Share

Bab 1312

Author: Hazel
Satu jam kemudian, Tirta merasa sangat puas. Dia menjadikan Ayu sebagai alasan untuk mengancam Elisa memenuhi semua permintaannya.

Begitu mendengar suara ketukan pintu, Tirta berbisik di telinga Elisa, "Bi Elisa, ada yang datang. Seharusnya kita dipanggil untuk makan. Aku pergi dulu. Nanti aku baru puaskan kamu lagi kalau ada waktu."

Tirta kembali ke kamarnya dengan perasaan puas. Melihat Tirta menghilang dari hadapannya secara mendadak, Elisa memegang dinding dengan perasaan malu dan juga marah.

Elisa menahan ketidaknyamanan di tenggorokannya dan memarahi Tirta, "Dasar berengsek! Kalau lain kali kamu berani memperlakukan aku seperti ini lagi, aku hajar kamu!"

Saat mengingat kembali momen yang memalukan tadi, Elisa ingin menggigit Tirta. Jelas-jelas tadi Elisa mempunyai kesempatan, tetapi dia tidak tega melakukannya. Sebaliknya, Tirta menahan kepala Elisa sehingga membuat Elisa merasa ditaklukkan Tirta ....

Sementara itu, Ayu dibangunkan oleh suara ketukan pintu. Rambutnya berantakan.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1313

    Zavrina tidak mengetahui rencana licik Hagan dan keluarganya. Dia menghela napas dan menambahkan, "Mereka pasti sudah bertobat."Beberapa menit kemudian, Tirta yang dibawa Zavrina sudah sampai di ruang makan kediaman Keluarga Arshad. Ruang makan sangat luas, cahaya lampunya sangat terang, dan dekorasinya sangat mewah.Berbagai makanan lezat dan botol arak mahal disajikan di atas meja makan. Kala ini, Mahib, Lystia, Sanvi, dan Darwan sudah duduk di depan meja makan. Ayu dan Elisa juga sudah menunggu Tirta. Termasuk Hagan, Davina, dan Camila, mereka bertiga juga berada di tempat.Begitu melihat Tirta, Davina segera menyapa dengan ramah, "Kak Zavrina, Tirta, Bella, kalian datang pada saat yang tepat. Cepat duduk. Kita makan sama-sama!"Camila juga menahan ketakutannya sambil menyiapkan tempat duduk untuk Tirta dan Bella. Dia berkata, "Tirta, Kak Bella, sebelumnya aku yang nggak pengertian sebagai adik sepupu kalian. Sekarang aku sudah bertobat. Kalian cepat duduk, aku tuangkan arak untuk

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1314

    Mendengar Tirta mengatakan dia tidak bisa minum arak kalau tidak ditemani, Hagan dan Davina memberi isyarat kepada Camila.Jadi, Camila terpaksa mengangkat gelas dan berkata pada Tirta dengan sungkan, "Pak Tirta, aku bisa temani kamu minum arak. Tapi, toleransi alkoholku nggak tinggi. Kalau kamu minum segelas, apa aku ... boleh minum setengah gelas karena aku ini wanita?"Tirta sama sekali tidak menghargai Camila. Dia mencibir, lalu menyahut, "Memangnya kenapa kalau kamu wanita? Kalau bukan karena menghormati Kakek, apa kamu berhak temani aku minum arak? Beraninya kamu bernegosiasi denganku!"Tirta menegaskan, "Terserah kamu mau minum atau nggak. Kalau nggak mau, kamu duduk saja!""Aku ...," ucap Camila. Melihat ekspresi Tirta yang dingin dan mendengar sindirannya, ekspresi Camila menjadi masam. Namun, dia tidak berani melawan Tirta.Bahkan, Hagan dan Davina juga merasa gugup. Davina membujuk, "Camila, kalau mau minta maaf, seharusnya kamu menunjukkan ketulusanmu. Kamu minta Tirta minu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1315

    Mahib tidak mengonsumsi minuman beralkohol, tetapi dia merasa kesempatan ini sangat langka. Jadi, Mahib yang bersemangat meminta Zavrina menuangkan arak untuknya. Dia ingin bersulang dengan Tirta.Zavrina, Lystia, dan Sanvi juga ikut mengangkat gelas. Zavrina berujar, "Ayo, kita juga ikut minum. Anggap saja untuk merayakan Hagan bertobat!"Hanya Ayu dan Elisa yang merasa tidak nyaman saat melihat arak di depan mereka. Aroma arak sangat menyengat. Mereka tidak berniat minum arak itu.Ayu berucap, "Pak Mahib, kami nggak ikut minum. Aku dan adikku nggak pernah minum arak."Sebelum Mahib bicara, Tirta yang sudah menyiapkan rencana tersenyum dan membujuk, "Bi Ayu, Bi Elisa, kalian coba minum sedikit. Lagi pula, kalian nggak ada urusan penting malam ini. Nanti kalian langsung tidur saja setelah minum arak."Tirta berencana menyusup ke kamar Ayu dan Elisa nanti malam setelah mereka mabuk. Dia akan memakai Tali Tujuh Warna dan bersenang-senang dengan mereka berdua. Tirta juga bisa meningkatkan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1316

