Share

Bab 70

Penulis: Hazel
"Kenapa kamu nggak memikirkan konsekuensinya sebelum melakukan sesuatu?" tanya Irene dengan ekspresi dingin. Dia meneruskan, "Aku buka toko untuk berbisnis, bukan untuk merusak reputasi. Pilihanmu cuma ada dua, berlari di jalanan dalam keadaan telanjang atau bawa barang-barangmu pergi sekarang juga. Aku juga akan memboikotmu di seluruh bisnis perusahaan giok."

Ketika melihat sikap Irene yang begitu tegas, tidak ada satu pun staf yang berani membela Cynthia. Mereka takut dipecat oleh Irene.

"Bu, aku sudah tahu salah. Biar aku minta maaf kepada pelanggan, ya?" Cynthia ketakutan hingga meneteskan air mata. Tidak peduli pilihan yang mana, semuanya tidak bisa diterima oleh Cynthia. Kalau kehilangan pekerjaan, dia tidak akan bisa membayar utang ataupun menghidupi diri sendiri.

"Itu tergantung pelanggan ingin memaafkanmu atau nggak," sahut Irene dengan tidak acuh.

"Pak, tolong maafkan aku yang picik ini. Tolong beri aku satu kesempatan, ya? Aku sudah tahu salah, tolong jangan menyuruh Bu Iren
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Deski Darianto Mánik
ceritanya seru, hanya saja chapternya terlalu pendekk
goodnovel comment avatar
ADarmawi Mawi
sangat suka
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 71

    Tirta menunjuk batu giok dengan kualitas terburuk sambil berkata, "Kalau kamu nggak keberatan, aku akan mengambil batu ini saja.""Kamu mau batu ini? Tapi, kualitas batu ini sangat buruk. Mungkin harganya hanya sekitar jutaan," jelas Irene dengan heran.Pria yang berada di belakang Irene menggeleng mendengarnya. Orang cerdas tidak mungkin bisa menilai mana batu yang berkualitas baik dan buruk. Tirta malah memilih batu dengan kualitas yang paling buruk."Ya, aku mau yang ini. Justru kualitas batu ini adalah yang terbaik," ujar Tirta yang bersikeras. Karena penasaran, dia menggunakan mata tembus pandangnya untuk memeriksa. Bagian dalam dari batu mentah itu sangat hijau, tetapi tidak ada yang menyadarinya.Menurut ukurannya, batu itu sudah cukup bagi Tirta untuk membuat belasan kalung yang dibelinya barusan. Irene tersenyum, lalu menyerahkan batu itu sambil berkata, "Baiklah. Karena kamu begitu bersikeras, aku akan memberikannya kepadamu. Itu artinya, kamu nggak boleh memilih produk yang

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 72

    "Oke. Omong-omong, namaku Tirta. Kamu boleh memanggil namaku langsung," ucap Tirta. Kebetulan, dia juga sedang senggang. Kalau bisa mendapat giok sebagus ini lagi, bukankah dirinya untung besar?"Kalau begitu, kamu boleh memanggilku Bu Irene," sahut Irene sambil tersenyum."Bu, dia sudah bilang tadi itu cuma kebetulan. Untuk apa mengajaknya melihat batu?" tanya si pria paruh baya dengan tidak puas."Kenapa memangnya? Terserah aku mau membawa siapa pergi. Apa urusannya denganmu?" sahut Irene dengan kesal."Baiklah, maafkan aku." Pria paruh baya itu hanya bisa mengangguk dan tidak berani bersuara lagi. Kemudian, dia mengemudikan mobil.Satu jam kemudian, mobil tiba di Giok Bumantara. Tempat ini sangat luas, jadi harganya sudah pasti mahal."Wah! Banyak sekali batu mentah di sini!" seru Tirta dengan takjub saat melihat tumpukan berbagai batu mentah itu."Huh! Dasar kampungan, ini hanya salah satu dari tiga gudang utama Giok Bumantara. Gudang ini termasuk yang paling kecil," ejek pria paru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 73

