Share

Bab 46

Author: Hazel
"Nggak berani? Oh, aku lupa, bijimu sudah lama hancur. Kamu nggak bisa disebut lelaki lagi," ejek  Damar sambil tertawa terbahak-bahak. Dia tidak tahu saja, Tirta yang diledeknya itulah yang telah meniduri Melati hingga kelimpungan.

"Sialan, tunggu saja kalian!" ujar Tirta.

Emosi Tirta sudah tidak tertahankan saat melihat betapa buruknya Damar dan istrinya memperlakukan Melati. Dia lantas mengeluarkan ponsel jadulnya dan menelepon polisi. Polisi yang menerima laporan pun segera bergegas ke sini.

"Bedebah! Ka ... kamu benar-benar menelepon polisi?" tanya Damar yang mulai merasa ciut.

"Untuk apa takut? Kalaupun polisi datang, mereka nggak bisa menangkap kita. Kita mertuanya Melati, nggak salah kalau kita memukulnya," ujar Gendis, sama sekali tidak terlihat panik.

"Cih, lihat saja, kalian berdua pasti menangis sebentar lagi! Jangan takut, Kak Melati. Aku akan menegakkan keadilan buatmu. Nggak lama lagi mereka bakal menyesal!" kata Tirta dengan nada kesal. Dia menarik Melati dan melindungi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (5)
goodnovel comment avatar
hans
***** mantaffff ceritanya lanjut
goodnovel comment avatar
Lili Sutarli
lanjuut...
goodnovel comment avatar
kang mamam
bayangin cuma 4% dari cerita
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 47

    Beberapa orang polisi bergegas maju untuk menyeret Damar beserta istrinya ke mobil patroli."Ja ... jangan tangkap kami ...," mohon Damar. Tubuh rentanya seketika gemetar ketakutan. Seangkuh apa pun dirinya, dia tidak mungkin berani melawan polisi."Kalian menangkap orang yang salah! Bocah inilah yang berniat buruk pada menantuku. Kami cuma nggak terima dengan sikapnya, makanya kami menyerangnya! Kalian bahkan nggak bisa membedakan yang benar dan salah. Kalian seharusnya malu dengan seragam di tubuh kalian!" ratap Gendis dengan keras kepala. Dia terus membuat-buat alasan, seakan-akan telah diperlakukan dengan sangat tidak adil.Sayangnya, pemimpin para polisi ini sama sekali tidak tertipu. Dia langsung memperingatkan dengan suara berat, "Nggak usah cari-cari alasan! Kalau kamu nggak terima, tunggulah sampai kita tiba di kantor polisi. Kalau kalian memang nggak bersalah, kami tentu akan membersihkan nama kalian.""Bawa mereka pergi!" perintah polisi wanita itu lagi."Nggak mau! Lepaskan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 48

    Tirta buru-buru memberi penjelasan."Kamu dokter?" Polisi wanita itu seketika terkejut saat menyadarinya. Apakah benar-benar ada dokter semuda ini? Selain itu, pria ini bahkan bisa menebak masalah yang berusaha ditutupinya selama ini hanya dengan sekali pandang?"Ya, aku ini dokter tradisional terhebat di desa kami. Aku bisa menyembuhkan penyakit apa pun. Kakak mau coba nggak?" tanya Tirta dengan penuh persuasif. Tirta memang pernah membaca tentang cara pengobatan penyakit ini di buku medis kuno sebelumnya. Tidak buruk juga kalau dia bisa mengobati polisi wanita ini dan mendekatkan hubungan mereka."Nggak usah!" Polisi wanita itu tadinya ingin mencobanya. Namun saat mendengar bahwa Tirta adalah dokter di kampung, dia langsung berubah pikiran."Hehe .... Aku berani jamin, nggak ada orang lain yang bisa menyembuhkan penyakit ini selain aku. Kalau kamu berubah pikiran nanti, kamu bisa datang ke Desa Persik untuk mencariku."Tirta juga tidak terlalu peduli dengan hal ini. Dia hanya membaha

