Share

Bab 1316

Aвтор: Hazel
Setelah mendengar perkataan Tirta, Hagan seketika merasa malu. Dia menjelaskan pada Tirta, "Bukan begitu, Tirta. Maksud Camila, asalkan kamu masih ingin minum arak, dia bisa terus temani kamu. Jangan salah paham, kami sama sekali nggak punya niat lain."

Tirta tahu rencana Hagan dan keluarganya. Dia melirik Camila yang hampir tumbang, lalu berkata seraya tersenyum, "Tentu saja aku belum puas. Paman, tolong ambilkan 10 botol arak lagi. Setelah itu, sepertinya aku sudah puas."

Davina melihat jam. Sekarang sudah hampir pukul 8 malam. Dia buru-buru berdiri dan berseru, "Ha? Pak Tirta, kamu mau minum 10 botol arak lagi?"

Tirta mengangkat alis seraya membalas, "Kenapa? Apa Bibi keberatan?"

"Nggak ... pamanmu nggak leluasa bergerak karena kakinya patah. Aku yang suruh orang ambilkan arak untukmu," sahut Davina.

Davina sama sekali tidak menyangka ternyata toleransi alkohol Tirta sangat tinggi. Setelah minum banyak arak putih dengan kadar alkohol tinggi, Camila sudah mabuk. Namun, Tirta tetap ba
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Заблокированная глава

Related chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1317

    Tirta memarahi Hagan dan keluarganya, "Kalian memang orang yang nggak berperikemanusiaan! Aku takut Kakek Mahib sedih kalau aku bunuh kalian. Kalau nggak, sekarang kalian pasti sudah mati! Tentu saja aku bicara begini bukan karena berniat melepaskan kalian.""Kalian sudah bertindak di luar batas. Ini ketiga kalinya kalian mengingkari janji, jadi aku nggak perlu bersikap lunak pada kalian lagi. Aku akan bunuh wanita ini. Kalau kalian berdua mau hidup, cepat bertobat dan tunjukkan prestasi kalian pada Kakek Mahib," lanjut Tirta.Tirta menegaskan, "Kalau kalian gagal, aku akan bunuh kalian 3 bulan lagi!"Tirta berbicara dengan cepat. Bahkan, sebelum Hagan dan keluarganya sempat merespons, Tirta sudah membuka mulut dan mengembuskan napas. Cahaya putih yang keluar dari mulutnya langsung menembus kening Davina, lalu darah mengalir dari keningnya.Davina yang licik itu tidak bergerak sedikit pun. Ini adalah teknik yang bisa digunakan oleh pesilat tingkat pembentukan energi tahap keempat. Tirt

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1318

    Kemudian, Tirta membuat keputusan. Dia bergumam, "Ke depannya aku punya banyak kesempatan untuk bercinta dengan Bi Ayu dan Bi Elisa. Setelah pulang ke Desa Persik, kita bisa bersenang-senang setiap hari. Tapi, aku nggak bisa sering-sering bertemu Genta. Sebaiknya aku bertemu Genta dulu."Tirta mandi terlebih dahulu, lalu berbaring di tempat tidur. Namun, Tirta sama sekali tidak mengantuk. Mungkin karena dia terlalu antusias begitu memikirkan dirinya akan bertemu Genta.'Kak, di mana kamu? Sekarang sudah malam, aku ingin pacaran denganmu dan nggak putus selamanya!' seru Tirta dalam hati.Sayangnya, Genta tidak menanggapi ucapan Tirta. Suasana di dalam kamar sangat hening, hanya terdengar suara napas.'Apa karena tadi pagi ucapanku membuat Genta marah makanya dia nggak mau bertemu aku?' batin Tirta. Dia sangat menyayangkannya dan juga merasa sedikit kecewa.Tirta ingin bertemu Genta dan Genta sudah menyetujuinya. Namun, sekarang harapan Tirta pupus. Bahkan, dia merasa seperti dipermainka

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1319

    Tirta menggambar siluet wanita di kertas. Genta yang tidak memahami tindakan Tirta bertanya, "Pecundang, apa yang kamu lakukan?"Namun, Genta merasa wanita yang digambar Tirta makin familier. Sepertinya itu Genta! Tirta membalas, 'Apa yang kulakukan? Haha! Kak, kamu pasti tahu setelah aku selesai gambar.'Tirta tersenyum cabul dan tidak menjawab pertanyaan Genta. Dia tetap fokus menggambar mengikuti ingatannya.Sekitar 1 jam kemudian, Tirta sudah selesai menggambar sketsa Genta. Wajahnya, matanya, pakaiannya, bahkan rambutnya juga sama persis. Jika diwarnai, sketsa itu benar-benar menggambarkan Genta dengan sempurna.Genta juga melihat sketsa itu dari sudut pandang Tirta. Setelah mengamatinya sejenak, Genta yang curiga bertanya, "Pecundang, apa kamu mau memberikan sketsa ini kepadaku untuk menghiburku?"Sebelum Tirta menjawab, Genta yang senang memuji, "Sketsa yang kamu gambar memang sangat mirip denganku. Nggak disangka, pecundang sepertimu punya bakat seperti ini."'Memberikan sketsa

