Share

Tidak Seperti Semalam

Author: Juniarth
last update Last Updated: 2025-04-03 18:16:41
Kepala Ralin reflek menggeleng.

"Bukan gitu, Den Mas."

"Kalau memang begitu, biar aku panggilin David."

Ralin kembali menggeleng.

"Aku cuma nggak mau kelihatan kayak perempuan nggak tahu diri aja, Den Mas. Kamu itu pewaris. Mana etis gendong perempuan kayak aku."

"Stop! Intinya pagi ini, kamu mau sarapan sama aku apa nggak?"

Tentu saja Ralin ingin. Hanya saja dia tidak sampai hati mengatakannya.

Belum sempat Ralin menjawab, Lewis kemudian memindahkan alat bantu jalan itu dan langsung menggendongnya begitu saja.

Ralin reflek langsung melingkarkan tangannya di belakang leher Lewis.

Untuk beberapa detik, Ralin dan Lewis saling tatap. Dan itu membuat seluruh darah Ralin terasa sangat dingin.

Dengan jarak sedekat ini, Ralin berharap detak jantungnya yang menggila, tidak terdengar oleh Lewis.

"Levi, ayo makan di ruang makan." Lewis berucap pada putranya.

Levi mengangguk lalu berjalan bersama Lewis menuju ruang makan dengan menggendong Ralin. Dan pemandangan itu terlihat oleh Bu Tatik
Juniarth

:-0

| 5
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
ARF
Sama david aja liiiin
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Senyum-Senyum Sendiri

    "Apa Den Mas marah gara-gara kamu punya inisiatif beliin aku ponsel?"Kepala David menggeleng."Saya rasa tidak, Nyonya.""Dia nggak bilang apapun?""Tidak.""Dia masih ngajak kamu bicara kayak biasanya?""Iya. Ada apa, Nyonya?"Ralin menghela nafas sambil menatap beberapa orang yang lalu lalang di dalam rumah sakit ini. "Aku takut Den Mas punya pikiran kita lagi mengkhianati dia, Vid." Kemudian Ralin menatap David kembali, "Lagian, kenapa kamu jujur banget kalau punya ide beliin aku ponsel?""Saya lebih suka terbuka dan apa adanya pada Pak Lewis, Nyonya."Ralin berdecak kesal. "Kalau Den Mas mikir yang nggak-nggak, gimana?""Beliau pasti akan menegur bila saya melakukan kesalahan."Jika David saja bisa bersikap santai dan biasa saja, mengapa Ralin harus terlihat takut setengah mati?Kentara sekali jika Ralin sedang berusaha menjaga perasaan Lewis. Sedangkan dia tidak membutuhkan hal itu karena memang tidak mencintai Ralin. ****Siang ini Ralin akan menjalani terapi terakhir. Ia su

    Last Updated : 2025-04-04
  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Siapa Wanita Itu?

    Saat lampu telah berubah hijau, mau tidak mau sopir menekan pedal gas. Meninggalkan pemandangan yang membuatku bertanya-tanya. 'Den Mas, kamu sama siapa?' Batin Ralin. Mata Ralin tidak lagi bisa menjangkau apa yang terjadi selanjutnya. Perasaan bahagia yang tadi baru bermunculan, kini mendadak dipenuhi kesedihan. Apalagi jika bukan karena ia merasa cemburu?!Mana mungkin seorang lelaki mengulurkan tangannya pada wanita dengan penampilan all out seperti tadi jika bukan karena ada perasaan tertentu?!Kepala Ralin lantas menggeleng dan kembali mengeyahkan perasaan yang jelas-jelas salah ini. Bahwa ia tidak boleh terus menerus membiarkan rasa cinta ini tumbuh lalu tidak bisa melepaskannya. Setibanya di rumah, Ralin melahap bubur kacang hijau itu bersama Levi. Kemudian menunggu Levi selesai mandi sendiri. Buah dari kejadian saat ia belum bisa berjalan. Ralin terus menyibukkan diri bersama Levi untuk mengenyahkan bayangan tadi siang. Pertanyaan tentang siapa wanita yang bersamanya tadi