    Setelah mendengar perkataan Tirta, Hagan seketika merasa malu. Dia menjelaskan pada Tirta, "Bukan begitu, Tirta. Maksud Camila, asalkan kamu masih ingin minum arak, dia bisa terus temani kamu. Jangan salah paham, kami sama sekali nggak punya niat lain."Tirta tahu rencana Hagan dan keluarganya. Dia melirik Camila yang hampir tumbang, lalu berkata seraya tersenyum, "Tentu saja aku belum puas. Paman, tolong ambilkan 10 botol arak lagi. Setelah itu, sepertinya aku sudah puas."Davina melihat jam. Sekarang sudah hampir pukul 8 malam. Dia buru-buru berdiri dan berseru, "Ha? Pak Tirta, kamu mau minum 10 botol arak lagi?"Tirta mengangkat alis seraya membalas, "Kenapa? Apa Bibi keberatan?""Nggak ... pamanmu nggak leluasa bergerak karena kakinya patah. Aku yang suruh orang ambilkan arak untukmu," sahut Davina.Davina sama sekali tidak menyangka ternyata toleransi alkohol Tirta sangat tinggi. Setelah minum banyak arak putih dengan kadar alkohol tinggi, Camila sudah mabuk. Namun, Tirta tetap ba

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1317

    Tirta memarahi Hagan dan keluarganya, "Kalian memang orang yang nggak berperikemanusiaan! Aku takut Kakek Mahib sedih kalau aku bunuh kalian. Kalau nggak, sekarang kalian pasti sudah mati! Tentu saja aku bicara begini bukan karena berniat melepaskan kalian.""Kalian sudah bertindak di luar batas. Ini ketiga kalinya kalian mengingkari janji, jadi aku nggak perlu bersikap lunak pada kalian lagi. Aku akan bunuh wanita ini. Kalau kalian berdua mau hidup, cepat bertobat dan tunjukkan prestasi kalian pada Kakek Mahib," lanjut Tirta.Tirta menegaskan, "Kalau kalian gagal, aku akan bunuh kalian 3 bulan lagi!"Tirta berbicara dengan cepat. Bahkan, sebelum Hagan dan keluarganya sempat merespons, Tirta sudah membuka mulut dan mengembuskan napas. Cahaya putih yang keluar dari mulutnya langsung menembus kening Davina, lalu darah mengalir dari keningnya.Davina yang licik itu tidak bergerak sedikit pun. Ini adalah teknik yang bisa digunakan oleh pesilat tingkat pembentukan energi tahap keempat. Tirt

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1318

    Kemudian, Tirta membuat keputusan. Dia bergumam, "Ke depannya aku punya banyak kesempatan untuk bercinta dengan Bi Ayu dan Bi Elisa. Setelah pulang ke Desa Persik, kita bisa bersenang-senang setiap hari. Tapi, aku nggak bisa sering-sering bertemu Genta. Sebaiknya aku bertemu Genta dulu."Tirta mandi terlebih dahulu, lalu berbaring di tempat tidur. Namun, Tirta sama sekali tidak mengantuk. Mungkin karena dia terlalu antusias begitu memikirkan dirinya akan bertemu Genta.'Kak, di mana kamu? Sekarang sudah malam, aku ingin pacaran denganmu dan nggak putus selamanya!' seru Tirta dalam hati.Sayangnya, Genta tidak menanggapi ucapan Tirta. Suasana di dalam kamar sangat hening, hanya terdengar suara napas.'Apa karena tadi pagi ucapanku membuat Genta marah makanya dia nggak mau bertemu aku?' batin Tirta. Dia sangat menyayangkannya dan juga merasa sedikit kecewa.Tirta ingin bertemu Genta dan Genta sudah menyetujuinya. Namun, sekarang harapan Tirta pupus. Bahkan, dia merasa seperti dipermainka

