Share

Bab 1294

Penulis: Hazel
Mendengar perkataan Tirta, kelima orang Negara Yumai langsung panik. Mereka yang tidak percaya bertanya kepada Yudha, "Pak Yudha, bukannya kamu sudah bernegosiasi dengan Pak Tirta untuk melepaskan kita kembali ke Negara Yumai? Kenapa Pak Tirta suruh kamu bunuh kami?"

Orang Negara Yumai terus bertanya, "Pak Yudha, ini nggak benar, 'kan? Kami sudah mengikutimu selama belasan tahun. Kenapa kamu bisa menyetujui persyaratan yang keterlaluan seperti ini?"

Yudha tidak berbicara dan hanya perlahan menghampiri kelima orang Negara Yumai itu. Melihat Yudha makin mendekat, kelima orang Negara Yumai langsung mundur. Ekspresi mereka tampak panik dan mereka tidak bersikap arogan seperti tadi lagi.

Belasan bawahan Keluarga Arshad dan para tokoh hebat Provinsi Dohe sudah menyingkir. Mereka ingin melihat Yudha bertindak. Selain itu, mereka tidak lupa menyindir kelima orang Negara Yumai.

"Huh, dari dulu orang Negara Yumai memang nggak berperikemanusiaan! Wajar saja kalau Yudha menyetujui persyaratan Pak
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1295

    "Untung saja Pak Tirta lebih kuat. Kalau nggak, belum tentu siapa yang kalah hari ini," timpal orang lain.Semua orang yang berada di tempat merasa takut melihat situasi saat ini. Mereka takut disiksa Yudha. Untungnya, Tirta memberi mereka rasa aman yang cukup."Teknik Lima Hantu?" gumam Tirta. Dia merenung setelah melihat teknik yang dikerahkan Yudha.Dalam ingatan yang diberikan Genta, ada juga teknik mengendalikan hantu yang mirip dengan teknik Yudha. Hanya saja, teknik mengendalikan hantu yang dikerahkan Yudha tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan teknik dari ingatan yang diberikan Genta.Bahkan, tenaga juga terkuras setiap mengerahkan teknik ini. Cara penyerangannya juga sangat rendahan. Saat memikirkan hal ini, Tirta menggeleng dan berkomentar dengan sinis, "Lemah sekali."Mendengar ucapan Tirta, Yudha membatin, 'Lemah sekali? Pak Tirta pasti meremehkan Teknik Elemen yang diberikan Dewa Ular kepadaku. Benar juga, Dewa Ular nggak mampu melawan Pak Tirta. Wajar saja kalau P

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1296

    "Haha. Baiklah, ayo kita langsung masuk dan makan." Melihat ekspresi Yudha yang enggan, tetapi tidak punya pilihan lain, Mahib langsung mengerti situasinya. Dia tertawa keras dan berjalan masuk ke aula utama Keluarga Arshad."Buset .... Membunuh orang Negara Yumai, tapi membuat mereka mengakui kalau bukan Tirta yang membunuhnya!""Luar biasa, benar-benar luar biasa!""Ayo, kita juga ikut masuk!"Para tokoh besar dari Provinsi Dohe yang menyaksikan kejadian itu pun terkagum-kagum. Setelah berseru takjub, mereka semua kembali ke aula utama Keluarga Arshad. Hanya saja, situasinya kini berbeda dari sebelumnya.Sekarang, mereka bukan lagi hanya menonton dari kejauhan, menjaga jarak, dan tak mau terlibat dalam masalah. Sebaliknya, mereka kini ingin mencari cara untuk menyanjung Keluarga Arshad, berharap bisa menjalin hubungan dengan Tirta.Namun, karena sebelumnya mereka hanya menonton tanpa peduli, bahkan menikmati keributan, mereka merasa malu dan bersalah. Jadi, mereka tidak berani berbic

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1297

    Seperti yang diduga, pemandangan penuh dengan mayat yang tewas dalam kondisi mengenaskan."Sepertinya mereka semua adalah orang dari Negara Yumai. Bagus kalau mereka mati! Eh, nggak, maksudku ini terlalu kejam!""Kenapa pelakunya kejam sekali?""Mereka nggak sepantasnya dibantai dengan begitu sadis cuma karena mereka sekelompok bajingan dari Negara Yumai!""Ini benar-benar memuaskan ... eh, maksudku, ini benar-benar nggak manusiawi!"Belasan petugas patroli itu berteriak marah sambil melihat mayat-mayat yang berserakan di tanah. Lihatlah betapa "emosionalnya" mereka, seolah-olah ingin segera menemukan pelakunya ... dan memberinya penghargaan!"Kalian semua jaga sikap! Kalian pikir ini main-main? Ini kasus pembunuhan besar! Bersikap yang serius kalau bekerja!"Seorang petugas wanita berusia sekitar 37 atau 38 tahun, dengan wajah tegas dan penuh wibawa, langsung menegur mereka dengan tidak sabar."Siap, Kapten!"Setelah ditegur, para petugas itu buru-buru menahan senyuman mereka yang ham