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 49

    "Apa yang Ibu katakan itu sungguhan?" Saat mendengar ucapan Susanti, Melati langsung tertegun dan meneteskan air mata. Kalau tahu begini jadinya, Melati pasti sudah melarikan diri sedari awal. Mana mungkin dia masih tetap menetap di rumah itu dan disiksa oleh mereka berdua."Tentu saja!" jawab Susanti sambil mengangguk."Syukurlah Kak Melati, kamu nggak usah ditindas lagi kelak!" timpal Tirta dengan senang hati. Jika Melati tidak menikah, berarti Tirta juga tidak termasuk sedang berselingkuh dengannya. Mereka hanya termasuk menjalin hubungan yang biasa. Selain itu, karena Melati telah menyerahkan pertama kalinya kepada Tirta, Tirta juga telah menganggap Melati sebagai kekasihnya."Bu, kami sudah menyerahkan maskawin saat itu. Kenapa dia bukan menantu keluarga kami?" Damar seketika menjadi panik."Iya. Kalau nggak, biarkan saja dia buat surat nikah dengan anakku lagi. Bisa, 'kan?" tanya Gendis dengan panik."Huh! Putramu saja sudah meninggal, mau bagaimana urus akta nikah?" Ucapan Tirta

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 50

    "Tirta, kamu ini benar-benar hebat! Kakak cinta banget sama kamu!"....Setelah berjalan sejam lebih, mereka akhirnya telah kembali ke desa. Saat itu, langit juga sudah mulai gelap. Melati membereskan pakaiannya dan bersiap-siap untuk tinggal di rumah Tirta. Oleh karena itu, dia menyuruh Tirta untuk pulang dan menunggunya di rumah.Meskipun gembira, Tirta merasa agak bingung. Bagaimana kalau Nabila tiba-tiba datang di malam hari dan melihatnya sedang tidur bersama Melati? Selain itu, Ayu juga berada di sebelah kamarnya. Meski semalam dia tidak mendengar apa pun, bukan berarti tidak akan ketahuan selamanya.Tirta benar-benar bingung. Punya banyak kekasih juga sebuah hal yang merepotkan. Tirta memutuskan untuk menyuruh Melati tidur di kamar Ayu terlebih dahulu agar tidak kepergok oleh Nabila jika wanita itu datang. Setelah larut malam dan Nabila sudah pergi, dia baru akan meniduri Melati diam-diam.Setelah menyusun rencana seperti itu, Tirta pun masuk ke rumahnya. Tak disangka, dia mala

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 51

    Melihat Melati datang, Tirta berujar, "Kak, kenapa kamu juga masuk ke dapur? Kamu temani saja Bi Ayu. Aku bisa memasak sendiri, kamu nggak perlu bantu aku.""Anak bodoh, aku takut kamu kelelahan kalau masak sendiri," timpal Melati dengan ekspresi canggung. Dia menarik Tirta ke belakangnya dan mulai memasak."Kak, apa kamu mulai nggak tahan lagi?" tanya Tirta. Dia memeluk Melati dan menyadari bahwa Melati tidak mengenakan pakaian dalam. Tirta langsung merasa antusias."Suaramu jangan terlalu keras. Kamu peluk aku seperti ini saja. Biar aku yang masak untukmu," ucap Melati dengan lirih sembari menggigit bibirnya. Saat merasakan perubahan di tubuh Tirta, Melati juga mulai bersemangat."Kak, kamu memang nakal," komentar Tirta. Dia tertawa, lalu merangkul pinggang Melati dengan erat."Tirta, jangan terlalu kuat. Aku masih mau masak untukmu," keluh Melati. Tubuhnya bergetar dan dia tanpa sadar membungkuk.Tirta terlena dengan kenikmatan ini. Melati memasak sambil dipuaskan Tirta. Setelah 1 j

