Share

Bab 1036

Penulis: Hazel
Di pesta pertunangan, orang yang duduk di atas panggung tentu adalah kerabat. Jadi, wanita itu pasti adalah kerabat Tirta.

Alasan pemuda bengis itu mengajukan permintaan seperti itu tidak lain hanya untuk menghina Tirta yang bertunangan dengan Bella, sekaligus membuat Darwan malu dan memahami konsekuensi dari melawan kehendaknya!

"Apa? Paman, Bu Ayu ini adalah kerabat Tirta. Kamu boleh menyukainya, tapi nggak pantas membuat permintaan seperti itu!"

Mendengar ucapan itu, Darwan yang sudah berusaha untuk tenang kembali merasa gelisah. Dengan tergesa-gesa, dia menggeleng dan menolak dengan tegas.

"Pak Darwan, kamu terus-menerus menolak permintaanku. Apa kamu sedang mempermainkanku? Sekalipun dia kerabat, apa hubungannya denganku?"

"Kamu cuma punya dua pilihan, mengantarnya ke ranjangku atau menyerahkan putrimu. Pilih saja salah satu!"

Pemuda bengis itu sudah menduga Darwan akan menolak. Dengan tatapan menghina, dia melirik ke arah Tirta. Kemudian, dia menepuk wajah Darwan sambil berkata,
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1037

    "Apa? Tirta berhasil melukai Bryan dari dunia misterius hanya dengan satu pukulan?""Ini ... ini nggak masuk akal!"Saat melihat kejadian itu, Bella yang sebelumnya mencoba menghentikan Tirta, langsung terpaku dengan ekspresi penuh keterkejutan!"Pak Tirta, kami akan membantumu!" Saat ini, Simon, Chandra, Joshua, dan lainnya bergegas maju."Nggak perlu, kalian jangan terlalu dekat! Orang ini sangat berbahaya! Kalau kalian mendekat, aku yang akan kerepotan. Lebih baik kalian periksa dulu seberapa parah luka Paman Darwan! Biar aku tangani sendiri orang ini!"Setelah melayangkan satu pukulan yang membuat pemuda bengis itu terlempar, Tirta merasakan tangannya sedikit mati rasa. Sensasi seperti ini belum pernah dirasakan sebelumnya, seolah-olah yang dipukulnya adalah pelat baja yang sangat keras!Yang lebih mengerikan, setelah menerima Tinju Harimau Ganas dengan kekuatan penuh darinya, lengan pemuda itu tetap utuh. Dia hanya mengibaskan tangannya dua kali dan semua kembali normal!Tirta bis

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1038

    Pukulan Tirta menghantam dagu Bryan dengan keras!"Sialan! Sialan!" Meskipun terluka, Bryan adalah seseorang yang sangat tangguh. Setelah dagunya terkena pukulan, dia memang terkejut, tetapi serangannya justru semakin gencar!Dengan instingnya, dia mengayunkan kakinya seperti cambuk, melancarkan lima tendangan berturut-turut, menutup semua kemungkinan gerakan Tirta ke depan, belakang, kiri, kanan, dan atas!Bam! Bam! Bam! Tirta terkena tendangan di bahu, sisi paha, dan dada. Jika orang biasa yang menerima tendangan seperti itu, mereka pasti mengalami cedera parah dan tidak bisa melawan lagi, bahkan mungkin meninggal!Namun, Tirta hanya terhuyung sedikit dan tidak menunjukkan tanda-tanda terluka parah. Kini, Tirta menyadari bahwa dia tidak akan menang jika pertarungan ini terus berlanjut. Jadi, dia menggunakan strategi mengunci.Saat Bryan menarik kakinya, Tirta tiba-tiba menjulurkan kedua tangannya dan memegangi salah satu kaki Bryan dengan erat!Bryan yang mengira Tirta tidak mampu me