    "Aku nggak tertarik sedikit pun," tolak Tirta sambil menggeleng tanpa ragu sedikit pun."Kamu nggak berani, ya? Kamu pasti nggak mengerti apa-apa tentang batu mentah, jadi takut kalah. Benar begitu?" Gilang sengaja memprovokasi Tirta."Kata siapa? Apa gunanya taruhan ini? Apa yang bisa kudapat kalau menang?" tanya Tirta sesudah terkekeh-kekeh."Kalau kamu menang, aku akan menghadiahkanmu batu yang kamu pilih," sahut Gilang. Kemudian, dia tertawa terbahak-bahak. Dia tahu bahwa Tirta tidak bisa dibandingkan dengan dirinya yang telah berkecimpung di industri ini selama 30-an tahun."Baiklah. Tapi, kalau aku kalah, aku nggak punya uang untuk menghadiahkanmu batu mentah lho," balas Tirta sambil tersenyum."Oh, itu nggak perlu. Kalau kamu kalah, langsung tinggalkan tempat ini saja," ucap Gilang dengan penuh percaya diri."Oke. Pilihlah, aku sudah memilih batu yang kumau." Tirta tampak menunjuk beberapa batu secara asal-asalan. Dia sudah melihat banyak batu bagus sejak tadi, tetapi tidak tahu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 74

    "Hehe. Sudah nggak mengerti apa-apa, tapi masih berani sombong? Kamu memang harus diberi pelajaran dulu. Ayo, cepat potong ketiga batu itu," ujar Gilang sembari tersenyum lebar. Dia yakin bahwa Tirta akan merasa malu sebentar lagi."Ini namanya buang-buang waktu!" Para staf mengejek Tirta dengan kesal. Kemudian, salah satunya mulai memotong batu pilihan Tirta.Tirta sama sekali tidak terlihat murung, melainkan menyeringai. Sebentar lagi, dia akan memperoleh giok berkualitas tinggi. Dia benar-benar senang memikirkannya.Begitu dipotong sekitar satu sentimeter, staf sontak membelalakkan mata sembari berseru takjub, "Buset! Benar-benar ada giok di dalamnya! Kelihatannya gioknya nggak kecil!"Gilang memelotot. Dalam sekejap, ekspresinya menjadi masam. "Batu jelek seperti ini juga terdapat giok di dalam? Nasibmu memang bagus.""Sebentar lagi, kamu akan tahu ini karena nasib atau kemampuan." Tirta terkekeh-kekeh.Gilang menenangkan diri, lalu menimpali, "Jangan bangga dulu, mungkin saja hany

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 75

    "Benar. Kalau nggak, mana mungkin aku memilih batu-batu itu?" balas Tirta dengan santai."Jangan mimpi, nggak mungkin ada giok di kedua batu itu!" tegur Gilang sambil mengepalkan tangan dengan erat. Dia yakin Tirta tidak akan seberuntung itu."Kenapa diam saja? Cepat dipotong!" perintah Irene yang sudah tidak sabar. Dia sudah tidak sabar untuk melihat isinya.Staf menuruti perkataan Tirta dengan hanya memotong sedikit. Alhasil, terlihat begitu banyak giok di dalamnya. Kualitasnya bahkan tidak main-main!"Buset! Ternyata omongannya memang benar!""Semua ini giok berkualitas tinggi!""Gila! Dia ini manusia atau dewa?""Ini bukan mimpi, 'kan?"Para staf seketika menjadi heboh. Mereka tidak bisa memercayai penglihatan sendiri. Sementara itu, Gilang berkata dengan wajah pucat dan bercucuran keringat, "Nggak mungkin, ini nggak mungkin!"Semua ini adalah batu mentah pilihannya. Gilang gagal menyadari kehebatan ketiga batu itu, tetapi Tirta malah berhasil menyadarinya. Ini adalah kenyataan yan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 76

    "Aku nggak menipumu. Seluruh asetku hanya bisa membeli satu batu mentah itu!" sahut Gilang sambil tersenyum getir. Saat ini, dia merasa sungguh hancur. Dia sudah berkecimpung di industri ini bertahun-tahun, tetapi malah kalah dari seorang pemuda."Kalau nggak ada uang, ngapain kamu mengajakku bertaruh!" maki Tirta dengan kesal. Sia-sia dia merasa senang tadi."Tirta, jangan marah. Gilang memang nggak punya uang sebanyak itu, tapi aku bisa membantumu di sini. Aku bisa memberimu ketiga batu mentah itu," ujar Irene tiba-tiba. Dia membuat pengorbanan besar kali ini. Ketiga batu mentah itu memang berharga, tetapi Tirta jauh lebih berharga."Sialan, aku bisa menggila dibuat situasi ini!" Para staf yang berkerumun dipenuhi antusiasme. Dalam waktu kurang dari 30 menit, Tirta berhasil menghasilkan 600 miliar. Manusia biasa tidak akan bisa memiliki pencapaian semenakutkan ini."Bu, aku yang salah. Kamu nggak perlu membantuku menanggung semuanya. Setelah pulang nanti, aku akan menjual mobil dan r

