Share

Bab 371

Author: Hazel
"Merampok bank saja nggak bisa mendapat sebanyak ini."

"Taruhan ini pantas masuk sejarah!"

Beberapa orang pun menggeleng dengan tidak percaya.

"Pilihan batu mentah kali ini benar-benar luar biasa."

Penggemar taruhan batu yang tak terhitung jumlahnya masih larut dalam keterkejutan mereka. Meskipun bukan mereka yang mendapatkannya, ini adalah momen yang sangat gila bagi para penggemar dan para bos.

Perasaan ini seperti ada anggota keluarga yang menang lotre. Sementara itu, uang yang didapatkan jauh lebih tinggi berkali-kali lipat dari yang pernah ada dan langsung menjadi triliuner.

Mereka juga seperti melihat tetangga miskin mereka tiba-tiba mendapat rezeki nomplok. Keterkejutan semacam itu sungguh tidak bisa dibayangkan.

Dari miliaran menjadi triliunan. Tirta berhasil membantu Afrian memperoleh keuntungan yang sangat besar dengan hanya mengeluarkan sekecil mungkin. Perasaan semacam ini jauh lebih bagus dari pada membeli barang mewah dengan harga mahal.

Afrian sampai tidak bisa menutup m
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 372

    Wanita cantik itu berkata kepada master di bawahnya, "Apa kamu memperhatikan pemuda bernama Tirta itu? Hebat juga dia. Dia berhasil menemukan batu mentah berkualitas tinggi di zona kelas rendah. Sepertinya dia sangat beruntung."Dengan ekspresi tenang, pria tua itu menggeleng dan membalas, "Dia bukan beruntung, tapi punya kemampuan." Wanita itu pun termangu sejenak, lalu menatap Tirta dengan tatapan penasaran. Dia bergumam, "Oh? Makin menarik saja."...."Giok tiga warna berkualitas tinggi ...." Ketika melihat giok tiga warna yang langka, ekspresi Putro dan lainnya sontak menjadi suram.Tirta menemukan batu mentah yang kualitasnya jauh lebih baik dari batu mentah mereka di zona kelas rendah? Demi memastikan keuntungan yang diperolehnya, Putro berusaha meningkatkan standarnya. Namun, begitu melihat orang lain memperoleh keuntungan besar dengan modal terendah, mereka pun tidak bisa menerima kenyataan ini.Kini, kepercayaan diri dan keangkuhan mereka telah dihancurkan oleh giok tiga war

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 373

    Staf mengambil senter untuk memeriksa seluruh batu giok itu. Kemudian, dia mengangguk sambil berkata dengan girang, "Bagus sekali. Ini adalah giok transparan yang sempurna tanpa cacat apa pun.""Jarang sekali dijumpai giok transparan dengan kemurnian dan kejernihan ini. Giok ini sama populernya dengan giok tiga warna. Karena terlihat murni, banyak yang menyukai giok transparan ini. Giok transparan bahkan lebih banyak peminatnya daripada giok tiga warna.""Harga belinya lebih dari 400 miliar. Dengan kualitasnya, giok transparan ini bisa dijual dengan harga minimal 1,6 triliun."Begitu mendengarnya, orang-orang di sekitar sontak mengacungkan jempol dengan kagum. Mereka benar-benar mengagumi kemampuan Sandy."Pak Sandy memang luar biasa.""Asalkan Pak Sandy turun tangan, dia nggak mungkin salah pilih. Aku iri sekali padanya.""Batu mentah kedua adalah giok transparan yang sempurna. Hebat sekali.""Ini karena Pak Putro kaya. Dengan kekayaan Pak Putro, hanya dia yang bisa mempekerjakan ahli

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 374

    Batu mentah itu memang tidak kosong. Namun, berdasarkan kemampuan Tirta, dia tidak mungkin membuat kesalahan sefatal ini.Sandy, Putro, dan lainnya tampak meremehkan Tirta saat melihat situasi ini. Aina bahkan tertawa terbahak-bahak dan mengejek, "Hahaha. Seperti ini ahli yang kalian pilih? Hebat sekali. Batu yang dipilihnya punya kualitas terburuk. Amatiran sekalipun bisa memilih batu yang lebih bagus dari ini, 'kan?"Putro mengira dirinya sudah pasti menang. Dia melambaikan tangannya sambil berkata, "Hehe. Giok ungu hijau dan giok transparan kami sudah cukup untuk mengalahkan giok tiga warna kalian.""Kalian nggak mungkin bisa mengalahkan kami dengan batu lainnya lagi. Afrian sebaiknya mengaku kalah supaya kamu nggak mempermalukan dirimu sendiri. Cantik, ayo kemarilah. Hahaha ...."Putro sampai melambaikan tangannya kepada Irene, menyuruhnya untuk segera mendekat agar bisa dinikmati olehnya.Irene yang berdiri di samping tampak putus asa. Mereka membuat taruhan di hadapan begitu bany

