"Katakan, siapa yang mengutus kalian kemari!" perintah Tirta."Kami pembunuh dari pasar gelap. Namaku ...." Di bawah pengaruh teknik hipnosis, pembunuh itu mengungkapkan semuanya. Ternyata yang dikatakannya memang benar.Akan tetapi, Tirta tahu bahwa musuhnya hanya ada seorang, yaitu Resnu. Ini pertama kalinya Resnu datang ke Kota Barlin. Kalau ingin menyewa pembunuh dalam waktu sesingkat ini, dia pasti butuh bantuan seseorang yang tidak asing lagi dengan tempat ini, yaitu Kadir.Setelah memikirkan semua ini, ekspresi Tirta menjadi sangat masam. Aura dingin yang dipancarkan tubuhnya membuat keempat pembunuh itu ketakutan.Pembunuh yang lengannya patah dibuat Tirta, kesakitan sampai bercucuran keringat dingin. Namun, dia tidak berani melontarkan sepatah kata pun karena takut Tirta menghabisi mereka semua.Keempat pembunuh itu masih sibuk memohon, "Kak, tolong ampuni nyawa kami. Kami bersedia melakukan apa pun untukmu."Tirta tersadar dari lamunannya. Dia menatap keempat orang itu dengan
"Sebentar, biar kutanya dulu." Kadir mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi keempat pembunuh itu. Namun, tidak ada tanggapan apa pun.Sambil mengernyit, Kadir melapor dengan jujur, "Pak, belum ada respons dari mereka. Gimana kalau kita tunggu sebentar?"Resnu termangu sesaat. Bagaimanapun, dia sudah sangat berhasrat sekarang. Dia sudah siap untuk melancarkan aksinya. Mereka malah belum berhasil membunuh Tirta?"Nggak mungkin. Tirta cuma pecundang. Masa mereka perlu waktu selama itu? Apa mungkin terjadi kesalahan?" tanya Resnu."Tenang saja, Pak. Nggak mungkin terjadi kesalahan. Mereka semua adalah pembunuh terhebat di pasar gelap, jadi nggak mungkin gagal. Mungkin ada sedikit masalah yang menghambat mereka. Sebaiknya kita tunggu sebentar lagi," sahut Kadir.Saat berikutnya, gagang pintu tiba-tiba bergerak. Resnu yang gusar pun termangu sesaat sebelum memaki, "Apa-apaan ini? Siapa di luar sana?"Ahli batu mentah sontak bangkit dari sofa dan berkata, "Pak, biar aku periksa."Ahli itu m
Resnu menahan rasa sakit di tubuhnya dan mencoba melarikan diri. Namun, kedua pembunuh itu menarik pakaiannya supaya dia tidak bisa ke mana-mana.Bahkan, kedua pembunuh itu masih mengangkat belati mereka untuk memberi tikaman mengerikan kepada Resnu.Ahli batu mentah dan wanita itu tentu ketakutan melihat situasi ini. Kenapa tiba-tiba ada yang masuk untuk membunuh orang? Sungguh menakutkan!Tanpa ragu sedikit pun, Resnu menarik ahli batu mentah supaya ada yang membantunya mengadang serangan. Akan tetapi, mungkin karena naluri untuk bertahan hidup, ahli itu sudah lupa untuk menyanjung Resnu dan tanpa sadar menahan Resnu.Lantaran kecanduan seks dan alkohol sepanjang tahun, Resnu tidak punya kemampuan melawan. Sebaliknya, ahli batu yang sudah tidak muda lagi malah berhasil menahan Resnu di hadapannya. Dengan demikian, Resnu menjadi tameng untuknya.Resnu tidak menyangka ahli batu itu akan melakukan hal seperti ini. Dia ketakutan hingga pipis di celana. "Berengsek! Kamu menjadikanku tamen