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 52

    Tirta tahu bahwa Nabila juga menyukainya. Kalau tidak, Nabila juga tidak akan ditindas Tirta. Hati Tirta pun luluh. Tirta menghibur sembari mendekap Nabila, "Kak Nabila, aku salah. Kelak aku baru menidurimu kalau kamu bersedia. Aku nggak akan mendesakmu lagi."Tirta berpikir dia akan mencari Melati saat ingin memuaskan nafsunya. Waktu masih panjang. Kelak dia pasti bisa meniduri Nabila.Nabila berhenti menangis, lalu mengangguk dan menimpali, "Oke. Kamu harus memegang janjimu."Kemudian, Nabila memberi tahu Tirta tujuan Agus. Setelah mendengarnya, Tirta mengkritik, "Pria tua itu memang licik! Bisa-bisanya dia memintamu berkorban untuk menggodaku!"Namun, rencana Agus tidak akan berhasil. Bahkan, dia akan sia-sia mengorbankan putrinya. Tirta juga bukan orang baik-baik.Nabila mencubit lengan Tirta dan menegur, "Jangan bicara sembarangan! Bagaimanapun, dia itu ayahku. Kamu nggak boleh mengkritiknya. Lagi pula, aku juga nggak berniat menipumu.""Kak Nabila, jangan marah. Kamu itu pacarku.

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 53

    Tirta yang menemani Ayu dan Melati tidur tidak berani melakukan apa pun. Dia membuka matanya lebar-lebar karena ingin melihat apakah benar-benar ada hantu yang mengganggu atau tidak. Setelah menunggu sekitar 1 jam lebih, Tirta tidak melihat apa-apa.Saat ini sudah dini hari. Tirta diam-diam melirik Melati dan Ayu. Sepertinya Melati sudah tidur, Tirta mulai memberanikan dirinya. Dia bergumam, "Badan Bi Ayu wangi sekali ...."Tirta mencium aroma di tubuh Ayu. Dia pun melupakan masalah hantu. Tirta sudah termasuk jujur. Namun, dia tidak sengaja menyentuh tubuh kedua wanita itu karena tempat tidurnya terlalu sempit. Apalagi, Ayu memang cantik. Tirta mulai memasukkan tangannya ke dalam pakaian Ayu sehingga Ayu terkejut. Dia langsung memperingatkan Tirta, tetapi tidak berani mengeluarkan suara yang keras.Tirta makin keterlaluan! Nanti, Ayu akan memberi Tirta pelajaran! Meskipun tidak punya hubungan keluarga apa pun, Ayu dan Tirta sangat akrab. Namun, Ayu merasa keberatan karena dirinya lebi

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 54

    Jika Tirta hanya pergi memetik obat dengan Nabila berduaan, dia bisa memanfaatkan kesempatan bagus ini untuk bermesraan dengan Nabila. Namun, jika Agus juga mengikuti mereka, Tirta pasti tidak bisa berkutik. Tentu saja, Tirta tidak akan membiarkan tujuan Agus tercapai. Lagi pula, kalau sebelumnya Agus dan Betari menghormatinya, Tirta mungkin akan menyetujui saran mereka sekarang."Apa? Ada harimau? Tirta, apa kamu mau pergi ke Gunung Barat?" tanya Agus. Dia langsung ketakutan. Kalau ada harimau, Agus tidak berani pergi lagi.Nabila juga takut. Dia bertanya dengan wajah pucat pasi, "Tirta, apa benar-benar ada harimau?"Tirta berpura-pura serius saat menyahut, "Iya. Terakhir kali aku melihat harimau waktu memetik obat dengan Kak Melati. Kami hampir saja nggak bisa pulang."Agus langsung menyerah. Dia tersenyum canggung dan berucap, "Kalau begitu ... aku nggak jadi pergi lagi. Aku masih ada urusan."Betari langsung mencubit lengan Agus dan mengingatkan, "Tirta ini cerdik sekali. Apa mungk