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 77

    "Aku bisa memberimu berapa pun gaji yang kamu mau. Kamu juga boleh mengubahnya menjadi komisi. Gilang bisa membantumu nanti," ujar Irene."Tirta, kamu boleh meminta bantuan apa pun dariku," ucap Gilang yang tidak lagi bersikap sombong kepada Tirta."Staf pembelian? Nggak ada gunanya gaji tinggi, lupakan saja," tolak Tirta sembari menggeleng. Dia lebih memilih berada di sisi Ayu dan lainnya. Lagi pula, uang 600 miliar sudah cukup baginya untuk dihamburkan seumur hidup."Eee ...." Irene mengira Tirta akan menyetujuinya, tetapi ternyata tidak. Seketika, dia mulai merasa panik."Kak, aku tahu kamu sangat baik. Tapi, aku sudah terbiasa hidup bebas, jadi nggak suka dikekang seperti ini. Kalau kamu nggak keberatan, kita bisa menjadi teman. Hubungi saja aku kalau butuh bantuan," jelas Tirta."Baiklah kalau begitu. Aku juga nggak bakal membuat jerih payahmu sia-sia." Irene merasa lega saat mendengar janji Tirta kepadanya. Dia tidak menyangka dirinya akan meminta bantuan seorang pria yang berasa

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 78

    Sesampainya di toko giok, Tirta memilih empat kalung giok bernilai 2 miliar lebih. Setiap desain kalung itu sangat unik. Wanita mana pun akan jatuh hati melihatnya.Tirta awalnya merasa tidak enak hati memilih kalung semahal itu, tetapi Irene bersikeras memaksa. Tirta tidak berkesempatan untuk menolak. Kejadian ini membuat para staf toko menjadi heboh."Astaga, apa aku sedang bermimpi?""Mereka cuma keluar bersama beberapa jam, tapi Bu Irene sudah bersikap begitu baik pada pria itu, bahkan menghadiahkannya giok semahal itu!""Harga semua kalung giok itu setidaknya mencapai 8 miliar. Aku nggak mungkin bisa menghasilkan uang sebanyak itu dalam hidupku ini!"Semua orang menatap Tirta dengan sorot mata heran. Apa mungkin bos mereka menyukai pria ini? Sepertinya, tampan juga berguna.Sesudah meninggalkan toko giok, Irene mengemudikan mobilnya untuk mengantar Tirta pulang ke Desa Persik. Mobil yang dikemudikan Irene adalah Mercedes-Benz Maybach dengan kelas tertinggi. Harganya tentu fantasti

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1125

    Setelah keluar dari Desa Persik, kesadaran Filda mulai pulih. Dia duduk di kursi belakang sambil terus menyeringai dingin menatap Tirta."Kamu terlalu banyak bicara! Kamu pikir aku akan memberimu kesempatan untuk melapor polisi?" Tirta tiba-tiba menginjak rem, menghentikan mobilnya.Kemudian, dia turun dan menarik Filda keluar dari kursi belakang. Tepat di sebelah mereka adalah sebuah waduk besar!Melihat waduk itu serta ekspresi dingin Tirta, Filda benar-benar panik! Dia menggigil dan bertanya dengan suara gemetar, "Kamu mau apa? Kamu nggak boleh membunuhku! Itu melanggar hukum! Hentikan!""Membunuhmu? Jangan mimpi! Membunuhmu hanya akan mengotori tanganku!" cela Tirta dengan dingin. Kemudian, dia mengeluarkan jarum perak dari saku.Dengan menggunakan teknik akupuntur untuk menghilangkan ingatan, Tirta menghapus ingatan Filda tentang kejadian malam ini. Sebentar lagi, Filda akan melupakan segalanya.Setelah mencabut jarum perak, Tirta segera melangkah ke mobil. Sebelum kesadaran Filda

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1124

    Setelah kebohongannya terbongkar, Filda tidak lagi memiliki kesempatan untuk mendekati Tirta. Karena itu, dia begitu marah hingga tak bisa menahan diri untuk memaki Farida!"Berhenti! Barusan kamu bilang siapa yang menjijikkan?" Namun, setelah mendengar ucapannya, Tirta segera melangkah ke depan, menghalangi Filda, lalu menatapnya dingin."Kamu benar-benar nggak tahu diri. Justru perempuan seperti kamu yang sebenarnya paling menjijikkan! Kalau nggak minta maaf, jangan harap bisa pergi hari ini!"Sejak tadi, ketika Filda membolak-balikkan fakta, Tirta sudah merasa tidak senang padanya. Kini, setelah semuanya jelas, bukan hanya tidak meminta maaf, Filda malah menghina Farida! Jelas, Tirta tidak akan membiarkan dia lolos begitu saja!"Aku sudah bilang aku nggak mau kerja lagi! Aku juga sudah kembalikan uang kalian! Aku sudah nggak ada hubungan apa pun dengan kalian, jadi aku nggak akan minta maaf padanya!""Memangnya kamu bisa apa padaku? Jangan kira cuma karena punya uang, kamu bisa bert