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1320

    Tirta berteriak histeris. Pinggangnya ditendang Genta dengan kekuatan dahsyat. Bahkan, Tirta merasa seperti dihantam oleh gunung.Tirta tetap terpental. Dia merasa tubuhnya hampir hancur setelah ditendang Genta. Pinggangnya terasa sangat sakit.Tirta memohon, "Sialan ... Jangan pukul lagi, Kak. Aku akan mati kalau kamu pukul aku lagi."Genta mendengus dan menimpali, "Pecundang, kamu tenang saja. Aku nggak akan habisi kamu! Selama ini, aku sudah menahan diriku cukup lama. Hari ini, aku akan memberimu pelajaran!"Saat Tirta terpental, Genta berkelebat dan mengikuti Tirta. Kemudian, Tirta melihat tinju Genta menghantam wajahnya.Tirta merasa tulang wajah bagian kirinya hancur karena ditinju Genta. Bahkan, gigi Tirta juga tanggal. Tirta mengomel, "Aduh, sialan! Kak, jangan pukul wajahku! Aku mau mengandalkan wajahku untuk bertahan hidup!"Sosok Genta tidak terlihat jelas, tetapi terdengar suaranya yang marah lagi. "Oke. Karena kamu sudah mencarikan 100 batu spiritual untukku, aku nggak aka

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1321

    Walaupun Tirta tidak bisa mati, dia benar-benar merasa kesakitan dan kehilangan sumber kebahagiaannya. Tirta tidak ingin merasakan hal itu lagi. Jadi, dia buru-buru meminta ampun sebelum Genta mencabut sumber kebahagiaannya lagi.Genta tertawa, lalu berkomentar, "Aku lebih suka melihat kamu yang keras kepala. Aku merasa sekarang kamu sangat konyol!"Genta sama sekali tidak memedulikan Tirta yang meminta ampun. Selesai bicara, Genta mencengkeram sumber kebahagiaan Tirta dan mencabutnya lagi. Dia juga melemparnya jauh-jauh.Tirta yang kehilangan sumber kebahagiaannya lagi memegang selangkangannya dan menjerit, "Jangan! Aku nggak mau hidup lagi! Kak, bunuh saja aku!"Tirta terlihat sangat menyedihkan. Genta menimpali, "Aku nggak rela bunuh kamu. Kalau aku bunuh kamu, aku juga ikut mati. Apa yang kamu alami sekarang sesuai dengan keinginanku."Melihat tampang Tirta yang menyedihkan saat memegang selangkangannya, Genta merasa dendamnya sudah terbalas. Selama ini, Genta sering digoda dan dil

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1322

    Genta meninju tubuh Tirta dengan kuat lagi hingga meledak. Namun, dalam sekejap Tirta muncul lagi di hadapan Genta dengan ekspresi mesum.Tirta berucap, "Kak, kenapa kamu nggak lanjut menginjak aku lagi? Sebenarnya aku lebih suka kamu menginjakku. Kak, cepat injak aku lagi."Sekarang Tirta sudah tahu dia akan tetap hidup kembali biarpun terus disiksa Genta. Lebih baik dia mengambil keuntungan dari Genta di dalam mimpi. Jadi, tidak sia-sia Tirta disiksa Genta habis-habisan.Sebelum Genta bertindak, Tirta yang tidak tahu malu sudah berinisiatif berbaring di bawah kaki Genta. Dia berseru, "Aduh, aku melihatnya lagi! Kak, indah sekali dan juga wangi! Kak, aku makin menyukaimu!"Tirta memelotot dan air liurnya mengalir. Bahkan, dia juga berani menarik gaun Genta. Tirta mengangkat gaunnya agar bisa melihat lebih jelas.Genta berteriak, "Pecundang ... aku .... Ke depannya kamu nggak usah bertemu aku lagi! Setelah aku bisa mengendalikan tubuhku, aku pasti bunuh kamu!"Tindakan Tirta membuat Ge