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1319

    Tirta menggambar siluet wanita di kertas. Genta yang tidak memahami tindakan Tirta bertanya, "Pecundang, apa yang kamu lakukan?"Namun, Genta merasa wanita yang digambar Tirta makin familier. Sepertinya itu Genta! Tirta membalas, 'Apa yang kulakukan? Haha! Kak, kamu pasti tahu setelah aku selesai gambar.'Tirta tersenyum cabul dan tidak menjawab pertanyaan Genta. Dia tetap fokus menggambar mengikuti ingatannya.Sekitar 1 jam kemudian, Tirta sudah selesai menggambar sketsa Genta. Wajahnya, matanya, pakaiannya, bahkan rambutnya juga sama persis. Jika diwarnai, sketsa itu benar-benar menggambarkan Genta dengan sempurna.Genta juga melihat sketsa itu dari sudut pandang Tirta. Setelah mengamatinya sejenak, Genta yang curiga bertanya, "Pecundang, apa kamu mau memberikan sketsa ini kepadaku untuk menghiburku?"Sebelum Tirta menjawab, Genta yang senang memuji, "Sketsa yang kamu gambar memang sangat mirip denganku. Nggak disangka, pecundang sepertimu punya bakat seperti ini."'Memberikan sketsa

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1320

    Tirta berteriak histeris. Pinggangnya ditendang Genta dengan kekuatan dahsyat. Bahkan, Tirta merasa seperti dihantam oleh gunung.Tirta tetap terpental. Dia merasa tubuhnya hampir hancur setelah ditendang Genta. Pinggangnya terasa sangat sakit.Tirta memohon, "Sialan ... Jangan pukul lagi, Kak. Aku akan mati kalau kamu pukul aku lagi."Genta mendengus dan menimpali, "Pecundang, kamu tenang saja. Aku nggak akan habisi kamu! Selama ini, aku sudah menahan diriku cukup lama. Hari ini, aku akan memberimu pelajaran!"Saat Tirta terpental, Genta berkelebat dan mengikuti Tirta. Kemudian, Tirta melihat tinju Genta menghantam wajahnya.Tirta merasa tulang wajah bagian kirinya hancur karena ditinju Genta. Bahkan, gigi Tirta juga tanggal. Tirta mengomel, "Aduh, sialan! Kak, jangan pukul wajahku! Aku mau mengandalkan wajahku untuk bertahan hidup!"Sosok Genta tidak terlihat jelas, tetapi terdengar suaranya yang marah lagi. "Oke. Karena kamu sudah mencarikan 100 batu spiritual untukku, aku nggak aka

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1351

    Selina menambahkan, "Kamu juga nggak usah bertanggung jawab padaku. Aku anggap hal ini nggak pernah terjadi."Melihat Tirta salah paham padanya, Selina segera menjelaskan. Bahkan, dia tidak berani menatap Tirta saat bicara. Kalau dulu, Selina pasti tidak berani membayangkan dirinya akan mengajukan permintaan yang begitu memalukan.Mendengar Selina tidak memintanya bertanggung jawab, Tirta langsung memeluk Selina dengan erat dan berkata dengan ekspresi cemas, "Bu Selina, aku sudah merenggut kesucianmu. Mana mungkin aku nggak bertanggung jawab padamu?"Tirta meneruskan, "Aku memang punya banyak kekasih, tapi aku pasti bisa menjagamu dengan baik. Kalau kamu bersamaku, ke depannya aku jamin akan membelaimu dan menidurimu setiap hari. Bagaimana?"Tirta memang agak keras kepala. Dia tidak akan membiarkan Selina meninggalkannya setelah dirinya meniduri Selina.Mendengar ucapan Tirta, hati Selina tergerak. Kenikmatan saat bercinta membuat Selina terlena. Namun, dia harus menjaga harga dirinya

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1350

    Ketika mencium Selina, Tirta memasukkan energi spiritual dari tubuhnya ke dalam tubuh Selina. Tirta membantu Selina meredakan rasa sakit yang ditimbulkan Genta."Uh ... ternyata nggak begitu sakit lagi .... Apa efek ciuman begitu bagus?" gumam Selina.Selina tentu merasa lebih baik setelah rasa sakitnya diredakan oleh energi spiritual. Bahkan Selina tanpa sadar mulai mengisap lidah Tirta dengan canggung karena ingin meredakan rasa sakitnya. Kemudian, Tirta kembali mengendalikan Selina."Bu Selina, maaf. Aku juga nggak ingin melakukan hal ini kepadamu, tapi aku juga nggak ingin kamu mati. Jangan salahkan aku. Ke depannya aku bisa menjadi sandaranmu apa pun yang terjadi," ujar Tirta.Setelah selesai berciuman, Tirta langsung melanjutkan aksinya. Dia memasukkan kedua tangannya ke dalam baju Selina dan mulai menggerayangi dadanya.Selina berucap, "Aku tahu ... aku nggak mau mati. Tirta ... aku bersedia .... Tapi ... kamu harus lebih lembut ...."Selina sudah mulai sadar. Dia bisa merasakan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1349

