Share

Bab 630

Penulis: Hazel
Mendengar hal itu, Lukman mengira dirinya salah dengar. Mengapa Tirta bisa membunuh seseorang di depan mata kepala kepolisian tanpa ditahan? Siapa sebenarnya bocah ini? Apa dia benar-benar sehebat itu?

"Pak Mauri, kamu ini polisi yang adil dan baik. Kenapa kamu malah nggak mengambil tindakan apa pun melihat orang ini melakukan tindakan kriminal di hadapanmu? Apa kamu nggak takut posisimu akan terancam kalau aku menyebarkan kejadian ini?" tanya Lukman yang merasa tidak puas.

"Hehe, Lukman, kamu ini benar-benar nggak tahu malu ya. Jelas-jelas kamu yang mengancam Tirta duluan. Jangankan aku, bahkan Pak Saad sekalipun nggak akan melindungimu kalau dia datang. Kalau nggak percaya, kamu suruh saja dia datang sekarang juga," ujar Mauri sambil tersenyum sinis.

"Apa?" Mendengar jawaban Mauri yang begitu yakin, Lukman akhirnya paham dia telah menyinggung orang yang tangguh.

Lukman terpaksa memohon lagi terhadap Tirta, "Nak, aku memang bersalah untuk kejadian sebelumnya, tapi aku sudah tahu kesal
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rahma Doni
gak,asik kebanyakan iklan,,,berhadiah pun tidak...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 631

    Dalam waktu singkat, tiga sampai lima orang petugas patroli langsung menahan Lukman dan membawanya pergi."Tangkap semua orang-orang ini juga dan interogasi mereka semua!" Setelah menyuruh anggotanya untuk menahan para bawahan Lukman, Mauri tidak langsung pergi dari tempat itu.Dengan merasa bersalah, dia berkata pada Tirta, "Maaf ya, Tirta, aku datang terlambat. Kalau nggak, kamu bahkan nggak perlu turun tangan sendiri untuk menangani masalah ini. Tapi kamu tenang saja, aku pasti akan tangani Lukman dengan baik, nggak akan membuatmu khawatir.""Pak Mauri terlalu sungkan. Justru aku yang harus berterima kasih karena kamu sudah repot-repot datang secara khusus. Gimana kalau cari waktu kita makan bersama?" tanya Tirta sambil terkekeh-kekeh."Nggak perlu sampai begitu. Kita sudah cukup dekat, kamu nggak perlu basa-basi," jawab Mauri sambil melambaikan tangannya dengan senang."Oh ya, Tirta. Aku harus berterima kasih padamu tentang sebuah hal. Bukankah sebelumnya kamu berhasil membantu kep

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 632

    "Tirta, nyalimu besar sekali. Setelah mengalami kejadian begini, kamu masih kepikiran mau beli rumah? Bagaimana kalau kita tunda dulu beli rumahnya? Kita bisa jalan-jalan dulu buat santai."Meski berkata demikian, Nabila merasa lega setelah melihat sikap Tirta yang masih tetap santai."Duh, Nak. Kuliahmu sudah mau dimulai. Kalau nggak beli rumah sekarang, bukannya kamu bakal repot waktu mulai kuliah nanti? Harus beli rumah sekarang juga, kita bisa pergi jalan-jalan setelah selesai ngurus masalah ini."Setelah Lukman dan para bawahannya dikalahkan, sikap Agus juga berubah menjadi seperti sebelumnya. Melihat Nabila menyuruh Tirta untuk menunda membeli rumah, dia langsung mengajukan protes."Iya, rumahnya harus dibeli sekarang juga. Masih ada beberapa kompleks perumahan lain di dekat sini, jadi nggak akan memakan banyak waktu. Kalian bisa beli dulu baru pergi main," kata Betari menyetujui."Baiklah, kita beli rumah dulu." Melihat sikap kedua orang tuanya, Nabila menyadari bahwa jika merek

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 633

    Seketika, ekspresi Betari langsung berubah menjadi muram dan mendorong Agus dengan kesal. "Dasar nggak tahu malu! Apa aku harus minum Pil Kecantikan dulu baru kamu mau bermesraan sama aku? Kamu menganggapku sudah tua sekarang ya?""Kuberi tahu ya, kalau kamu berani menyentuhku sedikit saja mulai hari ini, aku akan mengulitimu hidup-hidup!"Setelah melontarkan ancaman tersebut, Betari langsung berbalik dan masuk ke kamar. Dia membanting pintu dengan keras dan menguncinya dari dalam, meninggalkan Agus yang masih berdiri di luar."Sayang, bukan itu maksudku. Sayang, dengarkan dulu penjelasanku ...," teriak Agus dengan malang.....Sementara itu, di tempat lain. Mauri baru saja tiba di kantor patroli dan memerintahkan untuk menahan Lukman beserta anak buahnya. Namun, sebelum dia sempat beristirahat, seorang petugas patroli masuk dengan tergesa-gesa."Gawat, Pak Mauri. Keluarga Dipo, Lukky, dan Fendi dari ibu kota mengutus orang untuk menemuimu .... Selain itu, kelihatannya mereka datang de

