Share

Bab 155

Author: Hazel
"Pembunuh? Coba ceritakan kejadiannya!" Wajah Agung langsung menjadi serius.

"Agatha, kali ini kamu bisa ceritakan dengan tenang. Pak Saad akan menegakkan keadilan untukmu." Tirta menggenggam erat tangan Agatha dan menyuruhnya untuk menceritakan kejadian sebenarnya.

"Aku ...." Saat teringat dengan kejadian yang menyedihkan, air mata Agatha berderai. Dia menceritakan kejadiannya dengan runut, bagaimana Baskoro dan bawahannya melakukan kejahatan.

"Cantik sekali wanita ini ...." Pada saat ini, Naura baru memperhatikan Agatha yang berdiri di samping Tirta. Entah mengapa, hatinya terasa agak aneh. Namun, dia juga tidak berpikir terlalu jauh. Bagaimanapun, dia tidak ada hubungan apa pun dengan Tirta.

"Jangan-jangan wanita ini pacarnya? Lalu, siapa wanita sebelumnya itu?" Susanti melirik ke arah Tirta dengan tatapan aneh. Tirta telah melihat seluruh tubuhnya dan melakukan banyak hal memalukan, tetapi karena Tirta juga, Susanti dipromosikan menjadi wakil komisaris. Bisa dibilang, sulit baginya
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 156

    "Kalian bertobat di penjara saja! Jangan sampai aku bawa orang untuk menangkap kalian, kalian yang serahkan diri langsung saja!" ujar Saad dengan nada dingin.Pada akhirnya, direktur rumah sakit dan beberapa bawahannya pergi ke kantor polisi untuk ditahan."Pak Tirta, maafkan aku ...," ujar Saad setelah menangani sekelompok orang itu."Pak Saad terlalu sungkan, kamu telah banyak membantuku," balas Tirta sambil melambaikan tangannya. Sejujurnya saja, jika bukan karena Saad, Tirta benar-benar tidak bisa menghadapi Baskoro, Agung, dan semua orang itu."Kalau Pak Tirta punya waktu, bisa akupunktur aku lagi nggak? Aku merasa baikan setelah diterapi waktu itu," ujar Saad sambil menepuk pundak Tirta."Boleh saja, aku nggak ada urusan lain lagi sekarang," ujar Tirta mengangguk. Tirta akhirnya memahami pentingnya memperluas koneksi. Jika ada kesempatan untuk mendekati Saad, tentu saja dia tidak akan melewatkannya. Mungkin akan berguna suatu hari nanti."Kalau begitu, ayo ikut ke rumahku, biar s

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 157

    "Hehe, obat yang kubutuhkan adalah ...."Tirta merasa puas mendengar ucapan Agatha. Bagaimanapun, tidak semua orang bisa menaklukkan putri seorang presdir dan membuatnya suka rela menjadi simpanannya. Apalagi, Agatha masih sangat muda dan cantik."Bahan-bahan obat ini memang langka. Tapi setelah kukumpulkan semuanya nanti, akan kuantarkan langsung padamu. Besok aku mau rapat dewan direksi untuk pengukuhan jabatanku." Agatha telah mengingat semua permintaannya.Setelah Baskoro meninggal, masih ada Hadi yang terbaring di rumah sakit. Namun, pria itu tidak akan bisa berbuat apa pun. Posisi presdir Perusahaan Farmasi Santika sudah pasti akan menjadi milik Agatha."Kalau begitu, maaf sudah merepotkanmu. Oh ya, masih ada satu benda lagi yang mau kuberikan padamu." Tirta mencari sebuah tempat yang lebih hening, lalu mengeluarkan sebuah kalung giok dari sakunya. Kalung giok ini adalah salah satu dari empat kalung yang diberikan Irene sebelumnya. Kini, dia akhirnya punya kesempatan untuk member

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 158

    Bahkan rem mobil sampai terinjak beberapa kali, sehingga mesinnya sering bergetar hebat dan mati. Alhasil, Agatha akhirnya tidak bisa bertahan lagi dan akhirnya menyerah."Sayang, kamu tinggal di mana? Biar kuantarkan kamu, setelah itu aku juga sudah harus pulang." Setelah saling berpelukan sejenak, kedua orang itu pun merapikan pakaian masing-masing."Daerah kompleks di Sungai Barat, kamu antarkan aku ke depan gerbang kompleks saja. Aku beli rumah secara pribadi di sana .... Ini adalah kunci rumahku. Kalau kamu nggak punya tempat pelampiasan, langsung ke rumahku untuk cari aku saja," kata Agatha yang kelelahan dengan malu-malu. Ini bukan lagi membei kode, melainkan mengatakannya dengan terang-terangan."Hehe, asyik!" Tirta menerima kunci itu dan meletakkannya ke saku. Setelah itu, dia mengemudikan mobilnya sesuai dengan petunjuk Agatha ke sebuah kompleks perumahan. Kemudian, Tirta pun kembali bergegas ke Desa Persik.Sejam kemudian, Tirta telah tiba di desa. Dia menyempatkan diri untu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 159