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1383

    "Nggak usah buru-buru, aku sudah pertimbangkan. Aku nggak akan memberi kalian uang, begitu pula ... nyawaku!" tegas Tirta.Tirta tertawa kepada Arkan, lalu menamparnya. Arkan memaki, "Sialan! Bocah berengsek! Beraninya kamu mempermainkanku!"Tentu saja Arkan marah menghadapi situasi seperti ini. Arkan hendak menarik pengaman pistol, lalu mematahkan kedua tangan dan kaki Tirta terlebih dahulu untuk menakutinya.Namun, tamparan Tirta langsung membuat kepala Arkan terpental dalam sekejap. Sementara itu, tubuh Arkan yang sudah kehilangan kepala masih mempertahankan posisi mengangkat pistol untuk mematahkan kaki dan tangan Tirta.Perubahan yang mendadak ini membuat semua orang di tempat kaget dan juga takut. Setelah tersadar, mereka berkata pada Hafiz dengan ekspresi marah."Kak Arkan! Sialan! Ternyata pemuda ini seorang ahli bela diri!""Bos, pemuda ini sudah membunuh Kak Arkan! Kalau nggak, kita langsung bunuh dia saja!"Hafiz menegur, "Sialan, bukannya orang mati itu hal yang biasa? Dulu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1382

    "Empat puluh triliun? Bukannya kalian itu polisi? Kenapa aku merasa kalian seperti bandit?" tanya Tirta.Berdasarkan ucapan Mairah, para polisi ini juga bertugas untuk mencari Susanti biarpun Tirta tidak memberi mereka uang. Lagi pula, mereka tidak menemukan Susanti. Namun, Tirta juga bersedia memberi mereka 2 triliun sebagai ungkapan terima kasih.Melihat kondisi ini, emosi Tirta tersulut. Hafiz yang memimpin melihat Tirta masih begitu muda, tetapi dia sama sekali tidak panik setelah dikepung. Tirta juga bisa menebak masa lalu Hafiz dan lainnya dari ucapan mereka.Hafiz menerka-nerka identitas Tirta, 'Eh? Sebenarnya apa latar belakang pemuda ini? Kenapa dulu aku nggak pernah mendengar tentangnya?'Salah satu bawahan kepercayaan Hafiz maju, lalu tertawa dan berujar sembari menunjuk Tirta, "Kak, pemuda ini benar-benar pintar. Dia bisa menebak profesi kita dulu."Puluhan polisi juga ikut menghina Tirta. Sikap mereka sangat keterlaluan."Benar! Dulu kami termasuk bandit. Hanya saja, akhir

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1381

    Belasan menit kemudian, 13 orang terakhir juga dibunuh oleh Tirta. Setelah menyimpan Pedang Terbang, Tirta melihat mayat-mayat di tanah. Perasaannya campur aduk.Tirta merasa sejak dirinya menguasai kultivasi, hasrat membunuhnya makin kuat. Dulu dia hampir tidak pernah berpikiran untuk membunuh.Saat Tirta sedang gundah dan meragukan dirinya sendiri, suara Genta terdengar. "Kamu sudah menjalani kehidupan di luar alam fana. Kamu nggak usah sedih karena kematian para pecundang ini. Mereka nggak pantas."'Kak, aku juga manusia. Tapi, aku merasa sekarang aku nggak berperikemanusiaan sedikit pun,' balas Tirta. Dia memeluk Susanti makin erat, tetapi hatinya masih kalut.Genta bertanya balik, "Kalau begitu, beri tahu aku apa artinya berperikemanusiaan?"Tirta mendesah dan menjawab, 'Berperikemanusiaan itu ... aku juga nggak tahu. Aku cuma merasa jelas-jelas aku bisa melepaskan mereka dan menyuruh mereka bersumpah ke depannya nggak akan membocorkan hal ini. Tapi, aku tetap membunuh mereka. Kak