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1323

    Kemudian, hal yang sulit dipercaya terjadi. Kertas emas terbang keluar dari tubuh Tirta dan mendarat di batu spiritual yang berada di telapak tangannya."Sialan, sebenarnya apa yang terjadi?" gumam Tirta. Setelah itu, dia bisa merasakan kekuatan dalam batu spiritual habis diserap kertas emas dalam sekejap."Bukannya kertas emas ini media kultivasi untuk Mantra Evolusi Semesta? Kenapa kertas ini bisa menyerap batu spiritual?" ucap Tirta.Tirta sangat bingung. Untuk mencari tahu, Tirta mengeluarkan 3 batu spiritual yang tersisa. Tak lama kemudian, 3 batu spiritual habis diserap kertas emas dalam sekejap. Cahaya emas yang dipancarkan kertas itu juga makin menyilaukan, seperti matahari kecil.Tirta berkata, "Sialan, kecepatannya menyerap batu spiritual sangat tinggi. Masih ada belasan obat spiritual di dalam Cincin Penyimpanan. Tapi, obat spiritual itu terlalu berharga. Bahkan lebih sulit dicari daripada batu spiritual, jadi aku nggak boleh keluarkan obat spiritual untuk mencobanya."Tirta

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1324

    Sekarang Tirta baru menyadari ternyata kertas emas bisa memurnikan lagi energi spiritual dari batu dan obat spiritual yang sudah cukup murni. Jadi, Tirta bisa menyerap kekuatan spiritual yang melimpah dengan mudah.Alhasil, Tirta yang baru memasuki tingkat pembentukan energi tahap keempat hampir melewati batas menuju tingkat pembentukan energi tahap kelima. Hanya saja, tubuh yang panas dan hasrat yang membara membuat Tirta tidak bisa fokus berkultivasi.Setelah berseru, Tirta langsung mengerahkan Teknik Menembus Dinding dan mendatangi kamar Bella di sebelahnya. Dia ingin meminta Bella untuk membantunya melampiaskan hasratnya."Hmm ... apa ini? Panas sekali!" gumam Bella. Dia yang sudah tertidur tiba-tiba bangun.Bella yang terkejut dan juga malu digendong Tirta. Dia disiksa Tirta dengan gaya yang luar biasa ........Keesokan paginya, Bella yang kelelahan tertidur pulas. Sementara itu, Tirta tidak tidur semalaman. Setelah menyerap kekuatan spiritual murni yang diberikan kertas emas dan

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1383

    "Nggak usah buru-buru, aku sudah pertimbangkan. Aku nggak akan memberi kalian uang, begitu pula ... nyawaku!" tegas Tirta.Tirta tertawa kepada Arkan, lalu menamparnya. Arkan memaki, "Sialan! Bocah berengsek! Beraninya kamu mempermainkanku!"Tentu saja Arkan marah menghadapi situasi seperti ini. Arkan hendak menarik pengaman pistol, lalu mematahkan kedua tangan dan kaki Tirta terlebih dahulu untuk menakutinya.Namun, tamparan Tirta langsung membuat kepala Arkan terpental dalam sekejap. Sementara itu, tubuh Arkan yang sudah kehilangan kepala masih mempertahankan posisi mengangkat pistol untuk mematahkan kaki dan tangan Tirta.Perubahan yang mendadak ini membuat semua orang di tempat kaget dan juga takut. Setelah tersadar, mereka berkata pada Hafiz dengan ekspresi marah."Kak Arkan! Sialan! Ternyata pemuda ini seorang ahli bela diri!""Bos, pemuda ini sudah membunuh Kak Arkan! Kalau nggak, kita langsung bunuh dia saja!"Hafiz menegur, "Sialan, bukannya orang mati itu hal yang biasa? Dulu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1382

    "Empat puluh triliun? Bukannya kalian itu polisi? Kenapa aku merasa kalian seperti bandit?" tanya Tirta.Berdasarkan ucapan Mairah, para polisi ini juga bertugas untuk mencari Susanti biarpun Tirta tidak memberi mereka uang. Lagi pula, mereka tidak menemukan Susanti. Namun, Tirta juga bersedia memberi mereka 2 triliun sebagai ungkapan terima kasih.Melihat kondisi ini, emosi Tirta tersulut. Hafiz yang memimpin melihat Tirta masih begitu muda, tetapi dia sama sekali tidak panik setelah dikepung. Tirta juga bisa menebak masa lalu Hafiz dan lainnya dari ucapan mereka.Hafiz menerka-nerka identitas Tirta, 'Eh? Sebenarnya apa latar belakang pemuda ini? Kenapa dulu aku nggak pernah mendengar tentangnya?'Salah satu bawahan kepercayaan Hafiz maju, lalu tertawa dan berujar sembari menunjuk Tirta, "Kak, pemuda ini benar-benar pintar. Dia bisa menebak profesi kita dulu."Puluhan polisi juga ikut menghina Tirta. Sikap mereka sangat keterlaluan."Benar! Dulu kami termasuk bandit. Hanya saja, akhir