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 375

    "Sepertinya bocah itu cuma beruntung sebelumnya, makanya bisa mendapat giok tiga warna. Aku kira dari ekspo kali ini, akan bertemu ahli giok yang luar biasa. Sepertinya harapanku terlalu tinggi," ujar wanita itu sambil berbalik dan hendak pergi.Begitu wanita itu melangkahkan kakinya, pria tua di bawahnya tiba-tiba berkata, "Tunggu sebentar!"Tiba-tiba, terdengar seruan takjub kerumunan. Wanita misterius itu sontak mengedarkan pandangannya ke arah sana. Telah terjadi perubahan mendadak.Ekspresi staf tampak ngeri. Dia bertanya dengan terkejut, "Apa? Ternyata ada zamrud di dalamnya? Gimana mungkin? Gimana bisa ada 2 macam batu di dalamnya? Apalagi, zamrud ini sangat diminati oleh khalayak ramai dan merupakan yang paling mahal!"Seperti yang dikatakan staf itu, semua orang melihat zamrud yang berkilauan di bagian dalam batu mentah.Berdasarkan tingkat kejernihan dan transparansinya, tidak ada kata yang mampu mendeskripsikannya. Ini adalah salah satu dari 4 batu giok termahal yang diakui

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 376

    Staf menyeka telapak tangannya yang basah karena keringat. Kemudian, dia lanjut memotong batu mentah itu hingga kandas.Seperti yang dikatakan Tirta, sebagian isi batu mentah itu adalah zamrud. Kilauan hijau yang indah itu membuat semua orang terpana.Di bawah sinar matahari, zamrud yang belum dipoles itu memancarkan cahaya yang lebih memikat daripada giok.Setelah staf memeriksa dengan senter, dia tak kuasa berseru takjub, "Ajaib sekali! Ini adalah keajaiban! Umumnya, zamrud memiliki beberapa noda dan retakan alami. Tapi, zamrud ini sangat jernih dan tidak terdapat noda ataupun retakan.""Ini adalah zamrud dengan kualitas sempurna. Harganya bahkan bisa melampaui berlian dengan kualitas yang sama."Tangan staf itu sampai gemetaran. Bagaimanapun, dia jarang berkesempatan melihat dan memegang zamrud.Zamrud sempurna yang dipegangnya ini setara dengan berlian alami. Harganya sungguh tak ternilai. Jika terjadi kecelakaan, staf itu tidak mungkin bisa ganti rugi.Orang-orang di sekitar tentu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 377

    Ini hanya taruhan batu, tetapi membuat semua orang merasa diri sendiri seperti sedang naik kereta luncur. Terkadang mereka seperti berada di neraka, terkadang seperti berada di surga. Jika raja neraka melihat mereka bolak-balik dari gerbang kematian, mungkin dia akan merasa bingung.Afrian tersenyum lega sambil berkata, "Aku sudah lama berkecimpung di bisnis batu giok, tapi baru kali ini aku merasa begitu bersemangat. Jantungku sampai hampir copot." Gilang sependapat. Dia menyahut, "Pak, bukan cuma kamu, aku juga sama. Kita harus bertahan sampai akhir. Kita punya harapan besar."Ketika melihat zamrud yang begitu indah, Irene tidak sempat mempertahankan citranya lagi. Dia sontak mengepalkan tangan, lalu berkata dengan antusias, "Tirta, kamu hebat sekali! Matamu memang ajaib."Irene memeluk Tirta yang berekspresi datar, lalu mengambil inisiatif untuk menciumnya. Ciuman ini bukan mendarat di pipi Tirta melainkan di bibirnya.Tirta pun tidak sungkan-sungkan. Dia langsung merangkul pinggang