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1380

    Pedang Terbang yang bergerak sangat cepat menebas belasan kepala ahli serangga dalam sekejap. Para ahli serangga dari Desa Hiradi dan Desa Tayur tidak mampu menangkis serangan Tirta. Serangga guna-guna yang mereka banggakan sangat lemah di hadapan Pedang Terbang, seperti anak kecil 3 tahun yang menghadapi orang dewasa.Dalam waktu singkat, puluhan ahli serangga yang awalnya sangat percaya diri merasa tidak berdaya. Mereka yang kalah telak berteriak histeris.Wafri kaget. Dia bergumam, "Apa ... yang terjadi? Pedang ini bisa terbang .... Apa aku berhalusinasi?"Namun, suara teriakan makin jelas. Wafri tidak berani berlama-lama lagi. Dia berusaha keras untuk kabur."Sialan ... sebenarnya siapa pemuda ini? Jamil berengsek! Kamu mencelakaiku!" omel Aezar. Dia yang ketakutan setengah mati juga berusaha kabur."Lari saja, aku mau lihat kaki kalian atau pedangku lebih cepat!" seru Tirta. Dia memancarkan aura membunuh.Tirta menjentik jarinya, lalu bola api muncul dan jatuh ke mayat-mayat yang

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1379

    Marila segera berucap dengan ekspresi cemas, "Paman, kita jangan habiskan waktu lagi. Kita sama-sama bawa bawahanmu pergi ke Desa Benad secepatnya!""Oke, tapi naik mobil terlalu lambat. Aku suruh orang untuk cari helikopter. Kita naik helikopter ke sana saja," sahut Idris. Dia membawa Marila naik ke mobil, lalu bergegas pergi ke pusat kota.....Waktu kembali ke 2 jam kemudian. Di bawah rumah panggung Susana, sebelumnya Tirta sudah membantai belasan ahli serangga Desa Benad yang tersisa.Tiba-tiba, puluhan ahli serangga mengepung Tirta. Mereka berasal dari Desa Hiradi dan Desa Tayur. Tirta tidak ingin membunuh orang yang tidak bersalah, ditambah lagi dia ingin segera memulihkan ingatan Susanti.Jadi, Tirta tidak langsung bertindak. Dia berkata kepada puluhan orang itu, "Sepertinya aku nggak punya dendam dengan kalian. Kalau kalian nggak mau mati sia-sia, cepat minggir."Aezar mengamati Tirta dengan sinis. Dia mendengus dan berbicara terlebih dahulu, "Kamu memang nggak punya dendam den

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1378

    Dua jam yang lalu, Marila langsung menelepon pamannya setelah berpisah dengan Tirta. Pamannya adalah gubernur yang memimpin Provinsi Naru. Dia merupakan pejabat yang mengurus perbatasan. Namanya Idris.Marila meminta Idris mengutus orang untuk mencari Susanti. Sementara itu, Marila yang menaiki taksi sedang dalam perjalanan untuk bertemu Idris.Tentu saja, Marila juga mempunyai alasan datang jauh-jauh dari ibu kota ke Provinsi Naru untuk mencari Idris. Awalnya Idris juga merupakan pejabat tinggi di ibu kota. Kemudian, Idris menyinggung orang hebat karena salah bicara. Dia hampir kehilangan posisi sebagai pejabat.Untung saja, Saba turun tangan untuk melindungi Idris. Namun, Idris dipindahkan ke Provinsi Naru yang terpencil karena masalah ini. Dia menjadi seorang gubernur. Kemungkinan dia tidak mempunyai kesempatan untuk kembali ke ibu kota lagi seumur hidup.Setelah itu, petinggi negara memerintahkan untuk membasmi kejahatan di seluruh negeri. Provinsi Naru adalah wilayah yang dikuasai