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1298

    'Sepertinya Pak Tirta ini adalah orang yang membunuh orang-orang dari Negara Yumai .... Tapi, siapa sebenarnya dia? Gimana bisa dia membuat pria bernama Yudha ini secara sukarela menanggung kesalahan?''Yang paling mengejutkan adalah pria dari Negara Yumai ini mengaku sebagai Kepala Keluarga Gomies! Ini sulit dipercaya!'Mairah telah menjadi polisi selama lebih dari 10 tahun. Tentu saja, dia pernah mendengar nama besar Keluarga Gomies, keluarga nomor satu di Negara Yumai.Mereka adalah keluarga raksasa yang mengendalikan ekonomi negara itu. Bahkan dalam dunia politik, Keluarga Gomies memiliki pengaruh besar di balik layar.Justru karena tahu betapa mengerikannya kekuatan Keluarga Gomies, Mairah semakin penasaran dengan sosok bernama Tirta yang disebut Yudha. Apa sebenarnya kemampuan orang itu sampai Kepala Keluarga Gomies tunduk padanya?Jika orang sehebat itu bisa direkrut ke dalam kepolisian, tentu akan menjadi keuntungan besar bagi mereka. Terlebih lagi, saat ini ada satu kasus yang

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1299

    "Ingin bertemu denganku? Yudha sudah mengaku bersalah. Kalau Kapten Mairah ingin bertemu denganku, pasti ada alasan lain ...."Tirta tidak merasa petugas wanita ini datang untuk menangkapnya. Jika memang ingin menangkapnya, dia pasti sudah melakukannya sejak tadi, bukan menunggunya di aula.Berdasarkan perhitungannya, batu spiritual, obat spiritual, dan artefak yang dikirim oleh Yudha seharusnya sudah sampai di rumah Keluarga Arshad. Karena memang berencana pergi ke aula, Tirta pun mengangguk dan menyetujui."Bibi, aku akan ke aula untuk menemui Kapten Mairah."Begitu sampai di aula, Tirta langsung melihat petugas wanita yang ingin menemuinya. Wanita itu tampak berusia 37 atau 38 tahun, dengan postur tubuh yang menggoda dan tatapan yang tegas."Halo, Kapten Mairah ya? Ada urusan apa mencariku?" sapa Tirta sambil berjalan mendekat."Kamu Pak Tirta?" Saat melihat Tirta, Mairah tampak sangat terkejut dan terpaku sejenak sebelum membalas sapaan. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa Tirta

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1300

    "Ya sudah .... Aku akan keluar dan suruh dia pergi bersama kalian saja."Awalnya, Tirta berencana menunggu sampai dia menerima batu spiritual, obat spiritual, dan artefak. Kemudian, dia akan mengaktifkan Janji Darah untuk membunuh Yudha.Namun, karena sekarang pihak kepolisian sudah ikut campur, Tirta harus memberi mereka sedikit rasa hormat.Begitu Yudha dalam perjalanan kembali ke Negara Yumai, barulah Tirta akan mengaktifkan Janji Darah untuk menghabisinya.Tak lama kemudian, Tirta dan rombongan keluar dari aula utama Keluarga Arshad dan menuju ke halaman luar."Pak Tirta, barang-barangnya sudah ada di depan pintu. Apa perlu kuperiksa untukmu?" Begitu melihat Tirta keluar, Yudha yang sebelumnya berdiri diam, segera membungkuk dengan hormat.Saat menunggu Tirta, Yudha sudah menerima kenyataan bahwa dirinya telah menyinggung pria ini. Namun, karena Tirta telah menyatakan akan membiarkannya pergi, dia merasa masih ada peluang untuk berdamai dengannya.Bahkan, Yudha mulai berpikir bahwa

