Share

Bab 572

Penulis: Hazel
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-17 18:00:00
"Dipo? Siapa itu? Dia yang culik Agatha?" tanya Tirta.

"Ini ... meski masih belum bisa dipastikan, kemungkinannya sangat besar." Setelah berhenti sejenak, Mauri melihat informasi yang didapatkannya dan memberi penjelasan pada Tirta.

"Dipo adalah keturunan langsung dari keluarga kaya di ibu kota provinsi, yang memiliki bisnis di bidang produk kecantikan."

"Menurut informasi dari para pemegang saham, sekitar dua hari yang lalu, entah bagaimana Dipo mendengar kabar tentang kesuksesan Pil Kecantikan dan datang secara khusus dari ibu kota provinsi untuk mengajukan kerja sama dengan Bu Agatha."

"Dia menawarkan dua triliun untuk membeli Farmasi Santika, tapi ditolak mentah-mentah oleh Bu Agatha. Sore harinya, Dipo datang lagi dengan tawaran empat triliun, tapi tetap ditolak. Pada akhirnya, Dipo nggak lanjut negosiasi lagi sama Bu Agatha. Dari sini, mudah ditebak bahwa yang paling dia incar adalah formula Pil Kecantikan."

Mendengar hal itu, Tirta berkata dengan sinis, "Dia pikir bisa beli form
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 573

    Di luar ruang VIP, ada lebih dari sepuluh pengawal profesional dengan gaji tahunan miliaran yang berjaga-jaga. Semua ini jelas menunjukkan betapa istimewanya status dan kekayaan mereka.Tidak heran, enam penari cantik yang biasanya sombong itu berani menampilkan tubuh mereka. Jika salah satu dari mereka mendapatkan perhatian dari para pemuda ini, mungkin itu akan menjadi kesempatan besar bagi mereka untuk mengubah nasib.Di antara keempat pemuda tersebut, ada seorang pria muda berusia 20-an dengan wajah tirus, hidung bengkok, bibir tipis, dan mengenakan jam tangan mewah. Dia adalah Dipo. Dua dari tiga orang lainnya adalah teman dekat Dipo yang juga berasal dari keluarga kaya di ibu kota provinsi."Pak Resnu, nggak kusangka bisa ketemu denganmu di tempat sekecil ini. Maaf kalau pertanyaanku lancang, tapi kenapa tanganmu bisa patah?"Dipo mengangkat gelas anggurnya, lalu bertanya dengan penuh rasa hormat kepada seorang pemuda yang terbaring lemah di sofa dengan wajah pucat. Jika Tirta ad

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-17
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 574

    Resnu memang sudah menanti-nantikan penawaran Dipo ini, sehingga dia langsung menyetujuinya tanpa ragu-ragu.Setelah itu, dia mendesak dengan tidak sabaran, "Karena Pak Dipo begitu menghargaiku, aku juga nggak sungkan-sungkan lagi. Tapi, di mana kalian menyekap pemilik Pil Kecantikan itu? Cepat bawa dia kemari, aku bantu kalian menanyakan formulanya supaya kita bisa sukses besar!""Pak Resnu nggak usah buru-buru. Orangnya ada di tempat lain, tapi sekarang ini seluruh kota dipenuhi polisi patroli. Bahkan wali kota sendiri juga turun tangan langsung untuk mencarinya. Sebaiknya kita tunggu dua hari dulu supaya keributan ini mereda sebelum menanyakan soal Pil Kecantikan.""Pak Resnu, kita minum dulu," tambah Dipo sambil mengangkat gelasnya."Ya, Pak Resnu, kita minum dulu untuk merayakannya." Kedua pemuda kaya lainnya juga merasa senang karena berhasil mengajak Resnu untuk bergabung. Bagaimanapun, mereka memang kaya, tetapi posisi Resnu jauh di atas mereka karena memiliki ayah yang menjaba

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-17
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 575