    Last Updated : 2025-04-04
  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Pergi Tanpaku

    "Vid?" Ralin kembali memanggil.Karena David hanya diam. "Siapa perempuan yang bersama kalian tempo hari?"David kemudian menatap Ralin dan berkata ... "Sepupu Pak Lewis, Nyonya.""Sepupu?" Tanya Ralin memastikan."Iya. Sepupu beliau."Kemudian Ralin berpikir sejenak. "Kalau cuma sepupu kenapa sikap Den Mas manis banget?" Tanyanya dengan begitu polos.Alhasil, David menatap Ralin sekian detik kemudian melontarkan pertanyaan. "Maaf, apa Nyonya cemburu?"Detik itu juga Ralin menyadari kesalahannya karena bertanya terlalu detail. Hal yang sebenarnya tidak perlu dilakukan Ralin. Namun, cemburu telah menggiring logikanya ke arah yang salah. Dan David bisa membaca perasaan Ralin.Jika David bisa membaca isi hati Ralin, ini tidak boleh diteruskan!Di dalam hatinya, Ralin harus segera menutupi kesalahannya atau dia sendiri yang akan malu. Ralin bisa ditertawakan oleh nyamuk sekaligus karena terlalu berani mencintai pewaris seperti Lewis. Sedang dirinya hanyalah wanita biasa yang memiliki k

    Last Updated : 2025-04-05
  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Bingung Dan Capek Sendiri

    "Den Mas nggak bilang apa-apa, Bu Tatik.""Den Mas berangkat pagi sekali karena ada urusan kantor. Mungkin belum bilang Den Ayu karena masih tidur."Kepala Ralin mengangguk. "Den Ayu?""Ya?""Maaf kalau saya lancang.""Kenapa, Bu Tatik?""Kenapa Den Mas kembali tidur di kamarnya sendiri? Bukannya kemarin anda berdua sudah berbaikan?"Ralin tidak menyangka jika Bu Tatik selalu memperhatikan apa yang terjadi diantara dia dan Lewis. Kemudian Ralin tersenyum dan berkata ... "Kalau tengah malam aku pergi ke kamarnya Den Mas, Bu Tatik. Pagi-pagi udah balik ke kamarku sendiri. Bu Tatik nggak usah khawatir sama hubungan kami." Bohongnya.Bu Tatik mengangguk paham. "Syukurlah kalau Den mas dan Den Ayu tidak ada masalah. Saya cuma berharap pernikahan kedua Den Mas kali ini menjadi yang terakhir. Karena tidak semua wanita yang ada di samping Den Mas bisa menjaga dan merawat Den Levi. Kasihan kalau Den Levi jatuh di tangan yang salah, Den Ayu.""Jadi Bu Tatik nganggapnya aku ini ibu yang baik

    Last Updated : 2025-04-05
  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Ada Orang Lain Di Sisimu

    "Nyonya, tolong. Lebih baik anda pulang dulu. Nanti setelah Pak Lewis sudah di rumah, anda bisa membicarakan hal ini dengan beliau.""Den Mas selalu pulang malam, Vid. Aku mau bicara dia udah ngantuk.""Saya akan memberitahu beliau tentang hal ini, Nyonya. Agar nanti malam beliau bisa meluangkan waktunya untuk berbicara dengan Nyonya."David tetap pada posisinya dengan menghalangi jalan Ralin. Kemudian Ralin menatap kembali kaca mobil Lewis yang benar-benar gelap. Hingga ia tidak bisa melihat secuil pun keberadaannya di dalam mobil. "Kalau aku nggak kamu bolehin nemui Den Mas, tolong suruh Den Mas keluar dari mobilnya biar kami bisa bicara." Ralin berusaha bernegosiasi karena tidak tenang melihat perilaku Levi yang terlalu aktif. "Baik, akan saya sampaikan. Tolong Nyonya tetap disini.""Oke."Tetap disini?Sebegitu privasinya hingga Ralin tidak diizinkan menemui Lewis.David berbalik menuju pintu mobil yang berada di sisi kanan. Ketika jendela pintu itu dibuka, Ralin yang berada di

