Share

Bab 530

Penulis: Hazel
Awalnya, Bella sangat pasif. Dia membiarkan lidah Tirta merajalela di mulutnya. Namun, Bella mulai memberanikan diri. Dia merespons ciuman Tirta dengan kaku.

Ketika merasakan respons Bella, Tirta menyerang dengan makin ganas. Seketika, tubuh Bella melemas karena keterampilan mencium Tirta yang luar biasa. Pandangannya mulai kabur.

Manusia memang selalu berubah, terutama Tirta yang tergila-gila pada wanita. Baru-baru ini, Tirta memperingatkan diri sendiri untuk tidak berhubungan dengan Bella. Namun, setelah melihat sikap malu-malu Bella, Tirta langsung kehilangan kendali.

"Tirta, jangan ...." Suara Bella terdengar sangat manja dan menggoda. Ternyata tangan besar Tirta sudah menyentuh payudara Bella yang besar. Rasanya lembut dan kenyal.

Ketika merasakan rangsangan aneh, tubuh Bella pun tak kuasa bergetar. "Tirta ... berhenti. Aku belum siap. Gimana kalau ada yang melihat kita begini ...."

Meskipun belum pernah berhubungan intim, Bella tahu apa yang ingin dilakukan Tirta. Bagaimanapun, B
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (3)
goodnovel comment avatar
hans
***** Lanjut
goodnovel comment avatar
Abdul
Seharusnya setiap cerita yg di upload sdh sampai selesai shg tdk membuat pembaca di “sandera “ dan seolah di jebak utk membaca cerita lain nya.. Hal ini tdk profesional........
goodnovel comment avatar
Siti Khosidah
kok sedikit bab nya?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 531

    Hati ini seperti disayat-sayat, hidup terasa tidak berarti lagi!"Bella, Bella, apa kamu tahu hatiku sudah hancur berkeping-keping! Kenapa kamu malah suka sama dia?""Tirta sialan. Aku bersumpah, kalau nggak menghabisimu, aku bukan manusia!"....Di Desa Persik, di dalam klinik.Tirta sudah pergi sekitar empat atau lima hari. Sementara itu, Nabila juga masih belum kembali.Setelah menjalani perawatan dari Tirta dan dibantu dengan ramuan obat, mata Ayu benar-benar pulih sepenuhnya.Namun selama Tirta tidak ada, Ayu dan Melati yang sudah terbiasa dengan sentuhan Tirta saat tidur bersamanya jelas merupakan sebuah penderitaan. Mereka ingin sekali bisa terbang ke sisi Tirta sekarang juga dan menikmati manisnya kebersamaan.Bahkan Ayu yang matanya sudah sembuh pun tidak merasa senang. Sementara itu, meskipun Arum sulit mengungkapkan apa yang dirasakannya terhadap Tirta, dia juga agak merindukannya. Karena itulah, suasana di dalam klinik jadi lesu seperti sekarang ini.Di luar klinik, Melati

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 532

    Ternyata, di antara kelompok ini, dua orang yang memimpin adalah Damar dan istrinya yang baru saja keluar dari penjara! Mereka adalah mantan mertua Melati! Sebulan yang lalu, mereka kembali dari luar kota dan melihat Melati berdarah dari celananya dan bahkan tidak bisa berdiri tegak. Mereka langsung mencurigai bahwa Melati telah berselingkuh.Mereka ingin memaksa Melati untuk membuka celananya dan memeriksanya. Namun, Tirta datang mengacaukan semuanya dan bersikeras mengatakan bahwa itu hanya menstruasi. Selain itu, dia menuduh mereka berdua memukul serta melanggar hak asasi Melati.Akhirnya, Tirta berhasil mengirim mereka berdua ke kantor polisi dan mereka dipenjara selama sebulan.Yang paling menyakitkan hati mereka adalah, karena dulunya Melati menikahi anak mereka tanpa mengurus surat nikah, Tirta berhasil membujuk Melati untuk pergi meninggalkan mereka. Hal ini membuat Damar dan istrinya marah besar.Di dalam penjara, mereka berdua terus memikirkan bahwa Melati tidak sedang menstr