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 634

    Mauri tahu bahwa ucapannya ini telah memicu amarah dari Joshua dan yang lainnya. Namun, dia tetap mengatakannya untuk mempertegas pendiriannya yang berpihak pada Tirta. Jika dia merasa gentar karena masalah ini dan membebaskan Dipo serta kedua orang lainnya, bagaimana dia harus menghadapi Tirta nantinya?Benar saja, setelah mendengar ucapan Mauri, Joshua dan kedua orang lainnya langsung menjadi muram. Mereka awalnya berpikir, dengan status dan pengaruh mereka, meminta Mauri untuk membebaskan ketiga orang itu seharusnya merupakan tugas yang mudah. Namun, mereka tak menyangka bahwa Mauri akan menolak permintaan mereka tanpa ragu sedikit pun!Kenyataan bahwa Dipo dan yang lainnya ditangkap oleh kepala patroli tingkat kabupaten saja sudah cukup membuat keluarga mereka merasa malu. Kini, penolakan tegas dari Mauri hanya semakin menambah amarah mereka."Hehe, kalau begitu, Pak Mauri tungu sebentar." Joshua menahan kemarahan dalam hatinya, lalu tersenyum sinis sebelum berjalan keluar."Pak Am

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 635

    "Pak Mauri, kamu bahkan nggak hormati Pak Amal sama sekali?" teriak Joshua yang tidak bisa menahan amarahnya lagi."Untuk kasus ini, aku nggak akan hormati siapa pun. Kalau masih ada cara lain, silakan saja kalian gunakan semuanya!" bentak Mauri sambil memukul meja."Bagus, bagus sekali! Karena Pak Mauri punya nyali sebesar ini, kita lihat saja nanti!" Meski merasa marah dan kesal, Joshua tetap saja tidak mungkin berbuat onar di kantor patroli. Melihat sikap Mauri yang keras kepala, ketiga orang itu berbalik dan pergi dari tempat itu."Pak Joshua, si Mauri itu nggak mau bebaskan mereka. Apa kita perlu suruh orang untuk menerobos ke penjara untuk bebasin mereka?" tanya Toby setelah keluar dari kantor patroli."Nggak usah, itu cara bodoh. Aku telepon Amal lagi untuk suruh dia urus masalah ini." Amarah Joshua masih belum reda, sehingga dia melanjutkan, "Selain itu, kalian utus orang untuk selidiki bocah bernama Tirta. Alasan Dipo dipenjara berkaitan erat sama orang ini!"...."Pak Mauri,

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 636

    Setelah merasakan kenikmatan berhubungan intim, Nabila tidak bisa melepaskan diri begitu saja. Apalagi, dia dan Tirta sudah lama tidak bertemu. Nabila tentu ingin tidur bersama Tirta.Hanya saja, Nabila merasa gelisah jika harus check-in di hotel kota. Dulu, pernah ada temannya yang difoto saat check-in."Kita ke hotel bintang lima saja. Nggak bakal ada yang diam-diam mengambil foto kita. Kamu sudah kenyang? Kalau sudah, kabari ayahmu, lalu kita langsung ke hotel," ujar Tirta.Tirta tidak terpikir akan masalah itu. Namun, karena Nabila mencemaskan hal ini, Tirta memberinya cara untuk mengatasi kecemasannya.Jika dihitung-hitung, Tirta sudah lama tidak menyentuh wanita. Apalagi ketika melihat Nabila tersipu begini, gairah Tirta mulai terbangkitkan.Tirta tidak bisa menahan diri untuk merangkul pinggang ramping Nabila. Meskipun dihalangi oleh pakaian, Tirta tetap bisa merasakan kelembutannya."Tadi aku sempat ngemil. Aku belum lapar. Aku telepon ayahku dulu." Nabila mulai berhasrat karen