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1039

    "Apa? Siapa sebenarnya orang ini? Bu Bella sampai mengucapkan kata-kata seperti itu!""Tirta adalah saudara angkat Pak Saba yang terhormat!""Keluarga Purnomo punya aset senilai ratusan triliun, sedangkan dia cuma seorang diri. Gimana mungkin dia bisa membuat Tirta dan Keluarga Purnomo binasa?"Mendengar ucapan Bella, para hadirin sontak terkejut dan berseru dengan serempak!Tirta secara naluriah mengernyit dan menghentikan aksi menghajar Bryan. Ini bukan karena dia takut, melainkan ingin tahu siapa sebenarnya orang ini!Sebelum Tirta sempat mengatakan sesuatu, tiba-tiba terdengar suara tua yang lemah, serak, dan, tua. "Ehem, ehem. Bryan memang nggak punya kemampuan untuk membuat Keluarga Purnomo dan pemuda itu binasa, tapi aku bisa!"Mendengar suara itu, semua orang langsung merasa ada sesuatu yang aneh. Suara itu seolah-olah bergema di telinga, kepala, dan hati mereka. Jelas, tetapi tidak keras.Namun, saat mereka mencari-cari sumber suara, ternyata tidak ada satu pun sosok yang tam

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1040

    Melihat situasi itu, Ayu dan Bella adalah orang pertama yang berlari ke arah Tirta dengan panik."Bibi, Bu Bella, jangan pedulikan aku! Aku ... aku nggak bisa bergerak. Aku nggak bisa melindungi kalian lagi. Cepat pergi, cepat sembunyi!"Tirta berusaha keras menggerakkan tubuhnya, tetapi tetap tidak berhasil. Bahkan, kesadarannya semakin memudar! Itu sebabnya, dia berteriak kepada Ayu dan Bella dengan cemas."Nggak, Tirta, aku nggak akan pergi. Aku nggak akan meninggalkanmu!" Mendengar itu, Ayu menggenggam tangan Tirta erat-erat. Dengan air mata yang mengalir, dia berbicara dengan teguh.Ini pertama kalinya Ayu melihat Tirta terluka parah. Padahal, pria tua itu hanya melayangkan satu pukulan. Ayu segera menyadari bahwa hari ini, kemungkinan besar Tirta akan menghadapi nasib buruk. Namun, apa pun yang terjadi, dia tidak akan meninggalkan Tirta sendirian!"Kakek Buyut, tolong tenang! Dia adalah dokter yang kami panggil untuk menyembuhkanmu. Kamu nggak boleh membunuhnya! Tolong beri dia k

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1041

    Saat Tirta kehilangan kesadaran, Bella, Ayu, Chandra, Simon, dan lainnya berseru dengan ekspresi panik."Tirta!""Tirta, kamu kenapa?""Dokter, cepat lihat bagaimana kondisi Pak Tirta!"Janet yang datang memeriksa kondisi Tirta, lalu berkata dengan ekspresi cemas, "Gawat ... denyut jantung Pak Tirta makin lemah. Takutnya nyawa Pak Tirta terancam! Biarpun dibawa ke rumah sakit sekarang, juga sudah terlambat!"Ayu dan Bella sangat terpukul. Tubuh mereka terhuyung. Ayu bergumam, "Apa? Tirta nggak bisa diselamatkan lagi? Nggak mungkin ....""Orang ini sudah mati?" gumam Bryan yang dipukul hingga babak belur. Dia berusaha bangkit, lalu berjalan terhuyung ke depan pria tua itu dan melanjutkan, "Guru, kalau dia sudah mati, kita nggak usah berlama-lama di kediaman Keluarga Purnomo lagi."Bryan meneruskan, "Orang ini masih muda, kelihatannya dia nggak bisa obati penyakit orang. Aku bawa kamu cari dokter hebat yang lainnya saja."Kemudian, Bryan memandangi Bella dan Ayu dengan tatapan mesum semb