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1123

    Wajah Farida kembali merona. Dia menggigit bibirnya, lalu menatap Tirta dan berkata, "Tirta, aku tahu kamu khawatir padaku, tapi aku benaran nggak lelah. Aku bisa bekerja sampai pagi tanpa masalah.""Besok kamu harus kembali ke ibu kota provinsi, lebih baik kamu pergi ke vila dan istirahat. Aku akan tetap di sini untuk menanam beberapa bibit pohon buah lagi. Kalau aku sudah nggak kuat, aku akan diam-diam menyusulmu."Saat mengatakan itu, Farida berbisik di telinga Tirta, "Selama dua hari ini kamu nggak ada, Agatha dan Nabila juga nggak datang. Melati dan Arum hampir sakit karena terlalu rindu padamu. Cepat pergi temui mereka.""Kak Farida, kamu sendiri nggak merindukanku? Aku akan menemanimu dulu, setelah itu baru aku temui mereka." Tirta menggeleng dengan tegas, nada bicaranya terdengar sedikit mendominasi."Ya sudah kalau begitu." Farida lebih tua satu atau dua tahun dari Ayu. Dia sendiri adalah wanita dewasa yang cerdas dan anggun.Namun, saat mendengar ucapan Tirta, dia menjadi beg

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1122

    "Tirta, tentu saja aku mengatakan yang sebenarnya." Di bawah cahaya malam yang samar, Filda tidak bisa melihat ekspresi Tirta dengan jelas. Dia terus berakting."Kamu telah menyelamatkan nyawa anak kakakku dan juga membantu mengurus bisnisnya. Kamu begitu baik kepada keluargaku, mana mungkin aku berbohong padamu?""Baiklah, kalau memang Kak Farida seburuk yang kamu katakan, aku pasti akan menyuruhnya minta maaf padamu. Naik mobil, ikut aku ke sana dan kita tanyakan ke Kak Farida langsung!""Tapi kalau ternyata kamu cuma bohong padaku, kamu yang harus memberi penjelasan pada Kak Farida!" Nada suara Tirta mengandung sedikit kemarahan.Menyadari ada sesuatu yang tidak beres dalam nada bicara Tirta, Filda sontak merasa gelisah dan tidak berani naik mobil.“Kenapa malah bengong? Ayo naik mobil," desak Tirta dengan tidak sabar."Tirta, aku ... aku tiba-tiba sakit perut. Gimana kalau kamu saja yang pergi? Beri tahu saja aku cara keluar dari sini. Aku nggak mau ikut. Aku harus cepat pulang ke

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1121

    Wajahnya langsung memerah, merasa malu sekaligus marah. Filda mengumpulkan keberanian, lalu kembali melangkah ke arah belakang.Kali ini, dia memang tidak kembali ke tempat Farida dan para pekerja, tetapi dia tersesat."Jangan-jangan aku benar-benar mengalami fenomena terjebak di jalur hantu? Saat masuk tadi, semuanya baik-baik saja. Kenapa sekarang malah nggak bisa keluar? Aku harus meminta Kakak datang menjemputku!"Filda gemetar ketakutan. Dia mengeluarkan ponselnya dan hendak menelepon kakaknya, pemilik bibit pohon buah.Tiin! Tiin! Tiba-tiba, dari kejauhan, cahaya lampu yang menyilaukan menerangi tempat itu!Criiit! Suara rem yang tajam terdengar. Sebuah Mercedes-Maybach berhenti tepat di depan Filda.“Bukankah kamu adik pemilik bibit pohon buah? Malam-malam bukannya tidur, kenapa malah berada di sini?" Tirta membuka pintu mobil dan turun. Begitu melihat Filda, dia langsung ingat siapa gadis itu dan bertanya dengan penasaran."Kamu ... kamu Tirta? Syukurlah! Tirta, kamu datang tep