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 637

    Saking gusarnya, Agus ingin sekali membeli obat kuat!Agus tiba-tiba teringat pada ucapan Betari. Dia menepuk pahanya dan berkata, "Oh ya, untung saja kamu ingatin aku. Kalau Tirta bisa buat Pil Kecantikan yang khasiatnya begitu luar biasa, dia pasti bisa buat obat kuat yang meningkatkan stamina! Aku bakal telepon dia dan suruh dia kembangkan obat seperti itu!"Setelah memikirkan ini, wajah Agus menjadi berseri-seri. Dia mengeluarkan ponsel dan benar-benar ingin menelepon Tirta."Nanti baru dibahas. Mereka berdua mungkin lagi bermesra-mesraan. Nggak usah terburu-buru. Lagi pula, kamu sudah bekerja keras hampir sepanjang hidup. Tunggu satu atau dua hari bukan masalah, 'kan?" Betari langsung merebut ponsel Agus dan mengerlingkan matanya."Hm ... benar juga. Sayang, biarkan aku istirahat sebentar. Kita main sekali lagi!" Agus menggaruk kepalanya dengan malu. Ketika melihat pesona Betari, Agus mulai nakal lagi.....Di sisi lain, setelah panggilan berakhir, Nabila berkata kepada Tirta deng

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 638

    "Hehe. Aku nggak nyangka kita bakal bertemu wanita secantik ini, padahal cuma jalan-jalan biasa.""Sepertinya Aaris bakal bersenang-senang malam ini."Para pemuda yang mengikuti pemuda bernama Aaris itu bertatapan dengan tatapan iri."Sebentar. Kami bisa ganti rugi kalau bajumu kotor. Tapi, kamu nggak boleh menyentuh seenaknya." Ketika Aaris hampir meraih pergelangan tangan Nabila, sebuah tangan besar tiba-tiba menghalangi.Tirta menahan lengan Aaris dan melindungi Nabila di belakangnya. Sebagai pria, Tirta tentu tahu pemikiran Aaris. Itu sebabnya, tenaganya cukup besar saat memegang lengan Aaris."Siapa kamu? Apa hubunganmu dengan wanita cantik ini? Harga bajuku 1 miliar. Memangnya kamu sanggup bayar? Kalau tahu diri, pergi sana! Jangan ganggu aku ngobrol dengan wanita cantik!" tegur Aaris. Karena tidak bisa melepaskan tangan Tirta, dia hanya memelotot dengan galak."Ya! Baju Aaris dibuat secara khusus dari toko bermerek. Kalau kamu ingin membela wanita cantik, setidaknya pikirkan dul

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1013

    Melihat Tirta berjalan ke sudut serta mengatakan dirinya bisa menyelamatkan Chandra dan lainnya, junior Keluarga Purnomo berkomentar dengan ekspresi sinis."Bahkan dia mengandalkan Keluarga Purnomo untuk menyelamatkan diri, tapi dia masih berani bilang bisa melindungi Pak Chandra dan lainnya.""Apa dia nggak takut ditertawakan?""Benar. Dia lahir di desa, mana mungkin dia kenal tokoh hebat?""Kalau dia bisa membereskan Pak Simon, apa mungkin dia masih mengandalkan kepala keluarga kita untuk bernegosiasi dengan Pak Simon?""Orang seperti ini nggak kompeten dan suka berpura-pura!""Aku benar-benar nggak paham. Kenapa kepala keluarga kita menyinggung tokoh hebat seperti Pak Simon demi orang nggak penting seperti ini?""Biarpun Pak Simon melepaskan Keluarga Purnomo karena orang itu, masa depan Keluarga Purnomo pasti tetap terpengaruh."Setelah mendengar sindiran anggota Keluarga Purnomo yang lain, sebenarnya Bella juga tidak yakin Tirta bisa membereskan Simon dengan mengandalkan koneksinya

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1012

    Tentu saja, maksud Camila sudah jelas. Dia ingin memberi tahu Darwan dirinya tidak akan membiarkan Darwan meredam masalah ini dengan mengandalkan statusnya sebagai pacar Simon.Bella yang tahu niat Camila mengepalkan tangannya dengan erat dan berucap, "Camila, kamu benar-benar licik!"Melihat kondisi sekarang ini, Tirta ragu-ragu sejenak sebelum berkata, "Bu Bella, sebenarnya aku juga bisa cari orang untuk menyelesaikan masalah ini. Kalau nggak, kamu suruh Paman Darwan kembali saja."Tirta berencana mencari Saba, tetapi dia merasa malu karena mengandalkan orang lain untuk menyelesaikan masalah berkali-kali. Itulah sebabnya Tirta tidak langsung menghubungi Saba.Bella berusaha tersenyum dan membalas, "Nggak usah, Tirta. Seharusnya ayahku bisa menghentikan masalah ini. Kita lihat dulu situasinya."Bella belum memberi tahu Tirta sesuatu. Jika masalah ini tetap tidak bisa diselesaikan setelah Darwan mengungkap identitas orang itu, Tirta juga tidak mungkin mampu menyelesaikannya.Mendengar