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1042

    Sekarang Naushad sudah berusia 150 tahun. Hanya sedikit lagi, Naushad bisa memperpanjang usianya sampai 200 tahun seperti pesilat tingkat abadi yang paling terkenal di zaman kuno.Sayangnya, belakangan ini Naushad merasa kesehatannya menurun. Dia menderita penyakit kronis dan tidak bisa hidup lama lagi. Itulah sebabnya Naushad kembali ke dunia fana untuk mencari dokter hebat yang bisa mengobati penyakitnya.Sementara itu, Bryan adalah seorang anak yatim piatu yang dibesarkan Naushad di dunia misterius. Naushad mengatakan Bryan adalah muridnya, tetapi sebenarnya dia sudah menganggap Bryan seperti anak kandungnya. Kalau tidak, Naushad tidak akan bersikap lunak kepada Bryan.Mendengar ucapan Naushad, Bryan yang gembira segera membalas, "Terima kasih, Guru. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu. Ke depannya aku akan mengembangkan kemampuan yang kamu wariskan padaku dan menjadi pesilat kuno sebenarnya. Aku pasti segera mencapai tingkat abadi."Selesai bicara, Bryan hendak menghampiri Ayu dan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1043

    Setelah Diego dan Wirya mati, orang lain di aula utama ketakutan setengah mati. Cara Naushad membunuh terlalu menakutkan! Mereka tidak pernah melihat hal seperti ini!Bahkan, Sofyan juga tidak berani membalas dendam sesudah melihat putranya mati. Dia dan orang lainnya segera keluar dari aula kediaman Keluarga Purnomo.Ayu yang mentalnya kurang kuat tidak bisa menerima kenyataan dirinya kehilangan Tirta. Ditambah lagi, dia baru melihat situasi yang mengerikan. Tubuh Ayu lemas dan dia langsung tidak sadarkan diri."Bibi Ayu, kamu kenapa?" tanya Bella dengan ekspresi cemas. Dia segera menyuruh Janet memeriksa kondisi Ayu.Siapa sangka, Janet yang ketakutan tidak berani bergerak. Dalam situasi yang kacau ini, tidak ada yang menyadari Tirta sudah membuka matanya. Apalagi, tubuh Tirta ditutupi Ayu. Bahkan, jari Tirta juga mulai bergerak!Melihat situasi ini, Bryan menanggapi dengan ekspresi mesum, "Begini saja sudah takut? Kabarnya orang-orang di dunia fana sangat lemah, sepertinya memang be

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1044

    Tongkat di tangan Naushad langsung terlontar dan melewati tangan Simon. Ponsel Simon terpental, lalu hancur.Naushad menghela napas, lalu berkata kepada Bryan, "Bryan, cepat bawa 2 wanita itu pergi. Kita harus segera tinggalkan tempat ini."Biarpun sudah mencapai tingkat semi abadi, Naushad tidak ingin melawan pasukan militer. Apalagi senjata pasukan militer zaman sekarang sangat canggih. Mereka bisa menghabisi Naushad dengan mudah."Oke, Guru. Kamu pergi dulu, aku akan segera mengikutimu," sahut Bryan yang antusias.Bryan segera menghampiri Chandra dan lainnya. Bagi Bryan, mereka adalah orang-orang lemah. Setelah menghabisi mereka, Bryan bisa langsung menangkap Bella dan Ayu.Melihat Bryan makin mendekat, Chandra dan lainnya sangat ketakutan. Namun, mereka tetap memberanikan diri untuk melindungi Bella dan Ayu. Chandra berseru, "Bu Bella, Bu Ayu, cepat pergi! Kami nggak bisa menahannya terlalu lama!""Kedua wanita ini nggak akan bisa kabur lagi. Kalau nggak mau mati, cepat minggir! Ka