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 533

    "Dia nggak punya hubungan sama keluarga Damar! Dia bebas mau sama siapa saja. Kalau kalian berani macam-macam, aku akan lapor polisi untuk nangkap kalian!""Persetan sama lapor polisi! Lagian aku sudah hidup cukup lama. Siapa pun yang berani lapor polisi hari ini, akan kubunuh juga!" Mendengar Ayu ingin melapor polisi, Damar langsung naik pitam.Seiring dengan suara benturan, tongkat rokok di tangannya langsung dihantamkan ke tubuh Ayu. Saking kuatnya pukulan itu, tongkat rokok tersebut sampai bengkok! Seketika, muncul jejak merah yang membengkak di tubuh Ayu dan dia pun berteriak kesakitan."Berengsek, kalau mau pukul, pukul saja aku! Kenapa kamu malah mukul Bibi! Orang bisa buat apa pun kalau sudah terdesak. Kalau kalian masih buat onar, aku akan lawan kalian sampai mati!" Melati benar-benar marah. Dia segera berlari masuk ke rumah dan keluar dengan sebilah pisau dapur yang digenggam erat di tangannya."Besan, lihat saja putri hebat yang kamu lahirkan ini! Dia bahkan mau bunuh kami!"

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 534

    "Ya, cepat suruh si Tirta berengsek itu keluar! Biar kuajari dia gimana seharusnya bersikap!" Tanpa memedulikan pertengkarannya dengan keluarga Melati lagi, Damar juga maju untuk menginterogasinya!"Arum, Bibi, nggak usah pedulikan sekelompok orang gila ini. Biarkan saja mereka buat onar, kita masuk rumah saja! Biar Tirta yang urus mereka setelah pulang nanti!" Melati langsung menarik Arum dan Ayu untuk masuk ke klinik.Setelah itu terdengar suara pintu ditutup. Begitu pintu ditutup, Melati langsung menjatuhkan pisau di tangannya dan menyeka air matanya diam-diam."Melati, aku mewakili Tirta minta maaf padamu. Kalau bukan karena dia mengusikmu, kamu juga nggak akan mengalami kejadian seperti ini." Melihat sosok Melati seperti ini, Ayu juga merasa tidak nyaman. Dia tahu betul, Melati bisa menghadapi hal seperti ini hari ini adalah karena ulah Tirta."Bibi ngomong apaan? Hal yang paling nggak kusesali seumur hidup ini adalah bersama Tirta. Kejadian hari ini sudah kuduga." Melati menyeka

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 535

    Warga desa yang senang menonton keributan pun semakin tertarik dan tidak berniat pergi.Kabar ini menyebar dengan cepat dari mulut ke mulut hingga seluruh desa mengetahuinya dalam waktu singkat!"Ayah, cepat hentikan si tua bangka itu. Kalau terus begini, kita bisa malu seumur hidup!" ujar menantu tertua Gandhi dengan kesal."Mau gimana aku mengatur mereka?" balas Gandhi dengan gusar. Mereka sekarang terjebak di sini dan tidak bisa pergi sama sekali.Tiba-tiba, dia mendapat sebuah ide, lalu berkata pada Damar dan istrinya, "Besan, begini saja. Kami pulang untuk kumpulkan uangnya untukmu. Bisa nggak kamu beri kami waktu untuk pulang dan persiapkan semuanya?"Damar berteriak dengan wajah memerah, "Sekarang ini kita sudah telanjur malu, untuk apa lagi menginginkan uangmu? Kalian tunggu Tirta pulang di sini, lalu hajar dia habis-habisan! Kalau bisa bunuh dia, kami yang tanggung konsekuensinya!""Oke, itu kamu yang bilang sendiri ya. Asalkan nggak suruh kami kembalikan uangnya, semuanya bis