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1011

    Selesai bicara, Simon segera menghubungi koneksinya dalam dunia bisnis di ibu kota negara. Seorang senior menjawab panggilan telepon Simon, "Simon, bukannya kamu jalan-jalan di ibu kota provinsi bersama pacarmu? Kenapa kamu tiba-tiba telepon aku? Apa kamu ada masalah di ibu kota provinsi?"Orang itu terdengar menyanjung Simon. Dia adalah rekan bisnis Simon dan tokoh hebat di dunia bisnis ibu kota negara.Simon menegaskan, "Paman Iswar, aku memang ada masalah. Sekelompok pecundang yang nggak tahu diri melawanku demi orang kampungan! Apa pun caranya, aku mau dengar kabar Keluarga Purnomo, Keluarga Gumarang, Keluarga Wisono, Keluarga Reksa, dan Grup Sapari di Provinsi Narta bangkrut dalam waktu setengah jam!"Simon mengancam, "Kalau nggak, ke depannya kamu nggak usah bertemu aku lagi!"Mendengar ucapan Simon, para tokoh hebat dan putra keluarga kaya di lokasi acara berkomentar dengan ekspresi gembira."Kelihatannya hari ini Keluarga Purnomo, Keluarga Gumarang, Keluarga Wisono, dan lainnya

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1010

    Simon mempunyai status yang tinggi. Jika seseorang salah bicara, Simon pasti akan membenci orang itu dan memberinya pelajaran. Apalagi tindakan Chandra lebih keterlaluan daripada Darwan. Simon tidak akan membiarkan Chandra menginjak-injaknya.Mendengar perkataan Simon, Chandra berkeringat dingin. Namun, dia sudah memutuskan untuk berpihak pada Tirta. Chandra tidak akan berubah pikiran. Lagi pula, Tirta disokong orang itu.Para tamu terus mengomentari tindakan Chandra. Tiba-tiba, sekelompok orang mendatangi kediaman Keluarga Purnomo lagi. Terdengar suara-suara dari keluarga berpengaruh di luar."Aku Argono, Kepala Keluarga Gumarang, datang bersama adik keduaku dan anggota Keluarga Gumarang. Aku menyiapkan hadiah 20 triliun untuk merayakan acara tunangan Tirta dan Bella.""Aku Hendrik, Kepala Keluarga Wisono, datang bersama anggota keluarga Wisono. Aku menyiapkan hadiah 20 triliun untuk merayakan acara tunangan Tirta dan Bella.""Aku Toby, Kepala Keluarga Reksa, datang bersama anggota Ke

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1009

    "Pak Simon apanya? Kenapa dia mau membereskan Tirta dan melawan Keluarga Purnomo?" tanya Chandra seraya mengernyit.Chandra menghabiskan banyak waktu untuk menyiapkan hadiah. Setelah datang ke kediaman Keluarga Purnomo, dia juga tidak mendengar orang lain mengungkit masalah ini. Tentu saja, Chandra kebingungan.Diego melipat kedua tangannya di dada dan menakut-nakuti Chandra, "Masa Pak Chandra nggak tahu Keluarga Unais dari ibu kota negara? Pak Simon itu cucu kandung sesepuh di dunia pemerintahan!"Diego melanjutkan, "Pria kampungan ini memukul pacar Pak Simon di depan umum! Bahkan, dia bilang Pak Simon akan menyesali perbuatannya hari ini! Pak Darwan malah berniat melawan Pak Simon dan melindungi pria kampungan ini."Diego menambahkan, "Pak Simon itu tokoh hebat! Mana mungkin dia terima diremehkan seperti ini? Pak Chandra, kami sarankan kamu cepat putus hubungan dengan Keluarga Purnomo dan pria kampungan ini! Kalau nggak, Pak Chandra juga akan terlibat masalah!"Sofyan ingin mendekatk