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1407

    Di sisi lain, Tirta menelepon Ayu setelah Idris dan Rasmi pergi. Setelah panggilan terhubung, Ayu yang sudah 2 hari tidak bertemu Tirta tentu merasa khawatir. Dia terus menanyakan kondisi Tirta.Tirta menjelaskan kondisinya dengan singkat, "Bi, Susanti terancam bahaya. Jadi, aku langsung naik pesawat untuk mencari Susanti. Tapi, kamu nggak usah khawatir. Sekarang semuanya sudah aman."Tirta memberi tahu Ayu pemikirannya, "Aku berencana membawa Susanti menemuimu setelah dia bangun, lalu kita dan Bi Elisa langsung kembali ke Desa Persik. Kita tinggal di sana untuk beberapa waktu."Mendengar ucapan Tirta, Ayu yang khawatir bertanya, "Ha? Tirta, kalau kamu mau kembali ke Desa Persik, tentu saja aku dan Elisa nggak keberatan. Masalahnya, gimana caranya kamu menjelaskan pada Bu Bella?"Ayu menambahkan, "Bagaimana kalau Bu Bella mau ikut kita kembali ke Desa Persik? Aku rasa berdasarkan sifat Bu Bella, dia pasti nggak terima kalau tahu kamu punya banyak kekasih.""Aku yang akan jelaskan pada

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1406

    "Aku rasa otakmu bermasalah karena terlalu lama tinggal di Provinsi Naru!" bentak Rasmi. Ucapannya menunjukkan dia tidak menyukai Tirta."Rasmi, kenapa kamu bicara seperti itu? Pak Tirta itu saudara Ayah. Bukannya sudah seharusnya kita bersikap hormat padanya? Lagi pula ...," sahut Idris.Idris berniat menceritakan pada Rasmi bahwa Tirta sudah membantunya menyelesaikan masalah mereka yang tidak bisa mempunyai keturunan.Namun, sebelum Idris selesai bicara, Rasmi menyela, "Apa? Aku nggak marah kalau nggak ungkit masalah itu! Ayah sudah pikun, makanya dia mengakui pemuda itu sebagai saudaranya."Rasmi melanjutkan, "Waktu Ayah menceritakan masalah ini padaku, aku sudah sarankan dia cepat batalkan keputusannya. Ayah pikun karena tua, masa kamu juga sama? Kalau waktu itu Ayah mengakui anak 3 tahun jadi saudaranya, apa kamu juga mau memuja anak kecil itu?"Rasmi menambahkan, "Aku nggak peduli! Apa pun caranya, kamu harus usir pemuda itu dari rumah kita secepatnya! Aku nggak mau tinggal di ho

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1405

    Begitu melontarkan perkataannya, Marila baru merasa kurang pantas. Dia berbisik lagi dengan wajah memerah, "Pak Tirta, bukan itu maksudku. Jangan salah paham."Tentu saja Tirta tahu Marila tidak bermaksud seperti itu. Dia tertawa, lalu menanggapi, "Oke. Aku tunggu Bu Marila pulang setelah beli bahan obat-obatan."Sesudah itu, Tirta tidak mengatakan apa pun lagi. Mendengar perkataan Tirta, Marila baru merasa tenang. Kemudian, Marila berpamitan dengan Idris.Tirta merasa bosan saat menunggu Marila. Dia kembali ke kamar untuk menemani Susanti. Tirta duduk di samping tempat tidur. Pikirannya sangat kacau.Tirta mendesah dan bergumam, "Setelah Susanti bangun, aku bawa dia cari Bi Ayu, lalu langsung kembali ke Desa Persik. Kak Nabila, Kak Melati, Kak Arum, Kak Farida, dan lainnya pasti merindukanku."Sebenarnya sebelum Susanti tertimpa masalah, Tirta berencana pergi ke ibu kota setelah meninggalkan Provinsi Dohe. Namun, masalah ini terjadi.Tirta juga memahami satu hal. Dia memang bisa menge