Resnu tidak sempat lagi memaki ahli batu yang mengkhianatinya, saat ini yang paling penting adalah bertahan hidup. Dia harus segera memanggil seseorang untuk menyelamatkannya.Resnu teringat wanita berwajah cantik yang duduk di ranjang dengan wajah pucat karena ketakutan. Saat ini, hanya dia yang bisa menelepon untuk meminta bantuan. Resnu memaki, "Dasar wanita jalang, masih bengong saja? Cepat panggil ambulans!"Wanita cantik itu pun tahu bahwa situasi telah menjadi serius. Sekarang pembunuhnya sudah pergi, dia juga merasa aman. Dia segera mengeluarkan teleponnya dan menekan nomor darurat dengan tangan gemetaran.Saat ambulans tiba, darah telah menggenang di bawah tubuh Kadir dan Resnu. Jika ambulans datang lebih lambat sedikit saja, keduanya pasti akan mati karena kehabisan darah. Untungnya, ambulans tiba tepat waktu.Setelah perawatan darurat yang dilakukan oleh petugas medis, nyawa Kadir dan Resnu berhasil diselamatkan. Mereka segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan peraw
Sebaiknya menunggu efek obat benar-benar hilang, jika tidak, hal buruk bisa terjadi."Jangan gerak dulu, tunggu sebentar," kata Tirta."Nggak mau ... sebal deh! Kamu ini tahunya menindas orang saja. Nggak lihat seberapa mendesaknya aku sekarang? Kamu ini malah nggak mau memuaskanku. Aku sudah nggak tahan lagi .... Kalau nggak percaya, lihat saja ini ...."Bella bahkan ingin menunjukkannya kepada Tirta."Ugh ...." Tirta bahkan hampir mencubit pahanya sendiri hingga membiru untuk menahan dirinya.Seiring berjalannya waktu, efek obat perangsang itu pun mulai memudar. Bella juga tidak lagi mengucapkan hal-hal yang menggoda. Kini dia tampak agak bingung dengan pandangan kosong yang menatap langit-langit.Setelah beberapa saat kemudian, Bella baru tersadar sepenuhnya. Sekujur tubuhnya terasa pegal dan sakit, seolah-olah baru saja dilindas oleh kereta api. Tenaganya terkuras habis dan terasa lemas. Mungkin bisa dibilang, rasanya seperti baru saja dinodai oleh beberapa pria ....Sorot mata Bel
Bella merasa tubuhnya sangat panas dan gelisah, bahkan mengeluarkan suara rintihan yang memancing imajinasi liar. Dalam kondisi setengah sadar, dia masih memiliki sedikit ingatan. Sepertinya memang benar bahwa dia yang melepas pakaiannya sendiri.Dia mulai percaya dengan apa yang dikatakan Tirta. Dengan malu, dia melirik Tirta. "Jadi ... gimana kamu tahu cara menghilangkan efek obat ini? Bukankah obat seperti ini hanya bisa diatasi dengan ... cara itu?"Tirta tersenyum tipis. "Aku sudah pernah bilang, mengamati batu itu cuma hobiku. Pekerjaan utamaku adalah sebagai dokter. Aku punya klinik sendiri di Desa Persik, jadi keahlianku dalam mengobati penyakit dan racun sudah terlatih.""Racun yang nggak bisa diatasi orang lain, bagiku hanya masalah kecil," lanjut Tirta dengan tenang.Barulah Bella menyadari betapa hebatnya kemampuan Tirta sebenarnya. Namun, sebagai putri Keluarga Purnomo yang terhormat, dia merasa sangat marah karena Resnu berani memberinya obat seperti itu. Memangnya Resnu
Bella menceritakan semua kejadiannya kepada ayahnya. Darwan langsung naik pitam. "Resnu sialan, berani-beraninya turun tangan pada putriku? Besar sekali nyalinya! Dia kira Keluarga Purnomo takut padanya?" Setelah itu, Darwan menghiburnya, "Bella, nggak usah khawatir. Aku akan bicarakan masalah ini sama ayah Resnu. Keluarga mereka harus beri penjelasan pada kita. Kamu harus lebih hati-hati di sana, jaga dirimu baik-baik."Bella mengangguk. "Baik, Ayah. Ayah cepat istirahat."Setelah menutup telepon, Bella menatap Tirta dengan perasaan bersalah. "Maaf, Tirta, semua ini salahku. Kalau bukan karena aku memaksamu datang, kamu juga nggak akan terlibat masalah Resnu."Tirta tidak tertarik dengan masalah Resnu dan Bella. Kini, dia punya dendam pribadi pada Resnu."Sudahlah, nggak perlu begitu. Setelah selesai melihat batu mentah kali ini, jangan cari aku lagi. Kalau nggak, nanti aku akan terlibat masalah lain lagi."Usai bicara, Tirta berencana untuk kembali ke kamarnya beristirahat. Bella ti