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1301

    "Eh? Batu-batu ini ... sepertinya aku pernah melihatnya di rumah Kakek ...," gumam Mairah.Terdengar suara langkah kaki. Mairah dan yang lainnya juga keluar dari rumah Keluarga Arshad.Melihat Tirta sedang menatap peti giok, Mairah tidak buru-buru mengganggunya. Toh masalah pemulangan Yudha ke Negara Yumai bukan sesuatu yang harus diselesaikan secepatnya.'Aku ingat ...,' batin Mairah.Tirta sama sekali tidak menyadari bahwa Mairah dan yang lainnya telah keluar. Dia mengaktifkan Mutiara Naga di dalam tubuh, membiarkannya bergerak ke telapak tangannya, lalu memasukkan tangannya ke dalam salah satu peti giok.Krek ....Sesaat kemudian, Mutiara Naga di telapak tangan Tirta seperti menyadari keberadaan banyak batu spiritual di sekitarnya.Benda itu langsung berputar dengan kecepatan tinggi. Dari telapak tangan Tirta, muncul daya isap yang luar biasa kuat.Seperti seekor paus yang menelan air, Mutiara Naga mulai menyerap dan menelan lebih dari 100 batu spiritual dengan ganas. Bahkan, udara

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1302

    'Sialan, ngapain aku menyebutkannya? Saat bertemu dalam mimpi, langsung saja bertindak! Aku benar-benar sudah gila karena hasrat!'Setelah mengucapkan itu, Tirta langsung menyesal. Dengan sifat Genta yang seperti itu, dia pasti tidak akan setuju. Bahkan, bisa jadi sikapnya terhadap Tirta akan semakin buruk dan memakinya."Hehe. Pecundang, aku sudah lama tahu kamu punya pikiran seperti itu. Tapi, kamu hanya bisa membayangkannya. Di dalam mimpi, tubuhku hanyalah wujud ilusi. Kamu nggak akan bisa menyentuhku."Genta tidak marah. Suaranya tetap datar, seolah-olah dia sudah terbiasa dengan sifat Tirta."Oh? Begitu ya .... Ya sudah kalau begitu. Kak, kamu serap saja sisa batu spiritual dan obat itu. Dengan begitu, kekuatanmu bisa lebih cepat pulih dan kamu nggak akan tertidur lagi nantinya."Mendengar itu, Tirta merasa sedikit kecewa. Namun, dia merasa sudah puas jika bisa bertemu dengan Genta di alam mimpi. Tirta segera mengalihkan pembicaraan, lalu berbicara dengan perhatian kepada Genta.

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1383

    "Nggak usah buru-buru, aku sudah pertimbangkan. Aku nggak akan memberi kalian uang, begitu pula ... nyawaku!" tegas Tirta.Tirta tertawa kepada Arkan, lalu menamparnya. Arkan memaki, "Sialan! Bocah berengsek! Beraninya kamu mempermainkanku!"Tentu saja Arkan marah menghadapi situasi seperti ini. Arkan hendak menarik pengaman pistol, lalu mematahkan kedua tangan dan kaki Tirta terlebih dahulu untuk menakutinya.Namun, tamparan Tirta langsung membuat kepala Arkan terpental dalam sekejap. Sementara itu, tubuh Arkan yang sudah kehilangan kepala masih mempertahankan posisi mengangkat pistol untuk mematahkan kaki dan tangan Tirta.Perubahan yang mendadak ini membuat semua orang di tempat kaget dan juga takut. Setelah tersadar, mereka berkata pada Hafiz dengan ekspresi marah."Kak Arkan! Sialan! Ternyata pemuda ini seorang ahli bela diri!""Bos, pemuda ini sudah membunuh Kak Arkan! Kalau nggak, kita langsung bunuh dia saja!"Hafiz menegur, "Sialan, bukannya orang mati itu hal yang biasa? Dulu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1382

    "Empat puluh triliun? Bukannya kalian itu polisi? Kenapa aku merasa kalian seperti bandit?" tanya Tirta.Berdasarkan ucapan Mairah, para polisi ini juga bertugas untuk mencari Susanti biarpun Tirta tidak memberi mereka uang. Lagi pula, mereka tidak menemukan Susanti. Namun, Tirta juga bersedia memberi mereka 2 triliun sebagai ungkapan terima kasih.Melihat kondisi ini, emosi Tirta tersulut. Hafiz yang memimpin melihat Tirta masih begitu muda, tetapi dia sama sekali tidak panik setelah dikepung. Tirta juga bisa menebak masa lalu Hafiz dan lainnya dari ucapan mereka.Hafiz menerka-nerka identitas Tirta, 'Eh? Sebenarnya apa latar belakang pemuda ini? Kenapa dulu aku nggak pernah mendengar tentangnya?'Salah satu bawahan kepercayaan Hafiz maju, lalu tertawa dan berujar sembari menunjuk Tirta, "Kak, pemuda ini benar-benar pintar. Dia bisa menebak profesi kita dulu."Puluhan polisi juga ikut menghina Tirta. Sikap mereka sangat keterlaluan."Benar! Dulu kami termasuk bandit. Hanya saja, akhir