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1377

    Apalagi kompetisi serangga akan segera diadakan. Demi memenangkan kompetisi, mereka juga ingin datang untuk mengambil keuntungan. Tujuan mereka adalah merebut Serangga Emas yang dimurnikan dengan susah payah. Jadi, mereka baru menerobos masuk ke Desa Benad.Jamil buru-buru maju dengan napas terengah-engah saat melihat kedua belah pihak yang hendak berkelahi demi merebut Serangga Emas.Jamil menunjuk Tirta yang sedang membunuh di bawah rumah panggung sambil berteriak, "Kepala desa sekalian, jangan bertengkar lagi. Serangga Emas sudah diambil oleh seorang pemuda yang datang dari luar. Nenek Benad dan ayahku sudah dibunuh olehnya!""Siapa yang membunuh pemuda itu akan mendapatkan Serangga Emas. Ayahku sudah mati, jadi aku yang membuat keputusan di Desa Benad. Aku akan membawa semua penduduk Desa Benad untuk membela pihak yang membantuku balas dendam," lanjut Jamil.Jamil meneruskan, "Kalau aku melanggar janjiku, aku akan disambar petir dan dihabisi semua serangga guna-guna. Aku akan mati

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1376

    Orang yang ditarik Jayadi untuk mengadang serangan pedang Tirta sudah mati. Namun, Jayadi tidak merasa kesakitan selain kepalanya yang makin gatal dan pandangannya yang makin kabur.Jayadi berusaha mengerahkan Serangga Batu dan Serangga Pelumpuh, lalu berujar pada Tirta dengan sinis, "Pemuda sialan, hanya begini kemampuanmu? Kamu sama sekali nggak bisa melukaiku. Haha, selanjutnya sudah saatnya aku bertindak!"Sesuai namanya, Serangga Batu bisa membuat orang yang digigit membatu. Sementara itu, sekujur tubuh orang yang digigit Serangga Pelumpuh akan mati rasa. Mereka tidak akan mampu melawan lagi.Kedua serangga ini bisa memberikan efek yang sama. Jayadi yakin Tirta yang merupakan orang luar pasti tidak bisa menghadapi serangan serangganya. Nanti Jayadi bisa menghabisi Tirta dengan mudah.Hanya saja, tiba-tiba terdengar suara Jamil yang samar dan panik. "Ayah ... kamu ... nggak ... apa-apa, 'kan?""Aku ... nggak ... apa-apa ....," sahut Jayadi. Dia merasa aneh, tetapi dia tetap menangg

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1375

    Tirta mendengus dan berkata, "Aku memang mau membuat perhitungan denganmu! Sekarang kamu yang cari aku, jadi aku bisa menghemat waktuku!"Tirta melihat dengan menggunakan mata tembus pandang. Ternyata Jamil yang pergi tadi sudah kembali. Dia membawa Jayadi dan belasan ahli serangga di Desa Benad. Mereka membuat masalah di bawah rumah panggung.Tirta langsung menyuruh Anton dan Yuli mengikutinya. Dia yang menggendong Susanti keluar dari kamar terlebih dahulu.Sementara itu, Jamil yang berada di bawah rumah panggung langsung panik begitu melihat Tirta keluar dari kamar sambil menggendong Susanti.Jamil yang cemburu berseru, "Ayah, pemuda itu yang membunuh Nenek Benad! Cepat bunuh dia! Jangan sampai dia membawa Susanti pergi!"Jayadi meremehkan Tirta setelah melihat tampangnya yang lucu dan wajahnya yang masih muda. Dia berucap kepada Jamil, "Jamil, dia masih muda. Untuk apa kamu takut? Tenang saja, aku nggak akan membiarkan dia pergi dari Desa Benad hidup-hidup. Wanita itu milikmu dan di

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status