Untuk menghindari masalah lebih lanjut, Bella telah menghubungi anggota keluarganya tadi malam. Dia tidak menyangka bahwa yang datang adalah Pasha, adik sepupunya. Di pertemuan keluarga sebelumnya, dia pernah bertemu beberapa kali dengan Pasha."Nggak kusangka mereka akan mengutusmu, Pasha."Wajah Pasha menunjukkan senyuman yang hangat. "Kak Bella datang untuk mengawasi pekerjaan secara langsung, tentu saja aku harus menjamu Kak Bella dengan baik. Ada bawaan yang perlu kubantu bawakan nggak?" Melihat Bella dan Tirta yang tidak membawa apa pun, Pasha bertanya dengan penasaran.Bella menggelengkan kepalanya. "Kami datang untuk kerja, bukan liburan. Jadi, tentu saja harus minim bawaan."Pasha kembali tersenyum hangat, lalu membuka pintu mobil dan mempersilakan kedua orang itu untuk masuk."Ucapan Kak Bella benar. Kakak masih tetap memesona dan cekatan seperti biasanya. Oh ya, aku dengar, Pak Resnu juga ikut datang? Kenapa nggak kelihatan orangnya?"Mendengar Pasha menanyakan tentang Resnu
Tirta memang tidak terluka, tetapi emosinya tersulut. Dia marah-marah, "Cukup! Kalau kakak seperguruanmu nggak serang aku, mana mungkin aku memukulnya? Aku juga nggak bunuh dia, kenapa kamu mau menghabisiku? Jangan kira aku nggak berani pukul wanita!"Tirta menampar murid wanita itu hingga sudut bibirnya berdarah. Tindakan Tirta memancing amarah pesilat kuno wanita yang lain. Mereka mengeluarkan pisau dan hendak menyerang Tirta. Para pesilat kuno wanita berseru."Bajingan mesum ini sama sekali nggak menghargai wanita!""Orang ini benar-benar nggak berperikemanusiaan! Teman-teman, ayo kita tangkap dia sama-sama!"Tirta menanggapi, "Dia yang mau bunuh aku, sedangkan aku cuma tampar dia. Tapi, kalian malah menganggapku nggak berperikemanusiaan. Benar-benar nggak masuk akal!"Amarah Tirta memuncak. Semua pesilat kuno wanita yang memegang pisau dikalahkan oleh Tirta dengan mudah. Sebagian besar pesilat wanita kuno memuntahkan darah.Bahkan, Tirta sempat menyuruh Genta untuk merebut energi i
Kalau wanita misterius tidak muncul, para pesilat kuno harus meninggalkan barang-barang mereka dari dunia fana dan kembali ke dunia misterius dengan tangan kosong.Sekarang wanita misterius sudah mengungkap identitas Tirta. Sebelumnya para pesilat kuno menghormati Tirta dan takut padanya, sekarang mereka merasa marah karena dipermalukan. Mereka harus memberi Tirta pelajaran agar bisa melampiaskan emosi mereka.Pemimpin Sekte Rembulan tidak lupa berteriak kepada Kurnia saat menghampiri Tirta, "Pak Kurnia, kamu benar-benar bodoh! Pemuda ini bukan anggota Sekte Rembulan. Kamu sudah dipermainkan! Pak Kurnia, kenapa kamu masih diam saja? Cepat ikut kami tangkap pemuda ini!"Pemimpin sekte lain juga membujuk Kurnia, "Pak Kurnia, tangkap pemuda ini untuk menebus kesalahanmu pada Harun. Mungkin Harun nggak akan meminta pertanggungjawabanmu."Kurnia merasa tidak berdaya. Dia melihat Kimmy, lalu mendesah dan membalas, "Biarpun dia bukan anggota Sekte Mujarab, aku juga nggak bisa menyerang Pak Ti