    'Aduh ... Kak, jangan buru-buru. Aku pikirkan dulu,' sahut Tirta.Mendengar perkataan Genta, Tirta menjadi ragu-ragu. Tirta yakin jika dia membiarkan Genta yang membuat keputusan, Selina pasti mati.Namun, Tirta tidak ingin meniduri Selina. Dia juga tidak membawa jarum sehingga tidak bisa membuat Selina hilang ingatan. Apa Tirta harus meniduri Selina agar dia bisa hidup dan menjaga rahasia?Sementara itu, Selina yang mendengar Genta berbicara dengan galak langsung mundur. Dia berkata kepada Tirta dengan ekspresi panik, "Tirta, siapa dia? Kenapa dia begitu galak? Aku cuma berkomentar sedikit. Masa dia mau bunuh aku?"Tirta yang merasa tidak berdaya menghibur Selina, "Bu Selina, kamu nggak usah panik. Aku akan cari cara biar kamu bisa pergi ...."Kalau tahu masalahnya akan menjadi begini, Tirta tidak akan menahan Selina pergi. Tiba-tiba, terdengar suara Genta lagi. "Sepuluh, sembilan, delapan, tujuh ...."Genta mengingatkan, "Waktunya sudah habis. Pecundang, aku yang gantikan kamu bertin

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1348

    "Gawat, masalah Mutiara Naga dilihat oleh Selina," gumam Tirta. Dia mengernyit setelah mendengar suara Selina.Selina sudah melihat hal yang tidak masuk akal seperti ini. Tirta pasti repot. Namun, sekarang Tirta lebih mengkhawatirkan kondisi Genta.Tirta terpaksa mengesampingkan masalah Selina terlebih dahulu, lalu terus berkomunikasi dengan Genta, 'Kak, apa kamu tertimpa masalah? Kak, apa aku dan wanita ini mengganggumu menyerap energi spiritual?'Tak lama kemudian, terdengar suara Genta dari Mutiara Naga. "Bukan. Pecundang, Mutiara Naga meninggalkan tubuhmu karena sekarang aku mau mulai menyerap energi spiritual dalam jumlah besar. Aku takut tubuhmu nggak tahan, jadi kamu nggak usah khawatir. Setelah aku menyerap semua energi spiritual dari Formasi Integrasi Spiritual alami ini, Mutiara Naga akan kembali ke tubuhmu."Mendengar ucapan Genta, Tirta baru mengembuskan napas lega dan membalas, 'Kak, yang penting kamu baik-baik saja.'Selain itu, Tirta berpikir jika Genta menyerap semua en

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1347

    Hanya saja, Tirta sudah memukul Selina hingga pingsan sebelum Selina menyelesaikan perkataannya. Dia bergumam, "Apa aku perlu menghapus ingatannya?"Sekarang Tirta agak menyesal karena menahan Selina pergi. Jika tidak, Selina juga tidak akan curiga. Masalahnya, Tirta tidak menemukan jarum di sakunya. Jadi, dia tidak bisa menggunakan Teknik Akupunktur Menghapus Ingatan."Sudahlah, aku lanjut melafalkan mantra dulu. Setelah dia bangun, aku baru cari cara untuk menutup mulutnya," gumam Tirta.Tirta tidak memikirkan masalah ini lagi, melainkan memanfaatkan kesempatan langka ini untuk lanjut meneliti Mantra Evolusi Semesta.Waktu setengah hari berlalu. Akhirnya, Tirta bisa mengingat sepersepuluh dari dari Mantra Evolusi Semesta. Meskipun terkesan sedikit, sebenarnya Tirta sudah berusaha semaksimal mungkin.Tirta memang hanya bisa mengingat sepersepuluh dari Mantra Evolusi Semesta, tetapi dia merasa sudah mendapatkan keuntungan yang besar. Mentalnya saat menggunakan energi spiritual sambil b