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1381

    Belasan menit kemudian, 13 orang terakhir juga dibunuh oleh Tirta. Setelah menyimpan Pedang Terbang, Tirta melihat mayat-mayat di tanah. Perasaannya campur aduk.Tirta merasa sejak dirinya menguasai kultivasi, hasrat membunuhnya makin kuat. Dulu dia hampir tidak pernah berpikiran untuk membunuh.Saat Tirta sedang gundah dan meragukan dirinya sendiri, suara Genta terdengar. "Kamu sudah menjalani kehidupan di luar alam fana. Kamu nggak usah sedih karena kematian para pecundang ini. Mereka nggak pantas."'Kak, aku juga manusia. Tapi, aku merasa sekarang aku nggak berperikemanusiaan sedikit pun,' balas Tirta. Dia memeluk Susanti makin erat, tetapi hatinya masih kalut.Genta bertanya balik, "Kalau begitu, beri tahu aku apa artinya berperikemanusiaan?"Tirta mendesah dan menjawab, 'Berperikemanusiaan itu ... aku juga nggak tahu. Aku cuma merasa jelas-jelas aku bisa melepaskan mereka dan menyuruh mereka bersumpah ke depannya nggak akan membocorkan hal ini. Tapi, aku tetap membunuh mereka. Kak

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1380

    Pedang Terbang yang bergerak sangat cepat menebas belasan kepala ahli serangga dalam sekejap. Para ahli serangga dari Desa Hiradi dan Desa Tayur tidak mampu menangkis serangan Tirta. Serangga guna-guna yang mereka banggakan sangat lemah di hadapan Pedang Terbang, seperti anak kecil 3 tahun yang menghadapi orang dewasa.Dalam waktu singkat, puluhan ahli serangga yang awalnya sangat percaya diri merasa tidak berdaya. Mereka yang kalah telak berteriak histeris.Wafri kaget. Dia bergumam, "Apa ... yang terjadi? Pedang ini bisa terbang .... Apa aku berhalusinasi?"Namun, suara teriakan makin jelas. Wafri tidak berani berlama-lama lagi. Dia berusaha keras untuk kabur."Sialan ... sebenarnya siapa pemuda ini? Jamil berengsek! Kamu mencelakaiku!" omel Aezar. Dia yang ketakutan setengah mati juga berusaha kabur."Lari saja, aku mau lihat kaki kalian atau pedangku lebih cepat!" seru Tirta. Dia memancarkan aura membunuh.Tirta menjentik jarinya, lalu bola api muncul dan jatuh ke mayat-mayat yang

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1379

    Marila segera berucap dengan ekspresi cemas, "Paman, kita jangan habiskan waktu lagi. Kita sama-sama bawa bawahanmu pergi ke Desa Benad secepatnya!""Oke, tapi naik mobil terlalu lambat. Aku suruh orang untuk cari helikopter. Kita naik helikopter ke sana saja," sahut Idris. Dia membawa Marila naik ke mobil, lalu bergegas pergi ke pusat kota.....Waktu kembali ke 2 jam kemudian. Di bawah rumah panggung Susana, sebelumnya Tirta sudah membantai belasan ahli serangga Desa Benad yang tersisa.Tiba-tiba, puluhan ahli serangga mengepung Tirta. Mereka berasal dari Desa Hiradi dan Desa Tayur. Tirta tidak ingin membunuh orang yang tidak bersalah, ditambah lagi dia ingin segera memulihkan ingatan Susanti.Jadi, Tirta tidak langsung bertindak. Dia berkata kepada puluhan orang itu, "Sepertinya aku nggak punya dendam dengan kalian. Kalau kalian nggak mau mati sia-sia, cepat minggir."Aezar mengamati Tirta dengan sinis. Dia mendengus dan berbicara terlebih dahulu, "Kamu memang nggak punya dendam den