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 378

    "Kalau ada masalah dengan otak kalian, nggak usah mengadakan ekspo! Jangan-jangan kalian menaruh semua batu mentah berkualitas tinggi di zona kelas rendah? Pokoknya, aku mau bertemu dengan pihak penyelenggara ekspo ini! Aku mau minta penjelasan!" pekik Putro.Putro mengira dirinya sudah pasti menang, tetapi malah diinjak-injak oleh Tirta. Jika bukan karena tidak ada air minum, Putro pasti sudah memakan obat perangsang sejak tadi. Begitu efek obat bekerja, dia akan langsung memberi Irene pelajaran. Untungnya, dia belum memakan obat itu sampai sekarang.Gania menatap sikap Putro yang tidak masuk akal dengan ekspresi datar. Berani sekali pria ini mempermalukan pihak penyelenggara. Dia langsung memberi peringatan, "Pak Putro, tolong jaga sikapmu. Jangan mengacaukan ketertiban ekspo ini. Kalau kamu melanggar aturan, kami berhak untuk mengusirmu."Putro sedang naik pitam. Dia memelototi Gania dan menyahut, "Kalau begitu, kamu saja yang memberiku penjelasan. Gimana cara pihak penyelenggara me

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 379

    Aina memaki, "Dasar wanita penggoda, apa yang kamu katakan? Siapa kamu? Beraninya kamu membentak Kak Putro! Kamu sudah bosan hidup ya? Kalau nggak mau mati, cepat pergi dari sini! Kalau nggak, aku akan menyuruh orang-orang menidurimu!"Tebersit kilatan tajam pada tatapan wanita misterius itu. Plak! Staf di samping sontak menampar Aina. Saking kuatnya tamparan itu, Aina pun terjatuh.Staf menegur dengan ekspresi dingin dan marah, "Jaga omonganmu atau kamu mungkin nggak bisa keluar dari sini hari ini!"Aina memegang pipinya yang memerah karena ditampar. Dia tahu dirinya bukan lawan mereka. Dia menghampiri Putro sambil menggoyangkan lengan Putro dengan wajah berlinang air mata."Kak Putro, lihat, aku ditindas mereka. Mereka memukul wanita. Kamu harus memberiku keadilan. Habisi wanita itu atau jual dia ke luar negeri. Biar dia tahu gimana rasanya dinodai ramai-ramai," pinta AinaAina hendak membalas dendam kepada wanita misterius itu. Dia pun menatap wanita itu dengan tatapan penuh kebenci

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1403

    Tirta menunggu sampai Selina berjalan keluar dari taman bunga kompleks tempat Idris tinggal. Dengan begitu, mereka berdua sudah menjauh dari pandangan Anton dan Yuli.Tirta baru maju dan berkata seraya memeluk Selina, "Bu Selina, aku tahu kamu pasti pergi bukan karena dipanggil atasan. Apa kamu punya masalah? Kamu bisa ceritakan padaku.""Aku nggak punya masalah. Pak Tirta, aku cuma ingin pulang untuk mengurus kasus. Selain itu, aku sudah merasa sangat bangga bisa mengenal tokoh hebat sepertimu. Aku nggak mau terus tinggal di sini dan mengganggu Pak Tirta," sahut Selina.Selina memohon, "Pak Tirta, tolong lepaskan aku. Kita berdua nggak punya hubungan apa pun. Kita lupakan masalah yang sudah berlalu."Mata Selina memerah. Dia berbicara sambil terisak dan ingin melepaskan Tirta.Sementara itu, Tirta yang merasa tidak berdaya mendesah dan menimpali, "Bu Selina, aku sudah paham. Kamu pasti merasa aku cuma berpura-pura dan mempermainkan perasaanmu setelah kamu tahu latar belakangku. Jadi,

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1402

    Selain itu, perasaan Selina campur aduk saat melihat Tirta. Melihat ekspresi mereka yang terkejut, Idris tertawa dan bertanya, "Apa Pak Tirta nggak pernah beri tahu kalian?"Idris membatin, 'Pak Tirta sangat hebat. Biarpun nggak ada Pak Saba, Pak Tirta bisa mendekati petinggi negara yang lain asalkan dia mau.'Sayangnya, Idris sudah berjanji kepada Tirta tidak akan mengungkapkan kehebatannya. Kalau tidak, Idris akan menjadi pelindung Tirta dan memamerkan kehebatannya.Yuli masih merasa antusias. Bahkan, dia sangat bangga hingga memandangi Tirta seraya tersenyum lebar dan menjawab, "Nggak. Pak Tirta, kenapa kamu nggak beri tahu kami hal sepenting ini?"Sekarang Tirta terpaksa harus mengakuinya. Dia berdeham, lalu menanggapi dengan ekspresi tenang, "Karena aku merasa hal seperti ini nggak perlu diumbar. Aku juga nggak ingin memanfaatkan status Pak Saba untuk bertindak semena-mena."Kenyataannya memang seperti itu. Tirta tidak pernah berinisiatif mengatakan dirinya adalah saudara Saba.Yu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1401