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 536

    "Ada apa, Nona Bella?" tanya Tirta."Waktu aku pergi ke Farmasi Santika untuk bahas soal kerja sama, kenapa wanita cantik itu patuh sekali sama kamu? Kamu suruh dia jangan kerja sama, dia langsung menuruti ucapanmu. Kalian berdua ... punya hubungan apa?"Sambil menggigit bibirnya, Bella menatap mata Tirta dengan intens, seolah-olah ingin menebak isi pikirannya.Perlu diketahui bahwa pada saat itu, Bella ingat benar ketika dia memperkenalkan diri dan menawarkan kerja sama, para pemegang saham Farmasi Santika semuanya jelas-jelas sangat tertarik. Namun, hanya Agatha yang tidak menunjukkan reaksi apa pun. Dia selalu mengikuti pendapat Tirta.Mana mungkin seorang direktur perusahaan tidak ingin menghasilkan uang dan menolak kerja sama dengan Keluarga Purnomo? Namun, Agatha justru melakukannya. Hal ini membuat Bella mencurigai hubungan Tirta dan Agatha.Terlebih lagi, Agatha berencana membawa Tirta pulang ke rumahnya. Jadi, tentu saja dia ingin tahu dengan jelas!"Kami teman sejak kecil. Se

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 537

    "Ah .... Kalau begitu, nasibnya memang malang." Setelah mendengar cerita Tirta yang memilukan itu, Bella bahkan hampir saja menangis. Matanya yang memerah tampak berbinar saat menatap Tirta."Tirta, kamu adalah pria terbaik yang pernah kutemui. Kalau berada di posisimu, aku belum tentu bisa begitu murah hati memberikan resep itu kepada orang lain. Sepertinya memang aku yang terlalu berhati sempit. Maaf ya, Tirta ...," ucap Bella."Nggak apa-apa, Bella. Kamu mencurigaiku karena terlalu peduli padaku. Aku nggak marah, sebaliknya malah merasa senang."Tirta sambil pura-pura menyeka air matanya sambil membenamkan wajahnya ke dada Bella yang montok dan mencium wanginya. Bahkan air liurnya juga membasahi kerah baju Bella."Sudah, jangan nangis lagi. Aku memang salah. Nggak seharusnya aku mencurigaimu. Ke depannya aku nggak tanya lagi ya? Kamu berdiri dulu, biar aku bisa minta maaf dengan baik."Dipeluk Tirta sambil menangis membuat hati Bella merasa sedih. Oleh karena itu, dia pun buru-buru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 538

    Mendengar ucapan Tirta, wajah Bella langsung memerah dan menyangkal, "Jangan bicara sembarangan, mana mungkin aku lupa?"Tirta berkata, "Kamu nggak mau tidur lagi denganku, bukankah itu berarti mau lupakan jasaku? Apa aku salah bicara?"Bella tidak bisa menyangkal bahwa tindakannya saat ini memang tidak jauh berbeda dari apa yang dikatakan Tirta. Bagaimanapun, waktu itu dia sendiri yang memohon agar Tirta memeluknya saat tidur."Tirta, bukannya aku nggak mau tidur sama kamu. Tapi lihatlah keadaanmu sekarang ... kamu buat aku kesakitan, gimana aku berani tidur sama kamu? Gimana kalau kamu kasar padaku nanti?"Ayu menjelaskan dengan perasaan bersalah. Saat berbicara, matanya menghindar ke arah lain, sementara hatinya berdegup kencang tak menentu.Tirta berdeham sejenak, lalu berkata dengan merasa bersalah, "Ah, kamu takut sama kemaluanku ini ya? Itu karena Nona Bella terlalu cantik. Kalau berhadapan sama wanita jelek, bendaku ini nggak akan bereaksi.""Aku berani jamin, aku cuma ingin ti