    "Cih, aku bukan bodoh. Kamu itu hebat, tahu?" Kecurigaan Nabila mulai hilang setelah mendengar ucapan Tirta. "Kalau kamu menyelesaikannya sendiri, coba kamu ceritakan apa yang kamu pikirkan tentangku saat itu?" tanya Nabila tiba-tiba."Tentu saja memikirkan payudaramu, bokongmu, lidahmu, dan bagian intimmu ...." Melihat emosi Nabila yang mulai mereda, Tirta mengambil kesempatan untuk menciumnya dengan kasar."Dasar berengsek! Sudah kuduga nggak ada yang benar di otakmu!" Ucapan Tirta yang terus terang membuat Nabila malu, sekaligus senang. Dia memukul Tirta beberapa kali dengan pelan dan akhirnya tidak mempertanyakan soal sperma itu lagi."Sudah dulu bercandanya, Kak. Sekarang sudah malam, kuantarkan kamu pulang untuk tidur," ujar Tirta sambil menghela napas lega."Malam ini aku nggak mau pulang. Boleh nggak aku tidur di klinikmu?" tanya Nabila dengan manja."Bukannya kamu masih bengkak sekarang? Sebaiknya banyak istirahat di rumah. Kalau tidur di sini, apa kamu nggak takut akan kubuat

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 160

    "Aku tidur di mobil semalam saja dulu. Klinik ini nggak seperti rumah lama kita, seharusnya nggak akan ada hantu. Kalian tidur saja dengan tenang." Setelah berkata demikian, Tirta berbalik dan keluar dari klinik."Tirta, cepat masuk ke belakang. Di sini luas sekali, cukup untuk tidur berdua. Kamu tidur di bawah, aku tidur di pelukanmu!" ujar Nabila seraya membuka pintu mobil saat melihat Tirta keluar."Boleh saja, tapi kita nanti baru tidur saja. Aku mau merabamu dulu!" Tirta langsung masuk ke mobil dan mengunci pintunya. Tirta sebenarnya agak kesal karena tidak bisa tidur dengan Ayu dan Melati gara-gara Nabila. Oleh karena itu, dia berencana hendak menyiksa Nabila meskipun bagian intimnya sedang bengkak saat ini."Ah, Tirta sialan. Sudah kuduga kamu berniat buruk! Lepaskan aku, aku mau pulang!" Nabila mulai menyesali keputusannya. Dia membuka pintu mobil dan hendak melarikan diri."Kamu sendiri yang mau menginap, sekarang baru ingin pulang? Sudah terlambat!" Tirta menarik roknya hingg

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 161

    Begitu mendengar perkataan Melati, dunia Ayu terasa seolah-olah runtuh."Me ... Melati, sejak kapan kamu tidur dengannya? Kamu nggak sedang bercanda denganku, 'kan?" Ayu sontak tercengang, bahkan suaranya juga gemetaran. Dia tidak bisa menerima kenyataan seperti ini."Sudah lama, aku yang menggoda Tirta duluan ...." Air mata Melati berderai saat memohon pada Ayu. "Bibi, Tirta adalah anak yang baik. Aku yang terlalu murahan, jangan salahkan dia!""Aku nggak salahkan siapa pun. Hanya saja ... kamu ini janda, kenapa kamu bisa tidur dengannya? Apa kamu nggak pertimbangkan apa yang akan terjadi nanti?" Ayu yang tertegun mulai mencerna kenyataan ini dengan getir. Namun, dia tetap tidak bisa meredam kesedihan dalam hatinya sehingga nada suaranya mulai meninggi.Tidak masalah jika Tirta meniduri Nabila. Bagaimanapun, mereka resmi berpacaran. Namun, kini Tirta malah meniduri janda seperti Melati. Selain itu, bahkan Melati yang berinisiatif menggodanya duluan! Ada apa sebenarnya semua ini?"Bibi

