dengan suka rela. Bahkan, hatinya malah jadi semakin menantikannya!Jika dia menyerahkan keperawanannya kepada Tirta hari ini, Agatha telah menjadi milik Tirta sepenuhnya. Apa pun yang akan terjadi kelak, Agatha tidak ingin memikirkannya lagi."Ah ...." Saat merasakan pakaiannya telah lepas sepenuhnya, Agatha tak kuasa meringkukkan tubuhnya. Jika harus dibandingkan, pesona Agatha ini jauh lebih besar daripada Melati dan Nab

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-28
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 66

    Sejam kemudian, mobil tiba di kota. Lampu warna-warni di jalanan menyita perhatian Tirta. Ini pertama kalinya dia datang ke kota.Jalanan terlihat ramai dan bersih, sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan desa. Pakaian yang dikenakan wanita kota bahkan tidak pernah dijumpai Tirta sebelumnya.Di bawah rok pendek adalah paha yang indah dan mulus. Tank top dengan garis leher rendah pun menampakkan pemandangan gunung yang luar biasa. Apa semua wanita kota begitu terbuka?Jantung Tirta berdetak kencang. Dia menyukai lingkungan baru ini. Dia harus menghasilkan banyak uang supaya bisa pindah ke kota."Lihat apa? Punyaku masih belum cukup untuk dilihat?" tanya Agatha yang memperhatikan tatapan Tirta. Dia ingin sekali mencubit Tirta. Pria ini baru menidurinya, tetapi sudah melirik wanita lain? Keterlaluan!"Nggak, aku nggak melihat apa-apa," sahut Tirta sambil menggeleng kuat. Dia bersikeras tidak mau mengakui perbuatannya."Selain itu, aku cuma melihatnya sebentar. Aku sudah lupa gimana ben

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-28
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 67

    Tirta tidak bisa menahan diri untuk melirik. Kemudian, dia menjawab, "Namaku Tirta Hadiraja, umurku 18 tahun. Aku dari Desa Persik.""Kamu baru 18 tahun, tapi sudah ingin mengikuti ujian medis?" tanya Julia dengan terkejut. Dia berhenti menulis dan meneruskan, "Kamu belajar ilmu medis dari mana?""Autodidak," sahut Tirta."Kamu bukan datang untuk membuat onar, 'kan?" tanya Julia sambil mengernyit. Kemudian, dia melanjutkan, "Sebaiknya kamu pulang saja."Menurut Julia, Tirta tidak mungkin bisa melewati ujian ini. Namun, Tirta segera menyahut, "Bukan begitu kok, aku serius ingin ikut ujian. Kakak Cantik, percayalah padaku!"Tirta hanya akan ditertawakan jika diusir sebelum sempat mengikuti ujian. Julia berujar, "Begini saja, aku akan menguji kemampuanmu. Kalau kamu lolos, aku akan mengizinkanmu ikut serta."Julia bisa melihat ketulusan Tirta. Jadi, dia menjulurkan lengan putihnya dan berkata, "Coba kamu periksa denyut nadiku, lalu beri tahu aku ada masalah apa di tubuhku."Tirta tentu ti

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-28
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 68

    Julia memang pernah melakukan operasi, tetapi bisa dipastikan adalah seorang wanita cantik. Kecantikannya setara dengan Melati. Kini, Julia yang menungging di hadapan Tirta terlihat sungguh seksi."Eh, tapi ... ini kurang pantas, 'kan? Pria dan wanita harus menjaga jarak," ujar Tirta yang tidak bisa mengalihkan pandangannya lagi."Apa-apaan? Aku saja nggak bilang apa-apa, masa kamu yang merasa malu? Cepat bantu aku, aku masih ada urusan nanti," sahut Julia.Julia merasa Tirta yang bisa mendiagnosisnya dengan begitu akurat pasti bisa membantunya dalam masalah ini. Ujian akan segera dimulai. Sebagai pengawas, dia tidak boleh membuang-buang waktu."Baiklah." Tirta tidak menolak lagi saat melihat Julia begitu bersikeras. Dia berjongkok di belakang wanita itu dan mulai memijat. Tirta mengerahkan sedikit tenaga dan akhirnya berhasil menggeser implan itu ke posisi yang benar."Wah, kamu benar-benar hebat," puji Julia yang khawatir pada penampilannya. Setelah memijat bokongnya dan memastikan t