    Seketika, Dipo berpikir bahwa dia harus bersenang-senang dengan wanita yang luar biasa seperti Agatha."Haha, kalau Pak Resnu nggak tertarik, kami nggak sungkan-sungkan lagi ya." Lukky dan seorang pemuda lainnya mulai memeluk dan mencium para penari tersebut. Setelah itu, terdengar suara desahan yang bertubi-tubi.Dipo perlahan-lahan berubah pikiran. Dia menarik salah seorang penari dan melepas sabuk pinggangnya. Baru saja hendak melampiaskan nafsunya, pintu ruangan VIP itu tiba-tiba didorong hingga terbuka.Bos Queen Club masuk dengan wajah panik. Sebelum dia sempat berbicara, Dipo telah menyelanya sambil mengernyit, "Bukannya sudah kubilang, jangan ganggu kami kalau nggak ada urusan penting!"Bos itu berkata sambil tertawa getir, "Pak Dipo, aku juga nggak mau mengganggu kalian. Tapi, wali kota dan kepala kepolisian datang bersama seorang pemuda untuk mencari Bapak! Aku nggak bisa menghalangi mereka. Mereka akan tiba sebentar lagi!"Mendengar hal itu, ekspresi Dipo dan kedua pemuda la

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-17
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 576

    Begitu Tirta melangkah masuk, Mauri, Saad, dan Susanti pun mengikuti. Situasi mendadak ini membuat para penari di ruang privat buru-buru memakai pakaian mereka, lalu berdiri di samping tanpa berani bergerak. Sekalipun Saad dan lainnya tidak bersuara, mereka bisa menebak identitas pendatang ini."Kalian semua pecundang ya? Aku bayar kalian mahal-mahal, tapi kalian nggak sanggup mengadang orang-orang ini? Apa gunanya aku mempekerjakan kalian!" Dipo tidak meladeni Tirta, melainkan langsung membentak para pengawalnya.Dipo awalnya ingin mengulur waktu. Setelah Resnu kembali, dia akan menyuruh Resnu mengatasi masalah ini. Siapa sangka, para pengawal yang dibayar mahal ini justru tidak bisa menghentikan mereka."Pak ... a ... aku ... aku akan mengusir mereka sekarang juga!" Pemimpin pengawal murka karena ditendang Tirta. Kini, dia dimaki oleh Dipo lagi. Amarahnya makin berkecamuk.Setelah bangkit dari lantai, pemimpin pengawal itu langsung menerjang ke depan untuk bertarung dengan Tirta. Dar

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-18
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 577

    "Hehe. Hal seperti ini wajar kok. Ini bukan kesalahan besar. Setelah bayar denda, paling-paling aku dipenjara beberapa hari. Tapi, ayahku berteman baik dengan kepala polisi ibu kota provinsi. Kalau kalian menangkapku karena masalah ini, takutnya dia nggak senang lho," ujar Dipo dengan ekspresi dingin dan senyuman nakal.Meskipun situasi sudah seperti ini, Dipo masih tidak melepaskan bos wanita di pelukannya. Bisa dilihat betapa angkuhnya Dipo ini."Kamu ...." Begitu mendengarnya, ekspresi Mauri menjadi sangat masam. Dia tidak bisa melawan karena Amal yang dibicarakan Dipo adalah atasannya.Jika Mauri menangkap mereka dan yang dikatakan Dipo adalah kenyataan, Amal pasti akan memberi perintah untuk membebaskan mereka. Orang kaya dan berkuasa memang bisa bertindak semena-mena.Tirta bisa melihat bahwa Dipo menolak untuk kerja sama. Dia hendak melakukan akupunktur untuk menghipnosis Dipo, tetapi Saad tiba-tiba mendengus dan berkata, "Dipo, jangan mengalihkan topik pembicaraan. Yang kami us

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-18
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 578