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1404

    "Aku nggak akan pergi lagi. Jangan tiduri aku, ya?" mohon Selina. Wajahnya memerah setelah mendengar ucapan Tirta.Selina berusaha menggerakkan pinggangnya untuk menjauhi sumber masalah itu. Napas Tirta yang hangat membuat wajah Selina merah padam.Tirta menegaskan, "Aku nggak peduli, pokoknya sekarang aku harus menidurimu sampai puas. Terserah kamu mau pergi atau tetap tinggal, aku tetap akan melakukannya!"Hasrat Tirta membara karena pinggang Selina terus bergerak. Dia segera mengerahkan 2 teknik. Yang pertama adalah Teknik Menghilang untuk menyembunyikan tubuhnya dan Selina. Yang kedua adalah Teknik Senyap untuk menutupi suara yang dikeluarkan Selina selanjutnya.Kemudian, Tirta langsung bersanggama dengan Selina. Sementara itu, Selina memelas, "Tirta ... jangan ... aku benci kamu ...."Biarpun mengeluh, tubuh Selina tetap terangsang. Jelas-jelas Tirta sudah melepaskannya, tetapi Selina tidak melepaskan Tirta dan tidak bergerak sedikit pun. Dia membiarkan Tirta memberinya kompensasi

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1403

    Tirta menunggu sampai Selina berjalan keluar dari taman bunga kompleks tempat Idris tinggal. Dengan begitu, mereka berdua sudah menjauh dari pandangan Anton dan Yuli.Tirta baru maju dan berkata seraya memeluk Selina, "Bu Selina, aku tahu kamu pasti pergi bukan karena dipanggil atasan. Apa kamu punya masalah? Kamu bisa ceritakan padaku.""Aku nggak punya masalah. Pak Tirta, aku cuma ingin pulang untuk mengurus kasus. Selain itu, aku sudah merasa sangat bangga bisa mengenal tokoh hebat sepertimu. Aku nggak mau terus tinggal di sini dan mengganggu Pak Tirta," sahut Selina.Selina memohon, "Pak Tirta, tolong lepaskan aku. Kita berdua nggak punya hubungan apa pun. Kita lupakan masalah yang sudah berlalu."Mata Selina memerah. Dia berbicara sambil terisak dan ingin melepaskan Tirta.Sementara itu, Tirta yang merasa tidak berdaya mendesah dan menimpali, "Bu Selina, aku sudah paham. Kamu pasti merasa aku cuma berpura-pura dan mempermainkan perasaanmu setelah kamu tahu latar belakangku. Jadi,

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1402

    Selain itu, perasaan Selina campur aduk saat melihat Tirta. Melihat ekspresi mereka yang terkejut, Idris tertawa dan bertanya, "Apa Pak Tirta nggak pernah beri tahu kalian?"Idris membatin, 'Pak Tirta sangat hebat. Biarpun nggak ada Pak Saba, Pak Tirta bisa mendekati petinggi negara yang lain asalkan dia mau.'Sayangnya, Idris sudah berjanji kepada Tirta tidak akan mengungkapkan kehebatannya. Kalau tidak, Idris akan menjadi pelindung Tirta dan memamerkan kehebatannya.Yuli masih merasa antusias. Bahkan, dia sangat bangga hingga memandangi Tirta seraya tersenyum lebar dan menjawab, "Nggak. Pak Tirta, kenapa kamu nggak beri tahu kami hal sepenting ini?"Sekarang Tirta terpaksa harus mengakuinya. Dia berdeham, lalu menanggapi dengan ekspresi tenang, "Karena aku merasa hal seperti ini nggak perlu diumbar. Aku juga nggak ingin memanfaatkan status Pak Saba untuk bertindak semena-mena."Kenyataannya memang seperti itu. Tirta tidak pernah berinisiatif mengatakan dirinya adalah saudara Saba.Yu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1401