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1381

    Belasan menit kemudian, 13 orang terakhir juga dibunuh oleh Tirta. Setelah menyimpan Pedang Terbang, Tirta melihat mayat-mayat di tanah. Perasaannya campur aduk.Tirta merasa sejak dirinya menguasai kultivasi, hasrat membunuhnya makin kuat. Dulu dia hampir tidak pernah berpikiran untuk membunuh.Saat Tirta sedang gundah dan meragukan dirinya sendiri, suara Genta terdengar. "Kamu sudah menjalani kehidupan di luar alam fana. Kamu nggak usah sedih karena kematian para pecundang ini. Mereka nggak pantas."'Kak, aku juga manusia. Tapi, aku merasa sekarang aku nggak berperikemanusiaan sedikit pun,' balas Tirta. Dia memeluk Susanti makin erat, tetapi hatinya masih kalut.Genta bertanya balik, "Kalau begitu, beri tahu aku apa artinya berperikemanusiaan?"Tirta mendesah dan menjawab, 'Berperikemanusiaan itu ... aku juga nggak tahu. Aku cuma merasa jelas-jelas aku bisa melepaskan mereka dan menyuruh mereka bersumpah ke depannya nggak akan membocorkan hal ini. Tapi, aku tetap membunuh mereka. Kak

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1380

    Pedang Terbang yang bergerak sangat cepat menebas belasan kepala ahli serangga dalam sekejap. Para ahli serangga dari Desa Hiradi dan Desa Tayur tidak mampu menangkis serangan Tirta. Serangga guna-guna yang mereka banggakan sangat lemah di hadapan Pedang Terbang, seperti anak kecil 3 tahun yang menghadapi orang dewasa.Dalam waktu singkat, puluhan ahli serangga yang awalnya sangat percaya diri merasa tidak berdaya. Mereka yang kalah telak berteriak histeris.Wafri kaget. Dia bergumam, "Apa ... yang terjadi? Pedang ini bisa terbang .... Apa aku berhalusinasi?"Namun, suara teriakan makin jelas. Wafri tidak berani berlama-lama lagi. Dia berusaha keras untuk kabur."Sialan ... sebenarnya siapa pemuda ini? Jamil berengsek! Kamu mencelakaiku!" omel Aezar. Dia yang ketakutan setengah mati juga berusaha kabur."Lari saja, aku mau lihat kaki kalian atau pedangku lebih cepat!" seru Tirta. Dia memancarkan aura membunuh.Tirta menjentik jarinya, lalu bola api muncul dan jatuh ke mayat-mayat yang

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1379

    Marila segera berucap dengan ekspresi cemas, "Paman, kita jangan habiskan waktu lagi. Kita sama-sama bawa bawahanmu pergi ke Desa Benad secepatnya!""Oke, tapi naik mobil terlalu lambat. Aku suruh orang untuk cari helikopter. Kita naik helikopter ke sana saja," sahut Idris. Dia membawa Marila naik ke mobil, lalu bergegas pergi ke pusat kota.....Waktu kembali ke 2 jam kemudian. Di bawah rumah panggung Susana, sebelumnya Tirta sudah membantai belasan ahli serangga Desa Benad yang tersisa.Tiba-tiba, puluhan ahli serangga mengepung Tirta. Mereka berasal dari Desa Hiradi dan Desa Tayur. Tirta tidak ingin membunuh orang yang tidak bersalah, ditambah lagi dia ingin segera memulihkan ingatan Susanti.Jadi, Tirta tidak langsung bertindak. Dia berkata kepada puluhan orang itu, "Sepertinya aku nggak punya dendam dengan kalian. Kalau kalian nggak mau mati sia-sia, cepat minggir."Aezar mengamati Tirta dengan sinis. Dia mendengus dan berbicara terlebih dahulu, "Kamu memang nggak punya dendam den