    Tirta juga mendengar suara Resnu, makanya dia tahu penyokong Dipo adalah Resnu. Hal ini yang membuat Tirta makin murka. Dia tanpa sadar mengira Resnu berkaitan dengan penculikan Agatha. Mungkin saja, Resnu ingin membalas dendam, jadi menyuruh Dipo menculik Agatha."Sombong sekali! Bocah sepertimu nggak pantas bicara begitu! Singkirkan tangan kotormu dariku! Kalau Pak Resnu tahu kamu bicara begitu tentangnya, kamu bakal dibuat nangis darah nanti!" pekik Dipo.Dipo baru menyadari betapa menakutkannya Tirta setelah dicekik olehnya. Tidak pernah ada yang memperlakukannya seperti ini. Itu sebabnya, Dipo merasa sangat murka. Tatapannya menatap Tirta dipenuhi kebencian.Plak! Plak! Plak! Tirta tidak menuruti keinginan Dipo, justru menamparnya tanpa henti. Gigi Dipo sampai copot dibuatnya. Ketika berbicara, suara Dipo pun menjadi tidak terlalu jelas."Kamu kira aku takut padanya? Setelah dia kemari, aku juga akan menghajarnya. Semua orang yang terlibat dalam penculikan Kak Agatha akan kuhabisi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-18
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 579

    "Mana mungkin mereka melakukan hal ilegal semacam itu? Kalian pasti salah lihat. Cepat bawa orang-orangmu pergi dari sini! Kalau nggak, aku bakal marah besar!" ancam Resnu."Pak ...." Saad mengernyit. Ketika dia hendak mengatakan sesuatu, Resnu tiba-tiba menamparnya dengan tidak sabar dan memaki, "Sial! Kamu buta atau tuli? Kamu nggak ngerti omonganku? Aku menyuruh kalian pergi! Cepat sedikit! Jangan minta dihajar ya!"Ketika melihat Resnu bersikap begitu angkuh, Mauri sungguh murka, tetapi tidak berani melakukan apa-apa. Bagaimanapun, Resnu adalah anak gubernur. Siapa yang berani menyinggungnya?Di sisi lain, ketika melihat Saad tidak berani berkutik setelah ditampar Resnu, Dipo dan lainnya pun tertawa. Sebentar lagi giliran Tirta! Asalkan mereka membesar-besarkan masalah, Resnu pasti akan menghabisi Tirta!"Sekalipun kamu anak gubernur, kamu tetap harus menaati hukum. Kami datang untuk menangani kasus. Nggak masalah kalau kamu nggak bisa diajak kerja sama. Tapi, atas dasar apa kamu m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-18
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 580

    Kemudian, beberapa orang itu saling memapah dan duduk di sofa. Mereka seperti menantikan pertunjukan seru.Resnu saja berani menampar Saad yang merupakan seorang wali kota. Mudah saja baginya untuk memberi Tirta pelajaran, 'kan?Mereka tidak akan tahu bahwa Resnu sedang memikirkan cara untuk menjelaskan dan minta maaf kepada Tirta. Setelah mendengar provokasi mereka, Resnu ingin sekali membunuh mereka!Dengan perasaan gusar, Resnu membentak, "Berengsek! Tutup mulut kalian! Kalian mau melihatku mati? Dasar bodoh! Siapa suruh kalian menyinggung Pak Tirta?""Sepertinya kalian semua sudah bosan hidup! Cepat berlutut dan minta maaf kepada Pak Tirta atau aku nggak bakal mengampuni kalian!"Usai berbicara, Resnu ketakutan hingga kesulitan berdiri dengan stabil. Di sisi lain, Dipo dan lainnya termangu melihat respons Resnu.Resnu bukan hanya tidak memberi Tirta pelajaran, tetapi juga memanggilnya dengan begitu sopan? Bahkan, menyuruh mereka berlutut dan minta maaf kepada Tirta? Ada apa ini? Ap