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 162

    "Tapi setelah Tirta menikah nanti, kamu berencana mau bagaimana menangani hubungan kalian?""Aku ...." Ayu terdiam sesaat karena tidak tahu harus bagaimana menjawabnya. Bagaimanapun, dia juga tidak ingin meninggalkan Tirta."Lihatlah, bukankah kita sama saja? Kamu nggak mau meninggalkan Tirta, aku juga sama," ujar Melati sambil menyeka air matanya. "Tapi, aku hanya bisa bilang, kita telah salah melakukan hal yang nggak seharusnya dilakukan ....""Seandainya saja aku bukan bibi Tirta. Kalau anak ini menyukaiku, dia pasti akan duluan mendekatiku, bukan Nabila. Kalau nanti Tirta menikah dengan Nabila ... bagaimana denganku?" Memikirkan hal ini, Ayu menjadi semakin sedih."Bibi, kamu juga nggak usah terlalu bingung. Kalian nggak punya hubungan darah, nggak masalah kalau mau bersama. Lagian, Tirta begitu menyukaimu. Hidup ini sangat singkat. Sebagai wanita, apa yang membuat kita paling bahagia? Bukankah hal paling bahagia adalah bisa menemani orang yang kita sukai? Menurutku, bukankah bagus

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 163

    Usai berkata demikian, Nabila yang kesal langsung menggigit bahu Tirta. Namun, dia tidak terlalu bertenaga sekarang sehingga tidak bisa menyakiti Tirta. Saat bibirnya yang lembut menyentuh bahu Tirta, gerakan ini justru membuat Tirta semakin bersemangat."Kenapa aku bukan manusia? Kak Nabila, kamu punya hati nurani nggak? Aku menyadarkanmu supaya bisa membuatmu nyaman. Kalau nggak, untuk apa aku bersusah payah?""Kamu merasa alasanmu masuk akal? Menurutku, kamu ini cuma mau nyaman sendiri. Sama sekali nggak peduli dengan nasibku!" Kedua kaki Nabila yang panjang terus menendang, tetapi langsung ditahan oleh Tirta."Kak Nabila, kamu katakan saja sendiri, nyaman atau nggak?""Jangan, Tirta aku salah. Kumohon ampunilah aku!" ujar Nabila memohon.....Waktu terus bergulir. Dalam sekejap, tengah malam telah berlalu. Melihat sosok Nabila yang kelelahan, Tirta memeluknya dengan puas dan akhirnya mulai beristirahat.....Saat Tirta membuka matanya lagi, langit telah berangsur-angsur menjadi ter

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1133

    Yusril berpikir sejenak sebelum menyahut, "Aku nggak tahu. Tapi, aku rasa mereka akan mengizinkan kamu mengikuti turnamen bela diri kalau kamu menunjukkan identitasmu di Sekte Mujarab."Yusril melanjutkan, "Hanya saja, kamu sudah melukai 2 murid Kurnia. Sepertinya kurang cocok kalau kamu mengikuti turnamen bela diri."Tirta menyipitkan matanya dan menegaskan, "Kenapa nggak cocok? Kedua muridnya menggoda bibiku. Aku harus mengikuti turnamen bela diri untuk membuat perhitungan dengan Kurnia."Mendengar ucapan Tirta, Yusril masih merasa ragu. Akhirnya, dia memberi hormat dan berujar, "Tirta, kamu nggak tahu. Waktu mencari tahu informasi di dekat Gunung Tisatun, aku mendengar kabar Kurnia sudah menerobos ke tingkat semi abadi. Senior Sekte Mujarab nggak mendampingimu, kamu pasti nggak mampu melawan Kurnia."Tirta melambaikan tangannya, lalu menanggapi, "Yusril, aku tahu kamu berniat baik. Tapi, aku tetap harus pergi. Biarpun Kurnia sudah mencapai tingkat semi abadi atau tingkat abadi, aku

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1132

    Sebelum Tirta menyelesaikan perkataannya, Ayu menyela, "Yasmin, pria dan wanita nggak boleh tidur bersama. Kamu nggak boleh tidur dengan Tirta!"Yasmin menanggapi dengan ekspresi bingung, "Tapi ... Bibi, kenapa Kak Bella boleh tidur dengan Kakak Guru? Bukannya Kak Bella itu wanita? Aku juga wanita, kenapa aku nggak boleh tidur dengan Kakak Guru?"Ayu menjelaskan, "Karena Bu Bella sudah tunangan dengan Tirta. Nanti mereka akan menikah, jadi mereka boleh tidur bersama. Tapi, Tirta itu gurumu. Kalian nggak boleh tidur bersama."Yasmin membalas, "Oh, aku paham. Hanya wanita yang menikah dengan Kakak Guru boleh tidur dengannya. Kalau begitu, malam ini aku tidur sendiri. Besok aku baru temani Bibi tidur lagi.""Oke. Kamu memang anak yang baik. Bibi mau bicara dengan Tirta. Kamu tunggu di kamar dulu, kami akan segera kembali," timpal Ayu.Ayu mengusap kepala Yasmin, lalu memberi isyarat kepada Tirta. Mereka berdua keluar bersama.Setelah sampai di ujung koridor, Tirta bertanya, "Bibi, apa yan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1131