Tirta yang kebingungan berdecak dan bergumam, "Sialan ... padahal aku nggak melakukan apa pun. Pemikiran wanita dari dunia misterius terlalu kolot."Sepertinya Tirta tidak bisa mengubah citranya sebagai pria mesum di hati pesilat kuno wanita dari dunia misterius. Namun, Tirta mengakui sebenarnya dia memang mesum.Saat Tirta sedang merenung, suara seorang wanita yang sedikit marah terdengar. "Kamu bilang kamu itu murid Sekte Mujarab, siapa gurumu? Kenapa aku nggak pernah bertemu kamu di Sekte Mujarab?"Wanita misterius yang memakai penutup wajah maju. Sepasang matanya sangat indah. Dia menatap Tirta dengan ekspresi muram.Tirta merasa ada yang tidak beres. Dia mengamati wanita misterius itu, lalu bertanya, "Kamu siapa?"Tirta bisa melihat jelas wajah wanita misterius itu dengan menggunakan mata tembus pandang. Kulitnya mulus, bibirnya merona, dan hidungnya mancung. Dipadankan dengan alis yang indah dan wajahnya yang tirus, wanita itu benar-benar cantik.Yang terpenting adalah wanita mis
Tirta tidak tahu dia akan bertemu dengan anggota Sekte Mujarab setelah mengungkapkan identitasnya. Bahkan, Tirta membuat Yara salah paham.Kurnia dan Kimmy yang mengetahui "identitas asli" Tirta juga tercengang. Kurnia bergumam, "Apa? Ternyata Pak Tirta itu anggota Sekte Mujarab ...."Tirta langsung mengaku, "Benar, aku memang anggota Sekte Mujarab."Melihat tidak ada pesilat kuno yang ingin bertanding dengannya, Tirta berjalan ke bagian tengah lokasi turnamen. Dia berdiri di tempat kosong dan bertanya dengan suara keras, "Siapa yang mau bertanding denganku? Kalau nggak ada, apa aku boleh pilih sendiri?"Delapan pemimpin sekte lainnya, termasuk pemimpin sekte senior terkenal yang bernama Edwan mengernyit dan segera berdiskusi setelah mendengar ucapan Tirta. Beberapa pemimpin sekte maju, lalu memberi hormat kepada Tirta dan bicara secara bergantian."Pak Tirta, jangan bercanda. Kamu itu murid Sekte Mujarab.""Kamu sangat kuat dan punya latar belakang yang hebat. Semua orang di tempat ng
Tirta berucap, "Semuanya, aku adalah murid dari Sekte Mujarab, Tirta. Mengenai apa yang baru saja terjadi, aku harap kalian nggak merasa cemas. Itu cuma urusan pribadiku dengan Sekte Aswad. Ini nggak ada hubungannya dengan kalian. Kalian anggap saja nggak terjadi apa-apa.""Selain itu, aku sangat tertarik dengan turnamen bela diri yang kalian adakan. Aku ingin ikut serta dan menguji kemampuanku bersama kalian. Jadi, adakah yang ingin bertanding denganku?" tanya Tirta.Begitu Tirta menyatakan identitasnya, suasana di lokasi langsung menjadi gempar."Apa? Orang ini dari Sekte Mujarab?""Tapi ... bukankah Sekte Mujarab sudah menutup diri selama puluhan tahun dan nggak pernah muncul di dunia luar?"Terlihat jelas bahwa nama Sekte Mujarab sangat terkenal di dunia misterius. Semua pesilat kuno yang hadir langsung mengubah ekspresi mereka dan menatap Tirta dengan waspada. Namun, banyak di antara mereka yang tetap meragukan apakah orang ini benar-benar berasal dari Sekte Mujarab."Jangan terla
Mendengar kata-kata Kimmy, barulah Azhar menyadari betapa buruknya situasi saat ini. Keshwan sudah tewas. Sementara itu di tempat ini, tujuh murid Sekte Aswad yang sebelumnya bersamanya, kecuali seorang murid perempuan yang masih pingsan, telah meninggalkannya dan melarikan diri. Kini, Azhar hanya seorang diri. Di antara semua orang yang hadir, kemungkinan besar tidak ada satu orang pun yang bersedia membela atau berbicara untuknya.Azhar pun berucap, "Kimmy, aku sudah tahu kesalahanku .... Tolong bantu aku memohon pada Pak Tirta .... Aku mohon, Kimmy. Aku bersumpah, selama Pak Tirta bersedia melepaskanku kali ini, aku nggak akan pernah lagi mengganggu kehidupan kalian!"Azhar yang diliputi ketakutan berlutut di kaki Kimmy. Dia berusaha meraih tangannya untuk memohon belas kasihan. Namun, dia lupa bahwa kedua tangannya sudah dipotong oleh Tirta barusan.Kimmy secara naluriah mundur beberapa langkah untuk menghindari Azhar, lalu dia berjalan mendekati Tirta, menundukkan kepala, dan ber