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-19

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 863

    Tirta tetap menunjukkan ekspresi tenang dan santai ketika berucap, "Lagian kalau kamu tetap di luar, aku juga nggak bisa mengobatimu. Lebih baik kita masuk bareng.""Itu memang harimau, aku nggak mungkin salah lihat ...." Nia bersikeras dengan pendapatnya. Namun, dia tahu bahwa menerima perawatan Tirta di luar bukanlah pilihan. Jadi meskipun dengan hati berat, dia mengikuti Tirta dan Melati masuk ke dalam klinik.Ketika mereka masuk, Ayu keluar dari dapur karena mendengar suara mereka. Dia bertanya, "Tirta, mana bajumu? Wanita ini sudah aku suruh masuk dari tadi, tapi dia tetap nggak mau. Dia datang untuk mengobati penyakit apa sih? Apa Bibi perlu membantumu nanti?"Mendengar ucapan Ayu, wajah Nia langsung memerah. Jelas sekali dia tidak ingin orang lain tahu bahwa dia mencari Tirta untuk mengobati dadanya."Bajunya kotor, jadi aku buang. Nia cuma ada masalah kecil kok. Nggak perlu bantuan, Bibi. Aku bisa menyelesaikannya sendiri," jawab Tirta sambil menggeleng. Pria itu bisa memahami

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 862

    Setelah berpikir sejenak, Melati membalas, "Aku juga nggak tahu di mana Bu Yanti tinggal .... Di gunung ini nggak ada sinyal. Gimana kalau nanti setelah kita turun gunung, aku telepon Arum? Dia pasti tahu di mana Bu Yanti tinggal.""Ya sudah, kita langsung turun gunung sekarang saja. Jangan pikirkan dua harimau itu lagi, seharusnya nggak akan ada masalah," jawab Tirta sambil menempatkan Yanti di kursi belakang mobil. Melati pun membantu menjaga Yanti selama perjalanan.Setelah mobil turun gunung dan mendapatkan sinyal, Melati segera menghubungi Arum melalui telepon. Suara Arum segera terdengar."Apa? Bu Yanti mau lapor ke polisi biar dua harimau itu ditangkap?""Biarkan saja kalau sudah lupa. Bu Yanti tinggal di ujung barat desa, di rumah yang ....""Oh ya, di klinik datang seorang wanita muda. Katanya, dia mau cari Tirta untuk berobat. Kak Melati, tolong sampaikan ke Tirta ya ...."Setelah mendapatkan alamat rumah Yanti dari Arum, Tirta langsung mengarahkan mobil menuju rumah tersebut

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 861

    "Tirta, apa lukaku sudah bisa dibalut sekarang?" tanya Yanti. Dia akhirnya menyadari bahwa sikapnya tadi kurang wajar. Matanya menghindar, bahkan tak berani menatap Tirta secara langsung.Tirta menjawab, "Bisa, Bu Yanti. Lagian, bajumu sudah rusak dan nggak bisa dipakai lagi. Lebih baik dilepaskan saja. Aku akan cuci bajumu ini, lalu pakai kainnya untuk membalut lukamu.""Setelah selesai, kamu bisa pakai bajuku untuk sementara kalau nggak keberatan," ujar Tirta sambil mencuci tangannya di aliran sungai kecil."Oke, terserah kamu. Lagian, bajuku memang sudah nggak bisa dipakai lagi," jawab Yanti sambil mengangguk pelan. Dia berusaha mengatasi rasa malunya dan perlahan melepaskan pakaian tipis yang dikenakannya.Meski berat badan Yanti sekitar 55 kilogram, pinggangnya tetap terlihat ramping dan memberikan kontras tajam dengan bagian atas tubuhnya yang montok.Bahkan Tirta yang sudah terbiasa menghadapi berbagai situasi, tak kuasa meliriknya sejenak sebelum akhirnya tersadar kembali.Sete