    Tirta meninggalkan Desa Persik pada pukul 1 siang. Dia pergi ke labirin obat untuk melihat pertumbuhan bahan obat-obatan. Untung saja, Nia mengikuti gambar yang diberikan Tirta dengan menggabungkan cara penanaman bibit bahan obat di buku kuno pengobatan.Jika bukan karena Tirta memahami keistimewaan labirin obat, takutnya dia juga tidak bisa keluar. Tirta juga melihat banyak mobil polisi yang berpatroli di luar Desa Persik.Dengan adanya perlindungan dari polisi, labirin obat, dan jimat, Tirta baru bisa meninggalkan Desa Persik dengan tenang. Dia pun pergi ke ibu kota provinsi.Dua jam kemudian, mobil Tirta berhenti di depan pintu vila Keluarga Purnomo. Saat kembali ke ruang istirahat, Tirta tidak menemukan Bella. Bahkan, Bella tidak menjawab panggilan telepon Tirta.Saat ini, pesilat kuno berkeliaran di ibu kota provinsi. Tentu saja Tirta mengkhawatirkan keselamatan Bella. Dia pergi ke kamar Ayu untuk menanyakan keberadaan Bella.Pintu kamar Ayu terbuka. Kala ini, Ayu sedang menemani

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1130

    Sejam akhirnya berlalu. Tirta mengikuti ingatan yang diberikan oleh Genta, berhasil membuat 18 lembar jimat yang mengandung kekuatan sihir."Baiklah. Kak Farida, pegang jimat ini dan teriak 'aktif'. Setelah itu, kamu akan melihat sesuatu yang ajaib."Tirta memilih Jimat Menghilang dari tumpukan jimat yang sudah jadi, lalu menyerahkannya kepada Farida, yang kebetulan berada paling dekat dengannya."Aktif? Kenapa begitu, Tirta? Bukankah jimat pelindung biasanya cukup dibawa saja?" Farida tampak kebingungan, sementara Arum dan Melati yang berdiri di belakang juga menunjukkan ekspresi yang sama."Karena jimat buatanku nggak biasa. Jangan banyak tanya dulu. Coba saja, nanti kamu sendiri akan tahu perbedaannya!"Tirta sendiri merasa agak gugup. Bagaimanapun, ini adalah pertama kalinya dia mencoba membuat jimat. Tidak menutup kemungkinan jika hasilnya gagal."Oh, ya sudah, aku akan coba ...." Dengan jantung yang sedikit berdebar, Farida menggenggam jimat itu erat-erat, lalu berteriak, "Aktif!

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1129

    "Aku masih harus mengunjungi temanku yang ada di ibu kota. Mungkin nggak akan secepat itu kembali ke desa. Aku khawatir kalian kangen berat, makanya pulang malam-malam hanya untuk menemani kalian," jelas Tirta."Huh! Rupanya kamu punya hati nurani juga. Tapi, kamu nggak boleh pergi begitu saja. Temani kami sebentar lagi dong ...," pinta Arum yang tidak rela berpisah sambil menatap Tirta."Tirta, temani kami sebentar lagi. Selama kamu pergi, aku nggak bisa tidur nyenyak lho," ujar Melati sambil melemparkan diri ke pelukan Tirta. Dia mencoba memulai pertempuran lagi.Ketika melihatnya seperti itu, Tirta pun tidak ingin pergi secepat itu. Setelah melihat jam, dia lantas membuat keputusan."Di mana Kak Farida? Aku cari dia dulu. Kita lanjutkan pertempuran kita. Nanti sore aku baru balik!"....Lagi-lagi, pertempuran yang panjang dan melelahkan terjadi. Melati dan Arum pun tidak meminta Tirta untuk tinggal lagi. Bahkan, mereka berharap Tirta pergi secepat mungkin."Hehe, kalian istirahatlah