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1008

    Hati Tirta penuh dengan rasa haru. Dia baru saja akan membuka mulut untuk mengatakan sesuatu, tetapi tiba-tiba masuk sekelompok orang!Di depan rombongan itu adalah Chandra, ayah dari Resnu dan gubernur Provinsi Narta."Haha. Tirta, Pak Darwan, maaf aku terlambat karena ada urusan di jalan. Aku hampir melewatkan pesta pertunangan Tirta dan putri kesayangan Pak Darwan!""Aku telah menyiapkan hadiah sebesar 6 triliun serta tiga bidang tanah di pusat kota yang masing-masing bernilai triliunan sebagai permohonan maaf! Semoga kalian memaklumiku!"Chandra melangkah masuk ke aula dengan senyuman lebar. Sambil melambaikan tangan, dia memerintahkan Budi yang berada di samping untuk menyerahkan cek 6 triliun dan kontrak 3 bidang tanah kepada Darwan.Saat ini, Darwan hendak bernegosiasi dengan Simon untuk berdamai. Namun, karena kedatangan Chandra yang mendadak, dia belum sempat berbicara dan memutuskan untuk menunda pembicaraan itu."Pak Chandra, aku tahu kamu sangat sibuk setiap harinya. Aku se

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1007

    "Siapa sebenarnya orang yang disebut oleh Kepala Keluarga dan Bella?""Entahlah ...."Mendengar itu, para generasi muda Keluarga Purnomo merasa sangat penasaran."Orang yang pernah disambut oleh pemimpin negara sebelumnya .... Aku ingat! Itu pasti beliau! Serius? Beliau ternyata masih hidup?" Seorang anggota Keluarga Purnomo yang tua tampak teringat sesuatu dan berseru kaget."Kakek Ketiga, siapa sebenarnya orang tua yang dimaksud itu?" Generasi muda Keluarga Purnomo segera bertanya dengan penasaran."Diam! Identitas beliau adalah rahasia! Nggak boleh sembarangan dibocorkan! Yang perlu kalian tahu cuma satu, selama beliau masih hidup, Simon nggak akan bisa menyentuh Keluarga Purnomo!" sahut seorang pria tua dengan serius."Huh, makanya jangan membual. Pada akhirnya, kamu tetap harus mengandalkan Keluarga Purnomo untuk menyelesaikan masalah ini!""Kalau lain kali masih ada situasi seperti ini, belajarlah untuk menjadi lebih rendah hati! Meskipun Kepala Keluarga sangat menyukaimu dan mel

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1006

    Suasana di tempat menjadi kacau. Bahkan, para tokoh senior yang terhormat pun tampak tergoda. Jika bukan karena menjaga harga diri, mereka mungkin sudah ikut merebut peluang ini.Dalam situasi seperti ini, Darwan tetap tidak menunjukkan tanda-tanda ingin mengabaikan Tirta. Dia mengabaikan kekacauan di tempat itu dan menenangkan Tirta."Tirta, selama Paman ada di sini, aku nggak akan membiarkan siapa pun menyentuhmu. Jangan khawatir."Kata-kata Darwan membuat hati Tirta terasa hangat. Banyak yang mengatakan bahwa pebisnis hanya peduli pada keuntungan, tetapi Tirta merasa pernyataan itu tidak berlaku untuk Darwan.Darwan tulus ingin melihat Tirta bersama Bella, melihat mereka hidup dengan aman dan damai."Paman, aku nggak merasa telah melakukan kesalahan." Tirta berbicara dengan penuh keyakinan, "Masalah ini pada dasarnya dimulai karena wanita itu yang memanfaatkan identitasnya sebagai pacar Simon untuk menghina dan merendahkan Bu Bella.""Kalau aku diberikan kesempatan untuk memutar wak

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1005

    Sebagian besar tamu yang hadir tidak tahu bahwa sebelumnya ada konflik antara Diego dan Tirta. Ketika melihat Diego maju dan memarahi Tirta di depan umum, mereka mengira dia ingin menyenangkan hati Simon.Menyadari hal ini, beberapa tuan muda yang tidak menyukai Tirta dan ingin mengambil hati Simon pun ikut maju dan memarahi Tirta."Pak Diego benar! Untuk membereskan anjing kampung ini, Pak Simon nggak perlu turun tangan sendiri.""Kalau kamu nggak ingin mati, sebaiknya segera minta maaf kepada Pak Simon dan Bu Camila!""Kalau nggak, kami saja sudah cukup untuk memastikan kamu akan mati di sini hari ini!"Di antara mereka, Wirya yang paling berani. Dia bahkan berjalan mendekati Tirta dan mencoba mencengkeram kerah bajunya sambil mengancam, "Kamu nggak dengar itu? Cepat berlutut dan minta maaf!""Kamu benaran berpikir Keluarga Purnomo akan melawan Keluarga Unais demi melindungimu? Jangan mimpi, dasar bodoh!""Dalam situasi seperti ini, Pak Darwan cuma nggak ingin mempermalukan keluargan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status