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1378

    Dua jam yang lalu, Marila langsung menelepon pamannya setelah berpisah dengan Tirta. Pamannya adalah gubernur yang memimpin Provinsi Naru. Dia merupakan pejabat yang mengurus perbatasan. Namanya Idris.Marila meminta Idris mengutus orang untuk mencari Susanti. Sementara itu, Marila yang menaiki taksi sedang dalam perjalanan untuk bertemu Idris.Tentu saja, Marila juga mempunyai alasan datang jauh-jauh dari ibu kota ke Provinsi Naru untuk mencari Idris. Awalnya Idris juga merupakan pejabat tinggi di ibu kota. Kemudian, Idris menyinggung orang hebat karena salah bicara. Dia hampir kehilangan posisi sebagai pejabat.Untung saja, Saba turun tangan untuk melindungi Idris. Namun, Idris dipindahkan ke Provinsi Naru yang terpencil karena masalah ini. Dia menjadi seorang gubernur. Kemungkinan dia tidak mempunyai kesempatan untuk kembali ke ibu kota lagi seumur hidup.Setelah itu, petinggi negara memerintahkan untuk membasmi kejahatan di seluruh negeri. Provinsi Naru adalah wilayah yang dikuasai

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1377

    Apalagi kompetisi serangga akan segera diadakan. Demi memenangkan kompetisi, mereka juga ingin datang untuk mengambil keuntungan. Tujuan mereka adalah merebut Serangga Emas yang dimurnikan dengan susah payah. Jadi, mereka baru menerobos masuk ke Desa Benad.Jamil buru-buru maju dengan napas terengah-engah saat melihat kedua belah pihak yang hendak berkelahi demi merebut Serangga Emas.Jamil menunjuk Tirta yang sedang membunuh di bawah rumah panggung sambil berteriak, "Kepala desa sekalian, jangan bertengkar lagi. Serangga Emas sudah diambil oleh seorang pemuda yang datang dari luar. Nenek Benad dan ayahku sudah dibunuh olehnya!""Siapa yang membunuh pemuda itu akan mendapatkan Serangga Emas. Ayahku sudah mati, jadi aku yang membuat keputusan di Desa Benad. Aku akan membawa semua penduduk Desa Benad untuk membela pihak yang membantuku balas dendam," lanjut Jamil.Jamil meneruskan, "Kalau aku melanggar janjiku, aku akan disambar petir dan dihabisi semua serangga guna-guna. Aku akan mati

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1376

    Orang yang ditarik Jayadi untuk mengadang serangan pedang Tirta sudah mati. Namun, Jayadi tidak merasa kesakitan selain kepalanya yang makin gatal dan pandangannya yang makin kabur.Jayadi berusaha mengerahkan Serangga Batu dan Serangga Pelumpuh, lalu berujar pada Tirta dengan sinis, "Pemuda sialan, hanya begini kemampuanmu? Kamu sama sekali nggak bisa melukaiku. Haha, selanjutnya sudah saatnya aku bertindak!"Sesuai namanya, Serangga Batu bisa membuat orang yang digigit membatu. Sementara itu, sekujur tubuh orang yang digigit Serangga Pelumpuh akan mati rasa. Mereka tidak akan mampu melawan lagi.Kedua serangga ini bisa memberikan efek yang sama. Jayadi yakin Tirta yang merupakan orang luar pasti tidak bisa menghadapi serangan serangganya. Nanti Jayadi bisa menghabisi Tirta dengan mudah.Hanya saja, tiba-tiba terdengar suara Jamil yang samar dan panik. "Ayah ... kamu ... nggak ... apa-apa, 'kan?""Aku ... nggak ... apa-apa ....," sahut Jayadi. Dia merasa aneh, tetapi dia tetap menangg

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1375

    Tirta mendengus dan berkata, "Aku memang mau membuat perhitungan denganmu! Sekarang kamu yang cari aku, jadi aku bisa menghemat waktuku!"Tirta melihat dengan menggunakan mata tembus pandang. Ternyata Jamil yang pergi tadi sudah kembali. Dia membawa Jayadi dan belasan ahli serangga di Desa Benad. Mereka membuat masalah di bawah rumah panggung.Tirta langsung menyuruh Anton dan Yuli mengikutinya. Dia yang menggendong Susanti keluar dari kamar terlebih dahulu.Sementara itu, Jamil yang berada di bawah rumah panggung langsung panik begitu melihat Tirta keluar dari kamar sambil menggendong Susanti.Jamil yang cemburu berseru, "Ayah, pemuda itu yang membunuh Nenek Benad! Cepat bunuh dia! Jangan sampai dia membawa Susanti pergi!"Jayadi meremehkan Tirta setelah melihat tampangnya yang lucu dan wajahnya yang masih muda. Dia berucap kepada Jamil, "Jamil, dia masih muda. Untuk apa kamu takut? Tenang saja, aku nggak akan membiarkan dia pergi dari Desa Benad hidup-hidup. Wanita itu milikmu dan di

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status