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1411

    Tirta berkata dengan serius, "Sebenarnya kamu juga kekasihku. Aku nggak mungkin membiarkanmu menderita."Mendengar perkataan Tirta, Selina menanggapi dengan senang, "Benaran? Tirta, aku sangat senang kamu bisa bilang begitu. Aku sama sekali nggak menyesal masuk ke gua bawah tanah bersamamu waktu itu."Selina menambahkan, "Sekarang aku masih muda. Aku ingin bekerja di tim reserse beberapa tahun lagi. Kalau ke depannya aku merasa lelah, aku akan mencarimu. Aku jamin aku nggak akan berhubungan intim dengan pria lain selain kamu seumur hidupku."Kemudian, keduanya mengobrol sejenak sebelum mengakhiri panggilan telepon. Tirta tidak mengantuk. Dia menenangkan dirinya, lalu mulai meneliti Mantra Evolusi Semesta semalaman.Hanya saja, Tirta tidak bisa tenang karena Susanti belum bangun. Alhasil, dia baru mengingat sebagian kecil mantra saat subuh. Tirta masih membutuhkan usaha yang lebih keras untuk mengingat semua Mantra Evolusi Semesta.Belasan menit berlalu, Idris dan Rasmi yang berusaha me

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1410

    Mendengar perkataan Marila, Tirta langsung menelan ludah dan membalas, "Ha? Bu Marila ... mana mungkin kamu bantu aku untuk masalah begini? Sudahlah, aku cuma perlu tahan sebentar."Tirta memang ingin melakukan hal itu, bahkan sekarang dia sangat tersiksa. Namun, Tirta tidak boleh meniduri Marila. Kalau tidak, ke depannya dia akan merasa malu bertemu dengan Saba.Marila menanggapi, "Pak Tirta ... kamu salah paham. Maksudku ... kalau aku bantu kamu keluarkan, apa kamu bisa merasa lebih nyaman? Aku sudah merasa sangat nyaman. Aku bisa memahami perasaan tersiksa seperti itu, tubuh terasa panas sehingga membuat kita gelisah."Marila menambahkan, "Pak Tirta sudah bantu aku memperbesar payudara, tapi nggak meminta imbalan. Aku juga ingin melakukan sesuatu untukmu. Yang penting Pak Tirta nggak menganggapku wanita liar ...."Marila yang perhatian memikirkan kepentingan Tirta. Saat bicara, dia memasukkan tangannya ke dalam baju Tirta, lalu meluncur ke dalam celananya."Tentu saja ... aku nggak

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1409

    Melihat ekspresi Marila yang penuh penantian, Tirta yang genit tentu tidak bisa menolak permintaannya. Selain payudara Marila yang kecil, sebenarnya dia adalah wanita yang sempurna. Tentu saja, Tirta tidak keberatan bermesraan dengan Marila. Lagi pula, Marila sendiri yang memintanya. Jadi, Tirta sama sekali tidak merasa bersalah. Setelah memikirkan hal ini, hasrat Tirta membara.Tirta berkata, "Bu Marila, aku bisa bantu kamu. Tapi, cuma kita berdua yang tahu hal ini. Kamu nggak boleh beri tahu orang lain."Saat bicara, Tirta melakukan akupunktur pada payudara kiri Marila terlebih dahulu. Marila mengeluarkan suara yang bergetar, lalu Tirta membungkuk ...."Iya ... Pak Tirta ... tenang saja. Aku pasti ... nggak akan beri tahu siapa pun," ucap Marila. Suaranya menjadi aneh. Tubuh hingga jari kakinya menegang.Marila disiksa oleh Tirta, tetapi dia tampak sangat menikmatinya. Ini baru permulaan. Dalam waktu kurang dari 1 menit, kedua kaki Marila gemetaran.Kemudian, Marila yang malu beruca