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 860

    "Uhuk, uhuk. Nggak usah begitu gugup, Bu. Mungkin agak perih waktu dioleskan obat nanti. Kamu harus tahan ya," ucap Tirta untuk menenangkan Yanti. Ketika memeriksa luka itu, Tirta tak kuasa merasa takjub dengan ukuran payudara Yanti. Besar sekali!"Tirta, gimana kalau aku oles sendiri? Kalau kamu yang oles, aku ... aku malu ...." Suara Yanti terdengar lirih. Dia masih tidak berani membuka matanya. Wajah dan lehernya sampai memerah."Boleh saja. Tapi, kamu nggak bisa membalut lukamu sendiri. Aku tetap harus membantumu. Sebaiknya serahkan saja kepadaku. Kalau cepat beres, kita juga cepat turun. Langit sudah mau gelap lho," sahut Tirta sambil membersihkan tanaman obat dengan air sungai."Ya sudah, kamu saja yang bantu aku." Yanti mengiakan. Lagi pula, Tirta sudah pernah melihatnya. Jika terus menolak, dia hanya akan terkesan terlalu manja. Makanya, Yanti akhirnya membulatkan tekadnya.Setelah membersihkan tanaman obat, Tirta mencari dua buah batu bulat yang agak bersih. Setelah mencucinya

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 859

    "Hais, memang nggak bagus kalau ada yang tahu. Pokoknya, aku nggak bakal beri tahu siapa pun tentang masalah hari ini," balas Tirta sambil melangkah dengan stabil. Dia bisa merasakan payudara besar di punggungnya.Setelah mendengarnya, Yanti pun mengiakan dan tidak merespons lagi. Dia tidak pernah bersentuhan dengan pria. Kini, Tirta malah menopang bokongnya dan bajunya rusak. Hal ini tentu membuat perasaannya campur aduk dan tak kuasa berpikir sembarangan.'Waktu itu, dia nggak sengaja menyemprotku. Kali ini, dia malah melihat dadaku. Jangan-jangan ... semua ini adalah takdir?'Tirta tentu tidak tahu apa-apa tentang pemikirkan Yanti ini. Sambil menggendong Yanti, dia terus mencari tanaman obat yang bisa digunakan untuk menghilangkan bekas luka.Sekitar tujuh atau delapan menit kemudian, mereka tiba di depan air terjun itu. Di bawahnya adalah air bersih.Tirta berjongkok untuk menurunkan Yanti, lalu berujar, "Bu, kamu bersihkan diri dulu di sini. Tadi aku melihat tanaman obat yang bisa

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 858

    "Bakal berbekas kalau infeksi? Serius? Jangan-jangan kamu cuma mau ambil keuntungan dariku? Kamu bicara begitu untuk menakutiku, 'kan?" tanya Yanti yang masih belum berbalik. Namun, dia merasa yang dikatakan Tirta masuk akal.Yanti terluka dan pakaiannya rusak. Dia pasti tidak bisa mengejar harimau lagi untuk sekarang. Dia terpaksa mengesampingkan masalah ini dulu."Kalau aku ingin ambil untung darimu, ngapain aku repot-repot ngarang kebohongan? Di sini nggak ada siapa-siapa. Aku bisa langsung menidurimu kalau memang mau!" sahut Tirta dengan pasrah."Terserah kamu saja. Pokoknya aku sudah mengingatkanmu. Mau diobati atau nggak, terserah kamu," lanjut Tirta."Kamu benaran bukan ingin ambil untung, 'kan? Kalau begitu, kamu mau gimana? Aku bakal turuti ucapanmu." Setelah ragu-ragu sejenak, Yanti akhirnya membuat keputusan. Payudara wanita sangat penting, hampir sama dengan kemaluan pria. Dia tentu tidak ingin payudaranya berbekas."Kita cari sungai yang bersih dulu untuk bersihkan lukamu.