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1120

    Mendengar perkataan Filda, banyak pekerja di bawah Farida yang merasa sangat marah!Mereka segera maju dan mengadangnya, tidak membiarkannya pergi!"Berhenti di situ!""Kamu ini gadis muda yang cantik, tapi kenapa caramu bicara dan bertindak sangat buruk?""Saat kakakmu menjual bibit pohon buah kepada Bos, dia sudah janji akan mengirimmu untuk membantu kami mengelola kebun secara gratis!""Kak Farida sangat baik, dia bahkan memberimu bayaran 1 miliar sebagai tambahan!""Kami juga nggak menyuruhmu menanam sendiri, cuma minta sedikit arahan. Lagian, kamu baru kerja setengah hari!""Masa kamu mau ambil uangnya, lalu langsung pergi begitu saja?""Mau pergi? Tinggalkan uangnya dulu! Kalau nggak, jangan salahkan kami kalau bertindak kasar!"Melihat puluhan pekerja yang marah dan tampak garang, Filda secara refleks mundur beberapa langkah karena takut.Namun, dia segera menenangkan diri, lalu mendengus dingin dan berkata, "Percuma kalian bilang begitu, aku nggak pernah bilang aku nggak mau me

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1119

    "Jangan salahkan aku. Dengan tubuhmu sendiri, kamu akan membantai semua orang yang kamu cintai!"Itulah kata-kata terakhir yang dikatakan Genta kepada Tirta. Setelah suaranya menghilang, Genta tidak lagi memberikan tanda-tanda keberadaan."Sial ... wanita ini benar-benar kejam!"Tirta tahu bahwa kali ini dia benar-benar membuat Genta marah. Dia menggeleng dan tidak berani banyak mengeluh. Setelah memastikan bahwa tubuhnya tidak mengalami masalah, dia melanjutkan perjalanan menuju Desa Persik.Namun, keinginannya untuk menaklukkan Genta kini telah berakar kuat di dalam hatinya. Jika ada kesempatan di masa depan, dia pasti akan menidurinya!....Dalam gelapnya malam, Desa Persik diselimuti cahaya putih samar. Itu adalah lampu jalan yang dipasang oleh Farida saat Tirta tidak ada di sana.Bagaimanapun, saat ini adalah periode penting untuk menanam bibit pohon buah dan tanaman obat. Farida tidak berani bersikap lalai.Di bawah cahaya lampu jalan, Farida memimpin sekelompok pekerja untuk men

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1118

    Tirta berpikir sejenak dan langsung bisa menebak bahwa momen mesranya barusan dengan Nabila pasti telah disaksikan dengan jelas oleh Genta.Pertama kali mungkin canggung, tetapi kedua kali sudah terbiasa. Kali ini, Tirta sudah tidak merasa malu lagi.Dia tidak percaya kalau Genta, seekor naga betina, bisa tetap tenang saat melihatnya dan Nabila bercinta.Tentu saja, Tirta hanya berandai-andai. Pikiran seperti itu hanya berani disimpan dalam hati. Kalau sampai Genta murka, dia mungkin bisa dihukum."Hais, Kak, aku memang bukan pria baik sejak dulu. Aku tahu Kak Nabila sangat mencintaiku, tapi bukankah Kak Arum, Kak Agatha, Susanti, dan Kak Melati juga mencintaiku sepenuh hati?""Sekarang aku sudah pulang, aku nggak bisa cuma mempertimbangkan perasaan Kak Nabila saja. Bukan karena aku nggak setia, tapi karena aku benar-benar nggak bisa membagi diri!"Tiba-tiba, Tirta teringat sesuatu dan sontak menepuk pahanya. "Eh, Kak! Dalam memori yang kamu wariskan padaku, bukankah dikatakan aku bisa

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1117

    "Waktu luangmu benar-benar banyak ya ...." Nabila melirik jam yang tergantung di dinding, lalu tiba-tiba menghela napas."Ada apa, Kak Nabila?" tanya Tirta."Nggak ada apa-apa, aku cuma tiba-tiba merasa ... kamu sudah banyak berubah. Dulu, kamu cuma anak muda yang ceroboh dan polos.""Melihatku dari kejauhan saja kamu nggak berani, apalagi menatapku lebih lama. Bicara pun selalu terbata-bata.""Tapi ... setelah kamu diam-diam mengintipku mandi di sungai, kamu langsung berubah menjadi pria sejati.""Aku awalnya nggak berniat menjadi pacarmu, tapi karena kamu nekat dan pantang menyerah ... aku akhirnya malah tidur denganmu.""Setelah beberapa waktu, tiba-tiba kamu menjadi miliarder. Temanmu ada yang kepala kepolisian, wali kota, gubernur, bahkan kamu sampai bersumpah saudara dengan Pak Saba.""Sedangkan aku? Aku masih tetap gadis desa yang sama seperti dulu. Dibandingkan denganmu, aku sama sekali nggak berkembang. Aku merasa ... aku nggak pantas untukmu.""Tirta, kamu sudah sehebat ini.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status