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1408

    Ekspresi Marila terlihat gugup dan malu karena hendak dia meminta Tirta memperbesar payudaranya. Marila berujar, "Pak Tirta, aku sudah beli bahan obat-obatan dan 2 bungkus jarum. Apa sekarang kamu ada waktu memperbesar payudaraku?"Tirta mengangguk. Dia teringat pengalaman memperbesar payudara Shinta sebelumnya, jadi dia mengingatkan, "Tentu saja sekarang aku ada waktu. Bu Marila, tapi sebelum memperbesar payudara, aku sarankan kamu siapkan 2 pakaian dalam dan celana bersih dulu.""Ha? Kenapa? Oke, aku siapkan dulu," sahut Marila. Dia sedikit penasaran, tetapi pengalaman terakhir kali membuatnya bisa menebak sesuatu. Dia keluar dari kamar setelah menyerahkan bahan obat-obatan dan jarum kepada Tirta."Susanti, aku nggak mengambil keuntungan dari wanita lain. Aku cuma membantunya, kamu nggak boleh marah padaku," kata Tirta. Dia melihat Susanti yang sedang tertidur, lalu mencium dahinya yang mulus dengan lembut.Kemudian, Tirta keluar dari kamar untuk memasak obat. Sementara itu, Marila t

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1407

    Di sisi lain, Tirta menelepon Ayu setelah Idris dan Rasmi pergi. Setelah panggilan terhubung, Ayu yang sudah 2 hari tidak bertemu Tirta tentu merasa khawatir. Dia terus menanyakan kondisi Tirta.Tirta menjelaskan kondisinya dengan singkat, "Bi, Susanti terancam bahaya. Jadi, aku langsung naik pesawat untuk mencari Susanti. Tapi, kamu nggak usah khawatir. Sekarang semuanya sudah aman."Tirta memberi tahu Ayu pemikirannya, "Aku berencana membawa Susanti menemuimu setelah dia bangun, lalu kita dan Bi Elisa langsung kembali ke Desa Persik. Kita tinggal di sana untuk beberapa waktu."Mendengar ucapan Tirta, Ayu yang khawatir bertanya, "Ha? Tirta, kalau kamu mau kembali ke Desa Persik, tentu saja aku dan Elisa nggak keberatan. Masalahnya, gimana caranya kamu menjelaskan pada Bu Bella?"Ayu menambahkan, "Bagaimana kalau Bu Bella mau ikut kita kembali ke Desa Persik? Aku rasa berdasarkan sifat Bu Bella, dia pasti nggak terima kalau tahu kamu punya banyak kekasih.""Aku yang akan jelaskan pada

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1406

    "Aku rasa otakmu bermasalah karena terlalu lama tinggal di Provinsi Naru!" bentak Rasmi. Ucapannya menunjukkan dia tidak menyukai Tirta."Rasmi, kenapa kamu bicara seperti itu? Pak Tirta itu saudara Ayah. Bukannya sudah seharusnya kita bersikap hormat padanya? Lagi pula ...," sahut Idris.Idris berniat menceritakan pada Rasmi bahwa Tirta sudah membantunya menyelesaikan masalah mereka yang tidak bisa mempunyai keturunan.Namun, sebelum Idris selesai bicara, Rasmi menyela, "Apa? Aku nggak marah kalau nggak ungkit masalah itu! Ayah sudah pikun, makanya dia mengakui pemuda itu sebagai saudaranya."Rasmi melanjutkan, "Waktu Ayah menceritakan masalah ini padaku, aku sudah sarankan dia cepat batalkan keputusannya. Ayah pikun karena tua, masa kamu juga sama? Kalau waktu itu Ayah mengakui anak 3 tahun jadi saudaranya, apa kamu juga mau memuja anak kecil itu?"Rasmi menambahkan, "Aku nggak peduli! Apa pun caranya, kamu harus usir pemuda itu dari rumah kita secepatnya! Aku nggak mau tinggal di ho