Saat melakukan akupunktur, Tirta mengalirkan energi spiritual melalui jarum perak dan menyalurkan kekuatan ke dalam tubuh Kimmy secara bersamaan.Setelah proses akupunktur selesai, Tirta menekan titik akupresur di antara hidung dan bibir Kimmy beberapa kali. Kemudian, dia mencondongkan tubuhnya ke depan dan melakukan pernapasan buatan.Tiba-tiba, Kimmy terengah-engah, lalu perlahan membuka matanya."Dia hidup kembali .... Kimmy benar-benar hidup kembali!""Sungguh luar biasa!""Dasar mesum. Kalau mau selamatkan ya selamatkan saja, kenapa harus cium Kimmy selama itu? Dasar jahat!"Melihat hal ini, para pesilat dari dunia misterius berseru takjub. Sementara itu, para pesilat kuno wanita yang tidak mengerti konsep pernapasan buatan, semakin benci dan marah melihat Tirta.Di dunia misterius yang masih terpisah dari dunia luar, kehormatan dan kesucian wanita adalah hal yang sangat dijunjung tinggi."Pak Tirta, kamu ... kamu menciumku?"Saat masih dalam belum siuman sepenuhnya, Kimmy sebenar
"Kamu mau aku membunuh Pak Tirta ...."Mendengar ucapannya, Kurnia langsung tercengang. Di dalam hatinya, muncul rasa takut yang sulit untuk ditekan. Namun, setelah beberapa saat, dia perlahan menggelengkan kepala dan berkata dengan suara berat, "Azhar, permintaan itu mustahil bagiku. Kamu sudah kehilangan semua energi internalmu, kamu nggak akan bisa bunuh Kimmy.""Pada akhirnya, yang bakalan mati itu kamu. Lepaskan Kimmy, aku berjanji akan mohon sama Pak Tirta untuk mengampunimu ....""Tua bangka, aku nggak lagi negosiasi sama kamu! Aku juga bukan lagi mohon sama kamu! Aku mau kamu bunuh bocah ini!"Azhar tidak menyangka bahwa Kurnia tetap tidak mau menyerang Tirta meski dia telah menggunakan Kimmy sebagai sandera.Dengan amarah yang membara, dia mengerahkan seluruh kekuatannya untuk mencekik Kimmy. Dalam hitungan detik, mata Kimmy berputar ke atas dan hampir kehilangan napas."Kimmy!"Melihat hal ini, Kurnia tidak bisa lagi menahan dirinya. Dengan niat membunuh yang kuat, dia menerj
"Ah .... Ayah, Ayah ....""Kamu bunuh ayahku!" Di belakang, Azhar menyaksikan adegan ini dengan mata kepalanya sendiri.Azhar yang merasa terkejut dan marah, ingin segera menerjang ke arah Tirta dan bertarung sampai mati. Namun, dia juga takut bagaimana jika Tirta juga membunuhnya dengan satu tamparan seperti ayahnya?Dengan perasaan tak berdaya dan dipenuhi amarah, dia jatuh berlutut di tanah dan meninju permukaan tanah dengan sekuat tenaga sambil meraung marah!Amarah yang membara hampir membuatnya kehilangan akal.Tiba-tiba, tatapannya tertuju ke arah belakang. Di dalam paviliun, terlihat Kimmy yang sedang berdiri seorang diri ...."Pemuda ini kejam sekali. Apa dia nggak takut ayah Keshwan, si Harun yang sudah lama bersemedi secara tertutup itu akan datang membalas dendam padanya?""Dendam karena anaknya dibunuh itu nggak akan bisa dimaafkan!"Pada saat bersamaan, para pesilat kuno dari dunia misterius yang hadir, merasakan hawa dingin merayap di punggung mereka saat menyaksikan keb