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1346

    "Apa?" tanya Tirta yang hendak lanjut melafalkan mantra.Selina yang mengikuti nalurinya mengamati Tirta. Dia menyahut, "Sebenarnya bagaimana cara anggota Black Gloves itu mati? Tadi kamu berbohong padaku dan Kapten Mairah. Mereka semua mati karena serangan mematikan di bagian kepala."Selina melanjutkan, "Kepala mereka terlihat seperti dipenggal. Bukan seperti yang kamu bilang, mati karena saling menembak. Pasti kamu yang membunuh mereka. Tebakanku benar, 'kan?"Bagaimanapun, Selina adalah ketua tim reserse. Tentu saja dia lebih curiga daripada Mairah.Tirta tertawa, lalu merentangkan kedua tangannya dan menimpali, "Mana mungkin aku membunuh begitu banyak orang dalam waktu singkat? Mereka punya senjata api. Bu Selina, kamu menganggapku terlalu hebat. Bahkan, aku nggak punya pisau dapur."Selina menanggapi, "Aku memang nggak lihat bagaimana kamu membunuh, tapi firasatku mengatakan kamu yang membunuh mereka. Selain itu, aku merasa kamu nggak seperti yang kamu bilang. Kamu bisa menemukan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1345

    Mengenai bra, tentu saja Tirta menginginkannya. Mana mungkin dia mengingkari janjinya? Ketika bicara, Tirta juga menurunkan Selina.Selina mengira dirinya salah dengar. Dia bertanya dengan ekspresi tidak percaya, "Benaran? Kamu yakin kamu cuma mau bra dan nggak menyentuhku?"Selina terus melirik lorong gua di belakang, sepertinya dia ingin kabur saat Tirta tidak memperhatikannya.Tirta mengangkat alis dan berkata sambil tersenyum, "Tentu saja benar. Tapi, kalau Bu Selina mau melakukan hal itu denganku, aku juga nggak keberatan. Selain itu, aku sarankan Bu Selina jangan berpikiran untuk kabur. Di Gunung Kobud ini kamu juga nggak bisa kabur dariku biarpun kamu punya kaki yang panjang."Niat Selina terungkap. Ditambah lagi, Tirta memang bisa mengejar Selina dengan mudah. Selina yang tidak berdaya tidak berpikiran untuk kabur lagi."Oke. Asalkan kamu nggak membohongiku, aku lepaskan braku untukmu," ujar Selina. Kemudian, dia memberanikan diri dan berbalik dengan ekspresi canggung. Selina m

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1344

    "Aku nggak mau membicarakan tentang hidup dan ambisi dengan orang rendahan sepertimu. Kalian berdua, cepat ikut kami! Kalau nggak, jangan salahkan aku bertindak kejam!" ucap Selina.Tentu saja Selina tahu Tirta pasti berniat jahat kepadanya saat melihat tawa Tirta yang licik. Jadi, Selina langsung kabur setelah selesai bicara."Hei, kamu mau kabur setelah memprovokasiku? Itu tergantung aku setuju atau nggak. Sebaiknya kamu temani aku di sini saja," tegas Tirta.Tirta berkelebat, lalu mengadang Selina. Kemudian, Tirta menggendong Selina di pundak seperti posisi sebelumnya. Bokong dan kaki Selina menghadap ke depan."Lepaskan aku, orang rendahan!" teriak Selina sambil berusaha memberontak.Tirta memukul bokong Selina yang montok. Seketika Selina yang kesakitan menangis. Dia merasa malu dan juga kesal.Melihat situasi ini, Mairah bertanya kepada Tirta dengan ekspresi bingung, "Pak Tirta, apa kamu ... benar-benar berniat melecehkan Bu Selina?"Tirta sudah membantu Mairah. Tentu saja Mairah

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1343

    Selina terus mengganggu Tirta. Dia berkata dengan sinis, "Orang rendahan, kenapa kamu nggak bicara? Ternyata omonganku benar. Aku lihat kulitmu lebih putih daripada wanita, ginjalmu pasti lemah.""Kulit pria yang ginjalnya lemah pasti putih dan mereka mengalami ejakulasi dini. Penampilan mereka memang menarik, tapi mereka nggak kuat. Kamu cuma bisa bertahan selama 3 detik, tapi masih berani goda aku. Cih! Kalau aku jadi kamu, aku pasti malu!" lanjut Selina.Mendengar ucapan Selina, Mairah juga merasa canggung. Dia berdeham, lalu menarik Selina dan mengalihkan topik pembicaraan, "Bu Selina, sebaiknya kita urus masalah penting dulu. Jangan berdebat dengan Pak Tirta lagi."Emosi Tirta tersulut setelah diprovokasi Selina berkali-kali. Dia mendengus, lalu menghampiri Selina dan mengangkat dagunya. Tirta berujar, "Hei, bukannya tadi kamu memegang sumber kebahagiaanku? Seharusnya kamu tahu punyaku keras dan besar."Tirta meneruskan, "Aku bukan remehkan kamu. Tapi, kamu masih perawan. Tadi kam

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status