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1128

    Kini, Ayu sedang tidak berada di sini. Agatha dan Susanti juga pergi sehingga tidak ada gangguan apa pun.Sebagai kepala keluarga, Tirta tentu adalah penguasa di sini. Tidak ada yang boleh membantahnya!Meskipun tertangkap basah oleh Melati dan Arum, Tirta tidak menjelaskan terlalu banyak. Bahkan, dia meminta mereka untuk bergabung dalam permainan!Dengan demikian, terjadi pertempuran sengit di dalam vila. Tirta berhasil menaklukkan tiga wanita dengan kemampuannya sendiri. Untungnya, tenaganya tidak ada habisnya. Semakin bermain, dia justru semakin bersemangat. Dia sungguh tak terkalahkan!Sementara itu, Farida masih harus bekerja setelah matahari terbit. Dia juga sudah kelelahan karena ini adalah ronde kedua. Jadi, dia kembali ke kamarnya untuk beristirahat.Tersisa Arum dan Melati yang masih berada di medan tempur. Mereka berdua tentu bukan lawan Tirta sehingga hanya bisa memohon ampun.Sayangnya, Tirta bukan orang yang punya belas kasihan. Dia tidak peduli pada permohonan kedua wan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1127

    Di atas tempat tidur yang empuk dan luas, Melati berbaring sendirian, memegang ponselnya. Dia gelisah, terus membolak-balikkan tubuhnya, tidak bisa tidur sama sekali.“Andai aku tahu Tirta akan pergi begitu lama, aku pasti ikut dengannya. Aku nggak akan seperti sekarang, hanya bisa diam-diam menonton video Tirta untuk mengobati rasa rindu."Melati sudah menonton video sejak tadi. Tubuhnya terasa semakin panas, bahkan keringat mulai bermunculan."Nggak bisa. Kalau begini terus, besok aku nggak akan punya tenaga untuk kerja. Sebaiknya aku mandi air dingin dan cepat tidur."Melati mematikan ponselnya, lalu berjalan ke luar kamar. Dia berniat menghirup udara malam sebelum mandi.Namun, saat dia sampai di ujung ruang tamu, di balkon yang diterangi cahaya bulan samar, dia melihat sosok lain yang juga berdiri sendirian."Arum? Kenapa kamu belum tidur tengah malam begini?" Ketika melihat bahwa itu adalah Arum, Melati maju dan bertanya dengan penasaran."Kak Melati, vila ini terlalu luas dan se

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1126

    "Hahaha ...."Begitu wanita paruh baya itu selesai berbicara, para pekerja langsung tertawa terbahak-bahak. Namun, mereka hanya bercanda karena melihat hubungan Tirta dan Farida yang tampak tidak biasa."Kak, jangan sembarangan bicara! Tirta sudah punya pacar! Kalau omonganmu ini sampai menyebar, aku memang nggak akan marah.""Tapi, kalau pacar Tirta tahu dan minta putus, Tirta bisa marah. Mungkin, kamu harus menyerahkan putrimu sebagai ganti pacarnya nanti."Wajah Farida langsung merona. Dia buru-buru memperingatkan para pekerja, terutama wanita paruh baya itu."Aduh, anak perempuanku cantik sekali! Kalau Bos benar-benar tertarik padanya, aku pasti akan tertawa bahagia seumur hidupku!" Wanita paruh baya itu malah semakin tergelak dan terus menggoda Farida."Hahaha, Kak, sudahlah. Jangan bercanda dengan Kak Farida lagi! Kamu nggak takut dia mengadu nanti karena kamu berkata yang bukan-bukan?"Setelah bercanda sebentar, para pekerja segera bersikap serius dan berjanji kepada Tirta dan F

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1125

    Setelah keluar dari Desa Persik, kesadaran Filda mulai pulih. Dia duduk di kursi belakang sambil terus menyeringai dingin menatap Tirta."Kamu terlalu banyak bicara! Kamu pikir aku akan memberimu kesempatan untuk melapor polisi?" Tirta tiba-tiba menginjak rem, menghentikan mobilnya.Kemudian, dia turun dan menarik Filda keluar dari kursi belakang. Tepat di sebelah mereka adalah sebuah waduk besar!Melihat waduk itu serta ekspresi dingin Tirta, Filda benar-benar panik! Dia menggigil dan bertanya dengan suara gemetar, "Kamu mau apa? Kamu nggak boleh membunuhku! Itu melanggar hukum! Hentikan!""Membunuhmu? Jangan mimpi! Membunuhmu hanya akan mengotori tanganku!" cela Tirta dengan dingin. Kemudian, dia mengeluarkan jarum perak dari saku.Dengan menggunakan teknik akupuntur untuk menghilangkan ingatan, Tirta menghapus ingatan Filda tentang kejadian malam ini. Sebentar lagi, Filda akan melupakan segalanya.Setelah mencabut jarum perak, Tirta segera melangkah ke mobil. Sebelum kesadaran Filda

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status