    Last Updated : 2025-04-06
  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Patah Dan Kalah

    Seperti biasanya, Lewis berangkat sangat pagi sekali.Padahal dia tidak pernah seperti ini sebelumnya. Kalaupun ada meeting, dia hanya akan berangkat sangat pagi sesekali saja. Bukan berurutan terus menerus seperti ini. Lalu ia mengirim pesan untuk membawakan Levi baju ganti dan akan menjemputnya usai sekolah. Perilaku Levi tetap sama seperti hari kemarin.Berlarian kesana kemari dengan membawa sesuatu di tangannya tanpa kenal lelah. Menggumam tanpa arti bahkan sulit tidur jika tidak diberi obat. Jika Ralin berusaha memperbaiki keadaan Levi tapi tidak dengan Lewis yang membebaskan segalanya, ia bisa apa?Lewis juga sulit sekali ketika Ralin hendak mengajaknya berbicara tentang Levi. Hingga tiba pada satu malam, Levi pulang bersama Lewis. Bocah itu terlihat tidak bersemangat dan tidak aktif. Ketika Ralin akan mengajarinya kembali melahap menu sehat, bocah itu tertidur di lantai dengan mata sayu. Saat tangannnya meraih Levi, ada sesuatu yang tidak beres."Lev, kamu demam?"Tangannya

    Last Updated : 2025-04-06
  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Oh ... Manis Sekali

    David sudah pergi dari kamar rawat Levi sejak tiga jam yang lalu.Namun air mata Ralin masih merembes perlahan sembari memangku Levi. Tidak ada isakan yang keluar dari bibirnya meski hatinya hancur berkeping. Bagaimana tidak, benih cinta yang sempat tumbuh di hatinya untuk Lewis, kini harus dimusnahkan. Lewis telah menemukan wanita yang ia cintai dan sebentar lagi mungkin akan menjadi ibu untuk Levi. Ralin tidak mungkin terus menerus mempertahankan cinta yang tidak seharusnya. Dan disisa statusnya sebagai ibu tiri Levi, dia akan memenuhi hati putra tirinya itu dengan cinta dan kasih yang membuatnya ingat bahwa Ralin pernah ada menemani hari-harinya. Kemudian Levi yang tadi tertidur di atas pangkuan Ralin, bergerak pelan dengan mata mengantuk. Ralin buru-buru menghapus air matanya. "Hai jagoan, Ibu. Haus?"Kepala Levi mengangguk dengan menatap Ralin. Kemudian tangan Ralin mengambil air putih yang ada di nakas kamar rawat inap Levi dan meminumkannya. Dengan kondisi sakit seperti in

    Last Updated : 2025-04-08
  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Jangan Teteskan Air Matamu

    “Beliau sudah pulang, Nyonya.”“Jangan panggil aku Nyonya, Vid! Yang pantas kamu panggil Nyonya itu Zaylin! Bukan aku!”Secara tidak sadar Ralin menunjukkan kekesalannya sekaligus ... kecemburuannya.“Maaf, Lin.”“Iya.”Kemudian David melirik tas yang Ralin bawa.“Kamu bawa apa?”“Pakaian ganti Den Mas sama Levi. Apa kamu malam juga ikut nginep disini?”“Nggak. Pak Lewis bilang kalau kamu udah datang, aku bisa pulang.”Ralin kemudian mendesah panjang nan lelah sambil bersedekap dan menyandarkan punggungnya di kursi.“Kenapa?”“Males aja.”“Lin?”“Apa?”“Kalau kamu nggak ada rasa ke Pak Lewis, kenapa mesti males ketemu beliau?”Deg!Ralin merutuki kebodohannya yang kentara sekali jika dirinya menyukai Lewis. Kecemburuannya yang tidak disembunyikan secara rapi akhirnya terbaca juga oleh David.Kemudian Ralin tertawa hambar untuk menutupi kebodohannya.“Ya ampun, Vid. Aku ini cukup sadar diri sama posisiku yang cuma jadi baby sitternya Levi. Nggak lebih. Kamu aja yang mikirnya kepanjangan