    Tirta tertawa licik, lalu membalas, 'Oke. Kak, aku akan pergi. Nanti malam jangan berpikiran untuk menghabisiku lagi.'Kemudian, Tirta keluar dengan perasaan gembira. Dia melihat Idris yang antusias sedang duduk tegak sambil mengobrol dengan Marila, Yuli, dan Selina.Begitu Tirta keluar, Idris langsung berhenti bicara. Dia berdiri, lalu menyambut Tirta, "Pak Tirta ...."Yuli juga menghampiri Tirta dan menimpali sembari tersenyum, "Pak Tirta, apa kita bisa bicara sebentar? Ada yang ingin kutanyakan padamu.""Ada apa? Tentu saja boleh," sahut Tirta.Yuli sangat senang melihat Tirta menyetujui permintaannya. Dia segera menarik Tirta kembali ke kamar. Namun, sebelum Yuli membawa Tirta masuk ke kamar, Anton yang keberatan menghentikan Yuli, "Aduh, berhenti! Yuli, kamu gila, ya? Kenapa kamu nggak langsung bertanya pada Pak Tirta di sini saja? Untuk apa kamu bawa dia ke kamar? Kamu kira ini rumahmu?"Anton berucap pada Tirta dengan ekspresi canggung, "Pak Tirta, begini. Ibunya Susanti ingin

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1400

    Namun, bagian tubuh yang telah dipijat oleh Tirta terasa hangat dan nyaman, membuat Idris sangat rileks."Sudah beres. Pak Idris, masalahmu berasal dari kelelahan berkepanjangan ditambah dengan faktor bawaan, menyebabkan kondisi tubuhmu lebih lemah dari orang lain, makanya sulit menghasilkan sperma.""Dengan metode kedokteran barat, masalah seperti ini sangat sulit ditangani, bahkan sering kali tak terdeteksi.""Tapi di tanganku, ini bukan masalah besar. Kalau kondisi tubuh istrimu juga memungkinkan, aku jamin malam ini kamu bisa langsung tepat sasaran."Saat mengatakan itu, alis Tirta tiba-tiba berkerut. Dia baru teringat satu hal. Dia sudah berhubungan intim dengan begitu banyak wanita, tetapi sejauh ini belum ada satu pun yang hamil."Wah, terima kasih banyak, Pak Tirta! Kalau aku dan istriku benar-benar bisa punya anak, aku pasti akan undang kamu ke acara syukuran!"Idris yang tenggelam dalam euforia itu sama sekali tidak menyadari ekspresi aneh di wajah Tirta. Dia sangat bersyukur

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1399

    "Pak Idris, kalau memang ada sesuatu, lebih baik berdiri dan bicarakan saja. Selama bukan hal yang melanggar nurani dan hukum, aku pasti akan bantu." Melihat keadaan itu, Tirta hanya bisa menghela napas dengan pasrah."Benarkah? Kamu benaran bersedia membantuku, tanpa mengungkit kesalahan masa lalu? Tapi, permintaanku ini .... Aku ingin kamu membantuku dan istriku agar bisa punya seorang anak.""Kami sudah menikah 20 tahun, sampai sekarang belum juga punya keturunan. Aku dan istriku sudah pergi ke rumah sakit di seluruh negeri, tapi nggak ada yang bisa menemukan penyebab pastinya ...."Idris akhirnya berdiri dari lantai, tetapi suaranya masih penuh emosi dan sedikit tidak percaya. Dia merasa Tirta yang seperti dewa hidup pasti sulit didekati dan tak mudah diajak bicara. Itu sebabnya, sikapnya terhadap Tirta sangat sungkan."Kenapa nggak? Pak Idris, kamu dan Bu Marila sudah susah payah membantuku mencari Susanti. Aku tentu harus membantumu semaksimal mungkin.""Lagi pula, sekalipun buka

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status