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1405

    Begitu melontarkan perkataannya, Marila baru merasa kurang pantas. Dia berbisik lagi dengan wajah memerah, "Pak Tirta, bukan itu maksudku. Jangan salah paham."Tentu saja Tirta tahu Marila tidak bermaksud seperti itu. Dia tertawa, lalu menanggapi, "Oke. Aku tunggu Bu Marila pulang setelah beli bahan obat-obatan."Sesudah itu, Tirta tidak mengatakan apa pun lagi. Mendengar perkataan Tirta, Marila baru merasa tenang. Kemudian, Marila berpamitan dengan Idris.Tirta merasa bosan saat menunggu Marila. Dia kembali ke kamar untuk menemani Susanti. Tirta duduk di samping tempat tidur. Pikirannya sangat kacau.Tirta mendesah dan bergumam, "Setelah Susanti bangun, aku bawa dia cari Bi Ayu, lalu langsung kembali ke Desa Persik. Kak Nabila, Kak Melati, Kak Arum, Kak Farida, dan lainnya pasti merindukanku."Sebenarnya sebelum Susanti tertimpa masalah, Tirta berencana pergi ke ibu kota setelah meninggalkan Provinsi Dohe. Namun, masalah ini terjadi.Tirta juga memahami satu hal. Dia memang bisa menge

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1404

    "Aku nggak akan pergi lagi. Jangan tiduri aku, ya?" mohon Selina. Wajahnya memerah setelah mendengar ucapan Tirta.Selina berusaha menggerakkan pinggangnya untuk menjauhi sumber masalah itu. Napas Tirta yang hangat membuat wajah Selina merah padam.Tirta menegaskan, "Aku nggak peduli, pokoknya sekarang aku harus menidurimu sampai puas. Terserah kamu mau pergi atau tetap tinggal, aku tetap akan melakukannya!"Hasrat Tirta membara karena pinggang Selina terus bergerak. Dia segera mengerahkan 2 teknik. Yang pertama adalah Teknik Menghilang untuk menyembunyikan tubuhnya dan Selina. Yang kedua adalah Teknik Senyap untuk menutupi suara yang dikeluarkan Selina selanjutnya.Kemudian, Tirta langsung bersanggama dengan Selina. Sementara itu, Selina memelas, "Tirta ... jangan ... aku benci kamu ...."Biarpun mengeluh, tubuh Selina tetap terangsang. Jelas-jelas Tirta sudah melepaskannya, tetapi Selina tidak melepaskan Tirta dan tidak bergerak sedikit pun. Dia membiarkan Tirta memberinya kompensasi

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1403

    Tirta menunggu sampai Selina berjalan keluar dari taman bunga kompleks tempat Idris tinggal. Dengan begitu, mereka berdua sudah menjauh dari pandangan Anton dan Yuli.Tirta baru maju dan berkata seraya memeluk Selina, "Bu Selina, aku tahu kamu pasti pergi bukan karena dipanggil atasan. Apa kamu punya masalah? Kamu bisa ceritakan padaku.""Aku nggak punya masalah. Pak Tirta, aku cuma ingin pulang untuk mengurus kasus. Selain itu, aku sudah merasa sangat bangga bisa mengenal tokoh hebat sepertimu. Aku nggak mau terus tinggal di sini dan mengganggu Pak Tirta," sahut Selina.Selina memohon, "Pak Tirta, tolong lepaskan aku. Kita berdua nggak punya hubungan apa pun. Kita lupakan masalah yang sudah berlalu."Mata Selina memerah. Dia berbicara sambil terisak dan ingin melepaskan Tirta.Sementara itu, Tirta yang merasa tidak berdaya mendesah dan menimpali, "Bu Selina, aku sudah paham. Kamu pasti merasa aku cuma berpura-pura dan mempermainkan perasaanmu setelah kamu tahu latar belakangku. Jadi,

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status