    Last Updated : 2025-04-08

Latest chapter

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   I Love You, My Heart

    Lewis berjalan lebih dulu kemudian diikuti Ralin. Sedang David berjalan di sisinya dan berbisik. "Semuanya akan baik-baik aja. Ingat, aku selalu ada di belakangmu, Lin."Ralin tersenyum dan mengangguk. "Thanks, Vid."Kemudian David kembali berbisik, "I love you."Blush!Ralin tersenyum dan salah tingkah dengan perbuatan David yang selalu manis dan di luar ekspektasinya. Lelaki itu nampak tegas, menakutkan, dan kurang bersahabat ketika mendampingi Lewis.Namun berubah tiga ratus enam puluh derajat jika bersama Ralin. David membukakan pintu untuk Ralin kemudian keduanya masuk ke dalam rumah. "Aku males ngadepin drama ini, Vid.""Aku nggak akan pulang sampai nganter kamu ke tempat yang baru."Kemudian Ralin menoleh, "Kamu yang cariin tempat itu?"Kepala David mengangguk, "Memangnya siapa lagi?""Kenapa kamu nggak bilang ke aku sebelumnya?""Karena aku tahu gimana kesalnya kamu kalau disuruh kembali kemari.""Lalu gimana caranya Den Mas tahu kalau aku pulang ke rumah orang tua?""Beliau

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Ketahuan!

    "Lewis bilang kalau dia kelepasan bicara karena emosi. Makanya dia nyusul kamu kemari karena mau minta maaf. Ya sudah, kalian bicara dulu aja. Masalah rumah tangga harus diselesaikan. Jangan berlarut-larut."Setelah Ayahnya pergi, di ruang tamu hanya menyisakan Ralin, Lewis, dan David. David duduk di sebelah Lewis dan terus memandang Ralin dengan sorot datar. Mulutnya diam tak berbicara sepatah kata pun. Namun tatapan matanya penuh makna menatap Ralin.Dia tahu jika saat ini Lewis lah yang paling berkuasa pada Ralin. "Vid, tolong tinggalkan kami." Perintah Lewis.Dengan patuh, David pun mengangguk. Meski hati dan kakinya seperti enggan meninggalkan keduanya. Ia hanya bisa menunggu di teras tanpa tahu apa yang akan Lewis katakan.Lalu Ralin menatap Lewis tanpa rasa takut karena tidak merasa bersalah. "Aku pikir kedatanganmu kemari ingin menyelesaikan kesepakatan pernikahan kita, Den Mas."Lewis hanya menatap Ralin lekat tanpa berbicara sepatah kata pun."Apa kita akan diam terus kaya

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Siap Dan Akan Menerimanya

    Lewis tidak berani menatap Ralin karena rahasia pernikahannya dengan Zaylin telah terbongkar. Padahal ia ingin menyembunyikan rahasia pernikahan itu sampai semuanya tepat untuk diutarakan. Namun Zaylin menyalahi kesepakatan. "Sekarang kamu udah tahu kan siapa aku?! Aku adalah Nyonya Lewis! Nyonya di rumah ini!" ucap Zaylin dengan bersedekap sombong. "Jadi, kamu jangan mbantah atau ngelawan ucapanku! Posisimu di rumah ini cuma baby sitter! Pengasuhnya Levi! Inget itu baik-baik!"Ralin kemudian mengangguk dengan hati terpatah-patah."Yang! Kita udah sepakat mau jaga rahasia ini, kan!?" Lewis mengingatkan. Padahal Lewis tidak mau Ralin terus dikonfrontasi tentang status pernikahan Lewis dan Zaylin."Kamu ngerasa nggak sih, Mas? Ralin tuh baby sitter yang nggak patuh sama majikannya. Sama kamu aja dia berani ngelawan kayak tadi. Gimana sama aku?""Kalau dia nggak dikasih tahu kita udah nikah, dia pasti jauh lebih berani! Udah bener aku kan kalau dia mending dipecat aja? Kamu malah ngga