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-28
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 69

    "Aku punya nomor ponselmu, aku akan meneleponmu nanti!" goda Julia. Dia tidak bisa menahan tawanya. Kemudian, dia bergumam, "Dia bukan adik kecil, dia sangat perkasa!"Setelah menenangkan diri, Julia memeriksa jam dan mendapati waktu ujian sudah dekat. Jadi, dia langsung pergi.Sementara itu, Tirta terus berkeliling di jalanan. Dia sedang memikirkan hadiah yang cocok untuk Nabila. Nabila sangat baik padanya, jadi Tirta tidak ingin membuatnya kecewa. Selain itu, Tirta juga ingin membeli hadiah untuk Ayu dan Melati."Kalung ini sangat cocok dengan Bibi!" gumam Tirta sembari menatap wanita yang memakai kalung giok di papan reklame.Tirta pun memasuki sebuah toko. Menurutnya, kalung seperti itu tidak mungkin mahal. Jadi, dia berniat untuk membeli tiga sekaligus untuk Ayu, Melati, dan Nabila.Alhasil, setelah Tirta masuk, tidak ada staf yang menyambutnya. Tirta berkeliling sendiri, lalu memilih sebuah kalung dan bertanya, "Apa aku boleh melihat kalung ini?""Hei, dia memanggilmu. Cepat ke s

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-28
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 70

    "Kenapa kamu nggak memikirkan konsekuensinya sebelum melakukan sesuatu?" tanya Irene dengan ekspresi dingin. Dia meneruskan, "Aku buka toko untuk berbisnis, bukan untuk merusak reputasi. Pilihanmu cuma ada dua, berlari di jalanan dalam keadaan telanjang atau bawa barang-barangmu pergi sekarang juga. Aku juga akan memboikotmu di seluruh bisnis perusahaan giok."Ketika melihat sikap Irene yang begitu tegas, tidak ada satu pun staf yang berani membela Cynthia. Mereka takut dipecat oleh Irene."Bu, aku sudah tahu salah. Biar aku minta maaf kepada pelanggan, ya?" Cynthia ketakutan hingga meneteskan air mata. Tidak peduli pilihan yang mana, semuanya tidak bisa diterima oleh Cynthia. Kalau kehilangan pekerjaan, dia tidak akan bisa membayar utang ataupun menghidupi diri sendiri."Itu tergantung pelanggan ingin memaafkanmu atau nggak," sahut Irene dengan tidak acuh."Pak, tolong maafkan aku yang picik ini. Tolong beri aku satu kesempatan, ya? Aku sudah tahu salah, tolong jangan menyuruh Bu Iren

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-28
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 71

    Tirta menunjuk batu giok dengan kualitas terburuk sambil berkata, "Kalau kamu nggak keberatan, aku akan mengambil batu ini saja.""Kamu mau batu ini? Tapi, kualitas batu ini sangat buruk. Mungkin harganya hanya sekitar jutaan," jelas Irene dengan heran.Pria yang berada di belakang Irene menggeleng mendengarnya. Orang cerdas tidak mungkin bisa menilai mana batu yang berkualitas baik dan buruk. Tirta malah memilih batu dengan kualitas yang paling buruk."Ya, aku mau yang ini. Justru kualitas batu ini adalah yang terbaik," ujar Tirta yang bersikeras. Karena penasaran, dia menggunakan mata tembus pandangnya untuk memeriksa. Bagian dalam dari batu mentah itu sangat hijau, tetapi tidak ada yang menyadarinya.Menurut ukurannya, batu itu sudah cukup bagi Tirta untuk membuat belasan kalung yang dibelinya barusan. Irene tersenyum, lalu menyerahkan batu itu sambil berkata, "Baiklah. Karena kamu begitu bersikeras, aku akan memberikannya kepadamu. Itu artinya, kamu nggak boleh memilih produk yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-28