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 857

    "Tirta, aku perlu ikut nggak?" tanya Melati dengan agak panik."Nggak usah, Kak. Aku bisa sendiri. Nanti aku bawa Bu Yanti balik. Kamu tenang saja," sahut Tirta sambil mengeluarkan jarum perak di sakunya dan menunjukkannya kepada Melati."Kamu ingin membuat Bu Yanti lupa kejadian hari ini ya? Ya sudah, kamu kejar dia. Aku nggak bakal ikut supaya kamu nggak repot." Melati memahami maksud Tirta. Dia pun hanya menunggu di mobil.Tirta turun dari mobil, lalu berteriak kepada Yanti yang berlari di depan, "Bu Yanti, tunggu aku! Aku salah makan siang ini. Perutku terus mulas. Aku jadi nggak kuat lari. Jangan terlalu cepat, aku nggak bisa menyusulmu!""Kamu masih begitu muda. Seharusnya tubuhmu kuat. Kenapa malah lemas sekali? Cepat sedikit! Aku nggak lihat harimaunya lagi!" Yanti sama sekali tidak berhenti dan terus berlari. Payudaranya yang besar itu pun terus berguncang dibuatnya."Hais ...." Tirta menghela napas dengan tidak berdaya. Ketika dia memutuskan untuk tidak berpura-pura lagi dan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 856

    "Bu Yanti, kedua harimau itu nggak melukai siapa pun. Untuk apa kamu lapor polisi?"Begitu mendengarnya, Tirta menghentikan mobilnya. Kemudian, dia turun, tetapi tidak berniat membawa Yanti mencari harimau.Sepertinya, Yanti melihat kedua harimau itu waktu mereka kabur. Makanya, dia mengejar kedua harimau itu bersama Melati."Harimau sangat ganas. Mereka bisa memangsa orang. Aku melihat mereka di desa tadi! Mereka pasti mencari mangsa di bawah gunung karena nggak ada yang bisa dimakan di pegunungan!""Aku tentu harus lapor polisi supaya mereka menangkap kedua harimau itu. Kemudian, mereka akan dibawa ke pusat perlindungan satwa! Kalau ditunda, takutnya akan ada yang terluka!" jelas Yanti dengan ekspresi cemas dan napas terengah-engah.Bisa dilihat bahwa kepala desa ini sangat baik hati. Namun, dia tidak tahu bahwa kedua harimau itu adalah milik Tirta. Mereka ditugaskan untuk menjaga rumah."Kamu berpikir terlalu jauh. Mungkin mereka cuma mau jalan-jalan. Kalau tujuan mereka adalah mema

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 855

    "Kak! Ka ... kamu ini ya! Karena kamu yang mulai duluan, aku nggak bakal sungkan-sungkan lagi! Waktu Tirta mengantarmu pulang hari itu, aku melihat bulu keriting di mulutmu! Cepat jujur, apa itu .... Ah!"Naura sungguh kewalahan karena ditindas Aiko. Tanpa sempat berpikir lagi, dia langsung mengungkapkan apa yang dilihatnya hari itu.Begitu mendengarnya, wajah Aiko sontak memerah. Dia buru-buru menutup mulutnya dan berteriak nyaring, "Ah! Nggak mungkin! Kamu pasti salah lihat! Kalau kamu berani bicara sembarangan, aku bakal menyiksamu mati-matian!"....Mobil akhirnya berhenti di depan klinik. Setelah turun dari mobil, Tirta membuka bagasi dan menurunkan barang belanjaan mereka. Kemudian, dia dan Arum sama-sama memasuki klinik.Sebelum Tirta meletakkan barang-barangnya, Ayu menghampiri dan berkata dengan cemas, "Tirta, Arum, akhirnya kalian pulang! Dua ekor harimau besar kabur saat Melati membuka pintu untuk mengambil barang!""Melati sedang mencari mereka! Taruh saja barang-barang kal

DMCA.com Protection Status