    Tirta tertawa licik, lalu membalas, 'Oke. Kak, aku akan pergi. Nanti malam jangan berpikiran untuk menghabisiku lagi.'Kemudian, Tirta keluar dengan perasaan gembira. Dia melihat Idris yang antusias sedang duduk tegak sambil mengobrol dengan Marila, Yuli, dan Selina.Begitu Tirta keluar, Idris langsung berhenti bicara. Dia berdiri, lalu menyambut Tirta, "Pak Tirta ...."Yuli juga menghampiri Tirta dan menimpali sembari tersenyum, "Pak Tirta, apa kita bisa bicara sebentar? Ada yang ingin kutanyakan padamu.""Ada apa? Tentu saja boleh," sahut Tirta.Yuli sangat senang melihat Tirta menyetujui permintaannya. Dia segera menarik Tirta kembali ke kamar. Namun, sebelum Yuli membawa Tirta masuk ke kamar, Anton yang keberatan menghentikan Yuli, "Aduh, berhenti! Yuli, kamu gila, ya? Kenapa kamu nggak langsung bertanya pada Pak Tirta di sini saja? Untuk apa kamu bawa dia ke kamar? Kamu kira ini rumahmu?"Anton berucap pada Tirta dengan ekspresi canggung, "Pak Tirta, begini. Ibunya Susanti ingin

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1400

    Namun, bagian tubuh yang telah dipijat oleh Tirta terasa hangat dan nyaman, membuat Idris sangat rileks."Sudah beres. Pak Idris, masalahmu berasal dari kelelahan berkepanjangan ditambah dengan faktor bawaan, menyebabkan kondisi tubuhmu lebih lemah dari orang lain, makanya sulit menghasilkan sperma.""Dengan metode kedokteran barat, masalah seperti ini sangat sulit ditangani, bahkan sering kali tak terdeteksi.""Tapi di tanganku, ini bukan masalah besar. Kalau kondisi tubuh istrimu juga memungkinkan, aku jamin malam ini kamu bisa langsung tepat sasaran."Saat mengatakan itu, alis Tirta tiba-tiba berkerut. Dia baru teringat satu hal. Dia sudah berhubungan intim dengan begitu banyak wanita, tetapi sejauh ini belum ada satu pun yang hamil."Wah, terima kasih banyak, Pak Tirta! Kalau aku dan istriku benar-benar bisa punya anak, aku pasti akan undang kamu ke acara syukuran!"Idris yang tenggelam dalam euforia itu sama sekali tidak menyadari ekspresi aneh di wajah Tirta. Dia sangat bersyukur

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1399

    "Pak Idris, kalau memang ada sesuatu, lebih baik berdiri dan bicarakan saja. Selama bukan hal yang melanggar nurani dan hukum, aku pasti akan bantu." Melihat keadaan itu, Tirta hanya bisa menghela napas dengan pasrah."Benarkah? Kamu benaran bersedia membantuku, tanpa mengungkit kesalahan masa lalu? Tapi, permintaanku ini .... Aku ingin kamu membantuku dan istriku agar bisa punya seorang anak.""Kami sudah menikah 20 tahun, sampai sekarang belum juga punya keturunan. Aku dan istriku sudah pergi ke rumah sakit di seluruh negeri, tapi nggak ada yang bisa menemukan penyebab pastinya ...."Idris akhirnya berdiri dari lantai, tetapi suaranya masih penuh emosi dan sedikit tidak percaya. Dia merasa Tirta yang seperti dewa hidup pasti sulit didekati dan tak mudah diajak bicara. Itu sebabnya, sikapnya terhadap Tirta sangat sungkan."Kenapa nggak? Pak Idris, kamu dan Bu Marila sudah susah payah membantuku mencari Susanti. Aku tentu harus membantumu semaksimal mungkin.""Lagi pula, sekalipun buka