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1378

    Dua jam yang lalu, Marila langsung menelepon pamannya setelah berpisah dengan Tirta. Pamannya adalah gubernur yang memimpin Provinsi Naru. Dia merupakan pejabat yang mengurus perbatasan. Namanya Idris.Marila meminta Idris mengutus orang untuk mencari Susanti. Sementara itu, Marila yang menaiki taksi sedang dalam perjalanan untuk bertemu Idris.Tentu saja, Marila juga mempunyai alasan datang jauh-jauh dari ibu kota ke Provinsi Naru untuk mencari Idris. Awalnya Idris juga merupakan pejabat tinggi di ibu kota. Kemudian, Idris menyinggung orang hebat karena salah bicara. Dia hampir kehilangan posisi sebagai pejabat.Untung saja, Saba turun tangan untuk melindungi Idris. Namun, Idris dipindahkan ke Provinsi Naru yang terpencil karena masalah ini. Dia menjadi seorang gubernur. Kemungkinan dia tidak mempunyai kesempatan untuk kembali ke ibu kota lagi seumur hidup.Setelah itu, petinggi negara memerintahkan untuk membasmi kejahatan di seluruh negeri. Provinsi Naru adalah wilayah yang dikuasai

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1377

    Apalagi kompetisi serangga akan segera diadakan. Demi memenangkan kompetisi, mereka juga ingin datang untuk mengambil keuntungan. Tujuan mereka adalah merebut Serangga Emas yang dimurnikan dengan susah payah. Jadi, mereka baru menerobos masuk ke Desa Benad.Jamil buru-buru maju dengan napas terengah-engah saat melihat kedua belah pihak yang hendak berkelahi demi merebut Serangga Emas.Jamil menunjuk Tirta yang sedang membunuh di bawah rumah panggung sambil berteriak, "Kepala desa sekalian, jangan bertengkar lagi. Serangga Emas sudah diambil oleh seorang pemuda yang datang dari luar. Nenek Benad dan ayahku sudah dibunuh olehnya!""Siapa yang membunuh pemuda itu akan mendapatkan Serangga Emas. Ayahku sudah mati, jadi aku yang membuat keputusan di Desa Benad. Aku akan membawa semua penduduk Desa Benad untuk membela pihak yang membantuku balas dendam," lanjut Jamil.Jamil meneruskan, "Kalau aku melanggar janjiku, aku akan disambar petir dan dihabisi semua serangga guna-guna. Aku akan mati

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1376

    Orang yang ditarik Jayadi untuk mengadang serangan pedang Tirta sudah mati. Namun, Jayadi tidak merasa kesakitan selain kepalanya yang makin gatal dan pandangannya yang makin kabur.Jayadi berusaha mengerahkan Serangga Batu dan Serangga Pelumpuh, lalu berujar pada Tirta dengan sinis, "Pemuda sialan, hanya begini kemampuanmu? Kamu sama sekali nggak bisa melukaiku. Haha, selanjutnya sudah saatnya aku bertindak!"Sesuai namanya, Serangga Batu bisa membuat orang yang digigit membatu. Sementara itu, sekujur tubuh orang yang digigit Serangga Pelumpuh akan mati rasa. Mereka tidak akan mampu melawan lagi.Kedua serangga ini bisa memberikan efek yang sama. Jayadi yakin Tirta yang merupakan orang luar pasti tidak bisa menghadapi serangan serangganya. Nanti Jayadi bisa menghabisi Tirta dengan mudah.Hanya saja, tiba-tiba terdengar suara Jamil yang samar dan panik. "Ayah ... kamu ... nggak ... apa-apa, 'kan?""Aku ... nggak ... apa-apa ....," sahut Jayadi. Dia merasa aneh, tetapi dia tetap menangg

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1375

    Tirta mendengus dan berkata, "Aku memang mau membuat perhitungan denganmu! Sekarang kamu yang cari aku, jadi aku bisa menghemat waktuku!"Tirta melihat dengan menggunakan mata tembus pandang. Ternyata Jamil yang pergi tadi sudah kembali. Dia membawa Jayadi dan belasan ahli serangga di Desa Benad. Mereka membuat masalah di bawah rumah panggung.Tirta langsung menyuruh Anton dan Yuli mengikutinya. Dia yang menggendong Susanti keluar dari kamar terlebih dahulu.Sementara itu, Jamil yang berada di bawah rumah panggung langsung panik begitu melihat Tirta keluar dari kamar sambil menggendong Susanti.Jamil yang cemburu berseru, "Ayah, pemuda itu yang membunuh Nenek Benad! Cepat bunuh dia! Jangan sampai dia membawa Susanti pergi!"Jayadi meremehkan Tirta setelah melihat tampangnya yang lucu dan wajahnya yang masih muda. Dia berucap kepada Jamil, "Jamil, dia masih muda. Untuk apa kamu takut? Tenang saja, aku nggak akan membiarkan dia pergi dari Desa Benad hidup-hidup. Wanita itu milikmu dan di

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status