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 921

    Pria paruh baya itu sangat marah. Dia menunjuk Tirta sambil berteriak kepada pria botak yang berdiri di tengah.Harto tetap bergeming. Dia mengamati Tirta, seperti sedang memikirkan identitasnya.Melihat Harto datang, staf toko yang menghalangi Tirta tadi segera menghampiri Harto dan berujar, "Kak Harto, dia datang untuk mencari 2 wanita itu. Biasanya nggak ada tokoh hebat yang datang ke kota kita.""Oke, aku tahu," sahut Harto. Kemudian, dia berucap kepada pria paruh baya yang dipukul, "Kamu tahan dulu. Jangan lupa kita datang untuk urus barang. Setelah mendapatkan barangnya, aku baru suruh orang beri dia pelajaran. Biar nggak timbul masalah.""Ini .... Oke, Kak Harto," kata pria paruh baya yang dipukul. Sebenarnya dia merasa tidak rela, tetapi dia tetap mengikuti arahan Harto.Setelah itu, mereka pergi ke lantai 2. Tirta merasa tujuan kedatangan 5 pria paruh baya itu tidak sederhana. Dia langsung mengikuti mereka.Siapa sangka, staf toko itu menghalangi Tirta lagi dan menegur, "Tungg

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 920

    "Pak, aku cuma pegawai toko. Kita nggak punya masalah apa-apa. Kenapa aku harus bohong? Dua wanita tadi memang sudah pergi.""Pasti kamu nggak melihatnya. Aku ulangi sekali lagi, ini toko pakaian dalam wanita. Pria nggak boleh masuk kalau nggak ditemani wanita. Silakan keluar." Ketika melihat Tirta bersikeras ingin masuk, staf wanita itu maju selangkah untuk menghalangi."Minggir, aku nggak punya waktu bicara sama kamu!" Dari sikap staf wanita ini, Tirta semakin yakin bahwa terjadi sesuatu pada Agatha dan Nia di dalam sana. Tanpa pikir panjang, Tirta langsung mendorong wanita itu."Aduh ... ada yang mukul aku! Tolong, tolong! Ada pria mesum yang mau menerobos masuk ke toko pakaian dalam!"Tirta tidak mendorong dengan keras, tetapi wanita itu langsung terjatuh. Dia memegang celana Tirta sambil berteriak sekencang-kencangnya.Suaranya yang keras menarik perhatian banyak orang yang lewat, terutama para wanita yang sedang belanja pakaian dalam."Jangan-jangan dia mau ngintip kita ganti baj

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 919

    "Selain itu, pentilku juga gatal sekali. Padahal hanya tergosok dengan kain, tapi rasanya gatal sekali. Kamu bisa bantu aku periksa nggak? Apa mungkin ada masalah dengan tubuhku?""Oh, semua itu cuma efek samping normal dari pembesaran payudara. Ke depannya kalau kamu melakukan pembesaran payudara lagi, menstruasimu tetap bakal datang lebih awal.""Obat yang kamu minum kemarin punya efek untuk meningkatkan estrogen dalam tubuh. Itu sebabnya dadamu terasa gatal," jelas Tirta dengan agak canggung."Fiuh ... untung saja. Ternyata nggak ada masalah besar. Aku benaran takut tadi." Shinta pun merasa lega."Omong-omong, ada satu hal lagi yang ingin aku kasih tahu. Aku dan kakekku akan kembali ke ibu kota besok. Sore nanti, kami akan pergi ke desa untuk melihatmu.""Oke, Desa Persik sangat indah. Kakekmu bisa datang untuk menikmati pemandangan. Bagus juga," sahut Tirta sambil tersenyum."Kamu cuma suruh kami melihat pemandangan? Aku akan pergi lho. Masa kamu nggak berniat memberiku hadiah?" ca