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Sudah Menikah

    Begitu bel pintu apartemen berbunyi, Ralin langsung melepas celemek dan membukanya. "Hai, Vid.""Hai." David balas menyapa dengan wajah bingung.Setelah David masuk, Ralin segera menutup pintu lalu menuju dapur kembali. Waktunya menuangkan air panas ke dalam cappucino yang sedang ia buat. David memperhatikan meja makan mini yang sudah tersaji tiga jenis menu makanan yang menggugah selera beserta minumannya. Juga memperhatikan mimik wajah Ralin yang tidak terlihat sendu. Melainkan ada seulas senyum yang tersungging di bibirnya."Selesai. Kamu mau makan sekarang, Vid?"David justru menarik kursi dan menatap Ralin. Ia masih mengenakan kemeja kerja."Tumben kamu belum pulang, Lin? Ini hampir jam tujuh malam.""Kamu nggak suka aku di apartemenmu lebih lama?""Kalau bisa kamu di apartemenku aja setiap hari. Nggak usah pulang ke rumah Pak Lewis."Ralin tertawa lirih mendengar pengakuan David yang mirip sebuah rayuan gombal. "Oke, aku akan pulang sekarang."Ketika Ralin akan menuju sofa, D

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Lebih Baik Melepaskan

    "Masuk, Lin."Ralin datang dengan membawa beberapa camilan dan minuman ringan. Meletakkan kantong plastik itu di meja depan televisi. "Soft drink. Mau?"Kepala David mengangguk dengan terus menatap Ralin. Kemudian tangannya menangkap kaleng soft drink itu. "Tumben nggak berangkat kursus mendekati jam masuk, Lin?" Tanya David lalu meneguk minuman itu. "Di rumah sepi, Vid. Aku nggak punya teman ngobrol. Den Mas pergi liburan sama Zaylin dan Levi."Kepala David mengangguk membenarkan. "Sekarang, aku merasa kesepian gara-gara Levi nggak boleh sering-sering ketemu aku. Mending aku main ke apartemenmu aja."Ralin kemudian meneguk soft drink miliknya. "Apa kamu juga pengen liburan?"Kemudian Ralin menatap David. "Liburan kemana?""Dieng barangkali. Disana bagus."Belum pernah Ralin pergi ke tempat itu kemudian David menunjukkan pemandangan bagus Dieng melalui ponselnya. Seketika membuat Ralin berbinar namun senyumnya kembali pupus. "Aku kan ada jadwal kursus, Vid. Mana bisa?"Kemudian

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Satu Kamar Bersama

    "Masuk!"Kemudian Ralin menutup pintu ruang kerja dan berjalan mendekat. Lewis, pria itu sedang bersandar di meja kerja dan menatap Ralin tanpa keraguan. Begitu juga dengan Ralin, dia balas menatap Lewis seakan-akan tidak takut. "Kenapa kamu keluar dari kesepakatan?""Kesepakatan yang mana?"Lewis mendengus geli lalu berdiri di depan Ralin dengan wajah serius. Dan Ralin pun membalas tatapan mata tajam Lewis tanpa mundur satu langkah pun. "Jangan jadi kacang yang lupa sama kulitnya, Lin. Aku nyelametin hidupmu setelah diusir dan diperlakukan Emran dengan cara yang nggak baik. Aku kasih kamu tumpangan di rumah ini dan gaji yang lebih dari cukup setiap bulannya karena merawat dan mendidik Levi.""Terima kasih, Den Mas.""Tapi kenapa kamu lalai sama tugasmu? Kenapa kamu biarin Levi berubah nggak terkontrol?! Kenapa kamu biarin Zaylin kelimpungan sendiri ngurus Levi, heh?!"Jadi, Zaylin masih membiarkan Lewis tenggelam dalam kesalahpahamannya. Atau justru dia makin membuat Lewis salah pa