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1398

    Setelah itu, Yuli memperhatikan bahwa wajah Idris tampak agak canggung. Dia pun mengecilkan suaranya dan bertanya dengan hati-hati, "Pak Idris, suaraku terlalu keras sampai mengganggumu ya? Maaf banget ya, aku terlalu bersemangat, jadi nggak bisa kontrol diri.""Nggak, nggak. Bu Yuli, suaramu sama sekali nggak keras. Kamu nggak perlu mengkhawatirkanku. Selama Pak Tirta nggak merasa terganggu, aku nggak akan keberatan sedikit pun." Saat melihat dari ujung mata bahwa Tirta menoleh ke arahnya, Idris buru-buru melambaikan tangan sambil tertawa canggung."Benaran?" Yuli tampak semakin tidak percaya. Seorang gubernur bisa serendah hati ini? Apalagi dari nada bicara Idris, terlihat jelas bahwa dia sangat takut pada Tirta! Jangan-jangan Tirta punya latar belakang yang bahkan membuat seorang gubernur seperti Idris gentar?"Masih sempat ngobrol, nggak pikirin kondisi anak kita sekarang kayak gimana!" Sebelum Yuli sempat melanjutkan, Anton sudah menyela dengan nada kesal."Huh! Kalau anak kita ke

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1397

    "Eh ...." Tirta sebenarnya tidak menyangka bahwa Marila bisa sekompetitif itu dalam hal seperti ini. Namun, dia tetap menatap tubuh Marila dari atas sampai bawah dengan serius, lalu berkata, "Marila, sebenarnya postur tubuhmu cenderung lembut dan anggun.""Ukuran sebesar jeruk bali itu sudah sangat cocok. Bakal terlihat indah, seimbang, alami, dan menambah pesona feminin. Kalau sebesar melon, malah akan kelihatan agak aneh.""Kalau sampai lebih besar dari melon, itu malah jadi nggak enak dipandang. Nggak perlu terlalu mengejar ukuran. Yang pas itu yang terbaik."Mendengar ucapan Tirta, Marila tanpa sadar melirik tubuhnya sendiri, lalu merasa yang dikatakan Tirta masuk akal. Namun, begitu teringat pada Shinta, dia merasa enggan.Dia bertanya, "Kalau begitu, kenapa Shinta yang lebih muda dariku bilang mau sebesar melon? Kalau dia sebesar itu, bukannya juga nggak seimbang?""Benar. Makanya, aku juga nggak pernah berniat bantu dia sampai sebesar melon. Umurnya masih muda, dia belum bisa me

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1396

    "Tapi, Pak Tirta sudah bilang, setelah dia mengantar Bu Susanti pulang, dia akan pergi ke ibu kota sebentar." Marila sudah tidak begitu marah lagi. Lagi pula, Shinta adalah adik kandungnya.Dia berencana untuk segera menjelaskan semuanya kepada Tirta, agar Tirta tidak melihatnya dengan pandangan yang aneh di kemudian hari."Ah, begitu ya. Kalau begitu, aku nggak akan ke sana. Tapi, Kak, sekarang aku benar-benar penasaran. Bisa nggak kamu kasih tahu aku?" Nada suara Shinta yang penuh kekecewaan seketika berubah menjadi bersemangat, bahkan dia melontarkan pertanyaan dengan nada yang berlebihan."Apa itu?" Marila tanpa sadar membalas."Tapi, jangan marah ya. Aku cuma ingin tahu, aku 'kan belum kasih tahu Kak Tirta tentang permintaanmu, terus gimana dia bisa membantumu?" Suara Shinta penuh dengan rasa penasaran dan kegembiraan."Dasar anak nakal! Nanti kalau aku kembali ke ibu kota, lihat saja gimana aku akan memberimu pelajaran!" Marila merasa sangat malu dan marah, lalu langsung memutusk

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1395

    Tirta baru menyadari bahwa kejadian tadi hanyalah sebuah kesalahpahaman!Awalnya, dia berniat untuk mengejar Marila dan menjelaskan semuanya atau mungkin meminta bantuan untuk mencari bahan obat atau jarum perak, lalu benar-benar memberikan perawatan pembesaran dada seperti yang diminta.Namun, saat dia melihat Marila berbalik dan masuk ke ruangan lain, lalu menutup pintu, Tirta pun tidak mengejar lagi."Hais .... Memalukan sekali. Semoga Marila bisa melupakan kejadian ini. Kalau nggak, pasti akan canggung setiap kali kami bertemu." Setelah merasakan kemanisan tadi, Tirta kembali ke kamar tempat Susanti beristirahat untuk melihatnya.Tentu saja, Tirta sudah terbiasa dengan situasi seperti ini, jadi dia merasa cukup tenang.Di sisi lain, saat Marila kembali ke kamarnya dengan penuh rasa malu, dia baru menyadari bahwa celananya ternyata sudah basah."Kapan ini terjadi? Kenapa aku nggak sadar? Gawat, Pak Tirta pasti menyadarinya! Gimana aku bisa menghadapi Pak Tirta sekarang ...." Marila

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status