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 918

    "Aku penduduk lokal, tapi tinggal di kota besar. Aku jarang sekali ke kota kecil. Wajar kalau kamu nggak pernah melihatku," jawab Agatha dengan santai."Begitu ya, orang kota besar datang ke kota kecil untuk beli pakaian dalam. Agak mengejutkan." Suci tersenyum dan menoleh ke arah Nia. "Cantik, gimana denganmu? Kamu juga orang lokal?""Ya, tapi aku kuliah di luar kota. Aku baru lulus tahun ini, jadi jarang sekali datang ke kota kecil. Ini pertama kalinya aku datang ke toko ini," sahut Nia dengan sopan."Wah, ternyata kamu seorang mahasiswi, luar biasa! Kalau keluargaku kaya dulu, mungkin aku juga kuliah dan nggak berjualan di kota kecil ini," ujar Suci dengan ekspresi agak iri. Saat berikutnya, tatapannya tiba-tiba menjadi dingin!Sambil mengobrol, ketiga wanita itu sudah naik ke lantai dua. Harus diakui bahwa model pakaian dalam di lantai dua memang jauh lebih bagus daripada yang ada di lantai satu!Beberapa di antaranya bahkan merupakan merek internasional terkenal! Agatha dan Nia sa

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 917

    "Hah? Tapi ... bukannya pagi tadi Tirta bilang kamu pacarnya?" Ekspresi Nia dipenuhi kebingungan."Aku memang pacarnya. Kak Nia, dia ini sangat genit. Pacarnya banyak sekali. Aku dan Nabila cuma salah satunya," jelas Agatha yang menghela napas."Ha?" Nia semakin bingung. Dia tidak mengerti kenapa Tirta masih menggoda wanita lain setelah memiliki pacar secantik Agatha.Yang paling membuatnya bingung adalah Agatha masih bersedia menjadi pacar Tirta, meskipun tahu Tirta punya banyak wanita. Ini sungguh tidak masuk akal.Hanya saja, Nia hanya memikirkan semua ini dalam hati. Dia tidak mengungkapkannya."Tirta, kalau semua pakaian dalam itu untuk pacarmu, lebih baik aku beli yang baru saja." Usai mengatakan itu, Nia menoleh kepada Agatha. "Agatha, ayo temani aku.""Oke," sahut Agatha yang masih merasa cemburu. Setelah turun dari mobil, dia berteriak kepada Tirta, "Hei, setelah kami selesai pilih, kamu baru masuk untuk bayar ya! Setelah aku pulang, kamu langsung cari Nabila saja!""Ya, ya, a

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 916

    "Bukan masalah, Kak Nia. Nanti kalau ada waktu, aku akan bantu kamu dengan akupunktur. Kali ini, aku akan mengobati penyakitmu sampai ke akarnya. Mungkin setelah diakupunktur, penyakitmu nggak bakal kambuh lagi." Tirta mengangguk."Terima kasih, Tirta," ucap Nia dengan ekspresi penuh syukur. "Tapi, nggak usah terburu-buru kok. Kamu bisa bawa aku ke kota dulu untuk beli barang nggak? Kalaupun pindah ke vilamu, aku nggak mungkin tangan kosong, 'kan?""Aku bawa kamu ke kota besar saja. Barang-barang di kota kecil kurang bagus," sahut Tirta setelah berpikir sejenak."Nggak usah repot-repot. Aku cuma beli barang biasa kok. Ke kota kecil saja sudah bisa. Selain itu, bibit yang kubeli juga di kota kecil. Kita bisa sekalian mampir," ujar Nia sambil menggeleng."Begitu ya. Tirta, kita ke kota kecil saja," ucap Agatha kepada Tirta. "Aku juga sudah lama nggak pergi ke kota kecil. Kebetulan, aku bisa jalan-jalan sama Kak Nia di sana."....Setengah jam kemudian, saat melewati toko lingerie, Nia me