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Beliau Menunggu Di Ruang Kerja

    Levi menangis dan memporak-porandakan makanannya di atas meja makan. Dan Zaylin berada di sampingnya berusaha menenangkan namun Levi menolak sentuhan dari ibu kandungnya itu. Ketika Ralin tiba di ruang makan, sorot mata Lewis begitu tajam menatapnya. Pria itu tetap duduk di kursi makan yang biasa ia tempati tanpa berusaha membantu Zaylin menenangkan Levi. "Apa kamu mau tetap diam disitu dan jadi penonton setia?!"Mendengar sindiran Lewis, kemudian Ralin melangkah lebar menghampiri Levi.Bocah itu menangis dengan air mata meleleh di pipi dengan kedua tangan terulur. Ia ingin dipeluk dan didekap Ralin. Tanpa mengucapkan permisi pada Zaylin, tangan Ralin langsung menggapai Levi. Mengangkatnya untuk digendong lalu mengusap rambutnya. "Cup, sayang."Ceceran nasi dan lauk yang ada di atas piring Levi ada di atas meja dan lantai. Bahkan sebagian lagi ada yang mengotori seragam sekolah Levi yang berwarna putih.Entah apa yang terjadi sampai membuat Levi menangis. Lalu mata Ralin menatap me

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Kamu Butuh Aku

    Ralin beruntung menempati kamar baby sitter yang berada di belakang. Setidaknya, dia tidak bisa mendengar tangis Levi atau melihat gaya mendidik Zaylin yang menurutnya kurang sesuai. "Hah ... dia itu ibunya. Dia paling tahu apa yang terbaik buat Levi. Kenapa aku berani-beraninya menjudge Zaylin nggak becus?!"Untuk mengusir pikiran buruknya pada Zaylin, kemudian Ralin menuju dapur. Tiga asisten rumah tangga yang sedang menyiapkan sarapan kemudian mengangguk hormat. "Selamat pagi, Den Ayu Ralin."Ralin langsung meletakkan telunjuk di depan mulut lalu mendekati mereka. "Jangan panggil aku Den Ayu. Panggil aja Ralin."Ketiganya saling tatap karena merasa sangat tidak sopan jika memanggil Ralin dengan nama saja. Sedangkan sudah jelas jika dialah Nyonya di rumah ini. "Apa ada yang bisa aku bantu?"Salah satu asisten yang sedang menata lauk kemudian menatap Ralin. "Den Ayu, kami masih memiliki sopan santun untuk tidak memanggil anda dengan begitu tidak sopan.""Panggil saja Bu Ralin. Ka

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Tak Mungkin Sanggup Bersaing

    Cinta itu buta kalau berada pada hati yang salah. Lalu membuat seseorang menjadi terluka. Bukan untuk dihujat atas kesalahannya. Melainkan karena dengan luka itu kemudian seseorang akan berubah menjadi versi terbaik dirinya. "Lin, bisa bicara bentar?" ucap David.Kebetulan Ralin berada di rumah dan beberapa hari ini menyibukkan diri seperti mood yang diinginkan. Lalu David mengajaknya berbicara empat mata di taman rumah megah Lewis. "Masih sibuk baca-baca buku tentang hairdressing?" Tanya David dengan duduk di sebelahnya. "Iya. Kenapa?"David tahu apa saja kesibukan Ralin karena hampir setiap waktu ia tidak pernah melepas komunikasi dengan istri main-main tuannya itu."Nggak apa-apa. Oh ya, Den Levi pulang dari rumah sakit hari ini."Kemudian Ralin menoleh dan menatap David."Oh ... syukurlah dia udah sembuh. Pulang jam berapa?""Siang ini.""Kalau siang ini kenapa kamu nggak barengan sama mereka aja? Kok malah kesini sendirian?"David membalas tatapan Ralin dan berucap ... "Karen

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status