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 915

    "Apa? Kamu dipukuli sampai cacat?" Ratna terkejut. Kemudian, dia langsung bertanya, "Lalu, uang mahar untukku gimana? Sudah kamu kumpulkan semua, 'kan?""Ma ... masih kurang 200 juta. Datang ke rumahku dulu ya? Antar aku ke rumah sakit ya?" ucap Ammar dengan susah payah."Setelah tanganku dan kakiku sembuh, beri aku sedikit waktu. Aku pasti akan mengumpulkan uang untukmu!""Pergi saja sendiri! Kalau masih kurang 200 juta, untuk apa aku ke rumahmu? Lebih baik uangmu itu untuk pengemis saja!"Tut ... tut .... Ratna langsung mengakhiri panggilan."Ratna ... sialan kamu! Wanita murahan ini cuma pikirin uang! Nanti kalau aku bangkit lagi, aku nggak akan mau menikahinya lagi!" Ammar mengepalkan tangan kirinya yang tidak cedera, lalu memukul lantai dengan marah."Anakku, anakku, gimana keadaanmu?" Saat ini, Samudra siuman dan menggoyangkan kepalanya yang pusing. Kemudian, dia langsung menghampiri Ammar."Ayah ... cepat bawa aku ke rumah sakit! Aku kesakitan sekali!" Ammar berkeringat dingin d

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 914

    Plak! Plak! Plak! Setelah dipukul berkali-kali, semua gigi Samudra copot. Setelah dia pingsan, Tirta baru melepaskannya.Kemudian, pandangannya tertuju pada Ammar yang merangkak ke sudut dinding. Ammar langsung menjerit sekencang-kencangnya. "Ah! Ah! Kami nggak mau uang itu lagi! Cepat bawa pergi! Kami kembalikan semua!""Kenapa kamu takut sekali?" Tirta tersenyum sinis. "Tenang saja, aku nggak bakal membunuhmu kok. Aku cuma ingin memberimu pelajaran agar kamu nggak ganggu Kak Nia lagi.""Tentunya, aku nggak ingin orang lain tahu tentang kejadian hari ini. Tapi kalau bocor, aku nggak keberatan untuk membuatmu jadi bodoh. Kalau nggak percaya, coba saja!"Setelah mengatakan itu, Tirta membawa karung berisi uang dan keluar dari rumah. Uang ini tidak pantas untuk mereka berdua.Saat Tirta keluar, Agatha dan Nia sedang menunggu di dekat mobil. Setelah ditolong oleh Agatha, Nia sudah kembali normal. Mereka berdua melihat apa yang terjadi di dalam rumah."Tirta, kerja bagus! Orang seperti mer

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 913

    "Oke. Ayah, ayo kita masuk! Kita lihat dia mau bilang apa!" Ammar langsung bersemangat. Dia melangkah masuk ke rumah. Dalam hatinya, dia merasa sangat bangga.Apa hebatnya punya banyak uang? Memangnya punya Maybach sudah termasuk keren? Pada akhirnya, dia yang memenangkan permainan ini!"Haha. Nak, kamu memang hebat! Kita bakal kaya raya!" Samudra sangat senang. Setelah bangkit dari tanah, dia membawa karung berisi uang itu dan masuk ke dalam rumah."Langsung saja ke intinya. Gimana kamu akan kasih kami uang?" Sambil menahan sakit, Ammar menyalakan sebatang rokok dan merapikan rambutnya."Kasih uang? Kapan aku janji mau kasih uang? Telingamu bermasalah ya? Aku bilang aku mau buat kamu cacat lho!" Tirta menyipitkan mata. Suaranya dingin.Begitu ucapan itu dilontarkan, Tirta langsung meraih lengan Ammar dan mematahkannya dengan kuat! Krek! Terdengar suara retakan tulang! Lengan kanan Ammar sontak patah! Darah mengucur deras, memperlihatkan tulang yang patah."Ah! Ah! Sialan! Kamu main cu

DMCA.com Protection Status